Share

08

Penulis: Svaandin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-20 21:54:29

Suara burung yang sedang berkicau di pagi hari membuat seorang wanita terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan-lahan.

"Queen, anda sudah bangun?"

Alina menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Setelah diingat-ingat dia tertidur karena kelelahan bertarung dengan macan milik klan sora. Setelah di obati oleh penyihir dia langsung tidur karena tubuhnya sangat lelah. Meskipun belum sembuh total, tubuhnya hari ini terasa lebih segar daripada kemarin.

"Bagaimana dengan keadaan Yang Mulia?"

"Yang Mulia baik-baik saja, Queen."

"Baguslah. Berarti aku tidak perlu menggantikan pekerjaannya."

Alina meminta Marisa membantunya membersihkan diri karena dia ingin berjalan-jalan sebentar di hutan. Marisa melarang Alina dengan alasan tubuhnya belum pulih. Alina tetap meyakinkan Marisa jika tubuhnya sudah sembuh.

"Aku bisa menyembuhkan tubuhku sendiri, apa kau meragukan Queen dari kerajaan ini?"

Marisa membungkuk mendengar pernyataan Alina. Kekuatan Queen dari kerajaan ini memang tidak bisa di ragukan. Keluarganya memegang kendali dari setengah kesatria kerajaan. Sang adik— Alvino, dia bertanggung jawab untuk keamanan seluruh kerajaan. Seluruh keluarganya memiliki peran penting di dalam kerajaan. Bukankah sudah jelas sekuat apa Queen mereka jika di lihat dari latar belakang keluarganya.

***

De'lewis, siapa yang tidak mengenal keluarga bangsawan itu, keluarga yang di akui banyak orang sebagai jenderal kerajaan. Keluarga yang Kekuatanya di akui oleh kerajaan hingga saat ini. Tidak hanya itu, prestasi mereka di bidang militer tidak perlu di ragukan, bahkan dari generasi ke generasi prestasi itu semakin mengagumkan. Nama De'lewis di berikan raja terdahulu sebagai hadiah karena kemenangan mereka dalam setiap peperangan, sekaligus karena nama mereka terkenal di dalam peperangan. Kekuatan mereka yang bisa menghancurkan sebuah kerajaan membuat kerajaan musuh segan mencari masalah dengan kerajaan Dharmaraja, mereka yang tidak ingin kerajaanya musnah oleh jenderal kerajaan itu akhirnya memilih berdamai dan terbentuklah lima kerajaan besar. Prestasi mereka yang secara tidak langsung menyatukan sekaligus menundukkan kelima kerajaan besar tentu saja membuat keluarga mereka di segani, bahkan kelima kerajaan besar juga sangat menghormati mereka.

"Lihat bukankah dia Marquise De'lewis?"

"Anak tertua dari keluarga De'lewis maksudmu?"

"Aku kira mereka sudah menjadi reruntuhan sejarah karena terlalu lama menempati posisi petinggi kerajaan."

"Tutup mulutmu!" Salah satu Nyonya bangsawan berbisik memperingatinya, "mereka bisa menghancurkan keluargamu sampai tujuh turunan!"

"Betul! Kau tidak dengar beritanya? Keluarga mereka bahkan tidak mengeluarkan ekspresi saat membunuh orang. Kau akan melihat ekspresi dingin mereka ketika kau di bunuh."

Arise terus berjalan dengan gaun berwarna biru tua yang menjuntai ke lantai. Dia sebenarnya ingin sekali merobek mulut para nyonya bangsawan itu, tetapi Alrico menahanya.

"Biarkan saja, lagipula itu menguntungkan untuk kita. Setelah ini tidak akan ada yang berani mengusik lagi."

Arise mendengus. Sebenarnya apa yang di pikirkan oleh adik tampanya ini? Dia tidak seperti Alina yang sabar, atau seperti Albren yang tidak pernah peduli apalagi seperti Alrico yang berpikir dua kali sebelum bertindak. Dia sama seperti Alvino yang akan langsung naik pitam jika keluarga mereka di hina orang.

"Di depan sana ada kepala keluarga Mada, keluarga mereka pedagang yang sukses. Jika Kakak bisa bekerja sama denganya, kita akan sangat di untungkan."

"Apa keuntunganya untuk kita?"

"Kita bisa dengan mudah menjual permata kita dengan bantuanya."

Arise berjalan menghampiri kepala keluarga Mada. Dia laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Arise. Saat laki-laki itu ingin berbalik, Arise menjatuhkan dirinya yang membuat minuman di tanganya tumpah mengenai tuxedo yang di gunakan laki-laki itu.

"Astaga! Maafkan saya tuan, ini semua karena kecerobohan saya."

