Home / Romansa / Nikah Non Exclusive / Gadis Culun, Si Kekasih Pengganti

Share

Gadis Culun, Si Kekasih Pengganti

Author: Nunraqila
last update Huling Na-update: 2022-07-21 12:10:12

Acara berlangsung begitu meriah. Pada akhirnya Tan dan Amy selesai melakukan acara pertunangan atau lamaran yang disebutkan. Hal ini justru bagai mimpi bagi Amy. Sorak ramai begitu seru terdengar dari para audien yang hadir.

“Bagaimana ini?" gumam Amy seraya menatap nanar ke arah orang-orang yang berdiri di depan sana.

“Oi, kau harus terus melanjutkan ini, bertahanlah sebentar lagi!" ucap Tan mencoba menyadarkan stafnya itu.

Tan juga merasakan hal yang sama, dia pun merasa hal ini bagai mimpi. Entah mimpi indah atau mimpi buruk, Tan tidak bisa memutuskan. Hanya saja, untuk saat ini dia bisa selamat dari amukan Wang dan para kolega, berkat Amy. Meski dalam hatinya masih mengharapkan Sara yang berada di sana bersamanya.

Kaki Amy semakin terasa sakit, tetapi dia tetap berusaha berdiri di samping Tan dan tak mengacuhkan keadaannya sendiri. Berkali-kali gadis itu meringis kesakitan, bahkan keringat dingin mulai timbul di pelipis dan dahinya.

Tan merasakan ada gerak-gerik aneh dari gadis di sampingnya. Amy mulai sesekali terhuyung, nyaris kehilangan keseimbangan. Sontak membuat Tan menoleh ke arahnya.

”Ada apa denganmu, Gacul?” selidik Tan keheranan.

“Gacul? Apa itu gacul?” cecar Amy keheranan.

Alih-alih mengungkapkan apa yang terjadi, Amy justru lebih penasaran dengan sebutan gacul yang dilontarkan Tan padanya.

”Gadis culun,” sahut Tan tanpa beban seraya memalingkan wajah kembali.

Sejurus kemudian Tan tutun dari altar tanpa menghiraukan Amy. Dia melangkah penuh kharisma seraya tertawa seperti biasanya. Tan tidak menyadari jika Amy tertinggal dan masih terpaku di atas sana.

Amy merasakan kepalanya begitu berat, isi perutnya lagi-lagi bergejolak. Dia ingin berlari ke toilet, tetapi kakinya tak sanggup untuk itu. Dia benar-benar tak tahu harus bagaimana.

“Maaf, Tuan ...,” lirih Amy.

Suaranya yang tertutup oleh suara tepuk tangan itu tak terdengar oleh Tan. Sementara pria yang menjadi tunangan sekaligus bosnya itu perlahan semakin menjauh.

“Kim Tan!” Sekali lagi Amy mencoba memanggil pria berbadan tegap itu.

Tan menoleh, sebab bulu kuduknya tiba-tiba meremang saat Amy menyebut namanya. Seketika netranya menangkap wajah Amy yang pucat. Dia berjalan ke arahnya tertatih dan begitu kesulitan. Tubuhnya kaku seperti mayat hidup, membuat Tan tercengang untuk sesaat.

Sejurus kemudian, Tan berteriak, “Hantuuu! Zombie!”

“Yang benar saja, kenapa dia menyebutku hantu, setelah menyebutku gacul sebelumnya, aku ini siapa, hantu? Atau gacul?” gumam Amy masih dengan tingkah polosnya.

Sejurus kemudian, tubuh Amy benar-benar kehilangan keseimbangan. Gadis bergaun hitam selutut itu pun ambruk di atas papan kayu yang dibaluti karpet merah itu.

“Amy!" teriak Tan, diiringi dengan teriakan orang-orang yang berada di sana.

Gegas dia membuka jas yang dikenakan, seraya berlari menghampiri Amy yang sudah ambruk di altar. Sesampainya di samping Amy, Tan menutupi bagian bawah tubuh Amy. Pria itu khawatir rok Amy tersingkap dan menampakkan sesuatu yang memalukan. Lantas, dengan entengnya Tan memangku Amy dan membawanya pergi dari tempat itu.

