ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.
Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.
Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.
Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.
Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya.
"Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan.
"Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.
Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan demi menyelamatkan calon buah hati mereka.
Dengan sabar Kaslan membawa istrinya beristirahat di bawah pohon yang rindang di pinggir sungai.
"Dek Rukmini istirahatlah di sini aku akan mengambil air dan mencoba menangkap beberapa ikan untuk kita makan siang ini" Kaslan berkata penuh kasih sayang kepada istri nya.
"Iya kang!" sahut Rukmini.
Kaslan berjalan meninggalkan istri nya.
Dia berjalan ke arah sungai untuk menangkap ikan serta mengambil air.
Setelah beberapa saat dia berhasil menangkap dua ekor ikan.
Kaslan berjingkrak kembali ke tempat istirahat istri nya. Terlihat istrinya tertidur lelap karena capek setelah beberapa hari berjalan.
Kaslan tidak tega membangunkan Rukmini di biarkan nya istrinya terlelap tidur. Dia pun mengambil beberapa ranting kering untuk membakar ikan untuk mereka makan siang ini. Selang beberapa menit bau harum ikan bakar mengundang selera makan itu pun membuat Rukmini terbangun.
"Kang, ikan nya sudah matang?". Tanya Rukmini terbangun.
"Iya dek!! mari kita makan". Seru Kaslan dengan tidak sabar dia ingin segera menyantap ikan itu.
Karena dari pagi perut mereka belum masuk apa pun kecuali air putih.
"Tooolooong...!!! tolonng...!!! tolongggg!!! Ketika mereka hendak menyantap ikan itu. Tiba - tiba terdengar suara lirih minta tolong dari semak belukar tidak jauh dari tempat mereka beristirahat.
Kaslan dan Rukmini terkesiap terkaget - kaget.
Segera mereka berlari ke arah semak belukar suara tersebut berasal.
Mata mereka pun terbelalak ketika melihat seorang nenek renta terluka parah meminta tolong.
Nenek itu berusia sekitar sembilan puluh tahun dengan baju compang - camping dan tubuh yang penuh luka, di atas rumput terlihat darah yang sudah mulai mengering.
"Nenek siapa yang melukai mu". Tanya Kaslan.
Ketika Kaslan mendekat dia merasa seolah ada kekuatan sihir yang sangat kuat dan jahat berada di sekitar nenek itu.
Namun Kaslan tidak menghiraukan itu. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana secepatnya menolong nenek itu.
"Lapar!! aku lapar!!". Nenek itu tidak menjawab pertanyaan Kaslan.
Tapi dia berkata lirih sambil memberi isyarat kalau dia kelaparan.
Dengan hati - hati Kaslan segera menggendong nenek tersebut.
Dan membawanya ke bawah pohon untuk di obati.
Kaslan memberikan se ekor ikan untuk di makan, nenek tersebut seperti orang yang sangat kelaparan se hingga dalam sekejap ikan itu pun habis tak tersisa.
Sesungguhnya kaslan sangat lapar namun melihat nenek renta dan sedang terluka, hati nya merasa iba dia tidak tega melihatnya.
"Nek, ceritakan pada kami bagaimana nenek bisa terluka" tanya Rukmini sambil membalurkan ramuan daun - daunan. Ketika melihat nenek itu telah selesai makan.
"Cucu ku, tiga hari yang lalu ada beberapa orang merampok ku. Mereka merampas barang - barang ku, aku mencoba melawan.
Tapi mereka sangat beringas sehingga membuat aku terluka, karena luka yang aku derita terlalu parah aku jatuh pingsan selama tiga hari. Aku ter sadar ketika mencium bau ikan bakar yang kalian panggang" jawab nenek tersebut.
"Cucu ku, kalian sungguh berhati mulia terimalah gelang ini. Mungkin akan berguna di kemudian hari " nenek tersebut menyerah kan gelang mutiara yang sangat indah.
Mata Kaslan dan Rukmini terpana melihat kemilau cahaya dari gelang mutiara tersebut.
Tanpa sengaja Rukmini memegang gelang tersebut dengan sangat terkesima. Hal ini biasa kalau wanita itu tidak bisa melihat perhiasan pasti matanya jadi hijau.
