Kota Palembang malam itu terlihat sepi dikarenakan banyak penduduk yang berada di dalam rumah, sebab hujan deras sepanjang sore melanda kota itu.
Walaupun begitu masih banyak penduduk yang berada di luar rumah karena kesibukan pekerjaan yang mereka lakukan.
Saat hening di Kota Palembang di karenakan hujan yang habis mengguyur kota itu, tiba-tiba di langit terlihat cahaya terang yang memenuhi angkasa.
Cahaya itu memenuhi angkasa membuat penduduk yang masih berada di luar seketika mendongakkan kepala mereka ke langit.
"Cahaya apa itu, jangan-jangan ada meteor yang jatuh di kota ini," Sarmin seorang penjual rokok keliling berkata kepada kawannya.
"Entahlah, semoga saja bukan pertanda kalau kota kita sedang di serang oleh makhluk luar angkasa, seperti yang sering di katakan di berita," Jawab kawannya cuek sembari masih memakan sisa kacang rebus.
"Cahaya itu seperti menuju bangunan gedung yang baru di buat," Jawab kawan Sarmin yang lain.
Berbagai macam teori di keluarkan oleh warga yang melihat cahaya terang di langit malam itu.
Sementara itu cahaya yang meluncur deras menuju bumi, ketika menghantam bumi tidak menimbulkan ledakan sama sekali.
Cahaya itu tepat seperti yang di bilang kawan-kawan Sarmin yakni jatuh di halaman sebuah bangunan yang akan di jadikan bangunan gedung olah raga di Kota Palembang.
Ketika menyentuh bumi cahaya itu langsung berubah menjadi seorang wanita bertubuh seksi mengenakan baju panjang berwarna merah.
Wanita yang berasal dari cahaya itu seperti celingukan karena bingung, dia menoleh berapa kali ke sekitarnya sebelum melangkahkan kakinya menuju jalanan yang ada di depan tempatnya terjatuh.
"Apakah ini yang namanya bumi?, kenapa banyak sekali bangunan?, bukankah yang aku lihat dari kayangan kalau bumi di penuhi oleh pepohonan, ahh aku harus bertanya pada manusia yang ada di sini," Wanita itu bergumam kebingungan.
Ketika dia berada di pinggir jalan kebetulan ada sebuah mobil lewat, langsung saja wanita itu berdiri di jalan menahan laju mobil itu.
Ceekiittt!
Bunyi ban mobil yang beradu dengan aspal jalan terdengar jelas menandakan kalau mobil itu di rem secara mendadak.
Dari dalam mobil muncul kepala wanita tomboi mengenakan pakaian kerja, begitu kepalanya keluar dari kaca mobil mulut pengemudi itu langsung berteriak.
"Woii... Kalau kamu mau mati jangan ngajak orang dong!" Teriak wanita itu.
Namun orang yang di maki itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia mendekat pengemudi yang berteriak.
Nampak wanita yang berteriak bertambah kesal karena kemarahannya di abaikan.
"Mau apa kamu mendekat, aku bisa pencak silat jadi jangan macam-macam!" Ancam wanita itu dari dalam mobil.
Melihat wanita itu makin dekat berapa kali dia menghidupkan mesin mobilnya namun mobil itu sama sekali tidak mau menyala.
Sebaliknya wanita yang mendekatinya dengan santai memegang bahu wanita yang berada di dalam mobil.
Melihat gerakan yang dilakukan wanita itu pengemudi mobil ingin berteriak marah namun tidak ada kata-kata sama sekali yang keluar dari mulutnya.
"Boleh aku ikut?" Tanya wanita yang menghadang mobil tadi.
Anehnya pengemudi mobil itu hanya menganggukkan kepalanya, dia tidak berkata sama sekali.
Ketika wanita yang menghadang mobil sudah duduk di sampingnya anehnya mesin mobil hidup kembali dan melaju mulus.
Pengemudi mobil merasakan ketakutan apalagi di dalam mobil seketika tercium aroma melati yang semerbak.
"Jangan-jangan wanita ini hantu penghuni gedung yang baru di bangun," Batin pengemudi mobil.
"Tenang saja, aku bukan hantu," Jawab Wanita yang berada di samping pengemudi tiba-tiba, seakan tahu isi hati pengemudi.
Pengemudi hanya diam saja dia bingung sebab wanita di sampingnya seakan tahu apa yang dia pikirkan.
