Aku merasa seperti akan mati dan hancur berkeping-keping kalau kamu membenciku, tapi lihatlah betapa tidak terpengaruhnya kamu mengenai hal itu.
Jadi sebenarnya kenapa kamu memilihku?
Kenapa kamu tidak menjadi istri Jonathan saja waktu itu? Jonathan lebih baik dariku, bahkan dari segi reputasi, kekayaan, dan reputasi. Kamu lebih baik bersanding dengannya, tapi kenapa kamu memilihku, Devanda?
Padahal kamu teramat jauh dariku sampai … aku tidak bisa bernapas.
Andriyan menatap lurus Devanda yang hanya diam tanpa ada niatan menjawab pertanyaannya. Wajah Andriyan jadi kian mendekat hingga akhirnya kening Andriyan mendarat pada kening Devanda. Dalam jarak sedekat ini, jantung Devanda berpacu.
“Kamu … bahkan tidak mencintaiku. Terkadang, rasanya seperti kamu terlahir hanya untuk menghantuiku, Devanda.”
Lagi-lagi Devanda masih diam. Dia tid
Devanda Kusumawirya, perempuan dengan kuasa dan kehormatan tinggi karena lahir dari Keluarga Kusumawirya yang setara dengan Keluarga Prakarsastra. Bedanya, Keluarga Prakarsastra berkontribusi pada negara dalam hal militer, sedangkan Keluarga Kusumawirya berkontribusi dalam hal sains dan peralatan teknologi baru.Devanda yang bersatu dengan Jonathan di kehidupan pertama, jelas memiliki kedudukan paling terhormat karena menjadi ibu negara. Jonathan yang berhasil memimpin negara membawa kemajuan dan kesejahteraan meski perilakunya di luar istana negara sungguh bajingan. Pria itu memang kompeten, tapi sikapnya brengsek.Meski begitu, nama dan gelar terhormat Devanda merupakan hal yang tidak lebih dari sebuah label untuk membedakan siapa dia di masa lalu dan siapa dia di masa sekarang. Sama seperti namanya yang sekarang, Devanda Prakarsastra. Nama yang sama dengan kehidupan pertama setelah menikahi Jonathan, tapi memiliki makna dan kedudukan y
Bunuh diri adalah dosa terbesar yang bisa dilakukan oleh manusia. Sejak dahulu sudah dilarang oleh Tuhan. Jadi jika seseorang melihat istri dari presiden lompat dari atas vilanya, dan melukai seluruh tubuhnya, tidak akan ada yang berani untuk menyebutnya sebagai upaya bunuh diri.Apa ini bukan ingatan asli? Apa ini adalah bagian dari mimpi? batin Devanda, seraya memperhatikan bagaimana Andriyan begitu peduli dengan tubuhnya yang melemah.Bagi Devanda saat itu, Andriyan adalah sosok yang mudah ketakutan. Meski pun dia dikenal sebagai seseorang yang bersedia melemparkan dirinya dalam bahaya tanpa keraguan sedikit pun, tapi dia menunjukkan hal yang berbeda ketika menatap Devanda. Dia tampak tidak tahan melihat cidera sekecil apa pun. Sungguh konyol.“Tuan Andriyan,” panggil Devanda dengan suara rapuhnya.“Ya, Nyonya ….” Pandangan Andriyan ia tundukkan, hal yang seharusnya dari awal ia lak
Setelah beberapa waktu lalu berusaha menenangkan Devanda, pria itu tidak lagi datang ke kamar. Dia membiarkan Devanda yang kembali demam itu untuk beristirahat. Biasanya kalau banyak pikiran, Andriyan memutuskan untuk merokok. Karena tidak ingin Devanda terganggu oleh bau rokok di badannya, Andriyan akan pulang lebih lama atau berada di luar rumah lebih lama.Merasa pegal sudah berbaring cukup lama, Devanda kembali membuka mata. Dia melihat kamar yang sudah gelap dan hanya disinari oleh lampu tidur di atas nakas atau sorot sinar mercusuar yang terus berputar. Terkadang sinarnya memang memantul sampai ke kamar Andriyan dan Devanda karna posisi balkon kamar mereka yang menghadap laut.Ketika menoleh ke sisi ranjang, Devanda tidak melihat kehadiran Andriyan di sampingnya. Tempat pria itu biasa tidur kosong. Rasanya aneh, jadi terasa hampa. Selain itu, kepala Devanda saat ini dipenuhi dengan kecemasan yang ia rasakan setiap kali ia merasa san
Mayja memperhatikan foto keluarga yang ada di nakas kamarnya. Entah sudah berapa tahun berlalu di dalam foto ini. Setidaknya ini adalah foto di mana keluarganya belum hancur dan kehilangan segalanya.Setelah memperhatikan foto itu, pandangan Mayja beralih kepada beberapa figura yang sengaja ia letakkan di atas laci yang ada di posisi lain di dalam kamarnya. Di sana merupakan beberapa foto bahagianya bersama teman SMP, SMA, kuliah, dan dengan Devanda. Di usianya sekarang dia sudah melalui banyak hal. Kalau saja waktu itu dia tidak bertemu Devanda, mungkin dunianya sudah hancur dari lama.Tahun ini Mayja berusia 23 tahun, dia tidak menyangka bahwa tahun ini akhirnya dia menikah. Tidak ada gambaran baginya bagaimana pernikahan itu sebenarnya. Selama ini dia hanya melihat dari drama atau novel saja karena orang tuanya bahkan tidak berhasil mempertahankannya.Bukankah sebaiknya Mayja bersiap untuk belajar lebih banyak seputar pernikahan
Rasanya sudah lama sejak Mayja terakhir kali mendatangi rumah Rasel. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan terus berpikir bahwa sayang sekali kalau rumah ini hanya ditinggali oleh seorang kakak dan adiknya. Kalau Rasel menikah, pasti rumah ini lebih terurus dan bersinar.“Sepertinya kamu juga harus segera menikah,” ucap Mayja sembari menaiki anak tangga.“Kenapa?” tanya Rasel, tidak mengerti mengapa Mayja tiba-tiba mengatakan hal tersebut.“Karena rumah ini pasti akan terasa lebih hidup kalau ada rasa cinta pasangan dan sentuhan wanita dewasa,” kata Mayja yang tersenyum lebar. Hal itu jadi membuat Rasel sempat terbesit keinginan untuk menjadikan Mayja saja sebagai wanita dewasa itu. Namun dalam sepersekian detik Rasel segera menggeleng, aneh sekali jika dia memiliki pemikiran seperti itu.“Itu kamarnya, kan?” tanya Mayja ketika sudah berdiri di depan kamar dengan pintu be
Tidak seperti pagi biasanya, Andriyan sudah tiga kali memanggil nama Rasel yang sedang duduk di mejanya. Pria itu tampak melamun sambil mengetik sesuatu di komputer kantor. Ketika Andriyan melirik ke arah layar komputernya, yang diketik asistennya itu adalah huruf-huruf tidak jelas dan tidak beraturan. Andriyan jadi mulai mencemaskan kondisi kesehatan mental Rasel.Karena dipanggil tidak kunjung mendengar, Andriyan langsung menempelkan punggung tangannya pada kening Rasel. Sontak Rasel terkesiap dan hampir tumbang ke belakang kalau Andriyan tidak segera menahan kursinya.“Rasel, apa aku harus mendaftarkanmu untuk bercerita dengan psikolog?” tanya Andriyan.Rasel yang syok jadi kehilangan kata-kata karena Andriyan membahas hal yang tidak ia mengerti. “Hm, sepertinya aku tidak perlu bertanya.” Lantas Andriyan mulai menggulir ponselnya untuk mencari kenalan psikolognya.Sontak Rasel menahan lengan Andriy
“WAH!”Berbeda dengan siang biasanya yang begitu melelahkan dan membosankan, para karyawan Andriyan tampak memiliki suasana hati yang baik. Mereka senang dengan hadiah yang dikirim oleh Devanda, istri atasan mereka. Mayja jadi ikut senang melihat senyum para karyawan yang kelelahan itu.“Tolong titip ucapkan terima kasih kepada beliau, Nona!” pekik para karyawan.Mayja mengangguk dengan sopan, Rasel jadi mendekat ke arahnya. “Nona mengirimnya untuk kami? Tumben sekali.”“Ya, aku pikir juga begitu. Ini pertama kalinya, ya.” Mayja juga heran, jadi wajar kalau Rasel merasa aneh. “Oh ya, kamu ingat apa yang kuminta kemarin?”“Iya, nanti kita bisa bertemu sepulang kerja,” ucap Rasel, merasa senang melihat Mayja yang tersenyum riang.“Ah! Tuan di mana? Ada yang harus aku bicarakan dengan beliau,” kata Mayja yang celingukan tidak melih
Nona Devanda tidak mungkin bertemu seseorang. Sebelum dia memiliki penyakit traumatik itu, dia selalu mengunci dirinya sendiri di kamar. Dan setelah itu, dia tidak bisa meninggalkan kasurnya selama dua tahun.Kalau ada sesuatu seperti itu yang benar-benar terjadi tanpa sepengetahuanku … berarti nona adalah orang yang telah menciptakan pria khayalan ini sejak awal. Mengenai hal ini, apakah ini juga bagian dari rencananya untuk menghancurkan pernikahannya? Siapa sangka dia akan melakukan hal seperti itu?Mulai dari latar belakang sampai penampilannya, segala sesuatu tentang Andriyan memang sangat bersinar. Jadi kenapa? Benar-benar tidak mungkin ada seorang pun yang lebih cocok untuk nona dari pada tuan. Terlepas dari itu, aku sangat yakin kalau saat ini nona jelas merasakan sesuatu untuk tuan.“Kenapa kamu tidak menyelesaikan kalimatmu?” tanya Andriyan k