Share

09

Penulis: Svaandin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-21 17:04:41

"Ada apa, Zeva?"

Saat ini Cyril dan Zeva sedang menikmati teh di salah satu ruangan pondok kayu yang Zeva tempati. Setelah pertempuran sengit mereka kemarin, luka-luka di tubuhnya sudah mulai sembuh— dengan bantuan penyihir lukanya berangsur-angsur pulih.

"Yang Mulia..." Zeva terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi dirinya ragu.

Cyril tetap diam menunggu apa yang ingin Zeva katakan. Zeva menatap Cyril dengan tatapan melas, "Zeva ingin buah jambu air yang ada di hutan."

Cyril tertawa mendengar permintaan Zeva. Zeva memperingati Cyril agar tidak mentertawakan permintaan anehnya.

"Maafkan aku. Jangankan buah jambu air, pohonyapun akan aku bawakan pulang untukmu."

Di luar ruangan ada Alina yang mendengarkan percakapan mereka sejak tadi. Dia teringat dulu Cyril juga sangat memanjakannya. Cyril adalah laki-laki yang memperlakukan orang yang dia sayang dengan lembut, dia akan menuruti semua kemauannya bahkan jika dia meminta sebuah kerajaan sekalipun Cyril akan memberikanya.

Alina menghela napasnya berat. Dulu kasih sayang itu miliknya, tetapi sekarang itu sudah menjadi milik orang lain. Dia bingung bagaimana caranya mempertahankan rumah tangga mereka. Cyril semakin hari semakin dingin kepadanya— kecuali saat pertarungan kemarin Cyril sangat melindungi Alina. Terkadang Alina seperti di terbangkan dengan perlakuan Cyril padanya, lantas di jatuhkan dan di injak dengan kemesraannya dengan Zeva.

"Aku tidak akan membiarkan pernikahan kita berakhir begitu saja, Yang Mulia."

Alina mengetuk pintu ruangan sebelum masuk. Dia memberikan salam kepada Cyril terlebih dahulu, begitupun dengan Zeva yang memberikan salam kepada Alina.

"Yang Mulia."

"Queen." Zeva berdiri dan membungkuk. Alina menganggukkan kepalanya.

"Yang Mulia, bisakah anda ikut dengan saya?"

Cyril mengernyitkan dahinya. Alina menjelaskan jika ada hal penting yang ingin dia bicarakan. Cyril menyetujuinya karena dia juga ingin mencarikan Zeva jambu air di hutan.

"Aku pergi." Cyril mencium dahi Zeva singkat yang membuat perempuan itu tersenyum. Alina mencengkram celana hitamnya melihat kejadian itu.

"Hati-hati Alina! Anda juga Yang Mulia!"

Mereka berjalan beriringan menuju ke arah kuda yang sudah di siapkan. Di sana ada dua kuda berwarna hitam dan coklat. Cyril menaiki kuda hitam yang terlihat gagah, sedahgkan Alina menaiki kuda berwarna coklat. Saat ingin menaiki kuda, suara Cyril membuat dia mengurungkan niatnya.

"Naiklah kuda bersamaku, Alina."

Alina sedikit terkejut saat Cyril kembali memanggil namanya, bukan Queen seperti biasanya. Alina berjalan menghampiri Cyril yang sudah menuruni kudanya. Dia meraih pinggang Alina, mengangkatnya dan mendudukan Alina di atas kuda. Setelah memastikan Alina sudah merasa nyaman, Cyril naik kembali ke atas kuda.

Cyril memukul tali kuda yang membuat kuda itu mulai berjalan. Alina yang duduk di depanya membuat dia ingat kehidupan mereka di masa lalu, dia akui dia memang salah.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Alina?"

Cyril menatap rambut berwarna biru milik Alina yang di ikat menjadi satu, rambut itu menjuntai kebawah. Sangat indah! Dulu yang paling dia sukai dari Alina adalah rambut birunya. warna rambutnya sangat khas, bahkan warna rambut dari keempat saudaranya tidak sebiru milik Alina.

"Tidak ada, Saya hanya ingin menghabis waktu dengan anda," jawab Alina.

"Kau bisa langsung memintanya kepadaku. Kenapa harus berbohong?"

"Sungguh? Yang Mulia selalu sibuk dengan Zeva, Saya tidak ingin menganggu kalian."

