Share

74. Sisi Redup Kelam

Di dalam sisi redup kalam, hampa bersua dengan duka lara. Kendati hampa tercipta, panggil namaku, relung hati terdalam.

Gemintang menari di keheningan, mendalami setiap langkah haru. Meski hening terasa, aku di sana, menganyam doa di gulita angkasa.

Jauh di lipatan jalan yang tak terjangkau, terbaca tiap jejak yang kau pijak. Garis ketulusan memayungi langit, dan sapaan doa, menjelma pada titian rindu.

Bila beban hidup mencengkram, tak ragu untuk memanggil senandung. Walau rentang waktu memisahkan, sisi batin bersatu mendukungmu.

Pura-pura kukuh adalah dramatisasi. Ijinkanku menyaksikan kerapuhan hati, sebab di sana tersembunyi keberanian abadi.

Bukan rambut yang kau susuri sendiri, biarkanlah jemari ini menjelma penuntun. Agar tak terlunta-lunta dalam kesendirian, walau malam menghujam kegelapan.

Mayja mengusap ibu jarinya pada secarik kertas yang tadi di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status