Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.
Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.
Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.
Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.
Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.
Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.
Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.
Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba.
"Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir.
"Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.
Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.
Cahaya itu menerangi seluruh lembah gunung Manggir di malam yang gelap gulita tersebut.
Cahaya tersebut melayang - layang me mutari Rukmini dan Kaslan yang sedang panik.
Karena melihat reaksi alam.
Di saat putra nya mau lahir tiba - tiba alam bereaksi yang sangat dahsyat.
Dengan kecepatan yang luar biasa cahaya itu masuk ke dalam perut Rukmini.
"Aahhhhhhh!!!".
Terdengar Rukmini menjerit dan kemudian diam tak bergerak.
"ueeek... ueekk...".
Suara tangisan bayi yang telah lahir bersamaan cahaya yang masuk ke perut Rukmini.
Di sertai badai dan gempa yang melanda seluruh Nusantara.
Bayi laki- laki itu lahir, bayi yang tampak gagah dan tampan.
Bayi yang kelak akan menjadi penerang bagi jagat raya.
Pelan tapi pasti aura kegelapan mulai sirna. Kabut tebal kehitaman yang menyelimuti gunung pun perlahan - lahan hilang oleh hembusan angin.
Kelahiran bayi itu telah membuat gempa di seluruh penjuru dunia.
Tempat per judian hancur, Rumah bordir luluh lantak, kedai tempat minum, minuman keras pun musnah bahkan altar tempat pemujaan setan pun roboh.
Segala tempat untuk berbuat bermaksiat hancur bersamaan lahir nya anak itu.
Semua orang sangat takut dan keheranan ada fonomena apa sehingga gempa merata di seluruh penjuru alam.
Untuk orang awam mereka mengira bahwa bumi sudah tua. Jadi wajar kalau bencana banyak melanda, namun orang memiliki tingkat sepiritual yang tinggi sangat menyadari.
Bahwa ini adalah sebagai tanda cikal bakal bangkitnya kebaikan yang akan menguasai dunia dan kejahatan sebentar lagi akan segera di kalahkan.
"Rangga wulung!!!! Rangga wulung !!! Rangga Wulung !!!". Tiga kali terdengar suara menggema di seantero gunung dan kemudian lenyap.
Kaslan ternganga di buatnya. Dengan jelas mendengar suara itu sampai akhirnya dia pun ter sadar dan segera bergerak ke arah istrinya.
"Dek Mini putra kita telah lahir". Ucap Kaslan kepada istrinya namun suasana hening.
Tak ada jawaban dari Rukmini tubuhnya diam tak bergerak. Seketika itu wajah Kaslan diliputi, kesedihan, kebingungan dan ke panikan bercampur aduk dalam hati nya.
"Tidaaaaaaakkkkkk, Tuhan.... kenapa ini semua harus terjadi pada ku". Air mata menetes pilu di pipi nya.
Raungan tangisan Kaslan terdengar parau.
Tubuhnya lemas memandang tubuh istri nya yang sudah tak bernyawa sementara anak dalam pangkuan nya menangis keras, membelah kesunyian malam.
"Ini sungguh tidak adil. Kenapa Kau tega meninggalkan ku. Ujian datang silih berganti menimpa nya
"Cucu ku telah lahir, biarkan aku menggendong nya". Tiba - tiba terdengar suara membuyarkan tangisan nya. Seorang nenek berdiri tidak jauh dari tempatnya.
"Nyai Durgo".
Kaslan ter kaget, kembali dia teringat perkataan Ki Ageng Malentho.
Dengan cepat dilepas kan nya gelang Mustiko Gledek dari tangan istrinya.
Segera memakai kan gelang tersebut ke tangan anak nya. Kembali sinar biru menyilaukan mata keluar dari gelang itu lambat laun sinar itu masuk ke tubuh bayi yang masih merah itu.
" Tidak!!!!!!!. Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh anak ku " sergah Kaslan seraya memeluk erat buah hati nya.
"Cepat serahkan anak itu !!!." Nyai durgo membentak dengan tatapan tajam .
Raut muka nya di penuhi aura membunuh yang sangat kuat.
"Meski pun aku harus kehilangan nyawa ku. Aku tak akan pernah menyerahkan anak ku kepada mu". Tak kalah sengit nya Kaslan juga berteriak lantang.
"Baik lah!!! karena kau memaksa ku. Jangan salahkan aku kalau aku akan membunuh mu". Sekilas kemudian wajah nyai Durgo berubah. Taring panjang keluar dari mulut nya, bola matanya membesar dan menonjol keluar.
