Ini bukan cerita badboy atau badgirl. Hanya mengisahkan tentang Angkasa yang bersahabat dengan Bintang. Sampai suatu yari Angkasa putus dengan Bela karena kedekatannya dengan Bintang seperti amplopnya perangko, lengket kemana pun Angkasa pergi pasti ada Bintang. Persahabatan mereka tidaklah semulus jalan raya, ada saja bebatuan yang menjadi penghalang. Dari teror, sampai kasus penculikan Bintang membuat Angkasa berjuang mencari sahabat masa kecilnya itu. Bagaimana kelanjutan Angkasa berjuang? Atau hatinya akan jatuh cinta pada Bintang sahabatnya sendiri?
View MoreKejadian kemarin pun membuat Pandu tertawa geli, namun ia juga merasa bersalah karena sudah membuat perut Virgo yang diaduk-aduk, pedasnya keripik balado tersebut membuat Virgo bolak-balik ke toilet. Bahkan Mala sudah menyodorkan obat penghenti diare, wajah Virgo kemarin benar-benar pucat."Sableng lo, bukannya diucapin semoga cepet sembuh ya go, malah ketawa gak jelas." dumel Virgo saat masih mengunyah nasi gorengnya."Kalau mau bicara itu selesaikan dulu makanannya, jadi ngomongnya kurang jelas kayak lebah mau memangsa sasarannya." ucap Pandu menambah kesan ramai walaupun kelas masih sepi karena ia dan Virgo berangkatnya terlalu pagi, kursi Angkasa pun masih kosong, ah ia jadi memikirkan cowok itu lagi."Tante Mala itu baik banget yah sampai beliin kita oleh-oleh yang harganya mahal itu." Virgo kagum sekaligus bersyukur, rejeki datang itu diterima secara lapang dada.Pandu mencium bau ke-modusan. "Halah, palingan lo juga ngarep gitu kan semenjak tante M
"Iya gue tau, nanti sepulang sekolah ayo kita ke rumah Bintang, jangan lupa ajak Rangga juga.""Hm, Rangga sekarang jarang juga yah kumpul bareng kita." ucap Pandu mengusap dagunya, Rangga memiliki prestasi, ah bisa saja ya lupa ingatan dan pelajaran langsung faham? Rangga di pindahkan ke kelas unggulan, andai cowok itu satu kelas dengannya sudah dipastikan ada dua hotspot untuk transfer contekan, tapi sekarang Angkasa tak pernah memberinya contekan atau mrngajarinya materi pelajaran yang kurang faham."Rangga pastinya mau dong kumpul lagi, andai yah dia satu kelas sama kita. Nilai rapot gue dijamin B semua, kan lumayan supaya gak di omelin sama ibu mulu." keluh Virgo, setengah mengerjakan sendiri dan sisanya menyontek."Makanya belajar dong, kan lo bisa manggil Rangga. Minta ketemuan dimana gitu buat bahas materi yang kurang lo faham." Pandu memberikan pencerahan."Iya-iya. Eh beliin gue gorengan tiga dong. Gue lupa gak bawa uang saku nih," Virgo menyeng
