Sementara itu Kelabang Ijo dan sepuluh ribu prajurit prajurit negeri khayangan menyisir hampir seluruh desa yang berada di wilayah kekuasaan negeri Khayangan. Tiga hari sepuluh ribu prajurit itu di bagi menjadi team - team yang kecil. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berkumpul semua di wilayah kota Zuri.
Zuri adalah salah satu kota terbesar di negeri Khayangan. Kota itu adalah pusat perdagangan dan bisnis juga merupakan salah satu pusat pertahanan kota. Desain kota itu sangat strategis terdapat benteng yang di jadikan untuk menahan serangan musuh dari luar. Selain itu disana juga ada pelabuhan yang di jadikan jalur transfortasi serta perdagangan antar kerajaan. Bisa di katakan kota Zuri adalah salah satu kota vital di kerajaan Khayangan.
Para prajurit itu mengumpulkan banyak tahanan dari daerah - daerah lain di sekitar nya.
Mereka membunuh seluruh wanita hamil yang diperkirakan akan lahir di bulan suro. Raungan dan jeritan tangis warga yang kerabatnya menjadi korban membahana di seluruh penjuru kota.
Ada beberapa warga yang berusaha melawan namun apa daya kekuatan prajurit Khayangan bukan tandingan mereka. Akhirnya mereka juga menjadi korban kekejaman Kelabang Ijo dan para pasukan nya.
Tidak ada belas kasihan di mata para prajurit Khayangan. Bahkan banyak harta benda mereka juga di rampas dan anak gadis nya di perkosa secara biadab. Mereka telah meninggalkan luka yang menganga di hati setiap korban.
Tampak ada rasa puas terpancar dari wajah Kelabang Ijo melihat tindakan keji dari para bawahan nya. Tidak ada perlawanan yang berarti dari para rakyat jelata tersebut.
Namun dalam hati mereka di penuhin kebencian dan dendam yang membara. Bahkan banyak dari rakyat tersebut yang pergi ke negeri lain untuk mengungsi mencari suaka politik.
Dalam pikiran mereka hanya ingin hidup tenang dan nyaman tanpa ada lagi pajak yang mencekik dari perilaku aniaya dari para pasukan kerajaan Khayangan.
"Baiklah!!!. Tampak nya sudah kita sisir seluruh wilayah kekuasaan Khayangan!!!" Berkata Kelabang Ijo
"Kumpulkan beberapa anak laki - laki yang akan kita serahkan kepada paduka raja". Seru nya lagi
"Baik tuan ku". Salah satu prajurit senior menjawab.
"Untuk harta rampasan pecah jadi dua, yang sebagian kita akan serahkan ke kerajaan, yang sebagian kita akan gunakan untuk bersenang - senang". Kelabang Ijo menegaskan dengan senyum congkak.
Sudah menjadi tabiat mereka untuk bersenang - senang di atas penderitaan rakyat.
"Untuk selanjut nya kita akan kembali ke negeri Khayangan dan melapor pada paduka raja". Perintahnya lagi.
Seluruh pasukan segera bergerak untuk kembali ke kerajaan dengan membawa harta rampasan dan tahanan anak laki - laki yang akan di serahkan ke pada raja Watu Ireng.
Kita tinggalkan Kelabang Ijo dan pasukan nya. Sekarang kita beralih ke desa Pelem Sengir pagi itu di alun - alun desa. Telah di kumpulkan seluruh warga desa pelem sengir pria maupun wanita, tua maupun muda, anak - anak maupun dewasa.
Semuanya di kumpulkan jadi satu, lesu tertunduk dan putus asa. Namun ada kemarahan yang sangat luar biasa di wajah panglima Bolo Dewo karena sebagian wanita yang hamil tua telah melarikan diri. Benar malam sebelumnya sugeng telah menyelinap ke desa tersebut. Sugeng memerintah kan warga agar menyembunyikan kerabat mereka yang hamil tua. Kemudian Kardi, Jono, Bajang dan Rinto mengumpulkan pemuda desa untuk menyusun strategy. Mereka berkumpul di tempat tersembunyi di batas desa.
Namun tak semuanya berhasil kabur ada beberapa wanita hamil itu yang tertangkap pada saat mereka hendak melarikan diri.