Rambut nya menyala seperti api yang siap membakar apa pun yang ada di hadapan nya. Kaslan merasa ngeri melihat wujud asli Nyai Durgo.
Nyai durgo adalah sebangsa Lelembut penunggu gunung Manggir.
Level kekuatan tenaga dalam nya sudah memasuki tingkatan teles level 5.
Sungguh kekuatan yang sangat mengerikan, sepuluh tahun yang lalu ada Ksatria bernama Rawe Rantas datang ke gunung Manggir.
Dengan membawa Mustiko Gledek untuk menaklukan sihir yang melindungi gunung itu.
Rawe Rantas dengan mudah dapat menaklukan sihir itu. Namun siapa sangka ketika berhadapan dengan Nyai durgo.
Rawe Rantas sama sekali bukan tandingan nya. Bukan saja tidak dapat mengalahkan Nyai durgo.
Bahkan dia harus meregang nyawa tewas secara mengenaskan.
Karena itulah kenapa Mustiko Gledek ada di tangan Nyai Durgo. Dia kemudian memberikan mustika itu kepada Rukmini supaya mereka bisa masuk ke dalam area gunung Manggir.
Tujuan sebenar nya tidak lain adalah untuk menguasai bayi itu. Ketika bayi itu lahir dia akan menghisap energi murni dari alam. Ketika seluruh energi murni alam telah masuk maka Nyai durgo akan menghisap seluruh kekuatan murni tersebut . jika energi itu berhasil di hisap Nyai Durgo, akan menyebabkan bayi itu tewas mengenaskan.
"Hiaaattt... ciaaaat, cieeeet".
Tanpa basa basi nyai durgo mulai menghantam Kaslan dengan kekuatan penuh, area itu dipenuhi dengan kekuatan yang luar biasa dahsyat.
Kaslan tidak tinggal diam, segera di kumpulkan seluruh tenaga dalam nya untuk menyongsong serangan Nyai Durgo.
"Duarrr!!! duar!!!, Derrr!!! doooorrr!!". Ledakan terjadi sahut menyahut saat dua kekuatan itu saling beradu. Kaslan bukan lah tandingan Nyai durgo, beberapa kali dia tidak bisa menghindar dari pukulan Nyai Durgo.
Kaslan jatuh ter huyung - huyung matanya ber kunang - kunang serta merta darah kotor keluar dari mulut nya karena belum di cuci. Bayi dalam gendongan nya terlepas jatuh.
"ueeekk.. .. ueeek....". Tangis bayi itu menggema ketika jatuh di rerumputan.
Mata Kaslan nanar menatap anak nya. Sedih dan gusar bercampur baur dalam hati nya.
"Laki - laki lemah yang tidak berguna". Guman nya dalam hati.
"Anak ku!! maafkan ayah mu yang tak berguna, yang tidak bisa melindungi mu."
Nyai Durgo tidak mau membuang peluang itu, Secepat kilat Nyai Durgo bergerak untuk mengambil bayi merah tersebut.
"Aku akan menjadi raja di raja di dunia kegelapan. Tidak akan ada lagi yang bisa mengalahkan ku". teriakan Nyai Durgo Membahana.
Namun ketika tangan Nyai Durgo mau menyentuh kulit bayi itu seberkas sinar biru berkilau keluar dari tangan bayi itu dan langsung menghantam Nyai Durgo.
Kaslan pun tercekat melihat betapa dahsyat nya kekuatan mutiara gledek yang telah naik hampir sepuluh kali lipat dari sebelumnya.
"H...aaaihhh" Nyai Durgo melolong panjang dan menghilang tanpa bekas.
Ada sedikit kelegaan terbersit di wajah Kaslan ketika melihat Nyai Durgo lenyap tanpa bekas, dia berharap semua telah usai.
Dalam pikiran nya dia ingin segera mengebumikan jasad istri nya dan merawat anak nya baik - baik.
Karena luka yang di derita nya, Kaslan dengan susah payah merangkak untuk memeluk anaknya, dengan penuh kasih dia memakai kan kalung tali benang berbandul batu giok keleher anak nya.
Kemudian dia bergerak ke arah jasad istri nya dengan maksud ingin mengubur kan nya.
Namun belum sampai dia ke jasad istrinya mendadak dua sosok manusia telah berdiri di hadapan nya dengan tatapan sinis dan sangat penuh dengan kebencian.