Tan berlari secepat yang dia bisa, disusul oleh Sham yang bergegas menelepon ambulans. Akan tetapi, hentakan langkah Tan memberikan getaran pada perut Amy. Rasa mual yang terasa sejak tadi membuat Amy tersadar dengan cepat. Amy membuka mata seketika. Wajahnya dan wajah Tan kini begitu dekat.

“Wuaa, penculik!” teriak Amy.

Kali ini dia yang terkejut saat melihat wajah Tan dari sudut yang lain. Suara Amy yang memekakkan telinga, membuat Tan terkesiap dan menghentikan langkah. Di menunduk hingga keduanya bertatapan. Sejurus kemudian Tan melepaskan gendongannya. Seketika itu, tubuh mungil Amy bertumpu dengan lantai.

Brugh!

“Aw!” Amy meringis kesakitan.

Akan tetapi, dia tak maraj ataupun mengumpat. Gadis itu justru cepat-cepat bangun dan berlari menuju toilet. Sekali lagi dia menahan sakit pergelangan kakinya.

Sepatu dan jas tergeletak begitu saja, saat ini dia sudah tidak tahan dengan rasa mual dan makanan yang tidak tercerna dengan baik di dalam perutnya, begitu memaksa ingin keluar.

“Huek! Huek!”

Si dalam sana, Amy terdengar sedang mengeluarkan isi perutnya. Sham menyusul membawakan jas dan sepatu yang dia biarkan tergeletak begitu saja, ketika Tan menurunkannya dengan kasar.

“Nona, kau baik-baik saja?" tanya Sham khawatir.

Amy mendengar suara itu dari balik pintu. Namun, saat ini dia belum mampu menjawabnya.

“Huek! Huuueeek! Hoooeeek!”

Sham yang merasa Amy begitu kesulitan, menggedor pintu toilet itu. Dia takut Amy pingsan lagi.

”Nona! Nona!” teriak Sham khawatir.

Ceklek!

Pintu toilet terbuka, Amy keluar dari dalam sana dengan wajah yang semakin pucat.

“Kau baik saja?" tanya Sham sekali lagi, seraya memakaikan jas milik Tan dan meletakkan sepatu Amy di depannya.

“Hmm," jawab Amy lemas.

“Apa yang terjadi? Apa kau sakit?” cecar Sham.

“Tidak apa-apa, aku hanya masuk angin mungkin, karena gaun ini terlalu terbuka," elak Amy.

Perlahan dia mencoba mengenakan sepatunya kembali, tetapi dia merasa itu tidak mungkin. Kakinya teramat sakit. Oleh sebab itu Amy menjinjing sepatunya kembali dan memilih bertelanjang kaki saja.

“Mau kupesankan teh hangat?" tanya Sham begitu peduli pada nyonya barunya itu.

“Tidak usah,” sahut Amy seraya tersenyum.

“Jangan sungkan, kau di sini bosnya,” ucap Sham.

Lagi-lagi Amy tersenyum canggung. Tak lama setelah itu, Amy mengambil koper dari bawah wastafel. Hal itu membuat Sham heran. Namun, pria berkacamata itu, tak berani bertanya.

Keduanya berjalan beriringan menuju tempat Tan berada, lagi-lagi langkah Amy terlihat mencurigakan. Tak lama setelah itu, Tan yang duduk santai menunggu keduanya, menyadari kedatangan dua orang yang ditunggu itu. Lagi, tawa khasnya terlontar.

”Hahah hahah.”

Amy menghentikan langkah, lalu mengernyitkan dahi saat mendengar tawa itu begitu menggelegar. Gadis itu menatap dengan saksama pria yang baru saja menyematkan sebuah cincin berlian di jari manisnya. Lantas, dengan tertatih berjalan kembali menghampiri pria yang sedang duduk di balkon koridor hotel.

Amy duduk di samping Tan. Dia menghela napas dan mengembuskannya perlahan. Kemudian dia menoleh ke arah Tan yang memang sedari tadi memerhatikannya. Lalu, Amy tersenyum manis seperti biasa.