"Siapa nama kamu?" Hanya itu suara yang keluar dari bibir pengemudi.
"Alena, kamu bernama Amor bukan?" Tanya wanita bernama Alena itu.
"Darimana kamu tahu namaku?" Tanya Amor bingung.
Alena hanya tersenyum yang membuat Amor seketika menjadi merinding, dia memacu mobilnya dan ingin sampai di rumah.
"Jangan terlalu ngebut, di depan ada kecelakaan," Alena tiba-tiba berkata lagi.
"Darimana kamu tahu, apakah kamu paranormal?" Tanya Amor bingung.
"Aku lebih dari itu," Jawab Alena santai.
"Lebih dari itu, jadi kamu siapa?" Amor kembali bertanya.
"Aku tidak seperti yang kamu bayangkan, nanti akan aku jelaskan sebaliknya kamu fokus dulu mengendarai mobil," Jawab Alena santai.
Jawaban Alena membuat Amor menjadi kesal namun anehnya kali ini dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata kasar, mengumpat dalam hati dia juga merasa takut.
"Kamu mau kemana?" Tanya Amor lagi.
"Nggak tahu, aku nggak punya tujuan," Jawab Alena lagi tanpa reaksi.
Melihat wanita di sampingnya sangat santai Amor hanya diam saja walaupun banyak pertanyaan di dalam hatinya namun dia pendam saja.
Sampai di perempatan Charitas terlihat sangat ramai orang berkerumun, Amor melambatkan laju mobilnya.
Kepalanya di keluarkan untuk bertanya pada orang yang ada di sana.
"Ada apa pak?" Tanya Amor kepada seorang bapak-bapak yang terlihat sibuk.
"Ada kecelakaan beruntun neng," Jawab Bapak itu kalem.
"Apa kecelakaan???" tanya Amor tak percaya.
"Iya neng, sebuah mobil menabrak bis kota," Jawab bapak itu lagi.
Amor yang bingung sebab perkataan Alena terbukti menoleh kepada wanita di sampingnya yang terlihat tersenyum tipis.
"Sebenarnya kamu siapa?" Tanya Amor dengan rasa penasaran.
"Akan sangat sulit di jelaskan, karena aku berasal dari tempat yang tidak di kenal dalam dunia kamu sekarang," Jawab Alena.
"Walaupun begitu kamu bisa menjelaskannya kepadaku, biar aku bisa memahaminya, dan bagaimana kamu tahu kalau akan terjadi kecelakaan?" Tanya Amor mencecar Alena.
"Baiklah aku akan menjelaskannya satu persatu, yang pertama aku bukan orang yang di buang laki-laki seperti yang ada di dalam pikiran kamu, yang kedua aku merupakan bidadari yang di buang dari kayangan ke dunia ini karena kesalahanku, sementara yang ketiga itu merupakan kekuatanku yang bisa melihat sesuatu yang akan terjadi," Jelas Alena.
Mendengar jawaban Alena membuat Amor menjadi tambah bingung, mengenai yang lain dia bisa memahaminya namun mengenai asal wanita ini berasal dia merasa kalau itu mengada-ngada membuat dia curiga wanita di sampingnya sedikit gila.
"Bidadari kayangan maksud kamu bagaimana?" Tanya Amor lagi.
"Iya, kayangan seperti yang di gambarkan dalam dongeng di negeri kamu ini, namun yang sebenarnya tapi di luar nalar kalian, kalau kayangan memang ada dan itu menjadi tempat tinggalku selama ini," Jelas Alena.
Mendengar penjelasan Alena membuat Amor semakin bingung dan pusing apa yang di katakan wanita di sampingnya.
"Apakah kamu bidadari seperti dalam dongeng Jaka Tarub?" Tanya Amor lagi.
"Mungkin, memang akan sangat sulit mencerna mengenai kisahku mungkin sama seperti kamu yang sulit mencerna kehadiran dua laki-laki yang mencintai kamu, tapi aku sarankan kamu harus berhati-hati terhadap salah satunya," Jawab Alena menatap tajam Amor.
"Dari mana kamu tahu mengenai kedua laki-laki itu?" Tanya Amor yang semakin bingung.
"Aku bisa melihat semua yang ada di dalam benak kamu, termasuk kebiasaan kamu," Jawab Alena yang membuat mulut Amor hanya ternganga saja.
"Baiklah sementara ini kamu bisa menginap di rumahku, nanti kamu jelaskan semuanya tentang kamu,"
Amor berkata sambil memacu mobil yang di kendarainya menuju perumahan tempat dia tinggal.