Cyril terdiam tidak bisa menjawab. Memang benar dia selalu sibuk dengan Zeva sepanjang hari, tetapi dia memiliki alasan untuk itu. Cyril menarik kekang kuda saat melihat jambu air yang Zeva minta kepadanya. Dia menuruni kuda dan mengikat tali kudanya di pohon.

Alina meloncat turun terlebih dahulu sebelum Cyril membantunya turun. Cyril sedikit terkejut melihat aksi dari istrinya. Dia takut jika tubuh Alina lecet. Meskipun hanya sebuah goresan, dia akan langsung di kuliti oleh saudara-saudara Alina.

"Kau tidak apa-apa Alina?"

"Apa? Aku hanya meloncat dari atas kuda, bukan dari jurang."

Alina berjalan melewati Cyril menuju dimana jambu air itu tumbuh. Alina menggoyangkan dahan dengan sihir anginya. Buah yang ada di pohon itu berjatuhan. Cyril segera menangkapnya dengan sihir es dan mengumpulkan menjadi satu.

"Alina, ayo kembali, aku harus memberikan ini kepada Zeva." Cyril memasukkan jambu air di dalam lingkaran sihir.

Lingkaran sihir adalah sihir ruang dan dimensi yang di buat untuk membawa benda dengan mudah. Sihir itu akan muncul jika kita menuliskan pola-polanya dan akan hilang ketika menuliskan pola-pola itu dengan terbalik.

"Yang Mulia bisa pulang terlebih dahulu, saya ingin berjalan-jalan sebentar." Alina mendudukkan dirinya di bawah pohon untuk memakan jambu air yang dia dapat.

Cyril menghela napasnya. Dia harus segera pulang untuk menemui Zeva, tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan Alina sendirian di hutan lepas. Akhirnya Cyril memilih ikut duduk di samping Alina. Dia hanya duduk diam mengawasi sekitar takut ada monster yang mendekat lagi, dan jika itu terjadi dia akan segera membuka portal menuju pondok kayu karena mereka belum siap untuk bertarung.

Melihat Alina yang menikmati jambu air membuat dia teringat dengan Zeva. Dia yakin jika wanita itu ikut pergi bersama mereka, pasti dia akan sangat senang, dan dia bisa melihat wajahnya yang lucu ketika merasa senang. Cyril menghela napasnya mengingat hal itu, sekarang Zeva pasti sedang menunggu dia.

"Apakah kau masih lama, Alina?"

"Apakah Yang Mulia memiliki urusan yang perlu segera di selesaikan?"

"Iya, aku harus segera memberikan jambu air itu kepada Zeva. Dia pasti sudah menungguku."

"Pergilah, aku bisa pulang sendiri." Setelah Alina mengatakan itu dia berteleportasi meninggalkan Cyril. Cyril segera berdiri dan mengedarkan pandanganya mencari Alina. Dia ingin menyusul tetapi tidak tahu kemana perginya. Cyril segera menaiki kudanya dan membawa kuda itu berlari. Dia akan memberikan jambu air ini kepada Zeva terlebih dahulu, lalu setelah itu dia akan mencari Alina.

"Aku yakin kau bisa menjaga dirimu sendiri."

Sedangkan Alina sekarang berada di danau yang berada jauh dari tempatnya. Dia benar-benar kecewa kepada Cyril. Bahkan saat bersamanyapun dia hanya memikirkan Zeva. Zeva, Zeva, Zeva, sampai tidak ada tempat untuknya.

Saat sibuk memikirkan Cyril dan Zeva, dia teringat jika ada pedesaan di hutan ini, tetapi dia harus segera mencari pintu masuk pedesaan yang masih terbuka. Pedesaan di kerajaan yang tidak masuk di wilayah benteng dan berada di daerah lepas di sebut pedesaan hilang. Bukan hilang yang benar-benar hilang, mereka hanya memasang tabir pelindung yang membuat batas antara desa dan hutan lepas, sehingga dari luar desa mereka tidak terlihat, seperti hilang. Jika ada yang melewati tabir itu saat tabir belum di buka, mereka akan merasakn berat di sekujur tubuh dan hawa mencekam di sekitarnya, lalu perasaan itu akan hilang. Itu sudah menjadi ciri khas keberadaan pedesaan di dalam hutan lepas ini. Mereka yang di dalam tabir tentu saja bisa melihat keluar tabir dengan jelas, karena itu juga agar mereka bisa melihat siapa yang menabrak tabir ini, monster atau manusia, sehingga mereka bisa segera memindahkan titik koordinatnya agar tidak ada yang mengetahui keberadaan desa dan terhindar dari serangan monster.

