Departemen Pemasaran juga tidak seharusnya kelewatan kegiatan ini, tetapi tahun ini Nova benar-benar tidak ada suasana hati, sehingga tak kunjung buka suara.Dia berpikir sejenak. "Kamu atur saja, setelah siap atur baru kasih tahu aku."Cindy malah enggan melepaskan tangan Nova."Bos, mereka bilang saat makan bersama harus membawa pasangan, kamu nggak bermasalah, 'kan?"Nova tersenyum. "Tentu saja nggak bermasalah. Terserah kalian mau bawa siapa saja."Cindy mengedipkan mata. "Kalau begitu, bagaimana dengan kamu? Bagaimana kalau aku membawa beberapa pria pada hari itu. Kebetulan kamu bisa kencan buta!"Nova segera menolak. Dia benar-benar tidak ingin merepotkan diri lagi."Jangan, aku masih belum mau pacaran."Usai berbicara, dia menepuk Cindy. "Aku masih ada urusan, jadi akan kuurus dulu. Kalian juga segera kembali ke tempat kerja.""Baik."Setelah kembali ke ruang kantor, barulah Nova mengembuskan napas lega.Saat ini, panggilan dari Nabila masuk."Nova, biar aku kirimkan data panti
Nova mengakhiri panggilan Nabila, lalu melihat dokumen panti jompo.Lingkungan panti jompo memang bagus seperti yang Nabila katakan.Satu-satu hal yang membuat dia kepala besar adalah biaya medis.Nova menghela napas ringan.Baru saja menyimpan dokumen, dia langsung menerima panggilan dari Brian."Kontrak nggak bermasalah. Bu Nova ikut aku melakukan perjalanan bisnis. Nanti kita terbang ke Kota Bers, aku tunggu kamu di lantai atas."Nova tiba-tiba tertegun. "Pak Brian, bukannya selama ini Sekretaris Umum yang menemani Anda dalam perjalanan bisnis?"Brian tersenyum tipis. "Aku mau Bu Nova yang menemaniku, boleh, 'kan?"Nova tidak tahu apa yang harus dikatakan.Brian adalah bos Nova, tentu saja harus mematuhi perintahnya.Nova terdiam beberapa lama. "Aku masih banyak urusan, Pak Brian ....""Kasus ini adalah kasusmu, jadi kamu juga menguasai situasi. Nova, ini memang kewajibanmu."Nova mengerutkan kening. "Aku masih belum mengemas koper."Melalui telepon, jelas pria ini sudah kehilangan
Namun, hanya sesaat dia melepaskan gagasan itu lagi.Dia sekarang sangat yakin bahwa dirinya tidak suka Nova yang memberontak.Perlawanan diam-diam, tapi sangat kuat.Setiap sikap asing Nova membuatnya sangat kesalHal itu membuat Brian ingin mematahkan sayap wanita itu dan memaksanya untuk patuh serta bergantung padanya.Namun, pada akhirnya, dia tetap menahannya.Tidak perlu.Hanya sepasang kekasih saja, yang terpenting Nova akan selalu di sisinya.Yang lain sebenarnya tidak diperlukan.Namun, masih harus melampiaskan rasa kesal ini.Dia mengangkat dagu Nova sambil merendahkan."Inilah yang harus dilakukan Bu Nova. Kalau nggak bisa melakukan hal ini, Bu Nova nggak akan pantas mendapatkan uangnya."Ekspresi Brian acuh tak acuh, tidak ada keinginan di matanya, tapi ada sedikit kemarahan.Nova sebenarnya mengerti kenapa dia marah.Pria ini tidak mencintainya atau ingin menjauhkannya.Sama seperti sikap posesifnya yang tidak masuk akal.Namun, Nova sendiri ... hanya tidak ingin membiarka
Bibir Nova yang agak dingin jatuh ke bibirnya.Jakun Brian bergulir ke atas dan ke bawah dua kali, memegang bagian belakang leher Nova dan meremasnya dengan kuat.Saat berbicara, suaranya sudah agak serak."Bu Nova, apa menurutmu ciuman saja sudah cukup?"Brian mengusap bagian belakang lehernya dan berkata, "Lanjutkan."Nova mengerutkan kening. "Pak Brian, kita masih harus datang ke pesta."Brian memandangnya dengan alis terangkat dan tertawa. "Kalau begitu, lanjutkan nanti saja."Setelah mengatakan itu, Brian mengeluarkan selendang dan memakaikannya pada Nova. "Ayo pergi."...Makan malam diadakan di sebuah vila, sepertinya ini adalah pesta makan pribadi.Brian membawa Nova masuk dan disambut oleh seseorang.Orang itu adalah pria berusia tiga puluhan."Brian, kamu terlambat!" ucap pria itu sambil tersenyum.Begitu pria itu mengatakan itu, mata semua orang tertuju padanya.Namanya Brian, ke mana pun Brian pergi, semua orang akan memperhatikannya.Nova memegang lengannya dan menerima ta