Sepanjang jalan Amor tidak mengatakan apapun lagi, dia hanya membiarkan Alena yang menatap ke luar mobil.
######
Amor segera memarkirkan mobilnya di garasi yang ada di samping rumahnya, sebelum membuka pintu mobil dia berkata kepada Alena."Untuk sementara kamu bisa menginap di sini, sampai kamu tahu kemana kamu akan pergi," Amor berkata pada Alena.Alena segera mengikuti Amor turun dari mobilnya, dia memperhatikan seluruh bagian yang ada di rumah itu.Pembantu Amor datang menghampiri untuk membantu Amor membawakan barang-barangnya."Bik Suti siapkan kamar tamu, dan tunjukkan Alena kamar itu, sementara dia akan menginap di sini," Amor berkata tegas."Baik non, mari non Alena bibik tunjukan kamarnya," Bik Suti berkata kepada Alena."Waduh cantik sekali, pasti sahabat non Amor di kantor ya?" Bik Suti berkata kepada Alena sewaktu mereka berjalan."Bukan bik, nemu di jalan," Jawab Alena sekenanya."Ahh non bisa saja, masak secantik ini nemu di jalan," Jawab Bik Su
Tubuh Amor tergolek lesuh di kasur, matanya terlihat sayu, mata yang biasanya bercahaya nampak redup seperti hilang cahaya hidup.Sementara orang-orang yang mengangkat tubuhnya tadi satu persatu pergi, sekarang hanya tinggal satu laki-laki di sana.Alena yang melihat pria itu segera tahu kalau orang yang tersisa ini merupakan pacar dari Amor yang kemarin dia lihat di dalam pikiran wanita itu."Kamu pasti Riki pacarnya Amor," Sapa Alena kepada pria itu."Iya," Jawab Riki yang bingung melihat Alena sebab dia belum pernah melihat wanita ini."Aku saudara Amor yang baru datang," Jawab Alena yang melihat kebingungan di wajah pria itu."Oooo," Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Riki."Apa yang terjadi dengan Amor, apakah sudah di bawak ke dokter?" Tanya Alena kepada Riki."Itulah yang membuatku bingung, kami sudah membawanya ke dokter namun kata d
Setelah bunyi ledakan keras di atap, air yang berada di dalam botol nampak bergoyang-goyang.Berapa tetes air ada yang tertumpah membasahi lantai rumah, melihat air yang ada di dalam botol bergoyang seperti mendidih, Alena yang dari tadi duduk santai berdiri dari duduknya.Tangan kanannya terangkat ke atas kemudian dengan cepat tangan yang terangkat ke atas itu menarik ke bawah.Bukkk!Terdengar bunyi tubuh tak kelihatan jatuh di hadapan mereka, setelah bunyi suara terjatuh kedua tangan Alena terbentang kesamping.Tangan itu bergerak bertemu di atas kepalanya seperti menepuk sesuatu, dari empat penjuru rumah secara ajaib air yang berada di dalam botol melesat cepat membentur tubuh tanpa wujud.Dalam sekejap di tempat itu terlihat satu sosok tubuh yang berdiri dengan raut muka seram dan seluruh tubuhnya berwarna hitam."Jin gompalda ternyata kalian tidak berubah, mas
Suasana yang hening di dalam kamar Amor tiba-tiba di hancurkan oleh suara kaki berjalan cepat di ikuti suara bantingan pintu kamar.BRAKKKK!Riki masuk ke dalam kamar dengan muka pucat, begitu sampai di dalam kamar dia langsung mengambil botol air mineral di meja dan menenggaknya."Ada apa?" Tanya Amor yang kaget melihat kelakuan Riki.Berbeda dengan Amor yang kaget di pihak lain Alena hanya tersenyum saja melihat kelakuan Riki.Seakan-akan dia sudah tahu apa yang menimpa dan di di alami oleh Riki yang tadi dia suruh menyiramkan air pada sebatang pohon."Api besar menghantam pohon," Jawab Riki dengan napas memburu."Biarkan saja, itu serangan balasan dari si dukun karena kekuatannya berhasil di patahkan, serangan itu membentur pohon tempat air di siramkan sebab air itu menjadi alamat rumah ini secara gaib," Jelas Alena.
