Di kantor saat jam istirahat Sofia mendapatkan tugas tambahan untuk mengantarkan beberapa dokumen penting ke kantor clien mereka.
"kamu beneran enggak apa-apa sendirian kesana, diantar supir kantor ya ? " tanya Bu Listin meyakinkan
"enggak usah bu, kalau naik mobil takutnya macet dijalan. Biar saya naik motor aja, dokumen-dokumen ini harus secepatnya diserahkan"
"baiklah , tapi kamu hati-hati ya di jalannya nanti. Jangan sampai dokumen-dokumen ini rusak. Ini proyek penting untuk kantor kita" ucap Bu listin
Sofia pamit pergi dari kantor sambil menenteng sebuah tas berisikan dokumen-dokumen kantornya
ia memang staff biasa di kantor tempatnya bekerja, namun dedukasinya yang tinggi membuatnya di percayai oleh atasannya.
sementara itu di tempat yang berbeda di sebuah coffe shop tampak dua pria dan dua orang gadis cantik yang tengah berbincang
dua orang gadis itu bernama mikayla dan nayla, mereka adalah model blasteran yang akan menandatangani kontrak dengan blossom agency milik Ken dan Yuki
" aku juga bisa menyanyi loh pak Ken, mungkin anda bisa mempertimbangkan kami tidak hanya sebagai model video clip saja" ucap Mikayla mendesah, satu matanya ia genitkan kepada pria dihadapannya itu
"oh ya, aku ingin mendengarnya kapan- kapan" jawab Ken, ia tahu kemana arah pembicaraan ini akan berakhir. Para gadis akan mencoba merayunya, beberapa bahkan rela ditiduri karena ambisi mereka.
"malam nanti, kami punya waktu luang loh " goda Nayla
"baiklah, malam nanti aku akan berusaha menyempatkan waktu untuk mendengar suara kalian" jawab Ken
yuki yang jengah melihat pemandangan ini pamit pergi meninggalkan mereka. Ia tahu kelakuan Ken dan para gadis itu, karena ini bukan yang pertama kalinya
ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya, menyalakan zipponya lalu menghisap rokoknya kuat-kuat. ia menyandarkan tubuhnya ke dinding balcon coffe shop. Pemandangan dari tempatnya sekarang lebih melegakan, ia sebenarnya sudah muak melihat para gadis yang rela melakukan apapun agar bisa mendapatkan kontrak dengan perusahaan agensi yang sedang ia dan kakaknya kembangkan
yuki melirik dari pantulan kaca pintu disampingnya berdiri. Sekarang ken dan kedua gadis itu sudah tidak lagi duduk disana.
Yuki membuang puntung rokoknya,sial, mereka cepat sekali melakukannya . Padahal malam masih beberapa jam lagi , umpat Yuki di dalam hatinya
Di dalam mobil yang terparkir di basement gedung
Ken duduk di antara Mikayla dan Nayla
" sekarang saja, aku ingin mendengar suara kalian disini " perintah Ken
" tapi kalau ada orang yang lihat bagaimana?"
"tenang saja, kaca jendelanya sudah didesain agar orang lain di luar tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam mobil" ucap Ken sembari mengelus dagu Nayla dengan lembut
Nayla menerima sentuhan itu , ia mendesah pelan
tangan Ken tak berhenti sampai disana, ia terus mengelus sampai turun ke leher jenjang Nayla dan menyusup ke dalam bra Nayla, mencubit kecil diujung putingnya
"aww geli pak ken" Nayla pura-pura protes
kini ken dan Nayla tengah berciuman, Ken sangat ahli dalam menaklukan wanita. Setiap sentuhan dan lumatan yang ia lakukan akan membuat para wanita bergelinjang puas
Mikayla tersenyum , rencana mereka berjalan sukses. Jalan sebagai artis akan terbentang dihadapan mereka sekarang
"aku tidak akan menggangu kalian, aku akan menunggu di luar" ucap Mikayla, ia pergi dari mobil dan berjalan menjauh dari sana. Ia akan menunggu gilirannya nanti
pintu mobil ia tutup, ia tersenyum .
