Koridor menuju kelas Kianna sudah cukup sepi, meskipun masih ada beberapa orang yang masih berada di kelas, terutama kakak kelasnya. Kianna bergegas kembali ke kelas untuk membereskan alat tulis serta mengambil tas. Dari ambang pintu, Kianna melihat Andara menelungkupkan kepala di atas meja. Suara isak tangis sahabatnya itu terdengar, membuat Kianna segera mendekat.
Baru saja Kianna ingin bertanya, Andara sudah lebih dulu memeluknya dengan erat.
"Kia, maafin aku ya, Ki. Aku janji, gak akan bikin kamu kesel lagi. Aku tahu perbuatan aku salah. Aku minta maaf, Ki. Tolong, maafin aku, Ki." Andara meminta maaf pada Kianna dengan sisa-sisa sesegukan tangisannya.
Kianna memberi pelukan balik pada sahabat baiknya itu. "Udahlah, lupain aja ya, Dar. Aku udah maafin kamu kok."
"Makasih yah, Ki." Kianna mengangguk dan mengajak Andara untuk segera turun meninggalkan kelas mereka.
Langkah kaki Kianna dan Andara melambat ketika mereka hampir mencapai anak tangga terakhir. Gior's squad keluar dari kelas mereka bersamaan.
"Kalian berdua nunggui Ridwan sama Lutfi ya? Mereka berdua udah pulang dari tadi," kata salah satu teman Gior yang bernama Angga memberitahu.
Andara menggeleng, "enggak, kok. Kami gak nungguin kak Ridwan atau kak Lutfi, cuma tadi ada tugas yang kita kerjain bareng di kelas."
"Lo pacaran sama Lutfi ya?" tanya Bambang, teman sekelas Lutfi yang super Kepo dan biang gosip para pria pada Kianna.
Kianna terkejut dan segera menggeleng. "Bukan, saya gak punya pacar, Kak." Gior dan teman-temannya tersenyum mendengar jawaban polos Kianna.
"Masih ada kesempatan dong buat pedekate sama kamu," goda Bambang.
Kianna segera menunduk, salah tingkah, bukan karena godaan dari Bambang padanya, tapi tatapan Gior yang begitu lekat padanya. Apalagi setelah kejadian instastory Gior tadi siang, jantung Kianna berdetak lima kali lipat saat ini.
"Kak, kami permisi pulang duluan," pamit Kianna dan segera gadis itu menarik lengan Andara untuk segera pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari para kakak kelasnya itu.
Gior dan teman-temannya memberikan jalan untuk kedua adik kelas mereka yang begitu polos itu. "Calon pacar, hati-hati ya. Sampai ketemu besok," jerit Bambang masih menggoda Kianna. Toyoran pelan diberikan oleh Gior untuk Bambang.
******
Setelah menyelesaikan tugas sekolahnya, Kianna buru-buru mengambil ponsel untuk mengetik ratusan huruf di laman aplikasi tulis online miliknya. Kianna fokus menuliskan apa yang sedang ia rasakan sepanjang hari. Hati Kianna begitu bahagia ketika post it yang diselipkannya secara diam-diam ternyata diposting sebagai status di i*******m Gior.
Senyum penuh kelegaan terbit di wajah cantik Kianna ketika ia berhasil mengupdate ceritanya. Kianna mengambil sebuat kertas post it berwarna merah jambu dan ia menuliskan quote baru untuk ia berikan pada Gior besok, tentunya secara diam-diam.
Kianna menarik selimutnya dan malam ini ia bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Hanya karena hal kecil yang dilakukan Gior, bisa berimbas besar pada mood Kianna. Sungguh, inilah kenikmatan sebagai secret admirer bagi Kianna.
