Share

06

Penulis: Svaandin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-14 21:15:52

Sudah sejak dua minggu setelah kejadian Alina keracunan. Hari ini mereka akan berangkat menuju hutan lepas. Masalah pelayan yang Zeva hukum, ternyata karena pelayan itu mencuri sesuatu di kamar Alina dan Zeva melihatnya. Itu sebabnya pelayan Alina melarang Zeva masuk ke kamar Alina karena takut ketahuan, padahal tidak perlu masuk pun Zeva sudah tahu.

"Aku benar-benar minta maaf, Alina. Aku tidak akan menghukum pelayanmu tanpa alasan."

"Tidak masalah, lagipula pelayan itu memang salah."

Wajah Zeva berubah menjadi cerah, dia senang Alina merespon tanpa ekspresi dingin di wajah seperti biasanya, "Aku melihat dia memasukkan kalung pemberianku di saku bajunya, dan itu membuatku marah karena itu hadiah yang aku berikan khusus untukmu."

"Ya, aku sudah mendengar itu berkali-kali. Kembalilah ke kamarmu untuk bersiap-siap, Zeva."

Zeva mengangguk menuruti perintah Alina. Dia berjalan pergi meninggalkan kamar Alina. Alina menatap pintu itu dengan tatapan dingin, terlihat di sorot matanya jika dia membenci wanita itu.

"Tidak ada maaf untukmu!"

***

Alina duduk di dalam kereta kuda yang sama dengan Zeva. Sejak tadi wanita itu sibuk memberikan Alina banyak pertanyaan.

"Apakah Alina sehebat itu?"

Alina menatap Zeva dengan tatapan tajam. Berapa kali dia bilang untuk memanggilnya Queen.

"Maaf Alina, aku hanya ingin lebih dekat denganmu."

Alina kembali menatap buku di tanganya, "Keluarga De'lewis memang memiliki kemampuan unik, salah satunya Nyonya Marquise. Dia bisa memanggil peri. Di kerajaan ini hanya dia yang bisa." Jelas Alina.

"Lalu apa kemampuan unik milik ketiga Adik Alin- maksudku Queen."

"Adalrico memiliki otak di atas rata-rata, Adalvino memiliki fisik yang kuat dan si bungsuh yang bisa berbicara dengan hewan."

Zeva terkagum-kagum mendengar penjelasan Alina tentang kemampuan unik milik keluarganya. Tetapi alis Zeva berkerut saat tidak mendengar kemampuan milik Alina. Alina hanya menjawab jika kenampuanya bisa menyembuhkan diri sendiri.

Perjalanan mereka hanya di isi dengan pertanyaan-pertanyaan yang Zeva lontarkan kepada Alina. Setelah perjalanan selama sepuluh jam di dalam kereta kuda, akhirnya mereka bisa mendaratkan kaki di atas tanah lagi.

Alina berada di dalam pondok kayu yang sama dengan Cyril, sedangkan Zeva berada di pondok kayu di sebelah mereka. Alina yang berniat mengganti baju mengurungkan niatnya karena ingat saat ini dia berada di kamar yang sama dengan Cyril.

"Aku tidak akan melihat, Queen."

Alina menatap Cyril memastikan jika yang laki-laki itu katakan benar, bisa dia lihat jika Cyril sibuk dengan dokumen yang menumpuk di mejanya. Alina akhirnya bisa mengganti baju dengan tenang saat sudah memastikan Cyril tidak akan melihat. Padahal sudah lima tahun sejak pernikahan mereka tetapi mereka belum pernah tidur bersama sampai sekarang— ini pertama kalinya mereka berada dalam satu kamar.

Alina mengganti pakaiannya dengan celana kain berwarna hitam dan juga kemeja putih yang terlihat pas di tubuhnya, rambutnya di ikat keatas menjadi satu. Alina terlihat cantik sekaligus tampan. Tubuhnya yang ramping dan tinggi membuat dia seperti tuan muda bangsawan yang cantik.

Saat Alina berniat keluar dari pondok kayu tiba-tiba Kenan datang dengan terburu-buru. Padahal laki-laki itu biasanya selalu tenang di segala situasi. Entah hal apa yang bisa membuat yang bisa membuat tangan kanan raja panik seperti itu.