Mendengar Bik Suti berteriak dengan kencang, Riki buru-buru memarkir mobil Amor yang dia kendarai.Begitu mobil berhenti Alena dan Amor langsung berlari mendekati Bik Suti yang meringkuk ketakutan di dekat pagar rumah.Dengan cepat tangan Alena mengusap kepala Bik Suti yang mengirimkan kekuatan yang bisa membuat Bik Suti merasa tenang."Ceritakan apa yang terjadi bik," Alena berkata lembut kepada Bik Suti."Anu non, di dalam ada keanehan yang Membuat bibik merasa takut," Jawab Bik Suti yang sudah merasa tenang."Keanehan bagai mana bik?" Tanya Alena lagi dengan lembut."Di dalam tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat di sertai suara seperti menggembor marah, namun bibik tidak melihat apapun, makanya bibi ketakutan dan berlari keluar rumah," Jawab Bik Suti dengan tubuh gemetar."Sudah sekarang bibik tenang saja," Jawab Amor yang
Siang yang terik di kota Palembang membuat siapa saja akan merasakan kepanasan.Begitu juga dengan beberapa pekerja konstruksi jalan, mereka bekerja dengan keringat bercucuran.Beberapa pekerja yang tugasnya memasang kayu cerucuk untuk pondasi jalan, bahu membahu pekerja itu menanamkan kayu-kayu tersebut.Namun sekelompok pekerja berhenti bekerja karena kayu yang mereka tanamkan membentur sesuatu yang keras."Panggil pengawas," Salah seorang pekerja berkata kepada kawannya.Mandor yang di panggil pekerja itu datang dengan terburu-buru, dia merupakan seorang lelaki muda yang merupakan sarjana arsitekstur.Begitu seorang pekerja melaporkan apa yang mereka temui dengan cepat dia mendatangi lokasi tempat para pekerja itu bekerja."Ada apa?" Tanya pengawas itu penasaran."Cerucuk yang kami tanamkan membentur benda keras," Jawab para pekerja dengan cepat.
Riki melihat badan Alena tersentak mundur segera menghampiri Alena."Ada apa?" tanya Riki penasaran.Alena menarik napas berulang kali untuk menenangkan gejolak yang merasuki hatinya."Aku yakin ini perbuatan dari makhluk yang berasal dari alam gaib, melihat dari bentuk jenazah ini hampir mirip dengan kematian yang pernah terjadi pada zaman dahulu yang di sebabkan oleh Iblis Kematian," jawab Alena."Iblis kematian, makhluk apa itu?" tanya Amor yang sudah berdiri di dekat mereka."Makhluk ini merupakan makhluk jahat, namun setahu yang aku ketahui kekuatannya sudah di segel oleh Dewa Keabadian sementara badannya sudah di masukkan ke dalam peti mati dan di kunci di sebuah tempat," jelas Alena kembali."Kalau kekuatannya sudah di segel kenapa sekarang bisa bangkit lagi?" tanya Riki yang juga bingung."Aku tidak tahu kenapa dia bisa bangkit la
"Bidadari Merah, makhluk itu sudah menyerap seluruh elemen alam semesta ini di samping itu juga dia menjadi lebih berbahaya karena membawa kemarahan dari masa lalu, untuk itu kebangkitannya sekarang akan sangat berbahaya," Jawab Dewa Keabadian dengan muka khawatir."Walaupun begitu aku yakin pasti ada cara untuk mengalahkannya?" Tanya Alena sembari menatap Dewa yang ada di depannya."Walaupun begitu ada satu rahasia yang terlupakan oleh Iblis Kematian, dia sudah menyerap unsur alam raya ini namun dia melupakan satu unsur untuk di serap yakni unsur besi, iblis itu akan mampu di hancurkan dengan memakai besi ladam kuda," Jawab Dewa Keabadian dengan mimik muka serius."Baiklah aku akan mencari ladam kuda untuk mengalahkannya, namun yang menjadi masalah untuk mencari keberadaan Iblis Kematian akan sangat sulit, apakah kamu mempunyai petunjuk untuk mencarinya?" Tanya Alena kembali."Ini merupakan satu hal yang sulit seba