Panglima Bolo Dewo menyadari bahwa ada beberapa penduduk desa yang kabur. Malam itu ketika dia dan pasukan nya menggeledah rumah penduduk. Mereka mendapati banyak rumah yang telah kosong di tinggal penghuni nya.
Pada saat menyadari hal itu segera dia memerintahkan sebagian prajurit untuk menyisir perbatasan desa untuk mengejar mereka.
"Jahanam kalian semua, berani - berani nya mengelabuhi kami". Suara panglima Bolo Dewo menggelegar di alun - alun desa. Semua wajah warga tertunduk lesu ketakutan. Di saat bersamaan muncul beberapa prajurit yang menyeret seorang wanita yang sedang hamil tua.
"Tuan panglima, kami menemukan wanita ini di semak - semak perbatasan desa" kata prajurit itu melaporkan, segera bolo dewo menghampiri perempuan tersebut dan menampar dengan sekuat tenaga. Wanita itu teriak kesakitan terbanting ke tanah dan mengucurkan darah segar dari mulutnya.
"Wanita jalang, apakah kau sudah bosan hidup" teriak panglima Bolo Dewo
"Kumpulkan seluruh wanita hamil di tempat terpisah, lalu habisi seluruh penduduk jangan ada yang tersisa" kata dengan kejam Bolo Dewo.
Beberapa prajurit segera bertindak dengan menyeret para wanita yang telah berhasil mereka tangkap. Kemudian mereka di tempatkan secara terpisah supaya mempermudah perjalanan kembali ke negeri Khayangan. Dan sebagian para prajurit telah bersiap -siap untuk meng eksekusi para warga desa Pelem Sengir yang telah berhasil mereka tangkap.
Putus asa!!!! itu lah yang di rasakan seluruh warga yang tertangkap. Mereka berfikir ini adalah akhir hidup mereka. Gemetar dan ketakutan dan terbersit kemarahan di wajah mereka
Saat yang di tentukan telah tiba. Beberapa Prajurit bergerak untuk eksekusi. Namun ketika mereka hendak menggantung para penduduk tiba - tiba terdengar suara bentakan keras.
"Berhenti kalian menindas rakyat yang lemah" terdengar suara itu lalu terlihat sekitar dua ratus orang dengan pedang terhunus di tangan. Mereka adalah Kardi, Jono, Bajang dan Rinto mereka adalah sahabat kaslan. Bersama sekitar dua ratus pemuda desa dengan gagah mereka siap membela orang yang tertindas. Keempat orang ini telah di beri tau oleh Sugeng bahwa ada prajurit dari negeri Khayangan. Para Prajurit akan menangkap para wanita hamil dari desa Pelem Sengir. Kemudian mereka memberitahukan warga Untuk kemudian mengumpulkan anak muda. Beberapa yang memiliki ilmu bela diri dan berkumpul di pinggir desa untuk menyusun rencana.
"Bagus aku tidak perlu jauh - jauh mencari kalian. Kalian datang untuk menyerahkan nyawa". Kata Bolo Dewo sambil terkekeh.
"Sungguh hati kalian seperti iblis, meski pun kami harus kehilangan nyawa. Kami rela demi membela kehormatan kami." Kata Bajang dengan berapi - api.
"Kalian tidak punya malu, menindas rakyat demi kesenangan semu" Teriak Kardi
"Kami muak mendengar tindak tanduk kalian, sudah saat nya harus di akhiri" Rinto ga kalah garang
"Dasar laknat!!! aku akan menghabisi kalian semua. Prajurit serang mereka". Perintah Bolo Dewo dengan gusar.
"Bukti kan lah" Jono menimpali.
"Serbuuuuuu" Kedua pasukan pun bertarung.
Terjadilah pertempuran sengit yang tidak seimbang antara dua ratus warga menghadapi seribu pasukan terlatih dari kerajaan khayangan.
"Tranng!!!! Truuunggg!!!! treeeng!!! Troonggg!!! tring !!!" terdengar senjata beradu.
"aahhh!!!! iihhh!!! uhh!!! eehhh!!! oohh!!" suara jeritan dan raungan para pemuda yang terluka dan mati sungguh menyayat hati.
Tidak sampai setengah jam warga desa yang di pimpin Kardi, Jono, Rinto dan Bajang terdesak hebat.
Di saat - saat genting itu datang lah Sugeng dan para jawara dari desa tapelan. Termasuk juga sepuluh orang pengawal Wagiman yang telah bertaubat dan mengabdi pada Sugeng.