Arise berakting terkejut yang terlihat sungguhan di mata semua orang. Alrico tercengang melihat akting kakaknya yang sangat natural. Arise mengambil sapu tanganya dan membantu laki-laki itu membersihkan tuxedo yang terkena minuman.

"Biar saya bantu, Tuan."

"Terimakasih Nyonya Marquise."

"Anda tahu nama saya?" tanya Arise tidak percaya— kaliini sungguhan bukan akting.

"Tentu saja saya tahu. Siapa yang tidak tahu Nyonya Marquise, kepala keluarga dari keluarga yang terkenal dalam peperangan."

Arise tertawa mendengar tanggapan orang-orang tentang keluarganya. Mereka akhirnya berbincang-bincang berdua dan mengabaikan Alrico yang sejak tadi masih tidak percaya jika kakaknya pintar menarik perhatian seorang laki-laki. Padahal sejak sepuluh tahun yang lalu kakaknya berkata jika tidak akan pernah berdekatan dengan laki-laki.

"Dewa benar-benar mudah membolak balikkan perasaan seseorang."

Alrico berjalan menjauhi kedua orang itu. Dia berjalan menuju balkon ruangan. Malam ini mereka dapat undangan pesta dari perancang baju ternama dari kerajaan ini. Tujuan dari sebuah pesta tentunya untuk memperkenalkan model pakaian baru yang dia rancang. Sebenarnya Alrico tidak tertarik tetapi kakaknya memaksa dia untuk ikut, dan seperti inilah nasibnya sekarang.

Alrico menatap langit yang di penuhi bintang. Dia teringat kejadian saat kakak keduanya dinyatakan meninggal. Saat itu dia benar-benar takut bahkan hampir membunuh Cyril saking takutnya. Dia masih di hantui dengan kematian orang tuanya. Saat itu dia melihat jasad orang tuanya yang di bawa pulang bersama dengan Alina dan Alvino. Saat itu dia sedang menemani Albren bermain, dia yang melihat Alvino bersama Alina terkejut— adiknya itu tiba-tiba menghilang saat bermain bersama mereka.

"Kau darimana saja? Kau membuat aku khawatir, dasar-" Alrico terdiam melihat wajah dan pakaian milik Alina dan Alvino yang berantakan.

"Kenapa Kakak kembali? Apakah kalian tidak jadi berpergian? Lalu dimana yang lain?"

"Itu apa, Kak?" tanya Albren yang saat itu berumur sepuluh tahun. Laki-laki itu berjalan memghampiri peti putih yang baru saja di keluarkan dari lingkaran sihir.

Albren membuka peti itu dengan wajah penasaran. Saat peti itu terbuka, dia langsung terduduk melihat isi dari peti itu. Meskipun wajahnya tidak bisa di kenali, dia masih bisa mengenali perhiasan di lengan yang orang dia dalam peti itu gunakan.

"Ibu!"

Albren berteriak kencang. Alrico segera menghampiri adiknya dan berusaha menenagkanya. Tanpa di beritahu oleh siapapun Alrico sudah tahu apa yang terjadi, kedua orang tuanya tewa di perjalanan menuju kerajaan Orion, hanya kakaknya yang selamat— setidaknya masih ada yang selamat.

Saat itu mereka masih anak-anak berumur belasan tahu. Mereka hanya tahu belajar dan bermain, mereka tidak pernah berpikir akan di tinggalkan oleh orang tuanya secepat ini. Sejak saat itu dirinya mulai belajar menjadi kakak laki-laki yang baik untuk kedua adiknya sekaligus pelindung untuk kedua kakaknya. Tentu saja saat mendengar kabar tentang Alina dia sangat marah, amat sangat marah, tetapi dia harus mengendalikan emosinya karena harus menenangkan adik kecilnya yang lepas kendali.

"Aku sampai tidak sadar jika kalian juga bertambah kuat. Aku benar-benar saudara yang buruk sampai mengabaikan saudaranya sendiri."

"Tidak. Kau saudara laki-laki paling baik yang pernah aku punya. Kau sudah bekerja keras, Alrico. Jangan hanya memperhatikan kami, tapi perhatikan juga dirimu."

Arise datang dari belakang Alrico dan langsung merangkul pundak laki-laki itu. Sejujurnya Arise ingin mengtakan jika Alrico adalah saudara paling baik yang dia punya. Laki-laki itu selalu berusaha melakukan tugasnya dengan baik, bahkan dia berhasil menjadi kakak laki-laki yang baik untuk Alvino dan Albren. Tapi rasa gengsi membuat dia mengurungkan niatnya.

"Dan kau berhasil menjadi pelindung untuk ku dan Alina. Sungguh, kau Adik paling baik. Aku sangat bersyukur memiliki Adik sepertimu, Alrico. Dan terimakasih karena memberi aku dan Alina kesempatan utnuk menjadi Kakakmu." batin Arise sambil menatap Adiknya lembut. Alrico tidak menyadari tatapan kakaknya karena sibuk memandangi langit malam.

