Share

Bab 27. Langit yang Muram

Setelah salat subuh, Freza berniat untuk tidur, tetapi matanya tetap tidak mau dipejamkan.

Padahal, kejadian semalam begitu menguras emosi dan energinya. Namun, tubuhnya tidak mau diajak istirahat, walaupun sejenak.

Sambil tetap membaringkan diri di atas kasurnya, pikirannya kembali mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Semua berputar di otaknya layaknya kilatan pita film yang terus berganti-ganti gambarnya.

“Ah, Rere. Aku lupa. Bagaimana kondisinya?” Dia menegakkan tubuh tiba-tiba, saat teringat wajah istrinya yang terjatuh di trotoar tadi malam.

Segera dia turun dari kasur, mencari ponselnya di pakaian kotornya di tempat baju kotor. Tidak ada.

Kemudian dia berlari keluar, mencari di ruangan kerja ayahnya, terus menelusuri hingga kembali ke teras rumah. Tetap tidak ada.

Bagaimana mungkin ponselnya tidak bisa ditemukan di mana pun?

Pasti ponselnya terjatuh saat kejadian tarik-menarik semalam, di pinggir jalan.

Bagaimana cara dia menghubungi Rere?

Merasa begitu bo*oh karena tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status