Sungguh aliansi yang sangat luar biasa ditunjukkan kedua desa, mereka saling membantu dan bahu membahu melawan musuh. Meski pun mereka menyadari tidak akan mampu mengalahkan prajurit Khayangan.
"Terimakasih Tuan kuwu". Serempak mereka menyapa Sugeng.
"your's wellcome" Sugeng pun menjawab
Tanpa membuang waktu Sugeng pun mengamuk bak singa kesetanan, membabi buta menerjang musuh.
Segera ia menggunakan tenaga internal nya di hantam kan telapak tangan nya ke arah para prajurit Khayangan. Sekitar dua puluh orang prajurit terpental dan memuntahkan darah.
"Ajian kelopo santen". Teriak Sugeng.
Sinar kemerahan memancar di sertai asap mengepul menyelimuti area itu. Bau kelapa basi yang menyengat membuat pusing kepala para prajurit Khayangan.
"Glarrrrrr!!! gluurrrr!!!! gleerrr!!!" ledakan terjadi sahut menyahut akibat mereka saling adu olah kanuragan.
Melihat para bawahannya berjatuhan Bolo Dewo meradang dan segera maju menghadang serangan Sugeng. Sugeng Menyadari kekuatan Bolo Dewo sangat menakutkan.
Dia Terbang ke udara mencoba membawa Bolo Dewo keluar dari arena pertempuran.
Dia khawatir akan jatuh banyak korban terhadap warga akibat dahsyatnya adu kekuatan yang mereka miliki. Sugeng pun memancing Bolo Dewo ke lembah di pinggir desa. Terlihat tebing - tebing yang sangat curam.
"Ha...ha...ha... jangan kabur !!!! aku tidak akan melepaskan mu bedebah". Raung Bolo Dewo setelah berhasil mengejar. Serta merta mengirim kan paket serangan secara kilat khusus. Kilat khusus yang kurang dari satu hari sampai.
"Blaarr!!! Blurrr!!! blerr". Dentuman keras terdengar setelah dua kekuatan dahsyat beradu di udara, mereka berdua terlempar ke udara dan jatuh ke tanah.
"Gedebuk, preeet" Sugeng jatuh dan celana nya robek.
"Kurang ajar kau telah membuat celana ku robek. Kau harus mati" tegas Sugeng.
"he...he..." panglima Bolo Dewo terkekeh, namun dia terkejut melihat kekuatan Sugeng yang bisa menahan pukulan tenaga dalam nya. Bahkan dia merasakan dada nya terasa sedikit sesak akibat beradu dengan kekuatan Sugeng.
Panglima Bolo Dewo berpikir untuk segera menyelesaikan pertempuran. Karena target nya adalah mencari calon bayi yang ada dalam mimpi raja Watu Ireng.
Segera dia mengeluarkan senjata pamungkasnya sebuah tombak berwarna keemasan keluar dari tangan nya. Tombak Nyai Genit adalah senjata pusaka kerajaan negeri Dewa. Senjata itu dia dapatkan saat berhasil mengalahkan negeri Dewa. Konon tombak itu memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Tombak itu bisa menyedot aura internal yang ada di sekitarnya. Mata sugeng terbelalak melihat tombak itu. Dia mulai merasakan kekuatan nya sedikit - demi sedikit hilang. Tersedot oleh sinar yang keluar dari tombak itu. sekuat tenaga sugeng berusaha memusatkan konsentrasi nya untuk mengeluarkan jurus yang terakhir kali nya.
"Blummmm!!!!!!!". Sinar keemasan beradu dengan sinar kemerahan yang keluar dari tangan sugeng. kembali kedua nya terpental. Bolo Dewo mendarat di tanah sambil memegang dada nya. Tubuh sugeng terpental ke udara. Tubu nya layang di udara dan kemudian jatuh ke tebing curam. Tebing yang dasar tidak terlihat. Siapa pun akan tewas jika jatuh dari atas tebing itu.
"Aaaahhhhh" terdengar suara Sugeng kemudian lenyap dan sunyi ditelan curam nya tebing tersebut.
Senyum Bolo Dewo penuh kemenangan melihat tubuh Sugeng yang jatuh dari tebing, diapun bergerak kearah pertempuran untuk membantu para prajuritnya.