Kedua orang itu memakai baju prajurit Khayangan. Panglima perang Bolo Dewo dan Ki Ageng Kentir.
Seperti dikisahkan sebelumnya ketika mengetahui calon bayi tersebut telah menuju gunung Manggir.
Panglima Bolo Dewo membawa 500 orang prajurit untuk segera menyusul ke arah gunung Manggir. Namun ketika mereka sampai di lereng gunung.
Ada kekuatan dahsyat yang membuat mereka ter pental tidak bisa masuk. Akhir nya Ki Ageng Kentir bermeditasi untuk mencari cara masuk ke area gunung Manggir.
Di dalam meditasi nya Ki Ageng Kentir di arahkan untuk mengikuti arah aliran sungai, benar sihir penghalang itu tidak berfungsi di atas aliran sungai.
Namun kendala kembali muncul ketika mereka ter pentok di tebing tinggi, air terjun mengalir dari atas tebing, untuk bisa masuk mereka harus mendaki tebing itu.
Akhir nya panglima perang bolo dewo menyuruh seluruh prajurit menunggu di bawah gunung manggir, sementara yang naik kepuncak gunung dirinya dan Ki Ageng Kentir.
"Ha... ha...ha..., anak muda akhirnya kami menemukan mu" Ki Ageng Kentir berucap.
"Serahkan bayi itu!! aku akan membiarkan mu selamat". Panglima Bolo Dewo menimpali.
"Kalian semua manusia iblis yang tidak berguna, lupakan mimpi kalian aku tidak akan memberikan anak ku kepada kalian" Kaslan dengan tegas menjawab.
Namun hati nya penuh dengan keputusasaan bagaimana tidak saat ini dia sedang terluka karena bertempur dengan Nyai Durgo.
Kini muncul lagi orang yang juga menginginkan bayi nya.
Dengan tekad bulat dia akan mempertahankan belahan jiwa nya sampai titik darah penghabisan.
"Hup!!!! hiaatttt" Bolo Dewo melancarkan serangan.
Kaslan tidak mau gegabah dia menghindari adu kekuatan dengan bolo dewo, dia meloncat ke kiri dan ke kanan seperti tari poco - poco.
Untuk pukulan dan serangan bolo dewo.
Hampir satu jam pertempuran itu tidak menghasilkan sesuatu yang memuaskan.
Bolo Dewo semakin geram, dia tidak ingin membuang waktu. Ketika melihat gerakan Kaslan semakin melambat. Bolo Dewo tidak mau menyia - nyia kan kesempatan. Dengan segera dia menghantam kan tangan nya dengan kekuatan penuh ke arah dada kaslan.
"Bummmmm". Ledakan keras terdengar.
Dengan telak pukulan itu telah mengenai dada Kaslan.
"Auuuww!!!!!".
Kaslan terpelanting ke tanah kembali darah menyembur dari mulut nya. Sementara bayi yang ada di gendongan terlepas.
Bayi itu melayang di udara dan jatuh ke arah kawah gunung Manggir.
Ki ageng kentir yang dari tadi hanya memperhatikan jalan nya pertempuran terkesiap.
Dengan cepat dia melompat ke udara untuk menangkap bayi itu. Namun semua terlambat anak itu telah terjun jatuh ke kawah gunung Manggir.
Hati Kaslan hancur berkeping - keping kesedihan datang bertubi - tubi. Baru saja dia kehilangan istri tercinta nya. Kini dia harus kehilangan anak semata wayang nya.
Anak itu jatuh ke kawah gunung dan lenyap di tengah gelap nya malam.
Dia merasa menjadi manusia yang gagal dan tidak berguna. Sebagai seorang laki - laki seharus nya dia bisa melindungi keluarga kecil, yang menjadi tanggung jawabnya.
Dada nya kian sesak rasanya sudah ga ada gunanya lagi dia hidup.
Mata Bolo Dewo memerah karena kemarahan yang memuncak, dia telah gagal mengemban tugas dari raja Watu Ireng untuk menangkap bayi itu hidup - hidup.
"Jahanam!!! kau telah menggagalkan tugas besar ku, kau harus mati". Teriak Bolo Dewo segera dia mencabut senjata pamungkas nya tombak Nyai Genit.
Tombak itu mengeluarkan sinar keemasan. Seketika itu juga area gunung menjadi panas. Dengan kekuatan penuh secepat kilat tombak Nyai Genit di arahkan ke leher Kaslan.
Kaslan hanya pasrah terhadap keadaan dan keputusasaan. Dia telah siap mati untuk menyusul anak dan istrinya.
"Anak ku, istri ku sebentar lagi kita akan bertemu di Surga". Namun seditik sebelum tombak itu mengenai leher nya.
Sekelebat bayangan putih menyambar tubuh Kaslan dan lenyap di kegelapan malam.
"Kurang ajar, siapa yang berani ikut campur urusanku". Teriak Bolo Dewo sambil bergegas untuk mengejar.
"Tuan panglima. Jangan di teruskan, gunung ini sangat berbahaya. Anak itu sudah jatuh ke kawah dan tidak mungkin selamat. Lebih baik kita kembali kekerajaan" Ki Ageng Kentir mengingat kan.
Bolo dewo sangat gusar. Namun setelah dia pikir lagi perkataan ki Ageng Kentir ada benarnya.
Mereka tidak memahami situasi gunung Manggir. Kondisi juga masih gelap gulita, pasti nya akan sangat berbahaya selain itu tugas nya adalah melenyapkan bayi itu. Bayi yang akan menghacurkan tahta kerajaan Khayangan di kemudian hari.
Sedangkan bayi tersebut sudah jatuh kedalam kawah, Kawah itu puluhan kali lebih panas dari api biasa.
Kesimpulan nya bayi itu telah tewas dan tahta kerajaan Khayangan aman.
Manusia normal tidak mungkin akan selamat Dari amukan kawah gunung Manggir.
Justru kalau mereka memaksa untuk mengejar Kaslan dan salah perhitungan nyawa mereka yang akan terancam.
Maka Bolo Dewo dan Ki Ageng Kentir pun memutuskan kembali ke negeri Khayangan.
Sementara ketika bayi itu terus melayang ke arah kawah berapi gunung Manggir. Sekian detik ketika bayi itu akan menyentuh dasar kawah.
Terlihat seekor kuda berwarna putih. Kuda itu mempunyai sayap yang sangat indah. tubuh kuda yang sangat kekar dan menawan. Kuda itu menyambar tubuh mungil itu.
"Kuda Sembrani".
Di dalam legenda pewayangan. Kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Dewa Wisnu. Dewa yang memelihara Alam. Dengan cekatan kuda itu membawa tubuh mungil bayi itu masuk ke dalam goa.
Goa itu terletak kurang lebih satu meter dari dasar kawah, kobaran api gunung Manggir terlihat menutupi sebuah goa. Goa itu hampir tak tampak jika di lihat dengan kasat mata.
Sungguh suatu hal yang menakjubkan meski pun terletak hampir di atas kawah. Namun tidak ada aura panas api yang masuk ke dalam goa itu.
Di dalam goa itu Tampak ada seekor burung garuda yang sangat besar sedang bermeditasi. Kedua binatang itu adalah tunggangan Dewa Wisnu.
Mereka telah menyelamatkan bayi itu dari tangan - tangan orang jahat.
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Di sebuah desa yang terletak di sebelah selatan Gunung Manggir hiduplah sepasang suami istri yang sangat bersahaja, tampak kesederhanaan namun tersirat rasa was-was di wajah mereka. Desa tersebut bernama Pelem Sengir sedangkan sepasang suami istri itu bernama Kaslan dan Rukmini, kehidupan sehari-hari mereka adalah seorang petani yang juga memiliki beberapa ternak sapi dan kuda. Sang istri terlihat sedang hamil tua dan mengandung anak pertama, raut penuh harap dan juga rasa cemas terlihat jelas di mata mereka. Di malam yang mulai merayap naik Rukmini tidur manja di pangkuan suaminya, mereka sedang asik membicarakan tentang anak merekayang akan segera lahir. "Dek Mini usia kandunganmu sudah memasuki usia delapan bulan. Kalau tidak ada halangan bulan depan anak kita lahir." Sela Kaslan sambil membelai rambut istrinya. "Benar kang, dan bulan depan itu sudah masuk bulan suro, Raja Watu Ireng akan mencari anak yang lahir di bulan suro untuk di jadikan tumbal
Sementara itu pertarungan Sugeng melawan Walang Sangit dan orang bertopeng masih berlangsung sengit. Sugeng semakin terdesak beberapa kali dia telah terjatuh terkena pukulan lawan, bangkit lagi jatuh lagi dan ini membuat pikiran Sugeng semakin kacau. Luka yang dialami nya hampir di seluruh tubuh. Bahkan untuk berdiri saja sudah hampir tidak sanggup. Tenaga dalamnya pun semakin terkuras habis. "Walang Sangit jika aku mati kali ini. Maka hidup kamu tidak akan tenang, sampai kapanpun kebenaran tidak akan pernah kalah oleh kejahatan." Suara Sugeng menggema di tengah keputusasaan. Walang Sangit pun menyeringai dan tertawa. "Ha....ha....ha..! Sugeng! Ajalmu sudah semakin dekat tapi kamu masih bicara omong kosong, bicara lah sesukamu karena besok kamu sudah tidak akan dapat melihat sinar matahari pagi." Walang Sangit menyiapkan serangan susulan. Di saat bersaman pimpinan orang bertopeng juga melancarkan serangan. “Ciat!!!” “Hup!!” “Dhassssss!!!” “Walang Sangit, Sebaiknya kita gabungka