"Yang Mulia, kami menemukan reruntuhan Klan Sora!"

Cyril yang sedang memeriksa dokumen menghentikan kegiatanya seketika itu juga. Klan Sora adalah salah satu klan terkemuka di antara tiga klan yang lain. Tapi klan itu di takuti banyak orang karena kemampuan unik yang hanya dimiliki klan itu. Terutama kepintaran dari keluarga Bathara yang selalu berhasil dalam menyusun strategi di peperangan. Karena hal itu klan tersebut di musnahkan.

"Apa kau yakin?" Wajah Cyril berubah menjadi pias. Nama klan itu tidak bisa sembarang di sebut— menyebut nama klan itu bahkan bisa menghebohkan kelima kerajaan. Karena keberadaan klan itu dianggap sebagai ancaman untuk pemimpin kerajaan ini serta kelima kerajaan yang lain.

Dahulu sebelum adanya peradaban manusia, bumi ini di huni oleh hewan-hewan buas. Hingga seiring berjalanya waktu manusia yang tadinya hanya hitungan jari mulai bertambah karena perkawinan. Para manusia yang saat itu tidak mengerti apapun hanya berbekalkan insting mereka untuk bertahan hidup. Mereka berburu dan bertarung dengan hewan-hewan buas.

Sampai suatu ketika perdaban mulai maju, mereka akhirnya membentuk kerajaan. Sat itu di wilayah tengah— sebelum kerajaan Dharmaraja terbentuk, ada satu keluarga dan tiga klan yang berperang. Mereka adalah keluarga Dharmaraja dengan sihir esnya, klan Sora dengan kemampuan unik yang di miliki klan itu, klan Jati dengan sihir kayunya dan klan Aksata dengan sihir sensornya. Mereka akhirnya sepakat untuk berdamai dan memilih membentuk sebuah kerajaan karena merasa sihir mereka saling melengkapi. Dengan keluarga Dharmaraja sebagai pemimpin dan ketiga Klan yang lainya akan menjadi penyokong kerajaan ini, dan terbentuklah kerajaan Dharmaraja.

Sampai suatu peristiwa membuat Klan Sora musnah. Di buku legenda hanya di sebut sebagai "pembantaian akbar" karena seluruh klan itu musnah dalam satu malam. Tidak ada yang tahu apa yang penyebab klan itu musnah tanpa menyisakan keturunanya, sehingga tanggapan-tanggapan buruk dari rakyat mulai menjadi sebuah cerita dongeng yang di ceritakan turun temurun kepada anak cucunya. Mereka percaya kalau klan Sora di musnahkan karena berusaha menyaingi dewa. Dan cerita itu sampai sekarang menjadi dongeng tidur untuk anak-anak bahkan sampai di kerajaan tetangga.

Aduhai langit yang elok di pandang, lihatlah lihat

Dewa memberikannya berkah berlimpah

Hadiah yang indah berwarna biru

Cahayanya hangat

Merekalah sang cahaya.

"Menyedihkan." Alina menatap reruntuhan bangunan tua di depanya. Banyak batu yang terlihat seperti permata di setiap tianganya. Itu batu yang mengandung fosfor. Sepertinya klan ini dulu menggunakan cahaya matahari untuk penerangan melalui batu ini. Ada dua patung singa di depan pintu masuk menuju ruang utama.

"Sepertinya ini hanya bagian dari bangunan klan itu." Cyril menyusuri setiap bangunan dengan teliti, "Sepertinya Klan itu dulunya Klan yang maju, bahkan lebih maju dari kerajaan. Lihatlah lantai dan juga desain ruangan yang terlihat moderen, mereka sudah lebih maju dari kita sejak dulu."

Bangunan itu tidak terlihat kuno seperti bangunan yang di bangun ribuan tahun, bahkan bangunan itu terlihat lebih mewah dari kerajaan ini. Lihatlah bangunan ini bahkan masih kokoh meski sudah di tinggal selama itu. Hanya bagian depan yang runtuh seperti bekas pertempuran.

"Wow!" Alina berseru saat dia tidak sengaja melewati pintu dan tiba-tiba sudah berada di lantai dua. Sejak tadi dia bertanya-tanya dimana tangga menuju lantai dua, ternyata pintu tadi adalah tangga itu sendiri.