Setelah itu, Amy membuka koper memasukan sepatu hak tinggi itu dan menggantinya dengan sandal jepit. Sontak, itu membuat Tan merasa heran. Sejurus kemudian, manik matanya melihat pergelangan kaki Amy yang tak selaras. Kaki kiri lebih besar dibandingkan kaki kanannya. Tan terkejut, lantas tanpa ragu di turun dari duduk dan berjongkok di hadapan Amy.

Tindakan itu juga membuat Amy terkejut, dengan spontan Amy menggerakkan kaki kanannya. Hingga tanpa sengaja menendang Tan yang ada di hadapannya. Sontak, Tan terjungkal diiringi dengan tawa renyahnya.

“Astaga, Tuan Presdir maafkan diriku," sesal Amy seraya beringsut dan berniat untuk membantu Tan bangun.

Lagi, Tan tertawa.

“Stop!” cegah Tan.

Seketika Amy mematung, tak bergerak sama sekali. Hal itu membuat tawa Tan pecah lagi dan lagi. Dia bangkit, kemudian memeriksa pergelangan kaki gadis culun di hadapannya.

“Wua! Apa ini infeksi zombie?” selorohnya seraya membanting tubuh kekarnya ke belakang.

“Apa?" sahut Amy dengan ekspresi polosnya.

Sontak kelakuan bosnya membuat Sham menepuk jidat. Namun, tak lama setelah itu, dia mendengar suara ambulan yang dipanggilnya tadi. Tan dan Amy pun mendengarnya.

Tanpa di duga, Tan kembali menggendong Amy yang tengah fokus pada Ambulan yang datang. Dia berlari menuju ambulans dengan tawa khas yang terdengar sama.

“Hahaha, Hahaha!"

“Presdir!" teriak Sham, setelah menyadari kegilaan bosnya.

***

Tim kesehatan yang membawa ambulans, menggeleng saat mendapati Amy hanya keseleo. Namun, bisa-bisanya pria kaya itu memanggil ambulans. Amy lagi-lagi tersenyum kikuk. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Kaki Amy berhasil dikompres dan dibalut oleh, petugas kesehatan itu. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih Sham memberikan uang lebih kepada mereka.

“Kau tidur di kamar berapa? Biar kuantar," tawar Tan.

“Di, anu eum,” Amy tak tahu harus menjawab apa.

“Kalau tidak salah kamar 39, Presdir," sahut Sham.

“Baiklah, sini kopernya biar aku yang bawa," pinta Tan.

Lantas dia meminta sekertarisnya untuk pergi beristirahat terlebih dulu. Amy, kebingungan. Dalam hati dan pikirannya terus menerka, apakah Shaka dan perempuan itu sudah pergi dari kamarnya atau belum. Amy tak yakin dengan keputusannya untuk kembali ke sana, dia akan sangat malu jika Tan mengetahui semuanya. Namun, di sisi lain dia tak memiliki alasan untuk menolak pria tampan itu untuk mengantarnya.

”Bagaimana ini?” batin Amy masih terus berjalan ditemani Tan.

Tanpa terasa, Amy sudah sampai di depan kamar. Suara aneh itu masih saja terdengar. Jelas, sangat jelas. Tan pun mendengar suara itu dan membuatnya mengernyitkan dahi.

Amy menggaruk kepala yang tak gatal, dia bingung antara harus masuk atau tidak. Jika dia masuk otomatis akan melihat pemandangan menjijikan untuk kedua kali, sementara jika tidak, dia tak tahu harus tidur di mana malam ini, sementara jadwal tiket untuk pulang adalah esok hari.

“Bagaimana ini?”

