Share

KE RUMAH IBU

Author: Sabil775
last update Last Updated: 2022-06-17 17:24:32

Tiba-tiba ponselku berdering, panggilan masuk dari Ibu. Aku keluar dari Coffe untuk mengangkatnya. 

"Ia, Bu. Ada apa?" tanyaku pada Ibu. 

"Kamu jadi datang ke rumah Ibu hari ini?" 

"Oh, i--ia Bu. Ini mau otw sekarang ke sana." 

"Ya sudah, Ibu tunggu ya." 

"Ia, Bu." 

Panggilan pun berakhir, aku lupa ... jika ternyata hari ini ada janji sama Ibu mau ke rumahnya karena ingin belajar masak soto. 

Aku bergegas pergi menuju rumah Ibu. Membiarkan Mas Andre dengan wanita itu, nanti juga bakal tahu siapa dia.

Sebelum ke rumah Ibu, aku singgah ke pasar. Membeli semua yang diperlukan untuk membuat soto. 

Baru kali ini, aku mau belajar masak membuat soto. Biasanya selalu menolak, terlebih karena aku yang tak menyukainya. 

"Ayamnya sekilo saja, Bu," tanyaku ketika sudah berada di rumah Ibu. 

"Ndak usah sekilo, Nduk. Kebanyakan itu. Setengahnya saja," ujar Ibu mengupas beberapa kunyit. 

"Ini kita mau buat soto apa, Bu." 

"Soto ayam, Nduk."

"Bahannya apa-apa saja, Bu. Biar Rani catat," ucapku seraya mengambil pulpen dan buku. 

"Bahan-bahannya: 

300 gram ayam rebus suwir 

lima siung bawang merah 

tiga siung bawang putih 

satu cm jahe 

dua lembar daun salam 

dua ruas sereh 

satu ruas jahe 

700 ml Frisian Flag Purefarm Full Cream 

250 ml kaldu ayam/sapi 

setengah sendok teh merica 

tiga butir cengkeh 

satu sendok teh ketumbar bubuk 

dua sendok makan gula pasir 

satu sendok makan minyak goreng 

Garam dan merica secukupnya 

Daun bawang dan bawang goreng (topping) 

Cara membuatnya : 

Untuk membuat resep soto ayam santan kuah susu, pertama siapkan bawang merah lima siung, bawang putih tiga siung, jahe satu cm lalu haluskan 

Panaskan minyak, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, serai dan daun salam dua lembar, ketumbar satu sendok teh, cengkeh tiga butir, tambahkan kaldu ayam 250 ml, Frisian Flag Purefarm Full Cream 700ml, garam sesuai selera, setengah sendok teh merica, dua sendok teh gula.

Di tempat terpisah, goreng ayam hingga matang. Setelah matang, suwir-suwir dagingnya 

Masukkan ayam suwir 300 gram, lalu aduk sampai bumbu-bumbunya meresap kemudian, dihidangkan dengan menambahkan daun bawang & bawang goreng di atasnya." 

Aku sampai kewalahan mencatat semua resepnya. Tapi ini semua aku lakukan untuk Zain, karena ... beberapa hari lalu ia minta di buatkan soto seperti buatan Neneknya. 

"Ini saja, Bu." 

"Ia, itu saja. Nanti kalau sudah mendidih panggil kamu matikan, Ibu tinggal dulu ya, mau kedepan." 

"Ia, Bu." 

Aku duduk di salah satu kursi dapur. Membuka catatan dari resep masakan yang Ibu berikan. 

Ternyata, masak soto tu tak sesusah yang dibayangkan. Cuman karena aku yang tak tahu seakan ia menjadi sulit. 

Entah kenapa, aku kepikiran dengan Mas Andre dan wanita yang bersamanya itu. Apa ia Mas Andre mencoba mencari kepuasan di luar? Apa karena sudah bosan dengan makanan rumah sampai ia pun mencoba untuk merasa makanan di luar sana. 

Jelek sangat kah diriku ini? Sampai suami saja tak betah, atau karena masalah tadi malam? 

Aku menghembuskan nafas panjang. Berharap apa yang ada di pikiran tak pernah menjadi kenyataan. 

Aku kenal baik dengan Mas Andre. Dia juga telah bersamaku selama hampir lima belas tahun. Tak kan mungkin ia mencoba mencicipi makanan luar. 

Aku mengusap dada sambil terus menerus istigfar dalam hati. Tampak masakan soto telah menggelegak aku pun mematikannya. 

Lalu mengambil soto tersebut dengan mangkuk dan terus membawanya ke depan untuk dimakan bersama Ibu. 

"Sudah matang," tanya Ibu saat melihatku membawa dua mangkuk soto ke hadapannya. 

"Sudah, Bu. Baru saja," jawabku sembari memberikan semangkuk soto milik Ibu. 

Aku mengaduk-aduk soto kemudian memakannya, saat kuah soto itu terlekatkan pada lidah. Mataku seolah berbinar, ini kali pertamanya aku merasakan soto sesedap ini. Biasanya rasa soto tak pernah enak. Terlebih kuah yang encer dan tak kental. 

"Bagaimana rasanya, sedap tak?" Ibu bertanya seolah memastikan bahwa aku menyukainya. 

"Sedang sangat, ini adalah soto yang paling sedap yang pernah dirasa." 

"Baguslah, kalau kamu akhirnya bisa mengakui bahwa ternyata soto itu sedap," ujar Ibu sembari tersenyum manis. 

"Tak semuanya, Bu. Cuman soto Ibu saja yang sedap. Yang lainnya tak," jawabku membantah perkataan Ibu. 

"Ia lah, suka kamu saja. Yang penting kamu sudah suka makan soto." 

Aku tersenyum sambil terus menyerup kuah soto tersebut.

"Oh, ya. Gimana kabar cucu Ibu sih Zain itu," tanya Ibu menanyakan cucu kesayangannya itu.

"Alhamdulillah baik, Bu."

"Sekali-sekali bawa lah Zain tuh disini, rindu Ibu sama dia. Cucu Ibu kan cuman sih Zain itu, mana ada yang lain," ujar Ibu sambil mengeluh bahwa tak ada cucunya selain Zain.

Bisa dikatakan, aku adalah anak tunggal

Ibu dan Ayah. Bahkan cucu perempuan satu-satunya keluarga mereka.

Rania Zaida, nama itu diberikan Ibu saat aku dilahirkan di muka bumi ini, kata Ibu namaku memiliki arti yang begitu indah. 

Seorang wanita cantik mempesona lagi beruntung. Arti itu memang indah bila di dengar, tapi … apakah hidupku akan seberuntung arti nama yang aku dapatkan?

Dulu, ketika usiaku beranjak 23 tahun, Ayah mengenalkan sosok lelaki tampan nan wibawa padaku. Mungkin … karena Ayah tahu aku ini bukan tipe wanita yang suka pacaran, terlebih menjalin komitmen tanpa kepastian. Ujung-ujungnya hanya menjaga jodoh orang saja. Bila dia tak bersama kita, pasti hati akan sesak. 

Lelaki itu adalah Mas Andre, anak dari teman rekan kerja Ayah. Sifatnya yang sopan serta ramah membuat aku jatuh hati padanya. Kami mulai mengenal satu sama lain. Mencoba berkomunikasi lewat ponsel, hingga pada akhirnya, Mas Andre menyatakan keseriusannya padaku di depan Ayah dan Ibu.

Bagiku, menjadi istri dari pria kaya serta tampan dari keluarga terpandang adalah sebuah keberuntungan yang amat besar, namun hal itu ternyata salah. Saat dimana aku sudah menjalin rumah tangga bersamanya. 

Saat itu juga aku baru mengetahui bahwa suamiku memiliki sebuah penyakit yang sulit untuk dirubah. 

Terbetik penyesalan dalam benak, mengapa dulu aku tak mengenalnya cukup saja. Kenapa juga harus terburu-buru untuk menikah. 

Tapi semua itu sudah aku terima seiring berjalannya waktu. Walau pada hakikatnya terasa berat dan sulit.

Mungkin, inilah ujian pernikahan yang harus aku jalani. Ingin sekali diri ini bercerita pada Ibu. Tapi, aku sendiri juga tak ingin membuat Ibu kecewa. Bagaimana nantinya perasaan Ibu ketika mengetahui bahwa menantu idamannya ternyara tega berbuat hal buruk pada putri satu-satunya yang ia miliki.

Terlebih jika aku mengatakan semua perlakuan Mas Andre padaku selama lima belas tahun ini. Bukan hanya sekedar terobsesi pada sebuah hubungan, ia juga kerap melakukan vcs dengan beberapa wanita apabila tak mendapat kepuasan dariku.

Related chapters

  • POLIGAMI AKU, MAS!   MAAFKAN AKU, BU

    "Ran, itu badan sama pipi kamu kenapa? Kok memar-memar gitu? Kamu di pukul sama Andre? Apa kalian bertengkar" tanya Ibu antusias ketika melihat tubuhku yang memar-memar. "Eh, eum ... eum ... e--nggak kok, Bu. Rani gak di pukul sama Mas Andre, kami juga gak bertengkar," jawabku gugup. Bingung harus mencari alasan apa. "Terus ini kok memar-memar seperti orang dipukuli. Kamu jangan bohong sama Ibu, jawab yang jujur ini kenapa!" Kali ini suara Ibu meninggi. Di tambah ia terus menerus membuka baju di bagian pergelangan tangan. "Bu, jangan di buka. Rani gak kenapa-kenapa. Ini cuman memar karena ketumpahan air panas," ucapku sembari menghentikan tangan Ibu yang masih terus berusa membuka bajuku.Krek!!! Bajuku koyak di buat Ibu. Terlihat dengan jelas badan yang penuh luka lebam akibat pukulan Mas Andre semalam. Memar-memar biru itu tampak jelas saat Ibu membuka tirai jendela. "Apa ini? Mengapa tubuh kamu seperti ini? Rani! Tatap Ibu sekarang. Katakan yang sebenarnya, ini kenapa? Mengapa

    Last Updated : 2022-06-17
  • POLIGAMI AKU, MAS!   KAMU TEGA, MAS!

    Motor berhenti di sebuah rumah kecil berpagar ungu muda. Aku memarkirkan motorku di depan rumah. Kemudian berjalan ke arah pintu seraya mengetuk pintu sembari mengucapkan salam dengan suara parau. Baru saja ingin melakukan ketukan untuk kedua kalinya. Tiba-tiba terdengar suara motor memasuki kawasan rumah. Yang tak lain adalah Khadijah. Ternyata dia baru pulang, aku kira sedang berada di rumah. Cepat-cepat aku menyeka air mata yang masih mengucur deras. "Eh, kamu di sini rupanya. Aku baru saja dari tempat Ibumu. Ada apa kemari," tanya Khadijah ketika turun dari motornya. "Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu, Khad." Khadijah menatapku dengan lekat, seolah tahu masalah apa yang sedang aku hadapi. Hingga akhirnya ia menyuruhku masuk. Teh hangat disuguhkan di depan mata, ia menyuruhku untuk meminumnya terlebih dahulu agar hati bisa lebih tenang. Setelah sudah cukup tenang, aku pun mulai menceritakan semua kejadian yang hari ini aku saksikan depan mata kepalaku sendiri. Terlih

    Last Updated : 2022-06-17
  • POLIGAMI AKU, MAS!   NASEHAT AYAH

    "Rania, ingatlah! Sesulit apapun kehidupanmu saat berumah tangga, sepahit apapun itu. Jangan pernah meminta bercerai. Bicarakanlah setiap masalah dengan baik-baik. Bicaralah dari hati ke hati, bicara dengan kepala yang dingin dan jangan pernah lari dari masalah. Ingat! Masalah tidak akan selesai apabila kamu lari darinya. Akan tetapi ... hadapilah dengan hati yang tenang. Rania! Jadilah seorang istri yang patuh dan taat pada suami. Sekalipun ia berbuat buruk padamu. Karena ... surga seorang istri terletak pada keridhaan suami. Apapun yang ia lakukan dan perintahkan, maka taatilah. Selagi tidak keluar dari unsur agama. Kamu putri Ayah yang sangat kuat, bisa menghadapi semua masalah yang datang. Jika kamu lelah maka istirahatlah sejenak, jika kamu ragu dan takut untuk melangkah ... maka tanyakanlah hatimu. Mengadulah pada Tuhanmu dalam setiap sujud sepertiga malam. Nak! Jangan pernah mengeluhkan masalahmu kepada orang lain, terlebih pada teman lelakimu. Karena itu ... justru dap

    Last Updated : 2022-07-26
  • POLIGAMI AKU, MAS!   SURGA YANG TAK DI RINDUKAN

    part 1"Kamu habis telponan sama siapa?" tanya Khadijah yang tiba-tiba berada di depanku sehingga membuat diri ini hampir terkejut. "Sama Kakak nya Mas Andre," jawabku singkat. "Oh, kamu cerita ke dia ya." "Gak kok, cuman tanya kabar saja." "Cuma itu saja?" "Ia, Sekalian juga Kak Intan ajak aku pergi belanja. Karena katanya sudah lama kami tak ketemu." "Kapan?" "Besok," ujarku. Khadijah mengangguk, seolah paham dengan maksud tujuanku. "Ran, cobalah kamu cerita sama kakaknya. tentang sifat adiknya yang sekarang." Usulan Khadijah sangat bagus, ternyata ia satu pemikiran denganku. Karena memang benar, hal itulah yang ingin sekali aku tanyakan ke Kak Intan. "Insya allah,nanti aku tanyakan," jawabku sembari pergi meninggalkannya. Namun saat kaki ingin melangkah pergi, tiba-tiba ... khadijah memanggilku sambil berkata. "Ran! Cepat kemari ... lihat ini," seru Khadijah sembari memberikan sebuah foto sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Awalnya aku masih biasa saja melihat f

    Last Updated : 2022-08-11
  • POLIGAMI AKU, MAS!   BUKAN HANYA AKU YANG TERSAKITI

    Part 2 Cepat-cepat Kak Intan menutupi pergelangan tangannya yang memar, entah memar karena apa aku tak pasti. "Tidak ada apa-apa," jawabnya seolah ada yang disembunyikan. "Kakak yakin itu tidak kenapa-kenapa? Tapi itu luka memar loh." Aku kembali bertanya, mencoba mencari tahu kebenarannya. "Hanya memar biasa," jawabnya singkat. Mendengar jawaban itu aku pun tak kembali bertanya. Takut nanti dikira terlalu ingin tahu. Masih fokus dengan novel di depan. Karangan dari Asma Nadia ... buku terpopuler di zamannya, hingga saat ini masih tetap di prioritaskan. Sampai-sampai sangking bagusnya ia dijadikan film di layar bioskop dan Televisi. Sebuah pertemuan tanpa kesengajaan, membuat semua hidup hancur tak berdaya. Kepercayaan itu seakan sudah tidak ada lagi, ia memudar seiring berjalannya waktu. Sebuah adegan kecelakaan tersebut membuat hati tak dapat bertahan dalam kesetiaan. Sehingga ia lebih memilih untuk berbagi dalam kebisuan. Apakah semua laki-laki seperti itu? Tak dapat memili

    Last Updated : 2022-08-25
  • POLIGAMI AKU, MAS!   AKU LETIH, MAS!

    "Ayok, sekali lagi saja," ujar Mas Andre memaksaku untuk melanjutkan permainannya. "Tapi aku sudah lelah, Mas. Tolong! pahamin aku. Lagi pula ... sudah enam kali kita melakukannya, apa itu juga tidak cukup dengan membuatmu puas?" jawabku meminta Mas Andre untuk mengerti. "Tapi aku masih ingin melakukannya sekali lagi." "Maaf, Mas. Bukan aku ingin menjadi istri yang durhaka kepada suami dengan tidak menuruti kemauannya. Tapi aku benar-benar letih. Terlebih sekarang sudah jam empat subuh. Biarkan aku istirahat sejenak, karena besok pagi banyak tugas yang harus aku kerjakan. Maafkan aku, Mas," lirihku sembari berjalan ke kamar mandi membersihkan diri. Selesainya dari kamar mandi, aku kembali untuk istirahat. Namun Mas Andre masih duduk di atas kasur dan sama sekali tidak berpindah. Ia terus menerus memperhatikanku. Ada rasa tidak enak di dalam hati karena tidak menuruti keinginannya. Saat mata hendak terpejam karena lelah yang amat dalam, tiba-tiba Mas Andre berkata dengan perkata

    Last Updated : 2022-06-17
  • POLIGAMI AKU, MAS!   SIAPA WANITA ITU?

    Aku memarkirkan motor honda di depan Coffe Qito. Kemudian masuk ke dalamnya. Namun sebelum itu, aku mengabari khadijah kalau sudah sampai di tempat lokasi. Terlihat khadijah melambaikan tangan padaku ketika pintu di buka. Aku tersenyum kepadanya, sembari berjalan menuju meja yang di pesan. "Kamu sudah lama menunggu di sini," tanyaku saat di depannya. "Lumayan juga sih, makanya itu tadi aku suruh kamu kemari," ujarnya. "Aku pesan minuman dulu ya, kamu mau pesan apa?" tanyaku sekali lagi. "Tidak usah pesan lagi, aku sudah memesannya duluan." "Owh ... ya sudah, ngomong-ngomong ada apa ini? Tumben ngajak ketemu, biasanya kamu sibuk." "Lagi libur kerja, minggu besok aku harus pergi ke surabaya, biasalah ... urusan masalah kerja. Makanya itu, takut nanti gak bisa ketemu sama kamu. Jadinya aku ajak ketemuan sekarang aja deh," ucapnya. "Owalah, aku kira ada apa tadi." "Gak ada apa-apa kok, cuman kangen sama kamu aja. Oh ya, Zain mana? Masih sekolah ya," tanya Khadijah. "Ia masih lah

    Last Updated : 2022-06-17

Latest chapter

  • POLIGAMI AKU, MAS!   BUKAN HANYA AKU YANG TERSAKITI

    Part 2 Cepat-cepat Kak Intan menutupi pergelangan tangannya yang memar, entah memar karena apa aku tak pasti. "Tidak ada apa-apa," jawabnya seolah ada yang disembunyikan. "Kakak yakin itu tidak kenapa-kenapa? Tapi itu luka memar loh." Aku kembali bertanya, mencoba mencari tahu kebenarannya. "Hanya memar biasa," jawabnya singkat. Mendengar jawaban itu aku pun tak kembali bertanya. Takut nanti dikira terlalu ingin tahu. Masih fokus dengan novel di depan. Karangan dari Asma Nadia ... buku terpopuler di zamannya, hingga saat ini masih tetap di prioritaskan. Sampai-sampai sangking bagusnya ia dijadikan film di layar bioskop dan Televisi. Sebuah pertemuan tanpa kesengajaan, membuat semua hidup hancur tak berdaya. Kepercayaan itu seakan sudah tidak ada lagi, ia memudar seiring berjalannya waktu. Sebuah adegan kecelakaan tersebut membuat hati tak dapat bertahan dalam kesetiaan. Sehingga ia lebih memilih untuk berbagi dalam kebisuan. Apakah semua laki-laki seperti itu? Tak dapat memili

  • POLIGAMI AKU, MAS!   SURGA YANG TAK DI RINDUKAN

    part 1"Kamu habis telponan sama siapa?" tanya Khadijah yang tiba-tiba berada di depanku sehingga membuat diri ini hampir terkejut. "Sama Kakak nya Mas Andre," jawabku singkat. "Oh, kamu cerita ke dia ya." "Gak kok, cuman tanya kabar saja." "Cuma itu saja?" "Ia, Sekalian juga Kak Intan ajak aku pergi belanja. Karena katanya sudah lama kami tak ketemu." "Kapan?" "Besok," ujarku. Khadijah mengangguk, seolah paham dengan maksud tujuanku. "Ran, cobalah kamu cerita sama kakaknya. tentang sifat adiknya yang sekarang." Usulan Khadijah sangat bagus, ternyata ia satu pemikiran denganku. Karena memang benar, hal itulah yang ingin sekali aku tanyakan ke Kak Intan. "Insya allah,nanti aku tanyakan," jawabku sembari pergi meninggalkannya. Namun saat kaki ingin melangkah pergi, tiba-tiba ... khadijah memanggilku sambil berkata. "Ran! Cepat kemari ... lihat ini," seru Khadijah sembari memberikan sebuah foto sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Awalnya aku masih biasa saja melihat f

  • POLIGAMI AKU, MAS!   NASEHAT AYAH

    "Rania, ingatlah! Sesulit apapun kehidupanmu saat berumah tangga, sepahit apapun itu. Jangan pernah meminta bercerai. Bicarakanlah setiap masalah dengan baik-baik. Bicaralah dari hati ke hati, bicara dengan kepala yang dingin dan jangan pernah lari dari masalah. Ingat! Masalah tidak akan selesai apabila kamu lari darinya. Akan tetapi ... hadapilah dengan hati yang tenang. Rania! Jadilah seorang istri yang patuh dan taat pada suami. Sekalipun ia berbuat buruk padamu. Karena ... surga seorang istri terletak pada keridhaan suami. Apapun yang ia lakukan dan perintahkan, maka taatilah. Selagi tidak keluar dari unsur agama. Kamu putri Ayah yang sangat kuat, bisa menghadapi semua masalah yang datang. Jika kamu lelah maka istirahatlah sejenak, jika kamu ragu dan takut untuk melangkah ... maka tanyakanlah hatimu. Mengadulah pada Tuhanmu dalam setiap sujud sepertiga malam. Nak! Jangan pernah mengeluhkan masalahmu kepada orang lain, terlebih pada teman lelakimu. Karena itu ... justru dap

  • POLIGAMI AKU, MAS!   KAMU TEGA, MAS!

    Motor berhenti di sebuah rumah kecil berpagar ungu muda. Aku memarkirkan motorku di depan rumah. Kemudian berjalan ke arah pintu seraya mengetuk pintu sembari mengucapkan salam dengan suara parau. Baru saja ingin melakukan ketukan untuk kedua kalinya. Tiba-tiba terdengar suara motor memasuki kawasan rumah. Yang tak lain adalah Khadijah. Ternyata dia baru pulang, aku kira sedang berada di rumah. Cepat-cepat aku menyeka air mata yang masih mengucur deras. "Eh, kamu di sini rupanya. Aku baru saja dari tempat Ibumu. Ada apa kemari," tanya Khadijah ketika turun dari motornya. "Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu, Khad." Khadijah menatapku dengan lekat, seolah tahu masalah apa yang sedang aku hadapi. Hingga akhirnya ia menyuruhku masuk. Teh hangat disuguhkan di depan mata, ia menyuruhku untuk meminumnya terlebih dahulu agar hati bisa lebih tenang. Setelah sudah cukup tenang, aku pun mulai menceritakan semua kejadian yang hari ini aku saksikan depan mata kepalaku sendiri. Terlih

  • POLIGAMI AKU, MAS!   MAAFKAN AKU, BU

    "Ran, itu badan sama pipi kamu kenapa? Kok memar-memar gitu? Kamu di pukul sama Andre? Apa kalian bertengkar" tanya Ibu antusias ketika melihat tubuhku yang memar-memar. "Eh, eum ... eum ... e--nggak kok, Bu. Rani gak di pukul sama Mas Andre, kami juga gak bertengkar," jawabku gugup. Bingung harus mencari alasan apa. "Terus ini kok memar-memar seperti orang dipukuli. Kamu jangan bohong sama Ibu, jawab yang jujur ini kenapa!" Kali ini suara Ibu meninggi. Di tambah ia terus menerus membuka baju di bagian pergelangan tangan. "Bu, jangan di buka. Rani gak kenapa-kenapa. Ini cuman memar karena ketumpahan air panas," ucapku sembari menghentikan tangan Ibu yang masih terus berusa membuka bajuku.Krek!!! Bajuku koyak di buat Ibu. Terlihat dengan jelas badan yang penuh luka lebam akibat pukulan Mas Andre semalam. Memar-memar biru itu tampak jelas saat Ibu membuka tirai jendela. "Apa ini? Mengapa tubuh kamu seperti ini? Rani! Tatap Ibu sekarang. Katakan yang sebenarnya, ini kenapa? Mengapa

  • POLIGAMI AKU, MAS!   KE RUMAH IBU

    Tiba-tiba ponselku berdering, panggilan masuk dari Ibu. Aku keluar dari Coffe untuk mengangkatnya. "Ia, Bu. Ada apa?" tanyaku pada Ibu. "Kamu jadi datang ke rumah Ibu hari ini?" "Oh, i--ia Bu. Ini mau otw sekarang ke sana." "Ya sudah, Ibu tunggu ya." "Ia, Bu." Panggilan pun berakhir, aku lupa ... jika ternyata hari ini ada janji sama Ibu mau ke rumahnya karena ingin belajar masak soto. Aku bergegas pergi menuju rumah Ibu. Membiarkan Mas Andre dengan wanita itu, nanti juga bakal tahu siapa dia.Sebelum ke rumah Ibu, aku singgah ke pasar. Membeli semua yang diperlukan untuk membuat soto. Baru kali ini, aku mau belajar masak membuat soto. Biasanya selalu menolak, terlebih karena aku yang tak menyukainya. "Ayamnya sekilo saja, Bu," tanyaku ketika sudah berada di rumah Ibu. "Ndak usah sekilo, Nduk. Kebanyakan itu. Setengahnya saja," ujar Ibu mengupas beberapa kunyit. "Ini kita mau buat soto apa, Bu." "Soto ayam, Nduk.""Bahannya apa-apa saja, Bu. Biar Rani catat," ucapku seraya

  • POLIGAMI AKU, MAS!   SIAPA WANITA ITU?

    Aku memarkirkan motor honda di depan Coffe Qito. Kemudian masuk ke dalamnya. Namun sebelum itu, aku mengabari khadijah kalau sudah sampai di tempat lokasi. Terlihat khadijah melambaikan tangan padaku ketika pintu di buka. Aku tersenyum kepadanya, sembari berjalan menuju meja yang di pesan. "Kamu sudah lama menunggu di sini," tanyaku saat di depannya. "Lumayan juga sih, makanya itu tadi aku suruh kamu kemari," ujarnya. "Aku pesan minuman dulu ya, kamu mau pesan apa?" tanyaku sekali lagi. "Tidak usah pesan lagi, aku sudah memesannya duluan." "Owh ... ya sudah, ngomong-ngomong ada apa ini? Tumben ngajak ketemu, biasanya kamu sibuk." "Lagi libur kerja, minggu besok aku harus pergi ke surabaya, biasalah ... urusan masalah kerja. Makanya itu, takut nanti gak bisa ketemu sama kamu. Jadinya aku ajak ketemuan sekarang aja deh," ucapnya. "Owalah, aku kira ada apa tadi." "Gak ada apa-apa kok, cuman kangen sama kamu aja. Oh ya, Zain mana? Masih sekolah ya," tanya Khadijah. "Ia masih lah

  • POLIGAMI AKU, MAS!   AKU LETIH, MAS!

    "Ayok, sekali lagi saja," ujar Mas Andre memaksaku untuk melanjutkan permainannya. "Tapi aku sudah lelah, Mas. Tolong! pahamin aku. Lagi pula ... sudah enam kali kita melakukannya, apa itu juga tidak cukup dengan membuatmu puas?" jawabku meminta Mas Andre untuk mengerti. "Tapi aku masih ingin melakukannya sekali lagi." "Maaf, Mas. Bukan aku ingin menjadi istri yang durhaka kepada suami dengan tidak menuruti kemauannya. Tapi aku benar-benar letih. Terlebih sekarang sudah jam empat subuh. Biarkan aku istirahat sejenak, karena besok pagi banyak tugas yang harus aku kerjakan. Maafkan aku, Mas," lirihku sembari berjalan ke kamar mandi membersihkan diri. Selesainya dari kamar mandi, aku kembali untuk istirahat. Namun Mas Andre masih duduk di atas kasur dan sama sekali tidak berpindah. Ia terus menerus memperhatikanku. Ada rasa tidak enak di dalam hati karena tidak menuruti keinginannya. Saat mata hendak terpejam karena lelah yang amat dalam, tiba-tiba Mas Andre berkata dengan perkata

DMCA.com Protection Status