Share

04

Author: Svaandin
last update Last Updated: 2022-07-08 20:11:42

Alina duduk di tempat paling ujung disamping kanan Kakaknya. Meja panjang yang sudah diisi oleh orang-orang penting itu terasa sangat suram.

"Kapan Anda akan memberikan penerus, Queen Alina?"

Alina menompang dagunya dan menatap tetua yang baru saja bertanya kepadanya dengan malas, "Entahlah," jawabnya dengan santai. Terlihat para tetua disana sedang menahan emosi sedangkan kakaknya berusaha mati-matian agar tidak tertawa.

"Menikah saja dengan A-"

"Kau mau mengulangi sejarah kelam, Tetua Distrik Jauh?" Arise yang sejak tadi hanya menganggap pertemuan ini sebagai candaan berubah menjadi serius.

Saat mereka sedang makan bersama di ruang makan tadi tiba-tiba ada panggilan dari para tetua itu. Alina sudah menduga jika para tetua akan segera memanggilnya.

"Seharusnya kau bilang kepadaku jika kita akan di panggil," bisik Arise kepada Alina.

Sejak dulu Arise sangat membenci pertemuan dengan para tetua ini. Menurutnya mereka adalah tetua paling gila di dunia ini. Tetua yang melakukan segala cara demi tujuan mereka tercapai.

"Jadi kapan kita akan melaksanakan rencana itu?" Laki-laki yang duduk di bangku paling ujung bertanya setelah sejak tadi hanya menyimak.

"Nanti. Aku akan mencarikan waktu yang tepat." Alina menegakkan punggungnya lalu berdiri dari tempat duduknya. Pertemuan ini harus segera di akhiri jika tidak mau para tetua meminta dia melakukan hal-hal yang aneh.

"Tapi, queen-"

"Terimakasih atas waktunya. Kalian bisa kembali."

Alina langsung menghilang setelah mengatakan kalimat itu, tidak lupa dia juga membawa Arise bersamanya. Mereka muncul kembali di ruang kerja milik Arise. Arise langsung terduduk dengan wajah pucat karena teleportasi mendadak yang Alina lakukan.

"Tunggu!" Arise memegang pergelangan tangan Alina, "kau mau kemana?"

"Pergi ke desa, kenapa?"

"Aku ikut."

Alina sempat ragu saat melihat wajah pucat milik Arise. Tetapi dia tidak peduli, lagipula Arise yang meminta sendiri. Alina pergi menggunakan portal yang sejak dulu sudah menjadi alat transportasi untuk berpergian. Tujuan mereka kali ini adalah salah satu desa di daerah kekuasaan Arise. Desa yang dulu sering diserang oleh monster kini terlihat kosong tanpa penghuni.

Sebenarnya desa ini berada di luar benteng— tidak hanya desa ini, masih banyak desa-desa lain yang berada di luar benteng. Kebanyakan dari mereka yang tinggal diluar benteng adalah orang-orang yang menentang kebijakan kerajaan. Salah satu yanh mereka tentang adalah acara yang diadakan setiap tahunya setelah festival, perburuan lepas. Perburuan lepas diikuti oleh anak-anak muda entah itu laki-laki atau perempuan, bangsawan atau rakyat biasa. Perburuan yang disaksikan oleh kelima kerajaan besar. Perburuan yang semakin tahun semakin menggila. Meskipun begitu banyak desa ataupun kota yang mengirimkan anak-anak muda sebagai perwakilan desa ataupun kota mereka.

Yang awalnya hanya berburu babi dan rusa di hutan lepas menjadi berburu hewan langka yang bahkan keberadaannya tidak pasti. Kerajaan hanya memberikan bantuan berupa petunjuk dimana hewan itu berada. Biasanya para penyihir yang mencari informasi tempat dimana keneradaan hewan itu, lalu mereka akan memberikan petunjuk petunjuk menuju tempat itu.

Jika di kota indah, terang dan sangat maju, maka di desa sangat tertinggal jauh. Alina bahkan merasa seperti memasuki dunia lain saat baru menginjakkan kaki di desa ini.

"Kau datang jauh-jauh sampai sini untuk mencari apa, Alina?"

"Murid Ayah."

"Murid Ayah? Siapa?"

"Kau masih ingat laki-laki berambut putih dengan mata hitam? Dari data yang aku dapatkan dia berasal dari desa ini. Seharusnya dia masih hidup. Ada yang ingin aku tanyakan kepadanya."