Kaugnay na kabanata

  • Nikah Non Exclusive    Manusia Sampah

    Tim kesehatan yang membawa ambulans, menggeleng saat mendapati Amy hanya keseleo. Namun, bisa-bisanya pria kaya itu memanggil mereka seolah ada kasus darurat saja. Amy lagi-lagi tersenyum kikuk. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.Kaki Amy berhasil dikompres dan dibalut oleh petugas kesehatan itu. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih Sham memberikan uang lebih kepada mereka, dan mengakhiri tugas para pelayan masyarakat tersebut.Amy masih terduduk di kursi yang berada di depan hotel. Dia menelisik pergelangan kakinya yang sudah diobati itu.“Kau tidur di kamar berapa? Biar kuantar ke sana," tawar Tan. “Di, anu, eum. Biar aku sendiri saja,” racaunya. Amy tak tahu harus menjawab apa.“Kakimu sakit, Gacul, lagi pula ini salahku, aku yang menabrakmu tadi,” sesal Tan.“Tidak, tidak apa-apa, aku baik-baik saja,” elak Amy, dia tak ingin bosnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Ini perintah, di mana kamarmu, biar kuantar,” sentak Tan sudah tak sabar.“Kalau tidak salah kam

    Huling Na-update : 2022-08-10
  • Nikah Non Exclusive    Teman

    “Sekarang apa rencanamu?” Setelah mendapatkan insiden tak mengenakan itu, Tan tidak tega meninggalkan Amy sendirian. Pria tampan itu memilih menemani Amy, keduanya duduk di taman seraya menikmati udara malam.“Oey, Gacul, apa rencanamu?" tanya Tan sekali lagi.“Saya ingin pulang, Tuan,” ucapnya.“Berhenti memanggilku tuan, anggap saja aku ini temanmu, aku juga akan melakukan hal sama," seloroh Tan.“Kau memang sudah melakukan hal itu sejak lama,” sahut Amy.“Ah, kau benar, aku sudah lebih dulu melakukannya,” jawab Tan terkekeh kemudian tertawa lepas.”Berhentilah tertawa, itu terdengar mengerikan!" protes Amy.“Gacul, boleh aku bertanya? Aku penasaran akan satu hal," ujar Tan sembari menatap ke arah Amy yang sedang asyik mengayun-ayun kakinya.“Apa itu?” “Kenapa kau tidak marah dan memaki pria yang sudah menjahatimu? Kau tidak sakit hati?” selidik Tan.“Mengapa Tuan peduli?” Amy balik bertanya, kemudian membalas tatapan Tan.“Aku hanya penasaran saja,” sahut Tan, lantas berpaling da

    Huling Na-update : 2022-08-13
  • Nikah Non Exclusive    Cinta Yang Membuat Luka

    Luka“Sara ....“Tan meracau setengah sadar. Lengan kekarnya memeluk erat tubuh langsing yang berbaring di sampingnya itu. Sementara Amy yang sudah terlelap tidur tak menyadari hal tersebut. Dia sudah berada di alam mimpi sejak tadi.Tan mengendus aroma tubuh Amy—yang sebelum tidur sudah membersihkan diri terlebih dulu. Wangi buah delima yang menyita indera penghidu Tan, seakan menghipnotisnya untuk terus tenggelam dan mendekap erat tubuh gadis itu.“Kau begitu wangi, aku tidak tahan,” desis Tan seraya terus menciumi leher hingga tengkuk Amy.Amy sempat merasa tidak nyaman, dia berubah posisi, yang tadinya telentang menjadi membelakangi Tan. Dengan tingkat kesadaran yang tak maksimal, Tan mengikuti pergerakan Amy. Dia membenarkan selimut, menutupi tubuhnya dan tubuh Amy.“Sara, maukah kau menjadi milikku?" gumam Tan.Lagi, lengan kekarnya memeluk erat tubuh Amy. Lantas, mengembalikan posisi tubuh Amy menjadi telentang. Sejurus kemudian, Tan membuka piyama yang dikenakannya. Tangannya