"ahh mudah sekali merayu lelaki mesum seperti dia, jadi rumor tentang pak Ken itu benar adanya, cih "
sementara itu Sofia sudah tiba di basement gedung yang dimaksud. Ia memarkirkan motornya , kedua tangannya memegang hati-hati map mica berisi dokumen dari kantornya. Sofia melirik jarum jam di pergelangan tangannya. Tidak akan sempat jika harus memutar lewat loby depan jadi gadis itu putuskan masuk lewat pintu basement saja. Keadaan basement terlihat sepi, karena ini memang belum jam makan siang
Saat kakinya baru berjalan beberapa langkah, Sofia melihat sebuah mobil yang terletak diujung blok basement terlihat bergoyang di tempat
" Ya ampun, hari masih siang bolong begini bukannya pada kerja udah ada yang mesum . Kalau gw lagi ga diuber waktu, gw kerjain dah tuh manusia-manusia yang di dalem mobil" gerutu Sofia, ia memilih melewati mobil itu dan terus berjalan memasuki gedung
ia memasuki lift, dan ketika pintu hampir menutup seorang pria berusaha mencegahnya, refleks jari Sofia menekan tombol lift agar pintu terbuka kembali.
"Terima kasih" ucap pria itu tersenyum kepada Sofia. Gadis itu melongo tak percaya dengan pria yang yang berdiri di sampingnya sekarang. Pria itu adalah Yuki.
Sofia tak akan pernah lupa dengan sosok Yuki, mereka bertemu enam tahun yang lalu.
"ya ampun mata gw ga salah liat kan ? dia cowok yang malam itu gw ketemu" gumam Sofia di dalam hatinya . Ia terus saja mendongakan wajahnya ke samping dimana Yuki berdiri
"dia ga berubah sama sekali, dia tetep handsome sama kayak dulu" batin Sofia berbunga-bunga
Yuki yang sadar sedang diperhatikan gadis di sebelahnya, akhirnya bersuara
"Maaf nona, apa yang sedang kau lakukan? apa kita pernah bertemu sebelumnya " tanya Yuki dengan ekspresi datar di wajahnya
Sofia tersenyum " ahh, tidak. Kita tidak pernah bertemu ko he he he " ucap gadis mungil itu salah tingkah
"Kalau begitu, bisa kau palingkan wajahmu dari hadapanku?" pinta Yuki
"Apa...."
"Wajahmu..." tunjuk Yuki
"wajahku? memangnya ada apa dengan wajahku ?" Sofia masih tak paham maksud perkataan lelaki di sampingnya. Karena Sofia masih saja mendongakkan wajahnya ke Yuki yang tubuhnya terpaut tinggi dari tubuh mungil Sofia
"Wajahmu, putar wajahmu menghadap kesana" perintah Yuki sambil mengangkat jari telunjuknya
namun Sofia tak bergeming , ia masih saja terus memperhatikan Yuki. Yuki mulai geram, ia tak tahan terus ditatap oleh gadis yang tak dikenalnya
kedua telapak tangannya menyentuh pundak gadis itu, ia hendak memutarnya agar menghadap ke arah lain dan disaat ia melakukannya tiba-tiba lift berguncang dengan kencangPenerangan di dalam lift padam, keadaan menjadi gelap dan guncangan lift yang cukup keras membuat Sofia reflek memeluk Yuki yang ada di sampingnya
Aaaaaaaaa Teriak Sofia sambil memeluk erat Yuki. Yuki berusaha melepaskan pelukan gadis itu namun sia-sia , tubuhnya tak bisa bebas bergerak karena guncangan lift
satu menit kemudian guncangan lift berhenti, lampu kembali menyala . Sofia yang sadar tengah memeluk Yuki , langsung melepaskan dirinya
" Maaf ya pak, eh om, eh mas Yuki . Tadi aku reflek karena takut he he he " kilah Sofia, gadis itu memundurkan langkah kakinya sampai mentok ke bagian pintu lift. ia memencet tombol di sampingnya namun pintu tak mau terbuka. Ia kembali menekan tombol yang lain dan hasilnya tetap sama , pintu lift tak mau terbuka
"Kau kenal denganku?, kenapa kau bisa tahu namaku ?" tanya Yuki
"aku membaca beritamu di tabloid, kau dan kakakmu siapa namanya aku lupa. Berita tentang perusahaan yang kalian bangun ada di surat kabar" jawab Sofia sedikit gugup .
Sofia mencoba membuka pintu lift berkali-kali dengan kedua tangannya, tapi pintu lift itu begitu keras baginya. Sofia tak menyerah ia menyandarkan punggungnya berusaha mendobrak pintu lift sambil berteriak minta tolong
Yuki mendesis melihat tingkah Sofia yang konyol.
" Apa kau idiot? berhentilah melakukan itu"
"tapi pintunya tak mau terbuka, bantuin aku dong bukannya malah duduk santai begitu" ucap Sofia berkacak pinggang . Ia tak habis pikir di situasi genting seperti sekarang, Yuki malah duduk dengan kaki yang diselonjorkan santai
"Percuma kau berteriak, suaramu tidak akan terdengar keluar " ucap pria itu , tangannya mengambil sebuah handphone dari saku jasnya
ahh benar juga, desah gadis itu. Sofia pun membuka tasnya mencari handphone miliknya.
Sofia mengacak isi di dalam tas . Wajahnya sangat panik karena handphonenya tak ada. Ia baru ingat, ia meninggalkannya di meja kantornya
"Tenanglah, aku sudah menghubungi pihak securiti, mereka akan segera kesini" ucap Yuki
Sofia merangkak mendekati Yuki
"Pinjami aku handphone milikmu, kumohon" pinta Sofia dengan wajah mengiba
"Tidak" tolak Yuki , ia mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi . Handphone itu ada ditelapak tangannya
"oh ayolah, aku mohon. aku ada kerjaan kantor yang sangat penting. Lihat dokumen yang aku bawa ini , aku harus menyerahkannya sekarang. Aku harus memberitahu bossku kalau aku sedang terjebak di lift"
"Itu bukan urusanku" jawab Yuki jutek
"oh ayolah aku mohon, nanti aku dipecat gimana?"
"Itu juga bukan urusanku" Yuki masih menolak permintaan Sofia
"Kau.... kau sungguh manusia tak punya hati ya"
"Aku tidak perduli, kita tidak saling mengenal"
"Apa... jadi kau hanya mau membantu jika saling mengenal saja, begitu maksudmu"
"Tidak juga, aku juga tidak suka membantu orang yang aku kenal"
"Cih,manusia macam apa kau? apa hatimu terbuat dari es? manusia itu mahluk sosial, mau kenal atau tidak kenal , tetap harus saling membantu. Itu pelajaran dasar di sekolah " desis Sofia
Yuki diam saja, tak menghiraukan ucapan gadis itu
Sofia langsung mencengkeram kerah kemeja Yuki,
"Kau membuatku kesal tahu, pinjami aku sebentar handphone milikmu, aku sering membaca berita tentangmu di tabloid, kau dan kakakmu itu terkenal dermawan loh, apa itu hanya kedok saja ?" ancam Sofia , kini tubuh gadis mungil itu sedikit merunduk
"kau mengancamku?" tanya Yuki tertawa, tak nampak sedikitpun ketakutan di wajahnya
"ya aku mengancammu, setelah pintu lift terbuka aku akan membuat confrensi press, itu ide yang bagus bukaan, aku akan membuat skandal tentangmu, bagaimana?"