Alina berjalan menyusuri desa yang sebagian bangunan rumahnya sudah roboh. Setelah mencari berjam-jam mereka tidak menemukan apapun, justru mereka menemukan potongan tubuh manusia yang sepertinya masih segar. Alina memberi isyarat kepada Arise untuk berhati-hati. Mereka berjalan mengikuti darah yang berceceran di tanah dan benar saja mereka menemukan monster bertubuh manusia dengan kaki kuda yang sangat besar sedang menyantap sesuatu. Alina menutup hidungnya karena bau amis yang menyengat dari darah manusia yang di santap monster itu.

"Orse?"

Alina mengangguk. Orse adalah monster bertubuh manusia dengan kaki kuda. Yang menakutkan dari orse adalah bentuk kepalanya, kepalanya memang seperti manusia tetapi dengan dagu lancip, hidung datar dan bola mata seperti kucing. Mulutnya yang panjang sampai ketelinga bisa memakan manusia atau hewan dalam sekali telan.

Alina menghentakkan tanganya, kilatan api terlihat membentuk pedang berwarna biru. Alina segera melemparkan pedang itu kearah orse tadi, lemparanya tepat mengenai kepala orse itu. Sayangnya Alina membuat kesalahan, dia lupa jika ada kawanan orse yang lain di sekitar orse yang dia buru, maka orse yang lain bisa mengetahui ada salah satu kawananya yang mati dengan bau darah orse itu.

"Alina, seharusnya kau memantau sekitar terlebih dahulu."

"Maafkan aku Kak. Sepertinya kau juga harus membantuku."

Arise merenggangkan tanganya, "Baik, ini saatnya untuk 'wanita bangsawan yang terkenal di peperangan' beraksi."

Arise menarik tanganya seperti hendak menembak dengan busur, lantas muncul busur dan anak panah berwarna putih dengan api yang dikelilingi api.

"Api putih, ya? Boleh juga."

Alina masih setia dengan pedang di tanganya. Arise membidik para orse yang berada jauh Alina, sedangkan Alina menebas para orse yang bisa dia gapai. Alina dan Arise bahu membahu menghabisi para orse itu.

"Alina, kau tidak perlu menahan diri, kerahkan seluruh kekuatanmu! Tenagaku sudah terkuras banyak!" Arise berteriak memberitahukan Alina. Tenaganya sudah terkuras banyak sehingga dia sudah tidak kuat untuk menahan mereka lebih lama lagi. Alina diam sebentar sebelum mengangguk menyetujui Kakaknya.

Arise memposisikan dirinya di depan Alina, "Aku akan mengulur waktu untukmu."

Alina memejamkan mata dengan jari telunjuk dan tengah kanan kirinya bertaut. Kesiur angin dingin menerpa sekeliling Alina. Saat di dahi Alina mulai memunculkan simbol, dari belakang mereka tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam. Laki-laki itu membunuh orse dalam sekali kibsan tangan.

"Queen Alina, Nyonya Arise." Laki-laki itu membungkuk memberikan salam kepada dua kakak beradik itu.

Alina menatap laki-laki didepanya. Rambutnya memang berwarna putih tetapi mantanya berwarna merah dan juga Alina yakin bukan dia murid ayahnya yang sedang dia cari.

"Siapa kau?"

"Saya Ali, penyihir dari kerajaan Orion, Queen."

Tentu saja karena perburuan lepas akan dimulai setengah bulan lagi, lima kerajaan besar akan mengirimkan penyihir untuk membantu mencari informasi keberadaan hewan itu. Kebetulan kaliini giliran kerajaan Dharmaraja menjadi tuan rumah.

Alina membungkukkan badanya, "Terimakasih atas bantuan anda penyihir Ali."

"Sebuah kehormatan bagi saya dapat membantu anda."

***

Setelah bermalam di kota, Alina dan Arise bergegas kembali kemansion. Mereka diantarakan oleh penyihir Ali sampai di depan pintu gerbang. Arise memsuki mansion diikuti oleh Alina setelah memngantar kepergian penyihir Ali.

"Ada apa ribut-ribut?" Alina bertanya kepada Kakaknya yang juga tidak mengetahui alasanya.

Arise bersama Alina melangkahkan kakinya mendekati keributan itu. Para pelayan dan kesatria memberikan salam kepada mereka setiap mereka melewati mereka.

"Kakakku baru saja pulang dan kau mau membawanya kembali?" Suara Alrico terdengar di telinga mereka berdua.

"Sudah aku katakan, perburuan lepas akan segera dimulai dan keberadaan Alina sangat di butuhkan." Cyril berusaha meyakinkan ketiga adik Alina yang sejak tadi menghalangi dia memasuki mansion untuk mencari Alina.

