"Queen.""Oh, kau gundik baru itu?" "Audelina!"Wanita yang di panggil Audelina itu menoleh dengan tatapan datar. Wanita dengan gaun A-line berwarna putih di tambah aksesoris berwarna emas di lenganya itu terlihat semakin cantik. Tetapi, kecantikanya seperti sebuah warna yang di lihat oleh seseorang yang buta, tidak terlihat!"Yang mulia, Zeva tidak apa-apa. Lagi pula yang di katakan Queen itu benar." Wanita dengan gaun berbentuk ball gown berwarna merah muda itu berusaha menenangkan pria yang di sebut sebagai yang mulia."Apa maksudmu Zeva? Kau akan menjadi Selirku nanti!"Alina menatap mereka tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Di sisi lain hatinya terasa seperti di cabik-cabik. Pria yang bersetatus suami sekaligus teman masa kecilnya. Pria yang pernah berjanji tidak akan mengambil seorang selir, sekarang justru membawa wanita lain yang akan menjadi selirnya nanti. "Dengar Audelina. Dia akan menjadi selirku dengan atau tanpa persetujuanmu!"Cyril Dharmaraja, nama pria itu. Cyril me
Di pagi harinya Alina bangun kesiangan. Dia lupa dengan apa yang terjadi semalam, dia hanya ingat saat dirinya marah karena banyak bangsawan yang mengatakan dirinya akan segera turun takhta dan berakhir meminum alkohol sampai mabuk."Cukup berani untuk orang seperti mereka."Alina memijat pangkal hidungnya untuk meredakan rasa pusing. Marisa, pelayan Alina, berjalan memasuki kamarnya dengan membawa air yang sudah dia campur dengan madu."Queen, akhirnya anda bangun. Queen tahu? Semalam queen membuat orang-orang di istana panik karena tiba-tiba menghilang. Lalu saat semua orang sibuk mencari, Queen tiba-tiba sudah berada di kamar.""Aku menghilang?"Marisa mengangguk sebagai jawaban. Jujur saja dirinya semalam hampir menangis karena Alina tidak segera ditemukan. Di kota juga tidak kalah heboh saat ada kabar beberapa gudang harta milik bangsawan terbakar habis. Saat mendengarnya Marisa sudah berpikir terjadi hal buruk dengan Alina."Saya pikir Queen di culik oleh pelaku pembakaran gudan
Alina menaiki kereta kuda milik keluarganya yang sudah menunggu didepan kediamanya sejak tadi. Alina duduk disebelah jendela sambil menikmati suasana kota di pagi hari. Melihat petugas yang sibuk mengawasi kota di pagi hari ini membuat Alina teringat sesuatu. Dulu ada keluarga bangsawan yang sedang berpergian, entah darimana datangnya monster yang tiba-tiba muncul dan menyerang keluarga itu. Mereka dinyatakan tewas di tempat dengan kondisi tubuh hancur."Menyedihkan." Alina menyangga dagunya menggunakan tangan kiri sambil melihat keluar jendela.Tidak banyak yang Alina lakukan di dalam kereta kuda selama perjalanan, hanya melihat keluar jendela dan memikirkan hal yang seharusnya tidak dia pikirkan."Queen." Para pelayan yang sudah berjajar di depan gerbang membungkuk menyapa Alina saat melihatnya menuruni kereta kuda.Rambut berwarna biru tuanya melambai-lambai saat angin berembus. Baju berwarna putih dengan warna biru tua dibagian bawahnya membuat dirinya terlihat seperti dewi yang t
Alina duduk di tempat paling ujung disamping kanan Kakaknya. Meja panjang yang sudah diisi oleh orang-orang penting itu terasa sangat suram."Kapan Anda akan memberikan penerus, Queen Alina?"Alina menompang dagunya dan menatap tetua yang baru saja bertanya kepadanya dengan malas, "Entahlah," jawabnya dengan santai. Terlihat para tetua disana sedang menahan emosi sedangkan kakaknya berusaha mati-matian agar tidak tertawa."Menikah saja dengan A-""Kau mau mengulangi sejarah kelam, Tetua Distrik Jauh?" Arise yang sejak tadi hanya menganggap pertemuan ini sebagai candaan berubah menjadi serius.Saat mereka sedang makan bersama di ruang makan tadi tiba-tiba ada panggilan dari para tetua itu. Alina sudah menduga jika para tetua akan segera memanggilnya."Seharusnya kau bilang kepadaku jika kita akan di panggil," bisik Arise kepada Alina.Sejak dulu Arise sangat membenci pertemuan dengan para tetua ini. Menurutnya mereka adalah tetua paling gila di dunia ini. Tetua yang melakukan segala ca
