Share

Ketahuan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 13:51:16
Pemandangan di hadapan Rose makin – makin menambah bagian tak terduga yang harus dia garis bawahi sebagai sesuatu yang penting. Para penghuni mansion, sebagian dari mereka yang bertugas di bagian inti, dan yang paling akrab bersama Rose kumpul dalam satu ruang penuh lolongan. Di antara mereka, Esmeralda di atas sofa dengan penampilan istimewa sendiri selalu menyambar lirik lagu yang Lion nyanyikan. Beberapa pernak pernik terpasang di tubuh husky tersebut, topi kerucut bermotif garis – garis dan perpaduan warna menyala pun melekat di atas kepala yang menegadah tinggi acapkali lolongannya akan menguasai keadaan.

Semua yang tampak di hadapan Rose, benar, cukup menyenangkan. Tetapi yang tidak pernah henti menarik perhatiannya hanya satu ....

Theo yang memilih duduk di sofa single. Tatapan pria itu terlihat geli hampir menyipit sekaligus senyum yang samar – samar muncul dan hilang. Satu tangan Theo bebas bertumpu di atas sebelah kakinya. Telunjuk yang terpisah dari ibu jari yang melekat di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Yen Lie
go theo go theo
goodnovel comment avatar
shania zarra
uhh theo libas aja muka veraco
goodnovel comment avatar
Anindita
mesti di kasi pelajaran tua bangka ntah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • (Not) His Sugar Baby   Kemarahan Besar

    Rose terbata. Cukup sekali dia menunduk ... keadaan yang sedang berlangsung tak lagi sama. Suara pukulan keras dan ringisan Verasco membumbung menjadi pengalunnya. Theo menyentak wajah sang ayah kuat. “Apa saja yang sudah dilakukan tua bangka ini padamu?” Dia bicara dengan kemarahan tertahan.“Jawab aku, Rose!” Dan membentak disertai otot leher mencuak ke mana – mana. Begitu lengan Rose dicengkeram, tidak ada lagi kebisuan yang dapat Rose pertahankan. Dia berusaha menarik diri lepas dari angkara murka yang secara keseluruhan menguasai Theo hingga tak luntur sedikit pun kesabaran di ujung tanduk.“Kau menyakitiku, Theo.” Rose mengeluh. Keputusan yang tidak tepat mengenerasi rasa sakit semakin bertambah.“Jawab aku. Apa saja yang sudah dilakukan tua bangka ini?”Pertanyaan Theo kekeh tidak pernah berubah. Sorot abu menajam mengandung sembilu yang menyayat.“Tidak ada. Ayahmu c—cuma menamparku.” Tergugu hampir keluh. Lengan Rose makin ditarik dan diguncang bersamaan. “Aku tidak bodoh,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • (Not) His Sugar Baby   Membingungkan

    Benar – benar suatu kekacauan yang sudah tertata dalam dugaan. Rose harus meninggalkan Verasco dan menyerahkan kesakitan pria paruh baya itu kepada Anthony, demi menyusul langkah suaminya yang telah jauh. Tubuh besar Theo memasuki gerbang utama mansion, tidak sekali pun berpaling ke belakang. Minimal memastikan kembali puing – puing kehancuran yang tercerai berai di sana.Rose mempercepat laju kaki, menghitung tiap kepergian Theo yang dapat menyebabkan tembok tinggi menjulang membatasi hubungan mereka. Ke mana arah tujuan Theo, Rose tahu pria itu tidak berniat melabuhkan diri ke kamar utama. Tak lekang oleh kenyataan itu, akal sehat Rose mulai tersisihkan. Sedikit pun dia tak ingin tertinggal dan berakhir dengan usaha percuma. Apa lagi yang akan Theo lakukan, selain mengurung diri saat satu – satunya tempat yang didatangi adalah ruang pribadinya sendiri.“Tunggu, Theo,” tahan Rose. Theo sudah mencapai ganggang dan mendorong kusen berpahat garis ukiran dalam itu, sementara dia masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • (Not) His Sugar Baby   Jual Mahal

    Rose tidak salah menyebut Theo bayi besar. Sedikit – sedikit sikapnya tidak bisa dikendalikan. Di lain waktu kemudian semua yang ada dalam pria itu menjadi suatu hal yang tidak dapat Rose duga dengan benar. Semalam terakhir kali Theo bicara, berikutnya Rose harus menyerukan bantuan kepada orang – orang mansion untuk membopong bayi besarnya ke kamar. Dan saat ini, karena kemarahan yang berada pada taraf berlebihan. Secara kebetulan Rose yang terjaga lebih dulu harus menyaksikan betapa napas Theo menderu kasar. Ada beberapa bagian tersirat embusan itu tercekat. Ntah mengapa Theo yang kesusahan begitu, Rose ikut merasakan sesaknya. Dia menggeleng samar ... setengah beranjak bangun menyentuh lembut permukaan wajah yang agaknya tampak polos ketika sorot abu Theo terpejam. Tidak mau berakhir terlalu lama, Rose bergerak cepat meraih bantal miliknya. Cukup hati – hati mengangkat punggung kepala Theo, sengaja mengatur benda empuk tersebut setingkat lebih tinggi untuk menstimulasi kelancaran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • (Not) His Sugar Baby   Sebuah Kiriman

    Sementara tubuh besar suaminya tak lagi terlihat. Rose harus menelan pil pahit akan keputusan yang sia – sia untuk menghentikan Theo dari kebungkaman. Ntah harus dengan cara apa lagi dia berusaha. Rose tidak mengerti, dia lelah. Bahkan di hadapan Beatrace dan yang lain pun, Theo menganggapnya sesuatu yang tak kasat mata. Terabaikan. Lebih – lebih tidak pernah meliriknya sama sekali.“Aku sudah mengumpankan diri sebagai ikan. Kau yakin tidak mau jadi kucingnya, Theo?” tanya Rose putus asa. Posisi Theo masih seperti semula. Tidur membelakanginya dengan selimut tak lepas dari tubuh meringkuk itu.“Theo.”Tanpa sadar jemari Rose mendarat di atas permukaan lengan yang dibatasi kain tebal. Hanya gerakan tangan menepis dari dalam, spontanitas Rose secara langsung menarik diri. Dia menggenggam jemarinya sendiri. Usia mereka terpaut cukup jauh. Theo seharusnya bisa lebih dewasa mengimbangi sikap Rose, yang terkadang berada di luar keinginan. Akan tetapi kuantitas tidak sepenuhnya menentukan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • (Not) His Sugar Baby   Kotak Musik

    Kotak musik ....Rose terpaku memegang erat benda tersebut. Cukup tidak percaya harus menerima sebuah pemberian tanpa nama pengirim. Hal ini dapat dimaklumi seandainya dia berada di Kanada, tetapi Italia ... mustahil Rose miliki seorang pemuja rahasia. Dia tidak berusaha mengingat, sayangnya bayangan sesosok pria muncul tak ingin Rose percaya, barangkali enggan membenarkannya.Agak ragu Rose membuka penutup kotak yang menghasilkan musik dengan menggunakan serangkaian pin yang ditempatkan pada suatu silinder atau cakram berputar sehingga menyentuh gigi – gigi dari sisir besi. Bentuk kotak musik di tangan Rose kompleks memiliki drum dan lonceng kecil di samping sisir besi tersebut. Nada – nada yang mengalun, mengiring sepasang patung nyaris berciuman bergerak lingkar di tengah – tengah. Sean.Satu nama yang mencuak merupakan pria yang pertama kali memberikan kotak musik, dan yang juga sampai saat ini. Rose beralih pada kertas kecil terselip. Kalimat tertulis di sana akan mengundang se

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • (Not) His Sugar Baby   Big Jailen

    Tertatih langkah Rose mengimbangi beban boneka besar yang didekap erat. Bentuk dan ukuran berlebihan nyaris membuat tubuh Rose tenggelam saat membawa teddy bear masuk menuju kamar utama mansion. Beberapa kali selama perjalanan Rose menghantam benda di depan, apa saja, dengan pandangan yang sepenuhnya terlindungi. Dia mengeluh masih harus berusaha tidak terkalahkan oleh kekesalan sendiri. Sebenarnya Rose berharap Esmeralda tidak sepintar itu menuruti perintah tuannya, jadi Theo tidak bisa menjadikan siberian husky sebagai suatu perantara. Sayang harapan Rose tidak begitu. Esmeralda terlalu ... kurang lebih seperti Theo!“Akhirnya.” Rose menjatuhkan teddy bear di atas marmer putih gading, engap – engap sembari menyentuh kedua sisi pinggul. Seharusnya tidak ada yang salah, hingga Rose menyadari keberadaan satu orang. Theo ... terlentang di atas ranjang dengan sebelah lengan menekuk berbentuk sudut siku melapisi permukaan bantal.Netra itu memejam teratur disertai permukaan dada bergerak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • (Not) His Sugar Baby   Peram dalam Sangkar

    Sudah cukup penyiksaan yang dia terapkan sendiri. Daging sudah begitu siap, Theo tidak akan bisa mengenyahkan bayangan indah akan labium merah yang mekarnya menggoyahkan hasrat. Dia menelisik jauh hangat tubuh yang coba Rose tutupi. Semakin bertambah panas dan menggebu gairah ingin melempar Rose ke atas ranjang.Senyum Theo sinis. Tak terhitung berapa lama dia memuja wajah yang menatapnya ragu. Usapan pelan merambat dari kulit pipi menuju permukaan lembut terkatup rapat itu. Dia menekan bibir Rose, mengingat kembali bagaimana harus menahan diri tiap kali Rose melontarkan protes dan menunjukkan sikap jengkel.“I want you so badly.”Bisikan Theo mengumpulkan seluruh elektrik hingga mengundang ketegangan yang tak mampu Rose tahan. Dia kebingungan ketika pelan – pelan keberadaan jemari Theo berpindah ... lambat laun mengalir ke bawah. Melalui celah kaki, tindakan Theo lolos meraih sabuk yang tergeletak, merosot bersama jubahnya.Tidak ingin menebak lebih jauh. Napas Rose tercekat pasrah sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • (Not) His Sugar Baby   Tatto

    “Sial!”Ponsel itu hancur berkeping – keping. Sean meluapkan segalanya. Segala yang dia terima. Lenguhan Rose, suara lembut yang menyerukan nama Theo mengikis habis kesabaran yang dia miliki. Seandainya mudah bagi Sean melupakan Rose. Dia tidak akan berharap cinta yang telah hilang kembali membara di hati wanita yang sampai detik ini berharga di matanya.Sean mengenal Rose dengan betul ....Kesalahan yang dia perbuat. Tidak akan mengubah keputusan Rose. Hubungan terjalin yang telah gugur. Tidak akan pernah mekar, sekalipun Sean menjadi yang paling kasihan.“Sial!”Dia kembali mengumpat, terus terang hampir menghancurkan seisi kamar. Sejak kedatangan Verasco di rumah sakit tempo waktu lalu. Pada akhirnya Sean setuju dan melibatkan diri sebagai bagian dari Witson. Menerima andil penuh di perusahaan berbeda atas namanya sendiri. Semua sudah diatur. Tidak ada yang salah terhadap pilihan Sean, bahwa dia berhak atas kemewahan yang selama ini terpupuk oleh kebencian. Verasco cukup berani be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12

Bab terbaru

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (8)

    Kepergian Zever secara tiba – tiba cukup membekas di benak Rose. Saat itu dia dan Travis diam memperhatikan punggung milik dua orang yang menjauh. Rose tak berani mengatakan apa pun kala dia sendiri menyadari Travis seketika meninggalkannya—Travis menunduk dan Rose harap pria itu baik – baik saja, lantas ikut menyusul dengan langkah hati – hati membawa bayi kembarnya masuk ke dalam gedung mansion.Dua jam usai kejadian di taman belakang, dan setelah menidurkan anak – anak Rose segera menyusul keberadaan Zever. Lewat pesan – pesan yang diberikan kepada Lion, Rose tentu memantau apa pun yang terjadi di luar. Termasuk menanyakan bagaimana kondisi Travis. Pria itu sudah bersikap seperti semula, tetapi satu yang bermasalah. Zever di ruang tamu dengan riak wajah begitu dingin dan manik mata kelabu yang menatap setengah kosong menyusun sambungan miniatur di atas meja.Berulang kali Rose menarik napas sekadar memantapkan diri duduk di samping suaminya.“Zever,” panggil Rose ingin memastikan p

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (7)

    “Aku sudah selesai, Theo. Sekarang giliranmu—“ Pikir Rose, setelah keluar dari kamar mandi sekaligus mengganti pakaian di sana. Dia akan menemukan Theo menjaga ketiga bayi mereka dengan posisi semestinya, tetapi tubuh besar itu—dalam tidur menyampingnya seolah lebih lelap dari ketiga bayi yang memejam tenang. Kelelahan. Begitu yang Rose tafsirkan, karena hari – hari belakangan ini Theo sering sekali menyibukkan diri di tengah malam—menjaga bayi – bayi mereka, sementara Rose dipaksa untuk tetap beristirahat. Senyum Rose tipis sambil mengusap puncak kepala Theo. Hanya sesaat dia beralih pada tiga bayi kembarnya untuk dipindahkan ke dalam troli. Rose akan membawa mereka untuk berjalan – jalan di taman belakang. Selesai memindahkan dia kembali mendekati Theo sekadar menutup tubuh suaminya dengan selimut tebal. “Kami pergi dulu.” Singkat Rose mengecup sudut wajah Theo. Dia mendorong troli dengan hati – hati menuju lift. Rose sudah tahu di mana letaknya, cukup tersembunyi—dan Theo memang