Alena yang sudah bersiaga, dengan cepat membungkus dirinya dengan sinar berwarna merah terang.Ketiga lawan melihat tubuh Alena terbungkus sinar merah terang sejenak terkesiap namun tetap nekat meneruskan serangannya.Ketika tubuh ketiga orang itu menghantam cahaya terang yang membungkus tubuh Alena dalam sekejap ketiga tubuh itu terbanting kebelakang."Sudah aku bilang kalian tidak ada apa-apa sebab kalian tidak lebih dari kacung, namun kalian masih nekad menyerangku," ejek Alena melihat ketiga orang itu terbanting.Mendengar ejekan Alena dengan cepat ketiga penyerang tanpa memperdulikan rasa sakit dari hantaman Alena segera bangkit dan kembali menyerang Alena.Namun kali ini Alena memakai Cahaya merah yang berbentuk tali namun pada ujung cahaya itu berbentuk lancip.Lawan yang menyerang Alena begitu tali cahaya tersebut bergerak segera berhamburan untuk men
"Mbak, gawat kenapa mbak?" tanya Alena di telpon."Warga mengamuk tanpa sebab, pasukan kewalahan menghadapinya kami sudah mendatangkan pasukan cadangan namun belum bisa menangani situasi," jelas Mbak Devi dengan napas yang memburu sama seperti Kapten Japar."Kalau begitu ada baiknya bawa mundur pasukan, dan adakan penjagaan di luar lokasi warga mengamuk, sambil selamatkan warga yang tidak mengamuk," jelas Alena lagi."Ini sedang kami upayakan, kamu di mana?" tanya Mbak Devi."Aku sedang menuju pusat kota, dimana lokasi warga mengamuk?" tanya Alena."Sekarang hampir di semua wilayah kota warga mengamuk, kita harus mencari solusinya," jawab Mbqk Devi."Baik mbak, aku menuju ke pusat kota membantu menangani wilayah itu," jawab Alena sambil mematikan hanphonenya.Dengan cepat Alena bersandar dikurdi penumpang mobil yang di kemudikan Bagus, se
Suara ledakan keras yang di timbulkan benda itu memekakkan telinga Alena dan Bagus.Dengan cepat Alena meloncat untuk berlindung, air yang tadi ada di dalam baskom membasahi tempat itu.Benda yang ada di dalam air itu meledak tidak meninggalkan sisa sedikitpun, seperti menguap di udara benda itu menghilang begitu saja.Alena yang keluar dari balik kursi karena berlindung menggelengkan kepalanya menyaksikan benda di hadapan mereka itu meledak tanpa sebab.Begitu dia bangkit dia melihat di pintu seperti ada kelebat orang berlari meninggalkan runah kediamannya.Dengan cepat Alena berlari menuju pintu dan mengejar ke arah bayangan orang tersebut hilang.Cukup lama Alena mengejarnya namun sampai di ujung lorong yang tak jaih dari rumahnya dia tidak menemukan orang yang dia kejar.Merasa kesal karena orang yang dia kejar tidak dapat di temukan,
Malam hari yang menyelimuti Kota Palembang membuat aktifitas siang hari yang semarak berganti dengan malam yang begitu berbeda.Alena yang sedang ada di kamar kaget mendengar teriakan Bagus dari luar, dengan cepat Alena buru-buru keluar kamar."Ada apa Bagus?" Tanya Alena dengan suara lembut."Ada orang yang datang non dia bilang utusan," Jawab Bagus.Alena melihat tangan kanan Bagus seperti mencengkram leher seseorang, orang itu terlihat sangat menderita karena leherbya tercekik tangan bagus."Lepaskan, orang itu bisa mati," Alena berkata kepada Bagus.Setelah tangan Bagus lepas dari lehernya terlihat pemuda itu dengan terburu-buru menarik napas untuk memenuhi paru-parunya dengan oksigen."Kawan sekarang kamu bisa mengatakan apa yang kamu bawa," Alena berkata lembut."Baaiik," Jawab Pemuda itu dengan tubuh gemetar.
