Share

Bab 24. Lelaki Berbaju Hitam

“Mas, kamu tadi ketus banget sama Mba Rere. Jangan gitu, ah.” Gina memulai obrolan di kamar, setelah selesai bersih-bersih diri.

“Ketus gimana? Aku bilang kayak gitu biar dia nggak sembarangan sering keluar. Apalagi malam-malam begini. Kalau ada masalah, kita juga yang kena.” Pandangan Bram tetap menghadap ponsel di tangannya.

“Iya, sih. Tapi bisa ngomong baik-baik. Nggak usah ketus, maksudku.” Kalimat Gina tidak ditanggapi lagi oleh Bram.

Karena lelah, Gina menunda makan malamnya. Dia berbaring di sebelah suaminya.

Teringat bagaimana pembantunya membantu menyelesaikan tugasnya, dia menceritakannya ke Bram. Meskipun Bram sepertinya tidak antusias mendengarnya.

“Kebetulan saja, mungkin. Atau pekerjaanmu yang memang terlalu gampang, jadi pembantu juga bisa ngerjain,” ujar Bram dengan malas.

Mendengar itu, Gina hanya mengedikkan bahu, malas berdebat. Tidak penting.

Akhir-akhir ini, karena kesibukan di kantor, keduanya jarang ngobrol berlama-lama. Kali ini Gina ingin bercerita keluh-kesah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status