"Kalau begitu biarkan Kakakku menggantikan posisimu!"

Arise dan Alina terkejut mendengar ucapan Albren. Entah kenapa setiap kali anak itu berbicara selalu mengucapkan hal yang menyinggung hati. Bukankah maksud perkataan Albren secara tidak langsung meminta Cyril agar segera turun Takhta?

Cyril menghela napasnya lelah. Dia tidak pernah menang menghadapi ketiga adik iparnya ini. Terkadang dia berpikir jika orang tua Alina tidak sengaja melihat mereka yang tergeletak di jalan dan berakhir mengangkatnya menjadi anak. Bagaimana Alina yang tegas dan kaku memiliki adik yang sangat berbeda denganya.

"Kalian harus percaya padaku. Keberadaan Alina dibutuhkan bukan untuk mengerjakan pekerjaanku melainkan untuk pekerjaan Alina."

"Kau pikir kami percaya? Dasar laki-laki pembohong!" Kaliini Alvino yang menjawab perkataan Cyril.

Arise mati-matian menahan suara tawanya agar tidak tertawa terlalu keras saat melihat wajah kusut Cyril yang sudah tidak sanggup menanggapi ketiga adiknya. Tidak ada yang bisa membuat Cyril takut kecuali ketiga laki-laki itu.

"Alina, lihat wajah kusut pria brengsek itu! Kenapa wajahnya sangat jelek!"

Arise menutup mulutnya untuk meredam suara tawanya. Alina tidak mengeluarkan ekspresi apapun, hanya diam dan menyimak. Ternyata Cyril tidak berubah sejak dulu. Tetap takut kepada ketiga adik laki-lakinya.

"Sebuah prestasi untuk kalian yang berani mengejek raja kerajaan ini."

Cyril yang samar-samar mendengar suara Alina segera menoleh dengan wajah sumringah. Perasaan lega menghinggap di hatinya.

"Alina!" Cyril tersenyum melihat Alina di depanya.

"Kenapa?"

"Kak, kau tidak holeh pergi dengan laki-laki pembohong ini. Dia ingin memperbudak dirimu!" Alvino berusaha mengompori Alina agar tidak pergi dengan Cyril. Albren mengangguk setuju dengan Kakaknya.

"Tidak Alina. Dia yang berbohong kepadamu!" Cyril menunjuk wajah Alvino dengan berani tanpa rasa takut, tidak seperti saat tadi tidak ada Alina.

Alrico berdecih melihat keberanian Cyril hanya saat ada kakaknya. Dia sudah lama mengetahui jika Cyril berani dengan mereka hanya saat Alina berada di sampingnya. Karena Alina tidak akan membiarkan ketiga adiknya melukai teman masa kecilnya itu.

***

Cyril yang saat itu berumur enam belas tahun datang mengunjungi keluarga De'lewis. Saat itu dia berkunjung untuk memberikan penghormatan kepada keluarga ini yang telah gugur. Cyril yang berjalan-jalan di dekat taman mansion tidak sengaja melihat Alvino yang menangis di bawah pohon. Sosoknya yang telihat kecil dan rapuh membuat Cyril merasa kasihan kepadanya.

"Kenapa kau menangis?" Cyril mendudukkan dirinya di sebelah Alvino.

"Siapa kau?" Alvino menjawab pertanyaan Cyril dengan tidak bersahabat.

"Aku Cyril Dharmaraja pu-"

Saat mendengar nama keluarga kerajaan ini Alvino langsung marah. Dia menangis karena kepergian orang tuanya, ditambah Alina yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan dia. Semua itu karena laki-laki di depanya ini. Alvino langsung menyerang Cyril dengan api putihnya, api itu langsung menyebar membakar jubah Cyril. Cyril yang sadar tidak bisa memadamkan api itupun melepaskan jubahnya.

"Terbakarlah habis!"

Tidak sampai disitu, Alvino bahkan terus menyerang Cyril sampai menyebabkan kebakaran ditaman . Sihir es Cyril tidak berarti apa-apa untuk sihir api putih keluarga ini.

Hari itu Alvino hampir saja menewaskan putra mahkota kerajaan ini jika tidak ada tetua distrik jauh yang membuat Alvino tenang. Sejak saat itu Cyril memiliki trauma dengan keluarga ini terutama ketiga adik laki-laki Alina.

TBC.