Pandangan Kaslan pun tak lepas dari cahaya yang dikeluarkan oleh gelang mutiara tersebut. biasakalau
"Nenek, kami ikhlas membantu nenek. Gelang ini terlalu berlebihan" kata kaslan sambil tak lepas matanya memandang gelang itu.
Namun hening tak ada jawaban. Dan mereka pun terkaget - kaget ketika menoleh ke arah nenek itu, nenek tersebut sudah tidak ada di hadapan mereka. Kaslan berlari kecil ke arah jalan setapak dan juga semak - semak belukar untuk mencarinya, namun hasil nya nihil
"Nenek!!!, nenek!! nenek !!!,". Teriak Rukmini namun nenek di hadapannya menghilang seperti di telan bumi.
Rukmini dan Kaslan sangat terkejut dan hatinya mulai bergidik, siapa nenek itu dalam hati mereka penuh tanda tanya.
"Dek Rukmini, cepet makan ikan kamu kita harus segera melanjutkan perjalanan" kata Kaslan dengan nada yang sangat khawatir.
Rukmini pun mengangguk sebelum dia makan dia mencoba memakai gelang mustika yang diberikan oleh nenek misterius.
"Kang kita bagi dua ikan nya" Rukmini menawarkan kepada suaminya setelah gelang itu terpakai ditangan nya, dia tahu bahwa suaminya lapar.
Siang ini suaminya cuma menangkap dua ikan untuk mereka makan, tetapi ikan yang satu telah diberikan kepada nenek misterius barusan, sehingga ikan yang tersisa pun tinggal satu ekor.
"Dek rukmini, makan lah bayi kita butuh nutrisi, aku tadi sudah makan daun - daunan saat kamu tidur" kata Kaslan berbohong.
Sejatinya perut dia juga sangat lapar tapi dia tidak tega melihat istrinya yang sedang hamil tua, satu ekor ikan tentunya masih kurang kalau harus dibagi dua.
"Makan lah" lanjut Kaslan seraya memotong ikan itu dan menyuapkan ke mulut istri nya.
ketika Kaslan sedang asik menyuapi istri nya dengan penuh kasih sayang.
Tiba - tiba terlihat seorang kakek berjalan ter tatih - tatih menuju mereka, kakek itu mempunyai jenggot yang panjang berwarna putih, matanya teduh seperti ada ketenangan batin yang sangat kuat dalam hatinya, belum lepas rasa penasaran Kaslan dan Rukmini, kakek itu berkata.
"Anak muda mau ke mana kalian?" dengan tatapan mata yang dingin tanpa diketahui makna nya
"kami mau naik ke puncak gunung Manggir kek" jawab Kaslan segera
"Tidak tau kah kalian kalau tempat itu sangat berbahaya, apa tujuan kalian ke sana?" lanjut kakek itu
"Kakek, kami lari dari kejaran prajurit Khayangan, aku ingin istri ku melahirkan di sana untuk menyelamatkan calon anak kami" jawab Kaslan, kakek tersebut manggut - manggut dan memperhatikan perut Rukmini yang telah hamil besar.
"Anak muda, segera lah berangkat sebelum matahari terbenam. Kau harus sudah masuk ke lereng gunung manggir, kalau tidak akibatnya sangat berbahaya terhadap kalian dan juga janin yang di kandung istri mu" lanjut kakek itu.
Kaslan dan istri nya terperangah ada sedikit kengerian dalam lubuk hatinya.
"Kakek, bolehkah kami tau siapa nama kakek?" tanya Kaslan penasaran
"Anak muda, kamu tidak perlu tahu siapa nama ku. Namun ketahuilah nenek yang baru saja kamu tolong, dia adalah Nyai Durgo. Penguasa gunung Manggir dari golongan kegelapan, tujuan dia sebenarnya adalah membunuh istrimu dan menghisap janin yang ada di perutnya, karena dengan kekuatan murni yang ada di janin itu. Bisa membuat kekuatannya naik berlipat ganda. Jika itu terjadi Nyai Durgo akan menjadi penguasa kegelapan" kata kakek itu dengan tatapan dingin.