Sementara itu di kerajaan Khayangan raja Watu Ireng di temani permaisuri Kartika Dewi sedang melihat putra mahkota Pangeran Super. Pangeran Super sedang berlatih ilmu pedang. Saat ini usia pangeran super baru berumur tiga tahun. Pangeran Super sangat giat belajar tanpa mengenal lelah, tampak raja Watu Ireng bangga melihat perkembangan putra nya. Dengan senyum puas serta rasa gembira di hatinya melihat putra nya yang tampak lucu, tegas dan tidak ada belas kasih."Putraku, sungguh kau anak yang berbakat". Raja Watu Ireng memuji Pangeran Super."Trang!!!, Trangg!!!". Terdengar suara pedang beradu.Pangeran Super asik bermain pedang, tampak cuek terhadap kehadiran ayahandanya. Sudah menjadi tabiat Pangeran Super arogan dan egois.Namun Raja Watu Ireng Tidak Mempermasalahkannya, justru dia bangga, Jika orang ingin menjadi besar tidak boleh ada rasa kasihan di hatinya. Kira - kira seperti itulah dia mendidik putra nya Pangeran Super.Para pelayan banyak
Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro."Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya."Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ad
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa."Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba."Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir."Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.Cahaya itu menera
ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya."Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan."Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan dem
Sementara itu Kelabang Ijo dan sepuluh ribu prajurit prajurit negeri khayangan menyisir hampir seluruh desa yang berada di wilayah kekuasaan negeri Khayangan. Tiga hari sepuluh ribu prajurit itu di bagi menjadi team - team yang kecil. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berkumpul semua di wilayah kota Zuri.Zuri adalah salah satu kota terbesar di negeri Khayangan. Kota itu adalah pusat perdagangan dan bisnis juga merupakan salah satu pusat pertahanan kota. Desain kota itu sangat strategis terdapat benteng yang di jadikan untuk menahan serangan musuh dari luar. Selain itu disana juga ada pelabuhan yang di jadikan jalur transfortasi serta perdagangan antar kerajaan. Bisa di katakan kota Zuri adalah salah satu kota vital di kerajaan Khayangan.Para prajurit itu mengumpulkan banyak tahanan dari daerah - daerah lain di sekitar nya.Mereka membunuh seluruh wanita hamil yang diperkirakan akan lahir di bulan suro. Raungan dan jeritan tangis warga yang kerabatnya me
Di kerajaan Indralaya tampak raja Pak De Bowo dan iring - iringan pasukan kerajaan sedang berkeliling untuk menyapa rakyat nya.Ini adalah kegiatan rutin yang di lakukan raja Pak De Bowo setiap dua minggu sekali untuk melihat keadaan rakyat nya dan juga memberikan bantuan jika ada rakyat yang mengalami kesulitan.Hadir pula Hendrawan menteri yang mengurusi kesejahteraan rakyat. Raja Pak De Bowo memang di kenal sangat dekat dengan rakyat nya. Selain itu dia juga sangat memperhatikan kebutuhan mereka. Sehingga tidak heran kalau raja Indralaya tersebut sangat di cintai oleh rakyat nya.Rombongan itu dikawal oleh sekitar lima ratus prajurit pilihan yang di pimpin langsung oleh senopati Ala Udin. Senopati Ala Udin orang yang sangat cekatan bebrapa kali berhasil menumpas padepokan yang tidak mau tunduk kepada kerajaan. Selain itu dia juga orang yang setia dan loyal kepada raja Pak De Bowo. Sehingga tidak heran kalau raja pak de bowo memberi kepercayaan untuk mengawal
Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro."Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya."Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ad