    Huling Na-update : 2022-08-15
  • Nikah Non Exclusive    Saling Menyalahkan

    Dengan ragu, Tan mencoba menoleh ke belakang. Tanpa dia duga, suara itu ternyata dengkuran dari gadis yang dicarinya.“Astaga, kukira tadi itu suara macan," oceh Tan seraya mengusap dadanya.Lantas, dia berbalik arah dan menghampiri Amy yang masih tertidur. Posisi Amy layaknya posisi bayi dalam rahim, sepertinya dia sangat kedinginan. Sebab, tubuh mulus gadis itu hanya dibaluti piyama tipis yang berpadu dengan celana pendek saja.Tan terenyuh, dia hendak mengambil selimut untuk Amy. Ada rasa sesal yang mengusik hatinya, perilaku bodohnya sudah menggangu Amy, sampai-sampai gadis berkacamata besar itu harus menderita karenanya.”Dasar bodoh kau, Tan!" rutuknya, seraya mengacak rambut dengan gemas.Tak lama kemudian Tan kembali dengan selimut yang dibawa. Dengan lembut dia menyelimuti tubuh mungil Amy. Dia berusaha tak mengusik tidur gadis tersebut. Sejurus kemudian, netranya tiba-tiba tersita oleh wajah polos itu. Entah apa yang terjadi, tetapi saat Tan memandang wajah lembut Amy. Bibi

    Huling Na-update : 2022-08-26
  • Nikah Non Exclusive    Keturunan Terakhir Konglomerat

    "Kau harus menikah dan segera mendapatkan keturunan, nenek ini sudah tua! Kau menunggu apa lagi?" Seorang wanita baya menatap tajam ke arah sang cucu yang masih dengan santainya duduk seraya acuh tak acuh. Pria yang usianya sudah cukup matang untuk mengarungi bahtera pernikahan itu, seolah enggan menanggapi ocehan sang nenek yang menjadi pelindungnya semenjak dia kehilangan kedua orang tua."Ha ha ha ha ...." Alih-alih menjawab, pria muda itu justru tertawa dengan nada yang menggelikan."Tan!" sentak si nenek dengan wajah yang mulai memerah."Tenanglah, Nyonya Wang, diriku masih muda, masih memiliki banyak waktu untuk itu, haha ... hahaha ...." dalihnya seraya tertawa lagi.Lantas, Tan mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda neneknya. Wang benar-benar dibuat kesal, setiap kali Tan diingatkan tentang pernikahan selalu saja berakhir sama. Pria muda yang masih menjadi keturunan terakhir keluarga Kim ini memang sangat sulit diatur."Hei, anak muda, bukankah kau tahu sendiri mereka akan

    Huling Na-update : 2022-07-21
  • Nikah Non Exclusive    Rapat Kolega

    Hari ini tepat di mana rapat kolega yang dibahas Wang sebelumnya akan dilaksanakan. Setahun sekali akan ada acara, yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing, sebab perusahaan yang didirikan bersama itu, cukup rentan untuk menjadi rebutan.Setelah pemecatan sepihak yang dilakukan Tan. Membuat para kolega yang memiliki saham di perusahaan tersebut, mengalami kericuhan. Terlebih lagi Tan yang tak kunjung datang, membuat Wang tak tahu harus menyembunyikan muka, di mana lagi.Sebuah ruang mewah di sebuah resort yang sengaja disewa untuk rapat itu, menjadi saksi bagaimana terpojoknya wanita baya itu—karena kelakuan sang cucu.“Dasar anak kurang ajar!” gerutu Wang.Tan memang pria yang menjengkelkan, tetapi kepiawaiannya dalam mengurus perusahaan tak perlu diragukan. Namun, terkadang hal tersebut tertutupi dengan sikapnya yang arogan dan terkesan tak peduli itu, membuat para kolega khawatir akan kehilangan jabatan masing-masing, seperti apa yang telah dilakukan Tan pada Haris.