Mereka akan membuka tabir di saat saat tertentu. Seperti saat mereka berburu, berlatih sihir, atau ada acara seperti perburuan lepas. Mereka akan membuka tabir dan seketika hutan ini akan menjadi ramai. Saat ini matahari berada di atas kepala, seharusnya masih ada tabir yang terbuka karena para laki-laki akan keluar untuk berburu ataupun berlatih sihir dengan melawan monster.

***

"Yang Mulia, dimana Queen Alina?" Zeva bertanya saat melihat Cyril hanya pulang sendirian.

Cyril memberikan sekantong jambu air kepada Zeva, "Makanlah, aku harus segera mencari Queen."

"Queen hilang?"

Cyril mengangguk. Saat dia berniat pergi mencari Alina, Zeva menarik tanganya dan memintanya untuk tetap tinggal. Zeva meyakinkan Cyril jika Alina akan baik-baik saja, dia bisa menjaga dirinya sendiri.

"Queen bisa menjaga dirinya sendiri, Yang Mulia, percayalah padaku."

Demi mendengar suara lembut dari Zeva, Cyril pun menuruti keinginan Zeva untuk tetap tinggal. Lagipula Alina bukan wanita lemah yang perlu di lindungi seperti Zeva. Akhirnya mereka kembali kekamar dan menyantap jambu air itu bersama dan melupakan Alina.

Bab terkait

  • PEWARIS SAH    010

    Sudah berjam-jam Alina berjalan menyusuri hutan dan dia tidak menemukam desa hilang itu. Karena hari mulai gelap, Alina memilih pulang ke pondok kayu. "Dia pewaris sah itu?""Ya, dia pemilik darah murni.""Kita harus tunduk kepadanya?"Di saat perjalan ke pondok kayu tiba-tiba banyak suara yang tidak dia kenali. Suara itu bergema membuat kepala Alina pusing mendengarnya. Siapa pewaris sah? Siapa pemilik darah murni? Alina menutup telinganya karena suara-suara itu semakin menjadi."Lihat dia kesakitan.""Bisakah kalian diam?!""Dia bisa menghabisi kalian jika mengetahui ini."Setelah itu hutan kembali senyap. Langit semakin hitam seperti ada yang menumpahkan tinta di sana. Alina membuka tanganya yang menutupi telinga dan menatap di sekelilingnya. Kosong. Tidak ada siapapun selain dia. Tanpa dia sadari sebuah tanda berwarna perak muncul di dahinya. Tanda yang sangat indah di padukan dengan warna biru. "Aku harus pulang ke rumah," ucap Alina dengan napas tersenggal. Entah kenapa tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PEWARIS SAH    011

    "Kau sudah sadar?" Alina hanya diam tidak menjawab. Dia tidak ingat apa yang terjadi. Alina menatap keempat saudaranya dengan maksud mememinta penjelasan. Albren yang paham dengan tatapan kakaknya pun mulai menjelaskan.Satu minggu yang lalu dia dan kakak-kakaknya sedang bersantai di taman belakang rumah. Mereka menceritakan banyak hal, mulai dari kapan Arise menikah dan Albren yang tidak akan pernah tertawa meski matahari terbit dari barat- atinya sampai dunia berakhir Albren tidak akan tertawa."Kalau Kakak menikah, aku akan membasmi semua monster yang ada di hutan lepas!""Jika saat itu benar-benar terjadi, mungkin kau sudah menjadi Kakek tua." Sahut Alrico menimpali ucapan Alvino. Arise mendengus mendengar ucapan kedua adiknya. Memangnya dia se-tidak laku itu sampai-sampai dia di katai akan menikah saat adiknya sudah tua. Itu artinya saat itu dia mungkin sudah tidak sanggup berdiri atau mungkin sudah di tanam di dalam tanah."Kalau begitu aku juga akan bertaruh. Aku akan mengubur

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14

Bab terbaru

  • PEWARIS SAH    020

    Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak

  • PEWARIS SAH    019

    "Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu

  • PEWARIS SAH    018

    "Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu

  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

DMCA.com Protection Status