Share

Mengaku?

Neta bergeming. Ia memikirkan perkataan Kila. Sebenarnya, sejak melihat ibunya menangisi anak orang lain yang dibunuhnya, mengunjungi makam Lavi dan bertemu orang tua Lavi di sana, hingga berkesempatan melihat-lihat kamar Lavi, dorongan untuk mengaku tidak berhenti menggedor-gedor kepalanya. Yang menahan Neta untuk pergi ke kantor polisi dan membuat pengakuan hanyalah rasa tidak tega untuk meninggalkan ibunya sendirian di rumah. Ia tidak tega membayangkan bagaimana perasaan ibunya jika mengetahui putri satu-satunya adalah pembunuh. Neta merasa tidak akan sanggup menerima tatapan kecewa dari ibunya. Sedangkan soal ayahnya, bisa dibilang Neta justru semakin berkobar untuk mengaku kalau mengingat ayahnya yang ambisius itu. Ia telah teramat sakit hati dengan perlakuan ayahnya sampai merasa tidak masalah jika reputasi yang sudah setengah hidup dirajut ayahnya bakal berceceran karena ulahnya. Neta dengan senang hati akan menganggapnya sebagai pembalasan dendam.

“Gue pengen ke toile
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status