*****
Hampir dua bulan sudah Kianna melakukan aktivitasnya memberikan Gior post it di laci meja cowok itu secara diam-diam dan rutin. Selama itu pula, tidak ada perubahan yang berarti antara Kianna dan Gior. Gadis itu sekarang lebih senang menghindar jika berpapasan dengan Gior ataupun teman-temannya yang lain. Kianna lebih suka memandangi Gior dari kejauhan.
Melihat Gior tertawa, bercanda gurau dengan sahabatnya dan tentunya keromantisan yang ditampilkan Gior dan Nada setiap hari, merupakan hal-hal rutin yang menjadi aktivitas Kianna akhir-akhir ini.
Siang ini, kelas Kianna sedang ada jam kosong. Para guru sedang melakukan rapat, sehingga para murid dibebaskan untuk melakukan aktivitas apa pun selama masih berada di lingkungan sekolah mereka.
Andara mengajak Kianna untuk pergi mengisi perut ke kantin. Ketika mereka berdua sampai di kantin, ternyata sudah ada Gior dan pacarnya, Nada, beserta teman-temannya yang lain.
Nada terlihat semakin cantik, semakin populer, apalagi semenjak gadis itu memenangi event fashion show. Tidak ada celah untuk menjatuhkan Nada, ia tampak begitu sempurna. Cantik, baik hati, ramah dan tidak sombong selama Kianna menjadi adik kelasnya. Karena itu, Nada disenangi oleh semua orang.
Bagaimana mungkin Tuhan begitu baik, memberikan pasangan yang tanpa celah? Gior dan Nada, pasangan serasi yang menjadi kesayangan seisi sekolah ini. Maka dari itu, Kianna memilih untuk menyimpan perasaannya sendiri. Ia tidak mungkin bisa menyaingi Nada. Cukup mengaguminya dari kejauhan dan menjadikan Gior sebagai fantasinya di dunia kehaluan.
"Kak Gior sama kak Nada bener-bener pasangan yang bikin envy," bisik Andara.
Kianna tersenyum mendengar ucapan Andara, dirinya mengiyakan di dalam hati. "Satu cantik, satu cakep banget. Uh ... greget jadinya."
"Kamu sama kak Ridwan juga pasangan serasi kok, Dara. Kamu cantik, kak Ridwan cakep," puji Kianna tulus.
Andara memekik antusias menggenggam telapak tangan Kianna. "Ih, Kia ... bisa aja mujinya. Dara 'kan jadi seneng dengernya."
"Lebay!" ejek Kianna dan dibalas dengan juluran lidah Andara.
Semangkuk bakso serta dua gelas es milo sudah datang menghampiri meja Kianna dan Andara. Kianna hanya memesan es milo, sedangkan yang makan bakso itu Andara.
"Da, demi apa yah, cerita itu makin lama makin bikin baper, gemes banget bacanya." Ucapan Ratna, sahabat Nada membuat Kianna dan Andara menoleh penasaran.
"Cerita siapa?" tanya Nada.
"Itu loh, Da, yang akunnya PanggilakuKey. Judul ceritanya, Secret Admirer," jawab Ratna.
Kianna mendadak tersedak ketika mendengar jawaban Ratna. Andara membantu Kianna menepuk-nepuk punggungnya dan perhatian semua orang terarah ke Kianna saat ini.
"Demi apa, kak Ratna juga baca cerita yang aku bikin. Gila, beneran gila ini!" batin Kianna.
"Kamu gak apa, Ki? Udah mendingan?" tanya Andara panik dan dijawab anggukan oleh Kianna.
"Syukurlah. Sumpah kaget banget, kamu kenapa bisa kesedak? Minum yang bener sih," omel Andara.
"Gak sengaja, Dar," jawab Kianna sekenanya.
Telinganya kembali menyimak percakapan antara Nada dan Ratna yang sepertinya ikut tertunda akibat insiden tersedak yang ditimbulkan Kianna tadi.
"Iya, gue baca itu cerita. Asli, tuh cewek tahan banget nyimpen perasaannya. Tiap hari, cuma ngeliati tuh cowok dengan pacarnya. Baper gue, Rat," ucap Nada.