"Teknologi mereka maju sekali, bagaimana cara mereka membuat tangga seperti itu, Yang Mulia?" Alina bertanya kepada Cyril yang baru saja tiba.

"Mereka menambahkan sihir teleportasi di pintu itu, Alina. Setiap ada yang melewatinya pintu itu akan menteleportasikan nya ke atas, tentu saja itu sudah di atur sedemikian rupa."

"Lalu bagaimana cara kita turun?"

"Mudah saja, kita tinggal melewati pintu dimana kita muncul tadi, dan pintu itu akan menurunkan kita menggunakan teleportasi."

"Bagaimana jika pintu itu keliru? Bagaimana jika saat kita ingin turun kita justru di teleportasikan ke atas?"

"Mereka menambahkan sihir sensor di pintu itu. Sihir sensor itu akan tahu apa keinginan kita saat kita melewatinya dan sensor itu yang akan menggantikan kita memberitahukan kemama tujuan kita kepada sihir teleportasi itu."

Alina menatap Cyril curiga, "Bagaimana Yang Mulia bisa tahu? Apakah Yang Mulia salah satu anggota yang selamat dari Klan itu?"

"Klan itu sudah musnah ribuan tahun yang lalu, Alina. Aku hanya menebak dan aku tadi tidak sengaja merasakan sihir sensor milik Bangsawan Aksata di pintu itu."

Alina mengangguk paham. Pantas saja Cyril bisa menjadi raja, ternyata dia laki-laki yang cukup cerdas. Mereka kembali menyusuri ruangan di lantai dua ini, tetapi mereka di halangi oleh hewan yang tiba-tiba munncul di depan mereka. Hewan itu berbentuk seperti macan, hanya warnanya yang berbeda dari macan biasanya. Hewan itu berwarna hitam dengan corak biru.

"Apa itu?" Alina panik melihat macan itu mengambil posisi siap bertarung. Cyril menghentakkan tanganya dan seketika keluar pedang berwarna biru kristal sangat cantik.

"Mundur Alina, berlindung di belakangku."

Bab terkait

  • PEWARIS SAH    07

    Pertempuran tidak bisa di hindari. Cyril mati-matian melawan hewan yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Sedangkan Alina tetap berdiri di belakang laki-laki itu."Hewan apa itu, Yang Mulia?" "Entahlah Queen, mungkin itu salah satu hewan yang berasal dari Klan Sora. Aku tidak pernah melihat hewan seperti itu.""Tapi Klan ini sudah musnah ribuan tahun, Yang Mulia. Bagaimana bisa dia masih hidup sampai sekarang?""Aku tidak tahu pastinya, tapi bisa saja hewan-hewan yang berasal dari Klan Sora memiliki usia hingga ribuan tahun. Klan ini memiliki banyak rahasia yang belum kita ketahui." SRAKKKSeketika muncul balok es yang membuat keempat kaki milik macan itu terkunci. Tapi itu tidak menjadi masalah untuk hewan itu, dia bahkan dengan mudah bisa menghancurkan sihir es milik Cyril. Macan itu mengaum yang membuat ruangan ini bergetar. Tanda biru di ujung telinga menyala-nyala seperti api."Apa itu?" Alina menatap ngeri hewan di depanya yang tiba-tiba di kelilingi api berwarna biru, "sepert

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • PEWARIS SAH    08

    Suara burung yang sedang berkicau di pagi hari membuat seorang wanita terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan-lahan."Queen, anda sudah bangun?"Alina menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Setelah diingat-ingat dia tertidur karena kelelahan bertarung dengan macan milik klan sora. Setelah di obati oleh penyihir dia langsung tidur karena tubuhnya sangat lelah. Meskipun belum sembuh total, tubuhnya hari ini terasa lebih segar daripada kemarin."Bagaimana dengan keadaan Yang Mulia?""Yang Mulia baik-baik saja, Queen.""Baguslah. Berarti aku tidak perlu menggantikan pekerjaannya."Alina meminta Marisa membantunya membersihkan diri karena dia ingin berjalan-jalan sebentar di hutan. Marisa melarang Alina dengan alasan tubuhnya belum pulih. Alina tetap meyakinkan Marisa jika tubuhnya sudah sembuh."Aku bisa menyembuhkan tubuhku sendiri, apa kau meragukan Queen dari kerajaan ini?"Marisa membungkuk mendengar pernyataan Alina. Kekuatan Queen dari kerajaan ini memang tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • PEWARIS SAH    09