Hati Kaslan dan Rukmini diliputi keraguan antara melanjutkan perjalanan ke puncak gunung Manggir atau kah mengurung kan niat mereka.
"Namun kalian lulus ujian pertama, sehingga dia memberi gelang itu, gelang itu bernama gelang mutiara Geledek" lanjut kakek itu.
"Jika kalian tidak menolong dan memberi nya makan aku tidak yakin nyawa istrimu masih ada saat ini." Lagi Kaslan dan Rukmini terkejut dan ketakutan mendengar ucapan kakek itu.
"Lalu kenapa kenapa dia memberikan kami gelang ini?" tanya Kaslan keheranan.
"Ketahuilah seluruh wilayah gunung Manggir telah ditutupi sihir dari kegelapan. Hanya orang yang memiliki kekuatan tenaga dalam tingkat nirwana yang bisa masuk wilayah itu".
Kekuatan ilmu tenaga dalam memang dibagi ke beberapa tingkatan di dalam dunia persilatan.
Level itu terdiri dari tingkatan gombal, tingkatan mukio, tingkatan teles, tingkatan kebes dan tingkatan nirwana masing - masing tingkatan mempunyai level satu sampai lima.
Butuh ratusan tahun bertapa untuk bisa mencapai tingkatan nirwana sementara kaslan sendiri baru masuk tingkatan mukio level dua jadi dia tidak akan bisa masuk ke area gunung itu.
Kalau pun bisa masuk dia pasti akan tersesat dan meninggal di dalam gunung itu, itulah yang dialami oleh banyak Ksatria yang berusaha menaklukan gunung Manggir.
"Anak muda!! Nyai Durgo menginginkan bayi mu untuk itu dia menyuruh mu masuk" kata kakek itu
"Anak muda, Mutiara Geledek itu akan menakluk sihir dunia kegelapan yang melindungi gunung Manggir, sehingga dengan mudah kalian bisa naik ke puncak gunung Manggir" kakek itu meneruskan.
"Lalu apa yang harus kami lakukan?". Tanya Kaslan semakin ingin tau.
"Di saat kelahiran anak mu akan di tandai dengan pertempuran kekuatan jahat yaitu kegelapan biasa disebut ilmu hitam. Dan kekuatan kebaikan yaitu ilmu putih yang bersumber dari energi alam murni. Dua kekuatan itu akan memperebutkan anak mu. Berhati - hati lah tidak akan ada yang mampu menghentikan dua kekuatan itu". Kakek itu berkata dengan serius.
"Calon anak mu adalah penerus ilmu murni alam. Ketika dia lahir nanti dia akan menyerap seluruh energi alam. Dan saat energi itu sudah masuk ke tubuhnya Nyai Durgo akan berusaha menghisap seluruh energi murni yang ada di tubuh anak mu. Dia ingin kekuatanya naik untuk bisa menjadi penguasa kegelapan. Pakai kan gelang mutiara Geledek itu secepatnya setelah dia lahir. Meskipun Nyai Durgo bisa mengendalikan kekuatan mutiara itu. Namun akan berbeda keadaan jika anak mu sudah menghisap energi alam. Lanjutkan lah perjalanan kalian, tidak usah khawatirkan anak mu. Dia akan dilindungi oleh kekuatan alam. Justru akan semakin berbahaya jika kalian tetap di sini. Kata pepatah tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman". Kembali kakek itu menegaskan.
Setelah mengatakan kalimat tersebut kakek itu pun berjalan ter tatih - tatih menuju lereng gunung Manggir.
Kaslan dan Rukmini pun segera berjalan mengejar nya.
Tapi ada yang aneh, meski pun kakek itu berjalan ter tatih - tatih.
Namun Rukmini dan Kaslan tidak mampu mengejar nya bahkan kakek itu semakin jauh.
Hati mereka semakin diliputi ke galauan yang sangat luar biasa keanehan demi keanehan mereka alami.
"Kakek, jika aku bertemu dengan mu di kemudian hari bagaimana aku memanggilmu". Teriak Kaslan ketika melihat kakek itu semakin menjauh.
