Share

meNangis beramai-ramai

Lama, lama Rumanah memejamkan mata. Meskipun air mata itu tetap luruh hingga mengenai hijabnya yang telah berantakan.

Sedangkan Faruq, lelaki berjenggot tipis itu memejamkan mata, menetralkan debar dalam dada meluapkan semua kerinduan. Bibirnya tak henti mengucapkan kata maaf.

"Dimana kedua istrimu?" Pertanyaan itu terlontar lembut setelah beberapa detik diam. Meskipun hati Rumanah terasa pilu mengingat kejadian menyakitkan itu.

"Mereka telah kutalaq, Rum!"

"Kenapa mereka kau talaq? Kenapa tidak aku saja, dan kenapa kau tak biarkan saja aku mati?"

"Karena aku mencintaimu seorang, Rum! Dan mereka hanya pelampiasan sikap bejatku." Faruq semakin mengeratkan rengkuhan, ia memejamkan mata menenggelamkan rasa rindunya yang perlahan terkikis.

Rumanah terjeda. Namun, tiba-tiba beberapa dokter masuk sehingga tak lama, ummi Nayla dan ustadz Hameed datang beriring.

Rumanah hanya pasrah saat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status