"Tidak akan ada orang yang mempercayai gadis rendahan sepertimu"
"kau bilang apa barusan? kau bilang aku gadis rendahan, kau minta dihajar hah?" geram Sofia.
ia menarik kerah kemeja Yuki dengan kencang membuat pria itu kesulitan bernafas dan tiba-tiba tubuh pria itu jatuh . kedua mata Yuki terpejam, tubuhnya mengejang. Sofia melepaskan cengkramannya
"ma.... maaf, maaf aku gak sengaja " ucap sofia,ia menyesal telah menggunakan kekuatannya
Sofia menggigit jari jemarinya, ia terlihat panikia takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa Yuki karena ulahnya lagi
enam tahun yang laluSatu bulan setelah Sofia menyadari kekuatan barunya, ia tak lagi menjadi siswi yang dibuly oleh teman-teman disekolahnya. Sofia melawan dan menghajar mereka semua yang berani mengganggunyaSofia senang sekali dengan kekuatan ajaib yang ia miliki sekarang, selain bisa menjaga dirinya ia menggunakan kekuatan itu untuk pekerjaan part timenya. Ia nekat melamar pekerjaan sebagai debt collector ilegal . Ia terpaksa melakukan pekerjaan ini karena kedua orangtuanya tak pernah lagi mengiriminya uang untuk kebutuhan sekolah dan kebutuhan makan dirinya dan neneknyapak Bara, dia adalah pemimpin dari perusahaan peminjaman uang ilegal. walaupun rambutnya memutih namun fisiknya masih terlihat tegak dan menakutkan. Pria paruh baya itulah yang memberi pekerjaan kepada Sofia sebagai penagih hutang di lapangan."ini foto wajah dari nasabah kita yang mencoba melarikan diri, aku tidak perduli cara apapun yang kau pakai, kau harus membuatnya membayar semua hu
Yuki terbangun malam harinya di sebuah ranjang rumah sakit. sebuah jarum infus menancap di urat nadi tangan kanannya . Yuki memegangi kepalanya yang sedikit pusing.Ia lupa sesaat dengan kejadian yang sudah dialami sebelumnyaKen menghampiri Yuki"Jangan memaksakan diri, istirahat kembali adikku""apa yang terjadi, kepalaku sakit sekali, kenapa aku ada di rumah sakit ""kau benar tidak ingat apapun?"melihat adik satu-satunya itu terdiam, Ken akhirnya menceritakan kronologi kejadian yang menimpa adiknya itu"kau dan seorang gadis terjebak di lift gedung selama 3 jam , untungnya petugas sekurity cepat menemukan kalian, kenapa kau tidak menghubungiku "yuki pun mulai mengingat kejadian beberapa jam sebelumnya"kau kan sedang sibuk dengan gadis-gadis itu. Aku sebagai adik yang baik tak akan mengganggu kesenangan kakaknya"Ken tertawa mendegar penuturan adiknya"kau membuatku sakit hati, aku juga seorang kakak yang akan se
seminggu berlalu . Sofia menjalani profesi barunya sebagai pengangguran . Bangun siang, melewatkan waktu mandi pagi, ia banyak menghabiskan waktunya bermalas-malasan di atas kasurnya sambil nonton drama korea lewat laptopnya"seandainya hidupku bisa seindah drama korea, tau-tau ditaksir ceo muda nan ganteng yang baik hati he he he" celoteh Sofia sambil memangku dagunya dengan telapak tangannyabeep beep beep , handphone milik Sofia bergetar di samping ia duduk. Sofia meraihnya. Sebuah nama yang ia sangat kenal tertera di layar ponselnya . Namanya Alex"ya lex, kenapa?""makan siang diluar yuk" ajak Alex lewat sambungan ponsel"hmmhh.... gimana ya?" Sofia sedikit ragu"kamu sibuk ya sayang""enggak ko aku enggak sibuk, yaudah aku siap-siap dulu ya. Di tempat biasa kan?" dengan berat hati Sofia mengiyakan permintaan kekasih yang baru dipacarinya 4 bulan itu. Sofia membuka dompet miliknya , hanya tertinggal 2 lembar uang seratus ribuan di dalam