"Malentho, panggil aku Malentho". Terdengar suara menggema memenuhi lembah gunung manggir dan kakek itu pun menghilang dari pandangan mata.
Kaslan pun terkaget - kaget mendengar nama itu.
Nama itu sepertinya tidak asing di telinga nya.
Benar kakek gurunya pernah bercerita bahwa ratusan tahun yang lalu ada seorang perampok bernama malentho kehebatan nya ter sohor ke seluruh dunia.
Dia berkeliling dunia untuk merampok orang - orang kaya.
Dan hasilnya di bagi - bagi kan ke orang yang membutuhkan. Di akhir petualangan nya dia sangat putus asa, karena tidak bisa mendapatkan lawan yang sepadan.
Bahkan para Ksatria pun akan terkencing - kencing jika mendengar nama nya di sebut.
Ki Ageng Malentho pun akhir nya memutuskan mengasingkan diri meninggalkan dunia persilatan.
Ki Ageng Malentho pergi untuk bertapa tanpa seorang pun tau di mana tempat nya bertapa.
Dan hari ini tanpa sengaja Kaslan bertemu dengan Ki Ageng Malentho.
Hati nya pun berdebar - debar dia telah bertemu seorang pendekar tanpa tanding di zaman nya.
"Dek Rukmini, kita lanjutkan perjalanan sekarang juga" ajak Kaslan kepada istri nya setelah lamunan nya hilang.
"Baik kang". Rukmini menjawab ajakan suaminya, mereka pun telah memasuki lereng gunung manggir ketika hari telah senja.
"Trang!!!! trang!!!! trang!!!" terdengar suara seperti kaca pecah berkeping - keping saat mereka mulai memasuki lembah itu. Ada dua kekuatan besar yang beradu dan membuat ledakan hebat sehingga kekuatan pelindung gunung manggir pun hancur berkeping - keping. kekuatan itu datang dari gelang mustika yang dipakai Rukmini.
Kaslan dan Rukmini pun tercekat melihat kekuatan gelang itu. Namun tak terlalu menghiraukan nya mereka semakin mempercepat langkah nya untuk mendaki gunung itu.
"Sebelum tengah malam kita harus segera sampai ke puncak gunung" kata Kaslan
"Iya kang" dengan terengah - engah Rukmini menjawab suaminya.
"Aku berharap orang - orang dari negeri Khayangan tidak bisa masuk ke gunung ini" lanjut Kaslan sambil terus melangkah. Menjelang malam mereka telah sampai setengah dari pendakian gunung itu.
"Kang kita istirahat sebentar" terlihat rukmini sangat kelelahan
"Baiklah" kata Kaslan mengiyakan istri nya, sebenarnya di dalam hati Kaslan ingin terus melangkah untuk melanjutkan perjalanan. Namun ada rasa kasihan ketika melihat wajah istrinya yang kelelahan.
Di saat mereka sedang beristirahat. Mendadak ada seberkas bola berwarna merah menyala melesat di sertai suara tawa menggema yang membuat bulu kuduk merinding.
"hiii....hiii,...hii..." tawa itu pun menghilang di kegelapan malam
"Duar... Duarrr.. Duar" seberkas sinar biru keluar dari gelang Mustika Geledek menyongsong bola api itu dan suasana pun kembali hening.
"Kang aku takut !!!!" wajah Rukmini pucat pasi ketakutan.
"Tenang dek, aku akan melindungi mu meski pun nyawaku menjadi taruhan nya" jawab Kaslan sambil memeluk istrinya yang ketakutan.
"Sebaiknya kita meneruskan perjalanan, mudah - mudahan aman ketika kita sudah sampai di puncak gunung" lanjut Kaslan menghibur istrinya.
Dan menjelang tengah malam mereka telah sampai di puncak gunung.
Terlihat kawah yang menganga sangat besar dengan lahar yang menyala - nyala.
Sungguh kedalaman lahar itu tidak ada yang tau sangat dalam dan panas.
Area puncak gunung mulai turun kabut berwarna hitam pekat menambah gelap nya malam semakin mencekam.
Kabut itu bukan kabut biasa itu adalah aura kekuatan kegelapan yang mulai turun di puncak gunung Manggir.
Aura mistis sangat terasa membuat buluk kuduk merinding.
Kaslan membiarkan istrinya berbaring di pangkuan nya, dengan kasih sayang dibelai nya rambut istri nya wanita yang sudah tiga tahun menemani nya dikala susah maupun senang. Tak terasa air matanya pun menetes jatuh di wajah istrinya sungguh dia tidak tega melihat penderitaan yang harus dialami istri nya.
"kenapa menangis kang?" Rukmini pun terbangun ketika merasakan air mata Kaslan jatuh di wajahnya.
"Tidak, aku tidak menangis, aku hanya bahagia karena sebentar lagi kita punya momongan. Terimakasih kamu sudah menemani ku di kala susah maupun senang."
"Sebentar lagi bayi kita akan lahir tentu kebahagiaan kita akan lengkap setelah nya." ungkap Kaslan mereka pun menangis haru sambil berpelukan.
Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa."Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba."Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir."Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.Cahaya itu menera
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Di sebuah desa yang terletak di sebelah selatan Gunung Manggir hiduplah sepasang suami istri yang sangat bersahaja, tampak kesederhanaan namun tersirat rasa was-was di wajah mereka. Desa tersebut bernama Pelem Sengir sedangkan sepasang suami istri itu bernama Kaslan dan Rukmini, kehidupan sehari-hari mereka adalah seorang petani yang juga memiliki beberapa ternak sapi dan kuda. Sang istri terlihat sedang hamil tua dan mengandung anak pertama, raut penuh harap dan juga rasa cemas terlihat jelas di mata mereka. Di malam yang mulai merayap naik Rukmini tidur manja di pangkuan suaminya, mereka sedang asik membicarakan tentang anak merekayang akan segera lahir. "Dek Mini usia kandunganmu sudah memasuki usia delapan bulan. Kalau tidak ada halangan bulan depan anak kita lahir." Sela Kaslan sambil membelai rambut istrinya. "Benar kang, dan bulan depan itu sudah masuk bulan suro, Raja Watu Ireng akan mencari anak yang lahir di bulan suro untuk di jadikan tumbal
Sementara itu pertarungan Sugeng melawan Walang Sangit dan orang bertopeng masih berlangsung sengit. Sugeng semakin terdesak beberapa kali dia telah terjatuh terkena pukulan lawan, bangkit lagi jatuh lagi dan ini membuat pikiran Sugeng semakin kacau. Luka yang dialami nya hampir di seluruh tubuh. Bahkan untuk berdiri saja sudah hampir tidak sanggup. Tenaga dalamnya pun semakin terkuras habis. "Walang Sangit jika aku mati kali ini. Maka hidup kamu tidak akan tenang, sampai kapanpun kebenaran tidak akan pernah kalah oleh kejahatan." Suara Sugeng menggema di tengah keputusasaan. Walang Sangit pun menyeringai dan tertawa. "Ha....ha....ha..! Sugeng! Ajalmu sudah semakin dekat tapi kamu masih bicara omong kosong, bicara lah sesukamu karena besok kamu sudah tidak akan dapat melihat sinar matahari pagi." Walang Sangit menyiapkan serangan susulan. Di saat bersaman pimpinan orang bertopeng juga melancarkan serangan. “Ciat!!!” “Hup!!” “Dhassssss!!!” “Walang Sangit, Sebaiknya kita gabungka
Sementara itu di kerajaan Khayangan raja Watu Ireng di temani permaisuri Kartika Dewi sedang melihat putra mahkota Pangeran Super. Pangeran Super sedang berlatih ilmu pedang. Saat ini usia pangeran super baru berumur tiga tahun. Pangeran Super sangat giat belajar tanpa mengenal lelah, tampak raja Watu Ireng bangga melihat perkembangan putra nya. Dengan senyum puas serta rasa gembira di hatinya melihat putra nya yang tampak lucu, tegas dan tidak ada belas kasih."Putraku, sungguh kau anak yang berbakat". Raja Watu Ireng memuji Pangeran Super."Trang!!!, Trangg!!!". Terdengar suara pedang beradu.Pangeran Super asik bermain pedang, tampak cuek terhadap kehadiran ayahandanya. Sudah menjadi tabiat Pangeran Super arogan dan egois.Namun Raja Watu Ireng Tidak Mempermasalahkannya, justru dia bangga, Jika orang ingin menjadi besar tidak boleh ada rasa kasihan di hatinya. Kira - kira seperti itulah dia mendidik putra nya Pangeran Super.Para pelayan banyak
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sementara itu di kerajaan Papan Pasundan tampak Raja Kering mengumpulkan Panglima Pati Geni, Permaisuri Triana Putri, Patih Ganden, Senopati Gandos, dan Para pejabat tinggi kerajaan lain nya. Raja Kering postur tubuhnya sangat kurus, berbeda dengan adiknya Raja Basah, yang menguasai wilayah kerajaan Medang Kemulan. Tampak hadir juga di situ perwakilan dari kerajaan Indralaya Panglima Bang Jago. Kerajaan Indralaya menempatkan pasukannya di Kerajaan Papan Pasundan untuk membantu membendung serangan dari kerajaan Medang Kemulan. Pasukan pengamanan dari Indralaya dipimpin langsung oleh Panglima Bang Jago. Panglima Bang Jago sering dikirim oleh Raja Pak De Bowo untuk misi kemanusiaan dan misi pengamanan terhadap negara - negara sekutu yang menjalin aliansi dengan kerajaan Indralaya. "Patih Ganden, apa pendapatmu mengenai desa Tapelan dan desa Pelem Sengir?" Raja Kering Membuka pembicaraan dengan melempar pertanyaan kepada Patih Ganden. "Tuan ku, desa itu letaknya sangat terpencil bahkan
Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa."Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba."Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir."Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.Cahaya itu menera
ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya."Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan."Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan dem
Sementara itu Kelabang Ijo dan sepuluh ribu prajurit prajurit negeri khayangan menyisir hampir seluruh desa yang berada di wilayah kekuasaan negeri Khayangan. Tiga hari sepuluh ribu prajurit itu di bagi menjadi team - team yang kecil. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berkumpul semua di wilayah kota Zuri.Zuri adalah salah satu kota terbesar di negeri Khayangan. Kota itu adalah pusat perdagangan dan bisnis juga merupakan salah satu pusat pertahanan kota. Desain kota itu sangat strategis terdapat benteng yang di jadikan untuk menahan serangan musuh dari luar. Selain itu disana juga ada pelabuhan yang di jadikan jalur transfortasi serta perdagangan antar kerajaan. Bisa di katakan kota Zuri adalah salah satu kota vital di kerajaan Khayangan.Para prajurit itu mengumpulkan banyak tahanan dari daerah - daerah lain di sekitar nya.Mereka membunuh seluruh wanita hamil yang diperkirakan akan lahir di bulan suro. Raungan dan jeritan tangis warga yang kerabatnya me
Di kerajaan Indralaya tampak raja Pak De Bowo dan iring - iringan pasukan kerajaan sedang berkeliling untuk menyapa rakyat nya.Ini adalah kegiatan rutin yang di lakukan raja Pak De Bowo setiap dua minggu sekali untuk melihat keadaan rakyat nya dan juga memberikan bantuan jika ada rakyat yang mengalami kesulitan.Hadir pula Hendrawan menteri yang mengurusi kesejahteraan rakyat. Raja Pak De Bowo memang di kenal sangat dekat dengan rakyat nya. Selain itu dia juga sangat memperhatikan kebutuhan mereka. Sehingga tidak heran kalau raja Indralaya tersebut sangat di cintai oleh rakyat nya.Rombongan itu dikawal oleh sekitar lima ratus prajurit pilihan yang di pimpin langsung oleh senopati Ala Udin. Senopati Ala Udin orang yang sangat cekatan bebrapa kali berhasil menumpas padepokan yang tidak mau tunduk kepada kerajaan. Selain itu dia juga orang yang setia dan loyal kepada raja Pak De Bowo. Sehingga tidak heran kalau raja pak de bowo memberi kepercayaan untuk mengawal
Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro."Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya."Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ad