Dua orang preman kini tersenyum senang karena incarannya tak dapat melarikan diri, jalan buntu. Bintang memasang ancang-ancang. "Kalau kalian gak mau pergi, berarti pingin dibelai kan?" Bintang meninju tangannya keras hingga berbunyi dan membuat dua preman itu hanya menertawakannya, meremehkan."Emang bisa ngalahin kita? Perempuan kan gak bisa baku hantam, bisanya cuman nangis dan lemah kan?" ejek pria berjaket navy.'Aduh gak bawa ponsel lagi. Badan juga tak bisa berkompromi, cepet sembuh dong.' batin Bintang cemas, ia mengecek saku celana jeans-nya dan tetap kosong. Ia ingin meminta orang yang sangat berarti baginya selama ini, Angkasa... Semoga kau bisa datang.Sentuhan halus di pipi Bintang membuatnya semakin geram, ia menendang alat vital cowok berjaket navy hingga tersungkur, merasa temannya kalah preman satunya lagi maju mengunci pergerakan Bintang hingga jarak mereka semakin menipis.Bintang memejamkan matanya, kali ini tenaganya tak sekuat saat i
Pandu menatap heran wajah Angkasa yang kini begitu sedih. Ia menepuk bahu cowok itu. "Kenapa? Cerita saja, jangan dipendam sendiri." ucap Pandu menenangkan, tapi Angkasa menatapnya sekilas lalu menunduk lagi. Sangat berat apabila harus menjauhi geng Elang.Virgo yang baru datang pun tak mencampuri Pandu, sudah jelas tak bertegur sapa dan berubah masih saja di kancah¹.Tak digubris, Pandu mulai mengobrol dengan Virgo, jangan dicuekin terlalu lama kalau dia masih cemburu. "Gimana acara sepak bola yang lo tonton kemarin malam?"Virgo mengangguk. "Baik, 42 bro. Lo sih diajak begadang malah sibuk ngerjain tugas, tenang saja Ndu, gue contekin kok." goda Virgo, tak seperti biasanya Pandu mau diajak kumpul dirumahnya, terutama menonton sepak bola. Pandu juga terlalu sibuk dengan toko rotinya, membantu ibunya membuat adonan kue dan mengantarkan pesanannya."Kapan-kapan saja, gak asik kalau nontonnya cuma kita berdua." sindir Pandu dan menoleh pada Angkasa. Vi
Nyong meggebrak meja, kedatangannya yang berlari-lari membuat Rayhan, Bayu dan Angkasa kaget. Sampai bakso yang dikunyah Bayu keluar dari mulutnya dan mengenai pipi Rayhan."Lo kalau kaget biasa aja toh bakso lo mendarat di pipi mulus ganteng gue!" semprot Rayhan kesal. Bayu hanya menyengir dan kembali fokus dengan Nyong."Anak Rajawali nantangin kita!.." jeda sejenak, Nyong mengatur nafasnya. "Balapan! Kali ini taruhan nyawanya Angkasa!" ucap Nyong menggebu.Angkasa bersikap santai, pasti balas dendam Farhan melalui anggota geng barunya. Padahal sekarang Farhan sudah tak terlihat lagi kehadirannya."Di jalan kenanga jam 9 malam. Kalau gak ikut balapan, Rajawali bakalan menyuruh pasukan Batalyon buat menyerang sekolah kita." ucap Nyong lagi. Angkasa berdecih, beraninya main keroyokan."Terima saja, lagipula Farhan kan di Madrid." ucap Angkasa santai. Nyong terbelalak, ia tak pernah tau tentang Farhan. "Lo tau darimana?" tanya Nyong penasaran.