gemericik hujan mulai turun , pengunjung restaurant yang duduk di teras masuk ke dalam reataurant karena tak ingin kebasahan namun tidak dengan Sofia. Gadis itu masih duduk diluar, air hujan yang mulanya hanya berupa gerimis sekarang mulai deras, membasahi seluruh tubuh Sofia. Gadis itu tak bergeming, ia sedang menangis saat ini, menangisi kehidupannyaair mata yang tumpah bercampur dengan air hujan yang mengalir di wajahnya . Ken masih memandangi Sofia. Bedanya sekarang ia duduk memandang Sofia dari dalam dengan sekat kaca transparandi tangan Ken masih terselip kartu identitas milik Sofia. Entah kenapa pria itu sedikit tertarik dengan Sofia sejak pertemuan mereka beberapa hari lalu di rumah sakitKen maklumi patah hati bisa membuat semua orang melakukan di luar nalar,seperti yang Sofia lakukan sekarang,menangis dibawah guyuran air hujan . Ia pun dulu nyaris mengakhiri hidupnya ketika wanita yang sangat ia cintai dulu pergi meninggalkannya tanpa alasan
ayo kita kencan nanti malam 💓💓💓sebuah pesan teks masuk ke whatssapp milik Sofia, itu dari Ken. Pria itu kini resmi menjadi kekasih baru Sofia, sebenarnya Sofia ingin menolaknya tetapi Mery terus saja merengek dan merayu agar menerima pernyataan cinta Ken"aku ga kenal ama dia, lagian aku ga pantes jadi pacarnya dia, di dunia ini enggak ada yang namanya kisah cinderella, itu bullshit.""ya ampun Sofia , dijalanin aja belum ko udah pesimis begitu, udah pokoknya kamu harus terima ya terima Ken jadi pacar kamu ""enggak akh, aku takut Mer ""takut apa sih fi???""ya takut aja,, aku kan belum tau sifat asli dia bagaimana?""ya makanya itu dijalanin dulu , ihh gemes deh sini hape kamu biar aku yang balas pesannya" Mery meraih handphone milik Sofia lalu jemarinya membuka pesan dari Ken dan membalasnya dengan kalimat iya aku mau jadi kekasihmu 😘"Mery, enggak perlu pakai emot kissu gini juga kali ahhh aku malu " Sofia merebut handphone mi
Makanan dihidangkan di atas meja oleh pelayan"terima kasih " ucap Sofia kepada pelayan itupelayan itu balas tersenyum"selamat menikmati hidangannya tuan dan nona"Sofia meneguk pelan cafe au lait miliknya"kamu suka kopi Sofia?" tanya Ken"ya kadang-kadang aja sih "mereka menikmati hidangan diiringi alunan musik piano yang dimainkan seorang pianis disanamembuat suasana bertambah romantis"indah sekali lagunya , oia apa aku boleh bertanya sesuatu padamu ?""ya,tanyakanlah ""seingatku kau dan adikmu itu dulunya musisi kan?"" oh ya, kau ingat dengan lagu-laguku ?""hmhhh.... iya sewaktu aku masih sekolah dulu aku kadang-kadang mendengar lagu kalian dari radio, " tutur SofiaKen tersenyum mendengarnya, ucapan Sofia terdengar jujur dan polos. Tidak seperti kebanyakan wanita yang selalu mendekatinyayang selalu menanyakan berapa banyak harta yang ia miliki"lagu mana yang menja
Setelah mengantarkan Sofia pulang . Ken melajukan mobilnya dengan perasaan berbunga-bunga. Sudah ratusan kali Ken berkencan dengan banyak gadis namun sosok Sofia amat berbeda. Gadis cantik bermata cokelat itu mampu mengetuk pintu hatinya yang sudah lama karatan tak tersentuh siapapunKen menyadari ia belum terlalu mengenal lebih jauh karakter dan sifat Sofia yang sesungguhnya tapi Ken merasa yakin Sofia adalah gadis yang berbeda. ia gadis polos yang pemberaniKen tiba di apartemen 2 lantai miliknya menjelang subuh. Sudah ada Yuki yang menyambutnya disana"kakakku yang playboy ini akhirnya pulang juga" sambut Yuki dengan posisi berbaring di sofa . Dengan mata setengah mengantuk ia melihat kedatangan kakaknyaKen melonggarkan dasinya , membuka jas nya dan duduk disamping kepala Yuki"kau berkencan dengan siapa hari ini? Melysa? Anita? Seline? Kiara? Carisa? "Ken menggeleng"jangan bilang kau punya cewek baru?"ken mengangguk
Sementara itu diruangan dimana Sofia sedang mencoba gaun pernikahan, gadis itu melihat pantulan dirinya dari balik cermin."Anda sangat cantik dengan gaun ini nona" puji Rani sambil merapikan bagian bawah gaun yang menjulur panjang di lantai."Tidak kau salah. yang cantik itu gaunnya, aku hanya gadis biasa yang beruntung mengenakan gaun indah ini " elak SofiaWanita ini begitu rendah hati tidak seperti pembeli lain yang pernah datang kesini, ujar Rani di dalam hatinyaRani memakaikan dengan hati-hati veil slayer di atas rambut Sofia"Tahan sedikit ya non, saya mau menjepitkan penutup kerudungnya dirambut non""Ya..... mmmhh jangan panggil aku non, panggil aku Sofia saja""Ya non Sofia" Rani memilih untuk tetap memanggil Sofia dengan Non, karena itu sudah prosedur di butiq tempat kerjanya agar menghormati pembeliRani membawa keranjang besar berisi buket-buket bunga yang dililit
Sementara itu diruangan dimana Sofia sedang mencoba gaun pernikahan, gadis itu melihat pantulan dirinya dari balik cermin."Anda sangat cantik dengan gaun ini nona" puji Rani sambil merapikan bagian bawah gaun yang menjulur panjang di lantai."Tidak kau salah. yang cantik itu gaunnya, aku hanya gadis biasa yang beruntung mengenakan gaun indah ini " elak SofiaWanita ini begitu rendah hati tidak seperti pembeli lain yang pernah datang kesini, ujar Rani di dalam hatinyaRani memakaikan dengan hati-hati veil slayer di atas rambut Sofia"Tahan sedikit ya non, saya mau menjepitkan penutup kerudungnya dirambut non""Ya..... mmmhh jangan panggil aku non, panggil aku Sofia saja""Ya non Sofia" Rani memilih untuk tetap memanggil Sofia dengan Non, karena itu sudah prosedur di butiq tempat kerjanya agar menghormati pembeliRani membawa keranjang besar berisi buket-buket bunga yang dililit
Setelah mengantarkan Sofia pulang . Ken melajukan mobilnya dengan perasaan berbunga-bunga. Sudah ratusan kali Ken berkencan dengan banyak gadis namun sosok Sofia amat berbeda. Gadis cantik bermata cokelat itu mampu mengetuk pintu hatinya yang sudah lama karatan tak tersentuh siapapunKen menyadari ia belum terlalu mengenal lebih jauh karakter dan sifat Sofia yang sesungguhnya tapi Ken merasa yakin Sofia adalah gadis yang berbeda. ia gadis polos yang pemberaniKen tiba di apartemen 2 lantai miliknya menjelang subuh. Sudah ada Yuki yang menyambutnya disana"kakakku yang playboy ini akhirnya pulang juga" sambut Yuki dengan posisi berbaring di sofa . Dengan mata setengah mengantuk ia melihat kedatangan kakaknyaKen melonggarkan dasinya , membuka jas nya dan duduk disamping kepala Yuki"kau berkencan dengan siapa hari ini? Melysa? Anita? Seline? Kiara? Carisa? "Ken menggeleng"jangan bilang kau punya cewek baru?"ken mengangguk
Makanan dihidangkan di atas meja oleh pelayan"terima kasih " ucap Sofia kepada pelayan itupelayan itu balas tersenyum"selamat menikmati hidangannya tuan dan nona"Sofia meneguk pelan cafe au lait miliknya"kamu suka kopi Sofia?" tanya Ken"ya kadang-kadang aja sih "mereka menikmati hidangan diiringi alunan musik piano yang dimainkan seorang pianis disanamembuat suasana bertambah romantis"indah sekali lagunya , oia apa aku boleh bertanya sesuatu padamu ?""ya,tanyakanlah ""seingatku kau dan adikmu itu dulunya musisi kan?"" oh ya, kau ingat dengan lagu-laguku ?""hmhhh.... iya sewaktu aku masih sekolah dulu aku kadang-kadang mendengar lagu kalian dari radio, " tutur SofiaKen tersenyum mendengarnya, ucapan Sofia terdengar jujur dan polos. Tidak seperti kebanyakan wanita yang selalu mendekatinyayang selalu menanyakan berapa banyak harta yang ia miliki"lagu mana yang menja
ayo kita kencan nanti malam 💓💓💓sebuah pesan teks masuk ke whatssapp milik Sofia, itu dari Ken. Pria itu kini resmi menjadi kekasih baru Sofia, sebenarnya Sofia ingin menolaknya tetapi Mery terus saja merengek dan merayu agar menerima pernyataan cinta Ken"aku ga kenal ama dia, lagian aku ga pantes jadi pacarnya dia, di dunia ini enggak ada yang namanya kisah cinderella, itu bullshit.""ya ampun Sofia , dijalanin aja belum ko udah pesimis begitu, udah pokoknya kamu harus terima ya terima Ken jadi pacar kamu ""enggak akh, aku takut Mer ""takut apa sih fi???""ya takut aja,, aku kan belum tau sifat asli dia bagaimana?""ya makanya itu dijalanin dulu , ihh gemes deh sini hape kamu biar aku yang balas pesannya" Mery meraih handphone milik Sofia lalu jemarinya membuka pesan dari Ken dan membalasnya dengan kalimat iya aku mau jadi kekasihmu 😘"Mery, enggak perlu pakai emot kissu gini juga kali ahhh aku malu " Sofia merebut handphone mi
gemericik hujan mulai turun , pengunjung restaurant yang duduk di teras masuk ke dalam reataurant karena tak ingin kebasahan namun tidak dengan Sofia. Gadis itu masih duduk diluar, air hujan yang mulanya hanya berupa gerimis sekarang mulai deras, membasahi seluruh tubuh Sofia. Gadis itu tak bergeming, ia sedang menangis saat ini, menangisi kehidupannyaair mata yang tumpah bercampur dengan air hujan yang mengalir di wajahnya . Ken masih memandangi Sofia. Bedanya sekarang ia duduk memandang Sofia dari dalam dengan sekat kaca transparandi tangan Ken masih terselip kartu identitas milik Sofia. Entah kenapa pria itu sedikit tertarik dengan Sofia sejak pertemuan mereka beberapa hari lalu di rumah sakitKen maklumi patah hati bisa membuat semua orang melakukan di luar nalar,seperti yang Sofia lakukan sekarang,menangis dibawah guyuran air hujan . Ia pun dulu nyaris mengakhiri hidupnya ketika wanita yang sangat ia cintai dulu pergi meninggalkannya tanpa alasan
seminggu berlalu . Sofia menjalani profesi barunya sebagai pengangguran . Bangun siang, melewatkan waktu mandi pagi, ia banyak menghabiskan waktunya bermalas-malasan di atas kasurnya sambil nonton drama korea lewat laptopnya"seandainya hidupku bisa seindah drama korea, tau-tau ditaksir ceo muda nan ganteng yang baik hati he he he" celoteh Sofia sambil memangku dagunya dengan telapak tangannyabeep beep beep , handphone milik Sofia bergetar di samping ia duduk. Sofia meraihnya. Sebuah nama yang ia sangat kenal tertera di layar ponselnya . Namanya Alex"ya lex, kenapa?""makan siang diluar yuk" ajak Alex lewat sambungan ponsel"hmmhh.... gimana ya?" Sofia sedikit ragu"kamu sibuk ya sayang""enggak ko aku enggak sibuk, yaudah aku siap-siap dulu ya. Di tempat biasa kan?" dengan berat hati Sofia mengiyakan permintaan kekasih yang baru dipacarinya 4 bulan itu. Sofia membuka dompet miliknya , hanya tertinggal 2 lembar uang seratus ribuan di dalam