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (6)

    “Aku mendapat cucu yang banyak.”Tawa O’Douglas pecah persis seperti kapten bajak laut yang baru saja menemukan harta karun bersejarah. Masing – masing lengan pria paruh baya itu mengapit dua bayi mungil, sementara bayi mungil yang lain berada di dekapan Verasco—yang terus menimang, sesekali mendekatkan bayi – bayi tersebut dengan guyonan ringan.Ntah apa yang bisa Rose katakan ketika menyaksikan anak – anaknya langsung diserbu begitu Verasco dan O’Douglas masuk ke ruang rawat. Dia baru selesai menyusui, sehingga bayi – bayi yang kekenyangan hanya akan tidur sepanjang hari, dan tidak merepotkan kedua kakek mereka.“Kau dari tadi tak pernah berhenti menatapku,” ucap Rose pelan. Sering kali Theo menyorot wajahnya, tetapi saat ini manik kelabu itu membinarkan sesuatu yang berbeda. Begitu penuh cinta dan sebagian tak bisa Rose tafsirkan dengan benar. Bagaimana mungkin Rose tahan dibidik sedemikian lamat. Theo harus, sekali saja, berpaling darinya.“Terima kasih, Sugar.”Sentuhan lembut di

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (5)

    Rose tak menyangka Theo akan membawanya sampai ke pulau Ortogia, pusat sejarah Kota Sirakusa, Sisilia, untuk menikmati keindahan laut Mediterania. Aroma – aroma di tepi laut itu memberi keindahan yang menyejukkan. Rose bahkan tak melupakan bahwa Theo tidak sekali pun melepaskan tubuhnya di pundak lebar pria tersebut setelah menyusuri sepanjang gedung – gedung tua di pulau – pulau Ortogia.“Ini rumah siapa?” tanya Rose memandangi sebuah bangunan kokoh yang seperti dikhususkan untuk ditinggali dua orang.“Rumah kita.”Tidak banyak yang dapat Rose katakan, kecuali menyematkan wajahnya dalam – dalam di ceruk leher Theo. Aroma maskulin itu masih sangat menguak, bahkan usai sepanjang hari mereka memberikan jamuan kepada para tamu, seakan – akan cairan parfum pun sangat betah menjamah kulit liat Theo.“Mau langsung tidur atau mandi dulu, Sugar?”Di depan sebuah pintu Theo menghentikan langkah sekaligus membiarkan Rose berpijak di atas lantai. Antara ragu dan butuh sesuatu yang segar akhirnya

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (4)

    “Sudah siap?”Rose mengangguk saat Theo bicara di atas puncak kepalanya. Dia memang berdiri membelakangi Theo, memegang ganggang pisau pemotong kue yang panjang, sementara jemari besar Theo menggenggam hangat tiap – tiap buku tangannya.Kue bertingkat – tingkat itu, atau tak jauh berbeda dengan menara rapuh sedang terbelah. Irisan mata pisau perlahan menurun ke bawah menjadi simbol ketajaman. Rose tersenyum nyaris meleburkan tawa ketika Theo membisikkan sesuatu yang lucu untuknya, yang lucu tapi tak akan Rose beritahu pada siapa pun. Biar dia menyimpan sendiri dan menjadikan itu momen menyenangkan yang penting.Setelah potongan kue pertama seharusnya Rose dan Theo saling memberi suapan. Alih – alih demikian Theo sebaliknya mencongkel krim dan segera mengoleskan ke bibir bawah Rose. Wajah Rose tampak berepotan, namun itulah yang Theo inginkan. Dia merampas bibir Rose seperti merampas kue yang sangat lezat.Manis dari campuran gula dan mentega seakan membuat Theo tak pernah puas. Dia mem

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (3)