"Sama, Da. Asli itu cerita bikin baper, gue mau mewek tiap kali bacanya," timpal Ratna.
"Part yang paling gue baperin itu. Di mana tuh cewek diem-diem ngasih post card-post card gitu, padahal selama dia ngasih itu, cowoknya sama sekali gak peka. Hubungan mereka tetap aja jalan di tempat. Malahan di salah satu post card itu, dia nulis kekaguman dia sama hubungan cowok itu ke pacarnya. Demi apa, gue nangis," kata Nada bercerita antusias pada Ratna.
"Iya, gue juga Da. Asli deh, gemes banget tuh penulisnya. Feel dia dapet banget, berasa nulis pake hati atau jangan-jangan berdasarkan pengalaman pribadi dia sendiri ya," kata Ratna.
"Iya, gue sepemikiran sama elo," ucap Nada.
Kianna tersenyum miris dalam hati. Ternyata di sekolahnya ini banyak juga pembacanya, yang lebih mengejutkan Nada juga ikut membaca cerita yang berkisah tentang Dia, Kia dan Gior secara tersembunyi di sana.
"Aku juga baca loh cerita yang diceritain kak Nada sama kak Ratna itu. Kamu baca juga gak, Ki?" tanya Andara selesai ia menghabiskan baksonya.
Kianna mengangguk ragu, "kamu harus baca deh cerita itu. Asli emang bikin baper."
"Kianna!"
Merasa namanya dipanggil membuat Kianna menoleh, ternyata di sampingnya ada Gior yang sudah berdiri. Jantung Kianna kebat kebit tak karuan, hanya karena Gior memanggil namanya dan berdiri di sebelahnya.
Kianna tidak berani menatap Gior, sampai pada akhirnya suara Gior terdengar lagi.
"Kamu cantik hari ini," kata Gior.
Kianna membulatkan kedua mata dan menoleh cepat, telapak tangannya basah, bibirnya kelu dan otaknya mendadak kosong.
"Hah?" hanya kata itu yang keluar dari mulut Kianna
Tidak usah ditanya lagi bagaimana wajahnya, tentu saja sudah merah merona. Suasana kantin yang berisik dan orang-orang sibuk dengan masing-masing aktivitasnya membuat Gior yang berdiri di samping Kianna tidak begitu dipedulikan orang, kecuali Andara.
"Dan aku suka," kata Gior lagi.
Kianna makin melotot mendengar lanjutannya.
"Itu lirik lagunya Lobow yah?" Seketika hancur sudah harapan serta imajinasi Kianna.
'Sialan! Kirain...'
Demi apa pun, Gior sudah berhasil membuat Kianna salah tingkah setengah mati. Cowok ganteng itu melakukan prank karena kalah dalam bermain game. Dengan konyol, Bambang memintanya untuk memberikan prank pada Kianna. Adik kelasnya yang cukup tertutup dan terbilang irit bicara itu.Mau tak mau, Gior melakukan apa yang diperintahkan Bambang padanya demi memenuhi persyaratan kalah taruhan itu. Kianna begitu kesal dan menahan malu disaat yang bersamaan. Untung saja, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk menanggapi kata-kata Gior yang ternyata hanya prank.Di hadapan Kianna, Andara tidak bisa menahan tawanya ketika mengetahui jika itu hanya prank semata yang dilakukan Gior pada sahabatnya. Meskipun sempat terlintas dipikiran Andara jika Gior memang sedang memuji Kianna."Sumpah ya, Ki, aku pikir kak Gior tadi beneran mau muji kamu. Aku sudah baper setengah hidup dan ternyata cuma prank dari kak Bambang," ucap
"Kita PA-CA-RAN!!" eja Gior."Maksudnya, aku sama kakak punya hubungan? Kak Gior pacar Kianna?" tanya Kianna ragu."Iya, Sayang. Giorgio Fernandes sekarang pacar lo, bukan Lutfi atau Bambang." Gior menekankan kata pacar pada Kianna."Kia ga lagi mimpi 'kan?"Gior menarik lengan Kianna agar mendekat dengannya. Gior mengecup punggung tangan Kianna, gadis itu melotot terkejut."Masih mikir ini mimpi?" tanya Gior dan Kianna menggeleng kaku.******Kianna tersadar dari lamunan ketika pundaknya ditepuk seseorang. Seolah sedang mengumpulkan nyawa, Kianna menatap Andara dengan mulut sedikit terbuka."Ya ampun, Kia. Pantesan aja gak nyaut dari tadi dipanggil, ternyata lagi asyik melamun." Andara mengambil tempat duduk di sebelah kanan Kianna dan menggeleng sambil memakan chiki yang ia bawa.Kianna tampak bingung. Bukankah tadi ia berada di taman rahasia dan Gior barusan mengajaknya berpacaran, tapi ken
Teruntuk kamu, terima kasih sudah menjadi pelangi dihariku. Kamu membuat setiap hari berwarna. Kuharap, aku tak akan pernah memudarkan warna yang telah kau torehkan.Caption di salah satu foto yang di update Gior beberapa jam yang lalu. Kianna tersenyum masam saat membacanya. Tentu saja caption bak gulali itu ditujukan untuk pacar tercintanya, Nada.Kianna mencebikkan bibir ketika ingat permintaan Nada. Bisa-bisanya kakak kelasnya satu itu, meminta Kianna untuk menuliskan cerpen masalah pribadinya."Kenapa sih tiba-tiba kak Nada minta aku buat bikini dia cerpen? Mana ceritanya mirip lagi dengan khayalan aku kemarin, ‘kan bete," gerutu Kia di atas kasur.Kianna berguling ke kanan ke kiri. Pikirannya kembali teringat akan ucapan dan tindakan Gior yang cukup ambigu."Ngapain kak Bambang kalo mau ngomongi rambutku harus lewat kak Gior? Biasanya juga kak Bambang teriak-teriak kayak tarzan kalo mau ngomon
GiorgioFd :Today, 10.03 AMBocah, gue bete! Kasih semangat kekKianna mengetikkan balasan untuk Gior. Namun, sudah sebaris diketik lalu dihapus lagi, begitu terus berulang-ulang sampai akhirnya Gior mengiriminya chat lagi.Lo nulis apa deh! Gak nyampe2 ke gue?Kianna melototkan matanya melihat deretan kalimat itu. Bisa dipastikan jika Gior memang sedang menunggu balasan chat dari Kianna.Lo gak jadi ngirim apa2 ke gue?Jangan PHP dek, hati Kakak sakit L'WTF! Fix, kak Gior gegar otak!' batin Kianna.Kianna memilih mematikan ponsel dan membereskan barang-barang bawaannya untuk segera kembali ke kelas. Biasanya jam istirahat ini, Gior bersama teman-temannya menghabiskan waktu di kantin, jadi Kianna merasa sedikit lega karena hanya kemungkinan kecil akan bertemu cowok itu.Jika Gior ber
Kianna kesiangan lagi. Post it yang sudah gadis itu siapkan semalam, nyatanya tidak jadi lagi diselipkan di laci meja Gior. Kali ini, kesiangannya disponsori oleh papa Andi yang ketinggalan ponsel, mereka harus putar balik ke rumah.Dua hari sudah Kianna gagal menaruh post it ke laci Gior. Kianna hanya bisa berdoa kalau cowok itu otaknya tidak konslet seperti kemarin. Ia sudah cukup pusing menghadapi Gior jika bertingkah absurd. Kianna lebih memilih untuk bisa memandangi Gior dari kejauhan saja dibanding dekat, tapi membuatnya mati gaya.Setelah berpamitan dan bersalaman dengan papanya, Kianna masuk ke dalam gerbang sekolah dengan wajah datar seperti biasa. Meskipun ia tidak berekspresi apa pun, gadis itu tetap terlihat cantik dan imut. Sebenarnya tidak sedikit cowok di sekolahnya yang menyukai Kianna, tapi cewek itu terlalu dingin dan pendiam untuk didekati. Kebanyakan dari mereka semua mundur teratur karena Kianna benar-benar slow respon. C