Pagi-pagi sekali Bagus dan Alena sudah kelihatan duduk di teras depan, Alena sedang seksama mendengarkan penjelasan Bagus mengenai hasilnya dari hutan Purwosari.Ketika mereka sedang berbincang di teras rumah tiba-tiba dari arah gerbang terlihat satu sosok tubuh yang memencet bel berapa kali."Sepertinya ada tamu dari jauh, buka gerbang dan ajak tamu kita masuk," Alena berkata kepada Bagus.Mata Alena terbelalak melihat sosok setengah baya yang ada di belakang Bagus, di tangan sosok itu terlihat memegang sesuatu."Ada apa non?" tanya Bagus bingung melihat reaksi Alena ketika melihat tamu yang ada di belakangnya.Alena tak menghiraukan pertanyaan dari bagus, dia langsung berdiri dan membungkuk hormat terhadap tamu yang abru datang itu.Bagus yang bingung mengernyitkan keningnya melihat melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Alena."Dewa Kur
Bersama dengan suara ledakan itu tersebut ikut juga meledak tubuh Bidadari Kuning yang membuat tubuh bidadari itu juga ikut lebur.Alena yang sudah menarik kekuatannya badannya langsung jatuh berlutut badannya bergetar menunjukkan dia menangis karena kematian sahabatnya itu.Bersamaan dengan itu juga samapi di tempat itu Bagus bersama dengan Adisaka."Dimana Bidadari Kuning?" tanya Adisaka."Dia sudah menebus semua kesalahannya," jawab Alena sambil menghapus air matanya."Itu bukan kesalahan kamu, Bidadari Kuning Sudah menerima akibat dari perbuatannya, lebih baik sekarang kamu tenangkan diri kamu dahulu sebab masalah ini belum akan selesai dengan matinya bidadari kuning," Adisaka mencoba menghibur Alena."Iya aku tahu, masih ada Raja Kegelapan yang harus di hancurkan," jawab Alena."Baiklah aku akan melaporkan ini pada paman, mungkin sek
"Ada apa?" tanya Adisaka kepada Alena yang mematikan telponnya."Nampaknya ada kejadian gawat di kantor polisi, kita harus menuju ke sana," jawab Alena tegang.Tanpa di minta Adisaka dan Bagus langsung mengikuti Alena.Sekitar lima belas menit kemudian mobil yang mereka kendarai sudah meluncur cepat di jalanan Kota Palembang menuju kantor polisi.Sampai di kantor polisi mereka semua membelalakkan matanya, mereka hampir tidak percaya melihat apa yang ada di depan mata.Kantor polisi berada dalam keadaan yang berantakan, berapa gedung hancur api masih terus membakar gedung sisa namun pemadam kebakaran belum datang."Apa yang terjadi?" tanya Alena dengan tegang."Ruang penyimpanan barang bukti meledak keras dan merambat ke gedung lain," jawab orang yang di tanya."Apakah mobil pemadam belum datang?" tanya Alena lagi."Kantor pemadam juga mengalami hal yang sama," jawab Orang itu yang kelihatan ingin buru-buru pergi dari san
Bagus memarkirkan mobil di tempat pertemuan dengan Adisaka, dari jauh dia melihat kakak sepupunya sedang duduk minum.Dengan tenang Alena bersama Bagus menghampiri Dewa Gerbang Timur duduk santai dan duduk di bangku yang ada di samping kakaknya itu."Sesuatu yang gawat seperti apa yang kakak katakan di telpon?" tanya Alena kepada Adisaka."Aku rasa kamu perlu membaca sendiri tulisan yang ada di batu ini," jawab Adisaka sambil mengeluarkan batu persegi panjang dari dalam tas yang dari tadi dia letakkan di sampingnya.Alena dengan hati-hati menerima batu itu dan membaca apa yang di tunjukkan oleh Kakaknya itu kepadanya.Ketika kami hadir.Kegelapan akan kembali meraja.Kami akan datang di tempat tertinggi.Tempat tertinggi dan bercahaya.Yang pendar cahayanya menerpa langit.Dari sana permula kehancuran di mulai.Darah persembahan akan meme
"Ratap Bidadari?" Tanya Alena bingung.Adisaka menatap Alena lebih dalam lagi melihat adik sepupunya tidak tahu apa yabg terjadi di atas langit tadi."Apakah kamu benar-benar lupa dengan Ratap Bidadari?" tanya Adisaka menyelidiki."Aku sedang mengingat apa sebenarnya Ratap Bidadari, namun sampai sekarang otakku buntu," jawab Alena."Ratap Bidadari merupakan tarian tantangan buat Dewa-Dewi di langit, adapun yang membawa tarian itu merupakan salah seorang bidadari yang tak lain kawan kamu yakni Bidadari Kuning atau Padmi," Jelas Dewa Gerbang Timur."Ternyata Padmi, aku tidak akan memaafkan dia yang sudah membuat aku terbuang ke dunia ini," Alena berkata sambil mengepalkan tangannya."Apakah ada petunjum yang mungkin di katakan seseorang yang kamu lupakan?" Tanya Adisaka kepada Alena."Petunjuk apa yang aku lupakan?" Tanya Alena bingung.