    “Sudah. Aku sudah kenyang.”Lagi – lagi Rose harus menahan diri saat jemari besar Theo berusaha menyingkirkan semangkok bubur putih di tangannya.“Sedikit lagi, Theo. Kau harus menghabiskan buburmu.”“Ayo.”Sesendok bubur kembali Rose dekatkan, tetapi wajah itu menolak.“Jangan memaksaku makan bubur yang tidak enak, Sugar. Rasanya hambar.”“Makanya kalau makan sambil lihat aku, biar ada rasanya.”“Satu suapan lagi. Aku janji setelah ini selesai.”“Aku tidak percaya. Kau mengatakan itu sejak tadi, apa kau tidak ingat?”Rose menyengir lebar benar – benar mengelabuhi Theo. Pria itu persis anak kecil yang kehilangan nafsu makan. Sulit sekali dibujuk untuk membuka mulut.“Kali ini aku serius yang terakhir. Ahk ... buka yang lebar.”Rose pikir Theo akan segera menerima suapan darinya. Pria itu justru menggerakkan siku tangan Rose, memindahkan haluan sendok ke bibir Rose sendiri.“Kau juga harus makan.”“Tadi aku sudah makan,” bantah Rose, tetap saja dia tak bisa menyangkal satu suapan mendar

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (2)

    Satu hari setelah Theo sadar akhirnya Rose memutuskan kembali sejenak ke rumah, tempat di mana dia pernah tinggal seorang diri yang bersebelahan dengan restoran kecil miliknya. Saat ini tidak banyak yang Rose lakukan selain mempersiapkan diri menemui Theo di rumah sakit. Rose segera mengendarai mobil—milik ayahnya yang dipinjam. Di kursi penumpang belakang dia meletakkan sebuah kotak berukuran sedang dengan beberapa lubang di dalamnya yang dibungkus sangat cantik. Sementara di sampingnya duduk seekor anjing kecil lucu berbulu keriting dan warna putih seperti kapas. Kemarin Rose baru saja membeli ras anjing pudel tersebut di toko hewan. Tertarik. Hanya itu yang menggambar keinginan Rose membawa pulang pudel yang diberi nama Cocomelo.“Kita sudah sampai.”Rose menyiapkan tas ransel khusus untuk membawa Cocomelo di pundak, agar saat pertama kali masuk ke ruang rawat Theo tak langsung bertemu dengan Cocomelo-nya selain Rose yang akan memperlihatkan. Dan di tangannya, dia membawa kotak be

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part

    Sekembali dari kamar mandi Rose pikir akan dihadapkan pada situasi yang sama. Dia sudah mewanti dengan menunggu lebih lama di ruang lembab sampai beberapa suara dari luar meredup. Tetapi semua yang Rose perkirakan tidak benar adanya. Rembesan darah di lantai ketika dia membuka pintu sudah hilang tak berjejak. Bawahan Verasco ... bahkan Verasco itu sendiri pun sudah tak terlihat ada di sana, di ruang rawat suaminya. Hanya tersisa Lion yang menunggu sangat tenang, bersedekap dada sambil memperhatikan Theo tanpa suara.“Kau masih di sini, Lion? Di mana yang lain?” tanya Rose begitu langkahnya menyisir di sisi blankar.“Tuan Verasco meminta saya menunggu di sini, Nona.”Perhatian Lion akhirnya teralihkan. Rose menduga pria itu baru pulang dari kantor kepolisian lalu membantu Verasco dan Elijah untuk mengeksekusi George. Terkait pengkhianatan yang dilakukan George, mungkin itu menjadi kecamuk rasa waspada bagi Verasco agar lebih intoleran terhadap niat – niat terselubung dan apa pun yang ba

  • (Not) His Sugar Baby   Epilog

    “Dalam perjalanan menuju rumah. Kisah mereka berakhir bahagia. Selesai.”Rose menutup buku setebal kurang lebih 400 halaman dan meletakkan buku tersebut di atas nakas. Membacakan kisah – kisah manis menjadi rutinitasnya beberapa hari terakhir. Senyum Rose tipis menatap wajah suaminya yang terbaring begitu tenang. Pagi tadi alat bantu napas baru saja dilepas menandakan kondisi Theo semakin membaik pasca kejadian tombak berdarah. Beruntung mereka segera membawa Theo untuk mendapat penanganan tepat. Tiga kali Theo harus menjalani tindakan operasi. Pria itu kehilangan banyak darah, sehingga membutuhkan transfusi secepatnya. Rose ingat beberapa perdebatan terjadi di antara mereka terkait Theo yang memiliki darah sangat langkah, bahkan Verasco pun tak berdaya tentang itu. Hanya Dara ....Demikian yang Verasco katakan saat itu dengan nada suara gemetar penuh. Seperti begitu sesal. Benar – benar menyesal, sampai akhirnya Travis menyarankan beberapa orang yang masih tertinggal di Italia untuk

DMCA.com Protection Status