"Kok Angkasa gak masuk yah?" tanya Virgo heran pada Tika sebagai seketaris yang mencatat daftar hadir. Tika menggeleng, bahkan ia tak melihat Angkasa sejak tadi."Iya, biasanya dia duluan sampai disekolah." Pandu ikut menimpali, kursinya pun masih kosong. Selama dua jam hanya suara berisik musik dangdut menggema. Jamkos memang kebebasan bagi semuanya, asalkan tidak keluar kelas jika tak penting."Gue disini," suara Angkasa membuat seisi kelas bungkam, musik dangdutnya pun dimatikan.Virgo dan Pandu terperangah melihat penampilan Angkasa."Wah, sekarang lo berubah yah. Jadi siapa nih yang bakalan ganti siswa teladannya?" sindir Virgo tak suka. Bahkan ia mencium aroma rokok ketika Angkasa duduk didepannya, Fino yang sebangku dengan Angkasa pun tak masalah asalkan tak mengusik aktifitas baca bukunya."Sa, kalau lo berubah gini kita merasa kehilangan Angkasa yang dulu. Apa sih yang membuat lo jadi begini sa?" Pandu tak akan membenci perubahan Angkasa y
Setelah ujian kelas 12 selesai.Tinggal menunggu nilai dan pengumuman lulus. Hari ini Niko tampak sedih karena tak ada kehadiran Farhan, padahal ia sudah mengirkmkan foto kebahagiaan geng Elang dari waktu ke waktu. Tapi cowok itu tak kunjung ada kabar, terakhir kali Farhan berpesan padanya 5 bulan yang lalu. Kalau anda lelah menjadi jahat maka berhentilah sebelum menyesal dan diluputi rasa bersalah. Setelahnya Farhan tak lagi menjawab teleponnya, nomornya pun tak aktif. Niko menatap mading yang kini sudah ada nilai mata pelajaran uji coba ujian, Niko menatapnya miris. Nilai itu tak sesuai harapannya, terlalu ikut campur dengan geng Rajawali membuatnya jarang belajar apalagi menguasai materi yang di ujikan.🌸🌸🌸"Ah kamu tambah ganteng tau kalau pakai jas formal ini," goda Imelda pada Farhan, cowok itu terpaksa datang ke pesta Imelda sahabatnya dulu sebelum ia melanjutkan ke SMP. Lampu kerlap-kerlip dan alunan lagu dansa membuaf pesta ulang tahun Imelda semakin mewah.
"Jangan pulang sendirian didaerah sini." peringat dua pria yang pernah merampas uang Bintang dulu."Kenapa? Ada begal?" tanya Bintang polos. Ah, rupanya dua pria ini sudah berubah. Tampilannya pun tak seperti preman lagi."Bukan sih, tapi bisa saja kan ada penjahat ditempat sepi dan gelap ini. Apa mau diantar?" tawarnya ramah.Bintang menggeleng, ia sungkan jika pulang dengan pria ala om-om ini ke rumah, kalau ibunya tau bisa remuk tulangnya. "Tidak terima kasih, saya pulang sendiri saja." Bintang pergi, tapi dua pria itu mengikuti langkah Bintang memastikan wanita yang punya tenaga kuat berkelahi selamat.🌸🌸🌸"Eh, kok kemarin malam gue liat Bintang diantar sama dua om-om ya?" Pandu membuka topik ketika Angkasa dan Virgo baru saja duduk dikursi pojok kantin.Virgo tercengang, Angkasa terkejut."Wah-wah? Habis ngapain malem-malem?" Virgo ngelantur, Angkasa masih tak percaya. Kemarin malam ia masih bekerja di kafe, bahkan Sergio meng
Manda meringis sakit ketika kuah bakso yang panas tumpah mengenai seragamnya. "Aw, lo bisa gak sih jalan yang bener?!" teriak Manda marah dan mendongak melihat Adisti sengaja melakukan ini, ia memiliki rasa iri dengan Manda, ia tak diterima di anggota cheerlader padahal kemampuannya bagus sedangkan Manda hanya biasa saja. Manda masuk tanpa seleksi, dirinya sudah bersusah payah latihan."Ups! Gak sengaja sayang. Lagian ini bakso panas banget sih, jadi gue gak bisa bawanya." Adisti berkilah, padahal ia ingin Manda ditonton seisi kantin tapi kini tak ada yang berani menatapnya.Igo yang melihat itu langsung menghampiri Manda, seragam cewek itu basah dan menerawang bentuk tubuhnya. Igo melepas seragamnya hingga mengisakan kaos putih polos. Manda terkejut merasakan perlakuan spesial dari cowok yang tak dikenalnya. "Makasih." ucapnya datar. Selera makan Manda untuk melahap mi ayam sirna, satu hari saja Adisti tak bisa mengusik ketenangannya. Erna pun sama, ia beranjak pergi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments