Share

Sial tujuh turunan.

"Sial...mengapa aku justru menelpon si bodoh ini?." Umpatnya dalam hati, ketika melihat nomor siapa yang tengah dihubungi.

Anggara tidak habis pikir, mengapa tangan itu bergerak untuk memanggilnya.

padahal sejak awal orang yang ingin dia hubungi adalah Handoko, sahabatnya yang berada beberapa blok dari apartemen miliknya.

Ingin menutup telepon secara langsung dan berpura-pura tidak ada yang terjadi.

Akan tetapi, jika hal tersebut di lakukan bukankah rasa mendominasi di dalam hatinya terluka.

Dan jika berbicara secara langsung, alasan apa yang akan dia berikan.

Tentu saja, jauh lebih mustahil untuk berbicara jujur serta mengatakan tentang kondisi dirinya, yang telah salah pencet nomor.

"Heeemz apa peduliku, dia juga karyawan di perusahaan, lagi pula dia adalah sekertaris pribadi yang makan gaji di APC." Pikiran Anggara kembali kepada rasional istimewa miliknya.

Menurut pria tersebut, sesekali menerima panggilan telepon di tenga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status