Yuki terbangun malam harinya di sebuah ranjang rumah sakit. sebuah jarum infus menancap di urat nadi tangan kanannya . Yuki memegangi kepalanya yang sedikit pusing.Ia lupa sesaat dengan kejadian yang sudah dialami sebelumnyaKen menghampiri Yuki"Jangan memaksakan diri, istirahat kembali adikku""apa yang terjadi, kepalaku sakit sekali, kenapa aku ada di rumah sakit ""kau benar tidak ingat apapun?"melihat adik satu-satunya itu terdiam, Ken akhirnya menceritakan kronologi kejadian yang menimpa adiknya itu"kau dan seorang gadis terjebak di lift gedung selama 3 jam , untungnya petugas sekurity cepat menemukan kalian, kenapa kau tidak menghubungiku "yuki pun mulai mengingat kejadian beberapa jam sebelumnya"kau kan sedang sibuk dengan gadis-gadis itu. Aku sebagai adik yang baik tak akan mengganggu kesenangan kakaknya"Ken tertawa mendegar penuturan adiknya"kau membuatku sakit hati, aku juga seorang kakak yang akan se
enam tahun yang laluSatu bulan setelah Sofia menyadari kekuatan barunya, ia tak lagi menjadi siswi yang dibuly oleh teman-teman disekolahnya. Sofia melawan dan menghajar mereka semua yang berani mengganggunyaSofia senang sekali dengan kekuatan ajaib yang ia miliki sekarang, selain bisa menjaga dirinya ia menggunakan kekuatan itu untuk pekerjaan part timenya. Ia nekat melamar pekerjaan sebagai debt collector ilegal . Ia terpaksa melakukan pekerjaan ini karena kedua orangtuanya tak pernah lagi mengiriminya uang untuk kebutuhan sekolah dan kebutuhan makan dirinya dan neneknyapak Bara, dia adalah pemimpin dari perusahaan peminjaman uang ilegal. walaupun rambutnya memutih namun fisiknya masih terlihat tegak dan menakutkan. Pria paruh baya itulah yang memberi pekerjaan kepada Sofia sebagai penagih hutang di lapangan."ini foto wajah dari nasabah kita yang mencoba melarikan diri, aku tidak perduli cara apapun yang kau pakai, kau harus membuatnya membayar semua hu
Di kantor saat jam istirahat Sofia mendapatkan tugas tambahan untuk mengantarkan beberapa dokumen penting ke kantor clien mereka. "kamu beneran enggak apa-apa sendirian kesana, diantar supir kantor ya ? " tanya Bu Listin meyakinkan "enggak usah bu, kalau naik mobil takutnya macet dijalan. Biar saya naik motor aja, dokumen-dokumen ini harus secepatnya diserahkan" "baiklah , tapi kamu hati-hati ya di jalannya nanti. Jangan sampai dokumen-dokumen ini rusak. Ini proyek penting untuk kantor kita" ucap Bu listin Sofia pamit pergi dari kantor sambil menenteng sebuah tas berisikan dokumen-dokumen kantornya ia memang staff biasa di kantor tempatnya bekerja, namun dedukasinya yang tinggi membuatnya di percayai oleh atasannya. sementara itu di tempat yang berbeda di sebuah coffe shop tampak dua pria dan dua orang gadis cantik yang tengah berbincang dua orang gadis itu bernama mikayla dan nayla, mereka adalah model blasteran ya