"Calon cewek gue datang!" teriak Bambang, Kianna dan Andara berjalan hampir melewati meja mereka.Bukan cuma Kianna dan Andara yang terkejut dengan teriakan membahana Bambang. Akan tetapi, seisi kantin ikut menoleh dan memandang mereka berdua, termasuk Gior yang kini menopang kepala dengan sebelah telapak tangannya."Calon cewek gue juga," gumam Gior."Calon ceweknya kak Bambang siapa, Ki?" tanya Andara berbisik-bisik dan Kianna hanya mengedikkan bahu tanpa ekspresi.Kianna berjalan melewati tempat duduk Gior's Squad dan pergi menuju lapak penjual minuman. Kianna memesan Ice Thai Tea mengabaikan jeritan Bambang yang mengundang tanda tanya. Kianna sebenarnya juga penasaran siapa orang yang dimaksud Bambang? Apa benar dirinya? Akan tetapi, bukankah Bambang tidak gencar lagi mendekati bahkan menggodanya seperti beberapa hari lalu.Kianna segera menepis pikirannya. Lagi pula jika Bambang naksir Kianna, belum tentu gadis itu menerimanya.
'Aaaaaaaahhh ... Kia ngga kuat mama! Kia bakal pulang sama kak Gior. Nama kak Gior di hape Kia bikin baper, mama,' batin Kianna over excited.Senyum merekah di wajah cantik Kianna. Mata gadis itu tidak lepas menatap nama yang menghiasi list missed call-nya. Meskipun sangat alay upay iyuh, tapi mampu menjingkrak-jingkrakan hati Kianna.Kianna memejamkan mata seraya berdoa dalam hati.'Ya Allah, please, kalo emang kak Gior amnesia jadi suka sama Kianna, biarin aja dia amnesia terus. Kianna suka kak Gior, biarpun kak Gior kamseupay iyuh. Tolong, Ya Allah, jangan bikin ini cuma khayalan babu Kia lagi yah, aamiin.' Kianna merapalkan doa dalam hati.Kianna membuka laman akun tulis online. Moodnya sedang bagus dan jam istirahat juga masih cukup panjang. Ia memilih untuk menyicil tulisan di aplikasi itu. Hatinya seakan sedang dipenuhi kembang-kembang harum mewangi sepanjang hari, untungnya bukan kembang tahi ayam atau
Kianna memilih duduk di bangku tribun bagian atas. Gadis itu berkesempatan untuk menonton Gior latihan basket secara langsung dan diberi kesempatan menjadi kacung untuk menjaga tas serta ponsel kakak kelas gantengnya itu. Semua itu merupakan peluang emas yang mungkin saja tidak akan datang lagi menghampiri Kia, maka dari itu Kianna akan memanfaatkan sebaik mungkin hari ini.Di kursi tribun penonton paling atas ini juga biasanya Kianna menonton Gior bertanding saat ada lomba antar kelas atau antar sekolah. Gadis berponi itu memperhatikan Gior dalam radius sejauh mungkin, di tempat yang sulit dijangkau oleh pemain tentunya. Kianna tidak memiliki keberanian untuk berada lebih dekat pada kakak kelasnya itu. Gadis itu cukup menikmati keadaannya untuk menjadi pengagum rahasia saja sejak ia duduk di kelas sepuluh.Di lapangan basket indoor itu, tidak hanya ada tim basket yang sedang bersiap untuk latihan, tetapi anggota cheerleaders juga ada di sana. Mereka