Related chapters

  • PEWARIS SAH    05

    Alina duduk berhadapan dengan Cyril di dalam kereta kuda yang biasa mereka gunakan untuk berpergian. Setelah perdebatan cukup panjang dengan ketiga adiknya, akhirnya Cyril berhasil membawa Alina kembali— itupun dengan bantuan Alina yang mengalah, memilih ikut bersama Cyril dengan suka rela."Jadi, bantuan apa yang Anda perlukan dari saya, Yang Mulia." Alina meletakkan kedua tanganya di atas kaki."Para penyihir kesulitan mencari jejak Kucing Laut. Oleh karena itu aku ingin meminta bantuanmu untuk membantu mencarinya."Kucing Laut adalah kucing langka yang keberadaannya belum diketahui sampai sekarang, sampai ada seorang penyihir yang tidak sengaja melihat jejak kucing laut itu di hutan lepas. Kucing laut tidak sama seperti kucing biasanya, kucing itu memiliki tinggi tiga meter, memiliki bulu berwarna biru dengan corak berwarna hitam. Itu sebabnya dia di sebut sebagai kucing laut karena bulunya yang berwarna biru, sebiru air laut."Kucing laut, ya? Sampai kapan kalian akan melakukan in

    Last Updated : 2022-07-13
  • PEWARIS SAH    06

    Sudah sejak dua minggu setelah kejadian Alina keracunan. Hari ini mereka akan berangkat menuju hutan lepas. Masalah pelayan yang Zeva hukum, ternyata karena pelayan itu mencuri sesuatu di kamar Alina dan Zeva melihatnya. Itu sebabnya pelayan Alina melarang Zeva masuk ke kamar Alina karena takut ketahuan, padahal tidak perlu masuk pun Zeva sudah tahu. "Aku benar-benar minta maaf, Alina. Aku tidak akan menghukum pelayanmu tanpa alasan." "Tidak masalah, lagipula pelayan itu memang salah." Wajah Zeva berubah menjadi cerah, dia senang Alina merespon tanpa ekspresi dingin di wajah seperti biasanya, "Aku melihat dia memasukkan kalung pemberianku di saku bajunya, dan itu membuatku marah karena itu hadiah yang aku berikan khusus untukmu.""Ya, aku sudah mendengar itu berkali-kali. Kembalilah ke kamarmu untuk bersiap-siap, Zeva."Zeva mengangguk menuruti perintah Alina. Dia berjalan pergi meninggalkan kamar Alina. Alina menatap pintu itu dengan tatapan dingin, terlihat di sorot matanya jika

    Last Updated : 2022-07-14
  • PEWARIS SAH    07

    Pertempuran tidak bisa di hindari. Cyril mati-matian melawan hewan yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Sedangkan Alina tetap berdiri di belakang laki-laki itu."Hewan apa itu, Yang Mulia?" "Entahlah Queen, mungkin itu salah satu hewan yang berasal dari Klan Sora. Aku tidak pernah melihat hewan seperti itu.""Tapi Klan ini sudah musnah ribuan tahun, Yang Mulia. Bagaimana bisa dia masih hidup sampai sekarang?""Aku tidak tahu pastinya, tapi bisa saja hewan-hewan yang berasal dari Klan Sora memiliki usia hingga ribuan tahun. Klan ini memiliki banyak rahasia yang belum kita ketahui." SRAKKKSeketika muncul balok es yang membuat keempat kaki milik macan itu terkunci. Tapi itu tidak menjadi masalah untuk hewan itu, dia bahkan dengan mudah bisa menghancurkan sihir es milik Cyril. Macan itu mengaum yang membuat ruangan ini bergetar. Tanda biru di ujung telinga menyala-nyala seperti api."Apa itu?" Alina menatap ngeri hewan di depanya yang tiba-tiba di kelilingi api berwarna biru, "sepert

    Last Updated : 2022-07-15
  • PEWARIS SAH    08

    Suara burung yang sedang berkicau di pagi hari membuat seorang wanita terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan-lahan."Queen, anda sudah bangun?"Alina menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Setelah diingat-ingat dia tertidur karena kelelahan bertarung dengan macan milik klan sora. Setelah di obati oleh penyihir dia langsung tidur karena tubuhnya sangat lelah. Meskipun belum sembuh total, tubuhnya hari ini terasa lebih segar daripada kemarin."Bagaimana dengan keadaan Yang Mulia?""Yang Mulia baik-baik saja, Queen.""Baguslah. Berarti aku tidak perlu menggantikan pekerjaannya."Alina meminta Marisa membantunya membersihkan diri karena dia ingin berjalan-jalan sebentar di hutan. Marisa melarang Alina dengan alasan tubuhnya belum pulih. Alina tetap meyakinkan Marisa jika tubuhnya sudah sembuh."Aku bisa menyembuhkan tubuhku sendiri, apa kau meragukan Queen dari kerajaan ini?"Marisa membungkuk mendengar pernyataan Alina. Kekuatan Queen dari kerajaan ini memang tidak bi