    "Ada apa, Zeva?" Saat ini Cyril dan Zeva sedang menikmati teh di salah satu ruangan pondok kayu yang Zeva tempati. Setelah pertempuran sengit mereka kemarin, luka-luka di tubuhnya sudah mulai sembuh— dengan bantuan penyihir lukanya berangsur-angsur pulih."Yang Mulia..." Zeva terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi dirinya ragu.Cyril tetap diam menunggu apa yang ingin Zeva katakan. Zeva menatap Cyril dengan tatapan melas, "Zeva ingin buah jambu air yang ada di hutan."Cyril tertawa mendengar permintaan Zeva. Zeva memperingati Cyril agar tidak mentertawakan permintaan anehnya."Maafkan aku. Jangankan buah jambu air, pohonyapun akan aku bawakan pulang untukmu."Di luar ruangan ada Alina yang mendengarkan percakapan mereka sejak tadi. Dia teringat dulu Cyril juga sangat memanjakannya. Cyril adalah laki-laki yang memperlakukan orang yang dia sayang dengan lembut, dia akan menuruti semua kemauannya bahkan jika dia meminta sebuah kerajaan sekalipun Cyril akan memberikanya.Alina menghela

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • PEWARIS SAH    010

    Sudah berjam-jam Alina berjalan menyusuri hutan dan dia tidak menemukam desa hilang itu. Karena hari mulai gelap, Alina memilih pulang ke pondok kayu. "Dia pewaris sah itu?""Ya, dia pemilik darah murni.""Kita harus tunduk kepadanya?"Di saat perjalan ke pondok kayu tiba-tiba banyak suara yang tidak dia kenali. Suara itu bergema membuat kepala Alina pusing mendengarnya. Siapa pewaris sah? Siapa pemilik darah murni? Alina menutup telinganya karena suara-suara itu semakin menjadi."Lihat dia kesakitan.""Bisakah kalian diam?!""Dia bisa menghabisi kalian jika mengetahui ini."Setelah itu hutan kembali senyap. Langit semakin hitam seperti ada yang menumpahkan tinta di sana. Alina membuka tanganya yang menutupi telinga dan menatap di sekelilingnya. Kosong. Tidak ada siapapun selain dia. Tanpa dia sadari sebuah tanda berwarna perak muncul di dahinya. Tanda yang sangat indah di padukan dengan warna biru. "Aku harus pulang ke rumah," ucap Alina dengan napas tersenggal. Entah kenapa tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PEWARIS SAH    011

    "Kau sudah sadar?" Alina hanya diam tidak menjawab. Dia tidak ingat apa yang terjadi. Alina menatap keempat saudaranya dengan maksud mememinta penjelasan. Albren yang paham dengan tatapan kakaknya pun mulai menjelaskan.Satu minggu yang lalu dia dan kakak-kakaknya sedang bersantai di taman belakang rumah. Mereka menceritakan banyak hal, mulai dari kapan Arise menikah dan Albren yang tidak akan pernah tertawa meski matahari terbit dari barat- atinya sampai dunia berakhir Albren tidak akan tertawa."Kalau Kakak menikah, aku akan membasmi semua monster yang ada di hutan lepas!""Jika saat itu benar-benar terjadi, mungkin kau sudah menjadi Kakek tua." Sahut Alrico menimpali ucapan Alvino. Arise mendengus mendengar ucapan kedua adiknya. Memangnya dia se-tidak laku itu sampai-sampai dia di katai akan menikah saat adiknya sudah tua. Itu artinya saat itu dia mungkin sudah tidak sanggup berdiri atau mungkin sudah di tanam di dalam tanah."Kalau begitu aku juga akan bertaruh. Aku akan mengubur

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07

Bab terbaru

  • PEWARIS SAH    020

    Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak

  • PEWARIS SAH    019

    "Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu

  • PEWARIS SAH    018

    "Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu

  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

DMCA.com Protection Status