Alina duduk berhadapan dengan Cyril di dalam kereta kuda yang biasa mereka gunakan untuk berpergian. Setelah perdebatan cukup panjang dengan ketiga adiknya, akhirnya Cyril berhasil membawa Alina kembali— itupun dengan bantuan Alina yang mengalah, memilih ikut bersama Cyril dengan suka rela."Jadi, bantuan apa yang Anda perlukan dari saya, Yang Mulia." Alina meletakkan kedua tanganya di atas kaki."Para penyihir kesulitan mencari jejak Kucing Laut. Oleh karena itu aku ingin meminta bantuanmu untuk membantu mencarinya."Kucing Laut adalah kucing langka yang keberadaannya belum diketahui sampai sekarang, sampai ada seorang penyihir yang tidak sengaja melihat jejak kucing laut itu di hutan lepas. Kucing laut tidak sama seperti kucing biasanya, kucing itu memiliki tinggi tiga meter, memiliki bulu berwarna biru dengan corak berwarna hitam. Itu sebabnya dia di sebut sebagai kucing laut karena bulunya yang berwarna biru, sebiru air laut."Kucing laut, ya? Sampai kapan kalian akan melakukan in
Sudah sejak dua minggu setelah kejadian Alina keracunan. Hari ini mereka akan berangkat menuju hutan lepas. Masalah pelayan yang Zeva hukum, ternyata karena pelayan itu mencuri sesuatu di kamar Alina dan Zeva melihatnya. Itu sebabnya pelayan Alina melarang Zeva masuk ke kamar Alina karena takut ketahuan, padahal tidak perlu masuk pun Zeva sudah tahu. "Aku benar-benar minta maaf, Alina. Aku tidak akan menghukum pelayanmu tanpa alasan." "Tidak masalah, lagipula pelayan itu memang salah." Wajah Zeva berubah menjadi cerah, dia senang Alina merespon tanpa ekspresi dingin di wajah seperti biasanya, "Aku melihat dia memasukkan kalung pemberianku di saku bajunya, dan itu membuatku marah karena itu hadiah yang aku berikan khusus untukmu.""Ya, aku sudah mendengar itu berkali-kali. Kembalilah ke kamarmu untuk bersiap-siap, Zeva."Zeva mengangguk menuruti perintah Alina. Dia berjalan pergi meninggalkan kamar Alina. Alina menatap pintu itu dengan tatapan dingin, terlihat di sorot matanya jika
Pertempuran tidak bisa di hindari. Cyril mati-matian melawan hewan yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Sedangkan Alina tetap berdiri di belakang laki-laki itu."Hewan apa itu, Yang Mulia?" "Entahlah Queen, mungkin itu salah satu hewan yang berasal dari Klan Sora. Aku tidak pernah melihat hewan seperti itu.""Tapi Klan ini sudah musnah ribuan tahun, Yang Mulia. Bagaimana bisa dia masih hidup sampai sekarang?""Aku tidak tahu pastinya, tapi bisa saja hewan-hewan yang berasal dari Klan Sora memiliki usia hingga ribuan tahun. Klan ini memiliki banyak rahasia yang belum kita ketahui." SRAKKKSeketika muncul balok es yang membuat keempat kaki milik macan itu terkunci. Tapi itu tidak menjadi masalah untuk hewan itu, dia bahkan dengan mudah bisa menghancurkan sihir es milik Cyril. Macan itu mengaum yang membuat ruangan ini bergetar. Tanda biru di ujung telinga menyala-nyala seperti api."Apa itu?" Alina menatap ngeri hewan di depanya yang tiba-tiba di kelilingi api berwarna biru, "sepert
Suara burung yang sedang berkicau di pagi hari membuat seorang wanita terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan-lahan."Queen, anda sudah bangun?"Alina menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Setelah diingat-ingat dia tertidur karena kelelahan bertarung dengan macan milik klan sora. Setelah di obati oleh penyihir dia langsung tidur karena tubuhnya sangat lelah. Meskipun belum sembuh total, tubuhnya hari ini terasa lebih segar daripada kemarin."Bagaimana dengan keadaan Yang Mulia?""Yang Mulia baik-baik saja, Queen.""Baguslah. Berarti aku tidak perlu menggantikan pekerjaannya."Alina meminta Marisa membantunya membersihkan diri karena dia ingin berjalan-jalan sebentar di hutan. Marisa melarang Alina dengan alasan tubuhnya belum pulih. Alina tetap meyakinkan Marisa jika tubuhnya sudah sembuh."Aku bisa menyembuhkan tubuhku sendiri, apa kau meragukan Queen dari kerajaan ini?"Marisa membungkuk mendengar pernyataan Alina. Kekuatan Queen dari kerajaan ini memang tidak bi
Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak
"Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu
"Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu
Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p
Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se
"Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l
"ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang
Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi
Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw