Share

Bab 35. Obsesi

Ruang keluarga milik keluarga Gautama bergaya timur tengah. Ornamen-ornamen di situ bernuansa warna emas dan cokelat.

“Fre, kamu mau makan malam? Mungkin kamu lapar,” tanya Sesil dengan terus memamerkan senyuman.

Sebenarnya Freza lapar, tetapi dia malas makan bersama Sesil. Ah, sepertinya makan lebih baik daripada meladeni Sesil bicara tanpa ada aktivitas lain.

“Bolehlah, aku memang lapar.”

Sesil menarik tangan Freza untuk menuju ruang makan.

Sembari lelaki itu duduk di kursi makan, Sesil segera menuju dapur untuk meminta asisten rumah tangganya menyiapkan makanan.

Bagaimana perasaan Sesil, semuanya tergambar dari bahasa tubuh serta raut wajahnya. Senyum pun tidak pudar dari bibirnya.

Banyak hal yang Sesil ceritakan ke Freza, meskipun tanggapan yang diberikan hanya kata ‘Oh!’, ‘Iya’, atau ‘Enggak’.

Siapa pun yang melihat, pasti akan tahu jika Freza tidak tertarik sama sekali dengan obrolan itu.

Jika dia bisa memutar waktu, dia akan memutar waktu lebih cepat.

Tidak tahu mengapa, waktu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status