    Last Updated : 2022-07-20
  • PEWARIS SAH    09

    "Ada apa, Zeva?" Saat ini Cyril dan Zeva sedang menikmati teh di salah satu ruangan pondok kayu yang Zeva tempati. Setelah pertempuran sengit mereka kemarin, luka-luka di tubuhnya sudah mulai sembuh— dengan bantuan penyihir lukanya berangsur-angsur pulih."Yang Mulia..." Zeva terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi dirinya ragu.Cyril tetap diam menunggu apa yang ingin Zeva katakan. Zeva menatap Cyril dengan tatapan melas, "Zeva ingin buah jambu air yang ada di hutan."Cyril tertawa mendengar permintaan Zeva. Zeva memperingati Cyril agar tidak mentertawakan permintaan anehnya."Maafkan aku. Jangankan buah jambu air, pohonyapun akan aku bawakan pulang untukmu."Di luar ruangan ada Alina yang mendengarkan percakapan mereka sejak tadi. Dia teringat dulu Cyril juga sangat memanjakannya. Cyril adalah laki-laki yang memperlakukan orang yang dia sayang dengan lembut, dia akan menuruti semua kemauannya bahkan jika dia meminta sebuah kerajaan sekalipun Cyril akan memberikanya.Alina menghela

    Last Updated : 2022-07-21
  • PEWARIS SAH    010

    Sudah berjam-jam Alina berjalan menyusuri hutan dan dia tidak menemukam desa hilang itu. Karena hari mulai gelap, Alina memilih pulang ke pondok kayu. "Dia pewaris sah itu?""Ya, dia pemilik darah murni.""Kita harus tunduk kepadanya?"Di saat perjalan ke pondok kayu tiba-tiba banyak suara yang tidak dia kenali. Suara itu bergema membuat kepala Alina pusing mendengarnya. Siapa pewaris sah? Siapa pemilik darah murni? Alina menutup telinganya karena suara-suara itu semakin menjadi."Lihat dia kesakitan.""Bisakah kalian diam?!""Dia bisa menghabisi kalian jika mengetahui ini."Setelah itu hutan kembali senyap. Langit semakin hitam seperti ada yang menumpahkan tinta di sana. Alina membuka tanganya yang menutupi telinga dan menatap di sekelilingnya. Kosong. Tidak ada siapapun selain dia. Tanpa dia sadari sebuah tanda berwarna perak muncul di dahinya. Tanda yang sangat indah di padukan dengan warna biru. "Aku harus pulang ke rumah," ucap Alina dengan napas tersenggal. Entah kenapa tubuhn

    Last Updated : 2022-07-22
  • PEWARIS SAH    011

    "Kau sudah sadar?" Alina hanya diam tidak menjawab. Dia tidak ingat apa yang terjadi. Alina menatap keempat saudaranya dengan maksud mememinta penjelasan. Albren yang paham dengan tatapan kakaknya pun mulai menjelaskan.Satu minggu yang lalu dia dan kakak-kakaknya sedang bersantai di taman belakang rumah. Mereka menceritakan banyak hal, mulai dari kapan Arise menikah dan Albren yang tidak akan pernah tertawa meski matahari terbit dari barat- atinya sampai dunia berakhir Albren tidak akan tertawa."Kalau Kakak menikah, aku akan membasmi semua monster yang ada di hutan lepas!""Jika saat itu benar-benar terjadi, mungkin kau sudah menjadi Kakek tua." Sahut Alrico menimpali ucapan Alvino. Arise mendengus mendengar ucapan kedua adiknya. Memangnya dia se-tidak laku itu sampai-sampai dia di katai akan menikah saat adiknya sudah tua. Itu artinya saat itu dia mungkin sudah tidak sanggup berdiri atau mungkin sudah di tanam di dalam tanah."Kalau begitu aku juga akan bertaruh. Aku akan mengubur

    Last Updated : 2022-07-27
  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

    Last Updated : 2022-08-27

Latest chapter

  • PEWARIS SAH    020

    Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak

  • PEWARIS SAH    019

    "Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu

  • PEWARIS SAH    018

    "Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu

  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

DMCA.com Protection Status