Brian sedikit mengerutkan kening dan Michael tersenyum pahit."Aku juga punya kakak yang dua puluh tahun lebih tua dariku, tapi dia menghilang saat aku masih kecil. Orang tuaku selalu memikirkannya, terutama ibuku."Saat berbicara, Michael mengeluarkan ponselnya dan mengklik sebuah foto.Wanita di foto itu sangat cantik, dengan senyuman yang lembut.Brian sedikit mengerutkan kening.Entah kenapa, dia juga merasa orang-orang di foto itu terlihat familier.Namun, setelah memikirkannya masih tidak tahu di mana melihatnya"Sudah berapa tahun menghilangnya?""Sudah dua puluh delapan tahun."Jika bukan karena fotonya, Michael tidak akan bisa mengingat seperti apa rupa kakaknya.Brian sedikit menyipitkan matanya dan berkata, "Aku akan meminta orang untuk mencarinya.""Terima kasih." Michael menepuk pundaknya.Nova tidak bisa makan lagi setelah dua buah makanan ringan.Ruang pesta agak pengap, jadi Nova berdiri dan berjalan ke teras.Angin dingin membuat orang merasa agak kedinginan dan Nova t
Bibir Nova menegang. "Pak Brian, kamu terlalu banyak berpikir."Nova benar-benar tidak mengira Rudy berniat tidur dengannya, mungkin hanya untuk memulai percakapan.Brian tidak menjawab.Ekspresinya biasa saja.Namun, setelah mengikutinya selama tiga tahun, Nova hanya bisa melihat sekilas bahwa suasana hatinya sedang tidak baik.Brian tidak pernah membiarkan Nova melepaskan pelukannya.Brian punya status yang mulia, pada kesempatan seperti itu, tidak dapat dihindari bahwa orang-orang akan datang dan bersulang untuknya.Namun, Brian agak tidak tertarik.Melihat anggur yang diserahkan padanya, Brian tertawa."Bu Nova, bantu aku meminumnya."Nova tiba-tiba mengerutkan kening.Dia tidak mau minum, apalagi sekarang sedang menstruasi."Pak Brian, aku nggak mau minum."Brian hanya menatapnya dan tidak berkata apa-apa.Nova menatapnya dan tersenyum pahit, Brian kali ini benar-benar marah.Pada akhirnya, Nova menyerah.Nova menggertakkan gigi dan mengambil anggur yang diberikan padanya.Dengan
"Aku bisa jalan!" kata Nova.Brian tidak mengucapkan sepatah kata pun dan langsung membawanya kembali ke kamar.Setelah kembali ke kamar, Nova langsung masuk ke kamar mandi.Setelah keluar, Brian memesan layanan kamar.Nova melihat makanannya dan tidak nafsu makan sama sekali.Brian mengangkat alisnya. "Nggak mau makan?"Nova menjawab, "Nggak nafsu makan."Brian mengangguk dan menelepon lagi.Tak lama kemudian, pihak hotel kembali membawakan bubur sarang burung dan dua buah bakpao kacang merah."Ini sudah malam, jangan makan terlalu banyak yang manis-manis."Nova terdiam beberapa saat dan berkata, "Terima kasih."Setelah makan, Nova berbaring dan tertidur.Mungkin karena alkohol, Nova tidur nyenyak.Keesokan harinya, samar-samar dia merasakan Brian mencium bibirnya."Tunggu di hotel sampai aku pulang."Nova tahu bahwa Brian tidak akan mengizinkannya pergi ke upacara penandatanganan.Nova membuka matanya dan bertemu dengan tatapannya."Aku ingin jalan-jalan."Brian sedikit mengerutkan k
Saraf Nova langsung tegang.Nova memandang Brian dan berusaha tampil sealami mungkin. "Aku ingin melihat-lihat beberapa panti jompo kelas atas dan membuat rencana untuk masa depan ibuku."Brian menatapnya dengan serius, seolah ingin membaca sesuatu dari ekspresinya.Nova tidak berani menghindarinya, Brian sangat curiga, Nova pun tidak berani menunjukkan rasa bersalah.Setelah beberapa lama, Brian mengangguk."Bu Nova berencana tinggal di Kota Bers?"Nova terdiam beberapa saat, bahkan setelah mengetahui bahwa panti jompo itu milik Keluarga Selena, Nova sudah berencana tidak akan memakai panti jompo itu.Jika pergi, Nova tidak akan ingin berada di dekat Brian lagi."Mungkin.""Suka Kota Bers?"Nova menggelengkan kepalanya. "Lumayan, tapi bagaimanapun juga Kota Bers adalah ibu kota. Kondisi medis di sini lebih baik daripada di tempat lain."Brian tidak menyangkalnya."Tapi biaya pengobatan di sini jauh lebih tinggi daripada di tempat lain. Bu Nova, kondisi medis di Kota Jimaun juga bagus.