Meskipun mendapat bantuan dari desa Tapelan namun itu tidak banyak membantu, para pemuda itu semakin terdesak mundur dengan pelan tapi pasti. Sehingga pertempuran itu semakin bergeser ke perbatasan desa. Para prajurit Khayangan tidak ada belas kasih mereka menebas semua musuh dengan kejam.
Melihat teman - teman nya jatuh satu persatu membuat hati mereka bergidik dan merana. Tidak sampai satu jam semua warga desa berhasil di bekuk dan di seret alun - alun.
"Hukum gantung mereka semua" teriak Bolo Dewo.
Sepuluh pengawal Sugeng tertunduk lesu dengan tangan terikat, begitu juga Jono, Kardi, Rinto dan Bajang.
Mereka malu karena tidak bisa membantu warga menyingkirkan pasukan kerajaan Khayangan. Bahkan mereka sendiri tertangkap tak berkutik.
Beberapa warga pun segera diseret untuk di hukum gantung. Tetesan air mata putus asa jatuh membasahi bumi di desa yang mereka cintai. Semua ini telah ber akhir, akhir dari pengabdian mereka, tidak ada penyesalan. yang ada adalah suatu kebanggaan bisa mati membela kehormatan desa mereka.
"Tunggu" suara terdengar ketika eksekusi akan di lakukan.
"Ki Ageng Kentir!!! ada apa kamu menghalangi prajurit untuk menghukum mereka?" tanya panglima bolo dewo gusar.
"Maaf tuan panglima, bukan maksud hamba menghalangi titah tuan panglima, namun ada yang lebih penting dari itu" kata Ki Ageng Kentir.
"Ini sangat penting dan mendesak tuan panglima" lanjut ki Ageng Kentir.
"Apa maksud mu?" tanya panglima Bolo Dewo.
"Kita tidak ada waktu lagi". Seru nya.
"Tuan panglima, diantara wanita yang berhasil di tangkap tidak ada yang cocok dengan ciri - ciri yang aku lihat saat bermeditasi di Khayangan" Ki Ageng Kentir menerangkan.
"kemudian aku bermeditasi kembali. Dan ternyata wanita itu kabur ke arah utara, kearah gunung Manggir tuan panglima. Kita harus menangkapnya sebelum anak itu lahir. menurut tanda yang hamba lihat besok tepat tengah malam adalah hari kelahiran anak itu". Lanjut Ki Ageng Kentir.
panglima Bolo Dewo menghentakan kaki nya ke tanah karena geram.
Amarah nya meluap dan dia pun berteriak keras "Sebagian prajurit kembali ke negeri khayangan bawa para tahan dan wanita yang telah di tangakap untuk di serahkan kepada paduka raja, sementara yang lain ikuti aku ke gunung manggir"
Panglima Bolo Dewo dan lima ratus pasukan nya pun segera bergerak ke arah utara untuk mengejar Kaslan dan Rukmini, sementara lima ratus lain nya bergerak membawa para tahanan kembali ke negeri Khayangan.
Di tebing curam pinggir desa, saat jatuh ke jurang celana robek Sugeng tersangkut di pohon.
"Sial, ternyata celana robek ini menyelamatkan ku" Runtuk Sugeng dalam hati, namun ada rasa syukur. bayangkan kalau celana nya tidak di robek Bolo Dewo mungkin dia tidak akan selamat.
perlahan tapi pasti dia turun dari pohon, ketika sampai di bawah pikiran nya mulai kalut.
Memikirkan nasib warga yang di bawah kendali para Prajurit Khanyangan.
Namun kondisi nya juga terluka parah, Sugeng memutuskan untuk bertapa di tempat itu.
Dengan bertapa dia bisa menyembuhkan luka nya dan menaikan level tenaga dalam nya.
ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya."Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan."Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan dem
Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa."Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba."Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir."Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.Cahaya itu menera
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Di sebuah desa yang terletak di sebelah selatan Gunung Manggir hiduplah sepasang suami istri yang sangat bersahaja, tampak kesederhanaan namun tersirat rasa was-was di wajah mereka. Desa tersebut bernama Pelem Sengir sedangkan sepasang suami istri itu bernama Kaslan dan Rukmini, kehidupan sehari-hari mereka adalah seorang petani yang juga memiliki beberapa ternak sapi dan kuda. Sang istri terlihat sedang hamil tua dan mengandung anak pertama, raut penuh harap dan juga rasa cemas terlihat jelas di mata mereka. Di malam yang mulai merayap naik Rukmini tidur manja di pangkuan suaminya, mereka sedang asik membicarakan tentang anak merekayang akan segera lahir. "Dek Mini usia kandunganmu sudah memasuki usia delapan bulan. Kalau tidak ada halangan bulan depan anak kita lahir." Sela Kaslan sambil membelai rambut istrinya. "Benar kang, dan bulan depan itu sudah masuk bulan suro, Raja Watu Ireng akan mencari anak yang lahir di bulan suro untuk di jadikan tumbal
Sementara itu pertarungan Sugeng melawan Walang Sangit dan orang bertopeng masih berlangsung sengit. Sugeng semakin terdesak beberapa kali dia telah terjatuh terkena pukulan lawan, bangkit lagi jatuh lagi dan ini membuat pikiran Sugeng semakin kacau. Luka yang dialami nya hampir di seluruh tubuh. Bahkan untuk berdiri saja sudah hampir tidak sanggup. Tenaga dalamnya pun semakin terkuras habis. "Walang Sangit jika aku mati kali ini. Maka hidup kamu tidak akan tenang, sampai kapanpun kebenaran tidak akan pernah kalah oleh kejahatan." Suara Sugeng menggema di tengah keputusasaan. Walang Sangit pun menyeringai dan tertawa. "Ha....ha....ha..! Sugeng! Ajalmu sudah semakin dekat tapi kamu masih bicara omong kosong, bicara lah sesukamu karena besok kamu sudah tidak akan dapat melihat sinar matahari pagi." Walang Sangit menyiapkan serangan susulan. Di saat bersaman pimpinan orang bertopeng juga melancarkan serangan. “Ciat!!!” “Hup!!” “Dhassssss!!!” “Walang Sangit, Sebaiknya kita gabungka
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa."Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba."Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir."Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.Cahaya itu menera
ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya."Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan."Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan dem
Sementara itu Kelabang Ijo dan sepuluh ribu prajurit prajurit negeri khayangan menyisir hampir seluruh desa yang berada di wilayah kekuasaan negeri Khayangan. Tiga hari sepuluh ribu prajurit itu di bagi menjadi team - team yang kecil. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berkumpul semua di wilayah kota Zuri.Zuri adalah salah satu kota terbesar di negeri Khayangan. Kota itu adalah pusat perdagangan dan bisnis juga merupakan salah satu pusat pertahanan kota. Desain kota itu sangat strategis terdapat benteng yang di jadikan untuk menahan serangan musuh dari luar. Selain itu disana juga ada pelabuhan yang di jadikan jalur transfortasi serta perdagangan antar kerajaan. Bisa di katakan kota Zuri adalah salah satu kota vital di kerajaan Khayangan.Para prajurit itu mengumpulkan banyak tahanan dari daerah - daerah lain di sekitar nya.Mereka membunuh seluruh wanita hamil yang diperkirakan akan lahir di bulan suro. Raungan dan jeritan tangis warga yang kerabatnya me
Di kerajaan Indralaya tampak raja Pak De Bowo dan iring - iringan pasukan kerajaan sedang berkeliling untuk menyapa rakyat nya.Ini adalah kegiatan rutin yang di lakukan raja Pak De Bowo setiap dua minggu sekali untuk melihat keadaan rakyat nya dan juga memberikan bantuan jika ada rakyat yang mengalami kesulitan.Hadir pula Hendrawan menteri yang mengurusi kesejahteraan rakyat. Raja Pak De Bowo memang di kenal sangat dekat dengan rakyat nya. Selain itu dia juga sangat memperhatikan kebutuhan mereka. Sehingga tidak heran kalau raja Indralaya tersebut sangat di cintai oleh rakyat nya.Rombongan itu dikawal oleh sekitar lima ratus prajurit pilihan yang di pimpin langsung oleh senopati Ala Udin. Senopati Ala Udin orang yang sangat cekatan bebrapa kali berhasil menumpas padepokan yang tidak mau tunduk kepada kerajaan. Selain itu dia juga orang yang setia dan loyal kepada raja Pak De Bowo. Sehingga tidak heran kalau raja pak de bowo memberi kepercayaan untuk mengawal
Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro."Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya."Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ad