"Terimakasih."

Alrico menoleh, "Untuk?"

"Untuk semuanya. Terimakasih karena sudah bekerja keras, Alrico." Arise memeluk adiknya dengan erat. Dia tidak bisa membayangkan jika kehilangan salah satu dari keempat adiknya. Bahkan saat kejadian Alina waktu itu Arise hampir menangis jika tidak melihat kejanggalan dari tubuh Alina.

"Lagipula si brengsek Cyril itu terlalu tentang saat kematian Alina. Pasti dia sudah tahu jika Alina masih hidup." Arise mendengus, dia tidak akan tahu kejanggalan di tubuh Alina jika tidak melihat Cyril yang terlalu tenang.

TBC.

Bab terkait

  • PEWARIS SAH    09

    "Ada apa, Zeva?" Saat ini Cyril dan Zeva sedang menikmati teh di salah satu ruangan pondok kayu yang Zeva tempati. Setelah pertempuran sengit mereka kemarin, luka-luka di tubuhnya sudah mulai sembuh— dengan bantuan penyihir lukanya berangsur-angsur pulih."Yang Mulia..." Zeva terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi dirinya ragu.Cyril tetap diam menunggu apa yang ingin Zeva katakan. Zeva menatap Cyril dengan tatapan melas, "Zeva ingin buah jambu air yang ada di hutan."Cyril tertawa mendengar permintaan Zeva. Zeva memperingati Cyril agar tidak mentertawakan permintaan anehnya."Maafkan aku. Jangankan buah jambu air, pohonyapun akan aku bawakan pulang untukmu."Di luar ruangan ada Alina yang mendengarkan percakapan mereka sejak tadi. Dia teringat dulu Cyril juga sangat memanjakannya. Cyril adalah laki-laki yang memperlakukan orang yang dia sayang dengan lembut, dia akan menuruti semua kemauannya bahkan jika dia meminta sebuah kerajaan sekalipun Cyril akan memberikanya.Alina menghela

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • PEWARIS SAH    010

    Sudah berjam-jam Alina berjalan menyusuri hutan dan dia tidak menemukam desa hilang itu. Karena hari mulai gelap, Alina memilih pulang ke pondok kayu. "Dia pewaris sah itu?""Ya, dia pemilik darah murni.""Kita harus tunduk kepadanya?"Di saat perjalan ke pondok kayu tiba-tiba banyak suara yang tidak dia kenali. Suara itu bergema membuat kepala Alina pusing mendengarnya. Siapa pewaris sah? Siapa pemilik darah murni? Alina menutup telinganya karena suara-suara itu semakin menjadi."Lihat dia kesakitan.""Bisakah kalian diam?!""Dia bisa menghabisi kalian jika mengetahui ini."Setelah itu hutan kembali senyap. Langit semakin hitam seperti ada yang menumpahkan tinta di sana. Alina membuka tanganya yang menutupi telinga dan menatap di sekelilingnya. Kosong. Tidak ada siapapun selain dia. Tanpa dia sadari sebuah tanda berwarna perak muncul di dahinya. Tanda yang sangat indah di padukan dengan warna biru. "Aku harus pulang ke rumah," ucap Alina dengan napas tersenggal. Entah kenapa tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PEWARIS SAH    011

    "Kau sudah sadar?" Alina hanya diam tidak menjawab. Dia tidak ingat apa yang terjadi. Alina menatap keempat saudaranya dengan maksud mememinta penjelasan. Albren yang paham dengan tatapan kakaknya pun mulai menjelaskan.Satu minggu yang lalu dia dan kakak-kakaknya sedang bersantai di taman belakang rumah. Mereka menceritakan banyak hal, mulai dari kapan Arise menikah dan Albren yang tidak akan pernah tertawa meski matahari terbit dari barat- atinya sampai dunia berakhir Albren tidak akan tertawa."Kalau Kakak menikah, aku akan membasmi semua monster yang ada di hutan lepas!""Jika saat itu benar-benar terjadi, mungkin kau sudah menjadi Kakek tua." Sahut Alrico menimpali ucapan Alvino. Arise mendengus mendengar ucapan kedua adiknya. Memangnya dia se-tidak laku itu sampai-sampai dia di katai akan menikah saat adiknya sudah tua. Itu artinya saat itu dia mungkin sudah tidak sanggup berdiri atau mungkin sudah di tanam di dalam tanah."Kalau begitu aku juga akan bertaruh. Aku akan mengubur

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13

Bab terbaru

  • PEWARIS SAH    020

    Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak

  • PEWARIS SAH    019

    "Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu

  • PEWARIS SAH    018

    "Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu

  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

DMCA.com Protection Status