    Huling Na-update : 2022-07-21
  • Nikah Non Exclusive    Insiden Dengan Gadis Culun

    “Ibu, apa kau sibuk akhir pekan ini?”Di sebuah kamar berukuran empat kali lima meter itu, Amy merebahkan diri sekadar untuk melepaskan penat. Benda pipih canggih melekat di antara daun telinga yang diapit jemari lentiknya.“Tentu saja, warung akan ramai di akhir pekan!” sahut seorang yang dipanggilnya ibu dari seberang telepon.“Ah, kukira kau bisa berlibur denganku, ke Bali,” ucapnya berharap sang ibu mengubah keputusan.“Ah, ibu tidak ada waktu untuk itu, kau pergi saja sana. Liburan bagus untuk anak muda sepertimu!””Begini, Bu—”“Sudah dulu, ya, ibu sibuk dan harus melayani pelanggan,” pungkas sang ibu sebelum Amy berhasil menjelaskan semuanya.Amy mendengkus, diembuskannya napas perlahan dan tidak beraturan. Bibirnya mengerucut dan benar-benar frustrasi. Siapa yang akan menemaninya nanti. Dia pun tak mungkin datang tanpa membawa seorang teman.Sembari meluruhkan lelah, Amy berselancar di media sosial berlogo F. Dia mengecek list pertemanan yang tak banyak itu. Masih berusaha unt

    Huling Na-update : 2022-07-21
  • Nikah Non Exclusive    Kutukan Terindah

    Setelah terpaku beberapa saat pasca menyaksikan kejadian di luar dugaannya. Amy, terkesiap dan tersadar. Rasa sakit pada pergelangan kaki seakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit luar biasa mendapati pemandangan menyakitkan itu. Hatinya bagai teriris. Perih dan menyesakkan.Sementara Sakha yang kepalang tanggung dengan aktivitasnya memilih tak mengindahkan gadis culun, yang membawanya ke sana. Ternyata pria itu hanya menumpang pada tiket gratis yang ditawarkan Amy, dia punya rencana tersendiri di balik itu semua.“Lanjutkan sayang ...," desahnya pada gadis yang saat ini begitu liar menjamah seluruh tubuhnya.Gadis cantik yang melayaninya dengan penuh semangat tersebut semakin menaikan permainan tatkala pria yang terkujur di atas kasur itu memintanya. Terus dan terus memohon dilayani bagai seorang seorang raja. Padahal, jika mengingat perbuatannya terhadap gadis lugu yang membawanya ke sana, dia hanya seonggok sampah yang licik, sehingga pandai memanfaatkan situasi.Amy mer

    Huling Na-update : 2022-07-21

Pinakabagong kabanata

  • Nikah Non Exclusive    Saling Menyalahkan

    Dengan ragu, Tan mencoba menoleh ke belakang. Tanpa dia duga, suara itu ternyata dengkuran dari gadis yang dicarinya.“Astaga, kukira tadi itu suara macan," oceh Tan seraya mengusap dadanya.Lantas, dia berbalik arah dan menghampiri Amy yang masih tertidur. Posisi Amy layaknya posisi bayi dalam rahim, sepertinya dia sangat kedinginan. Sebab, tubuh mulus gadis itu hanya dibaluti piyama tipis yang berpadu dengan celana pendek saja.Tan terenyuh, dia hendak mengambil selimut untuk Amy. Ada rasa sesal yang mengusik hatinya, perilaku bodohnya sudah menggangu Amy, sampai-sampai gadis berkacamata besar itu harus menderita karenanya.”Dasar bodoh kau, Tan!" rutuknya, seraya mengacak rambut dengan gemas.Tak lama kemudian Tan kembali dengan selimut yang dibawa. Dengan lembut dia menyelimuti tubuh mungil Amy. Dia berusaha tak mengusik tidur gadis tersebut. Sejurus kemudian, netranya tiba-tiba tersita oleh wajah polos itu. Entah apa yang terjadi, tetapi saat Tan memandang wajah lembut Amy. Bibi

  • Nikah Non Exclusive    Cinta Yang Membuat Luka

    Luka“Sara ....“Tan meracau setengah sadar. Lengan kekarnya memeluk erat tubuh langsing yang berbaring di sampingnya itu. Sementara Amy yang sudah terlelap tidur tak menyadari hal tersebut. Dia sudah berada di alam mimpi sejak tadi.Tan mengendus aroma tubuh Amy—yang sebelum tidur sudah membersihkan diri terlebih dulu. Wangi buah delima yang menyita indera penghidu Tan, seakan menghipnotisnya untuk terus tenggelam dan mendekap erat tubuh gadis itu.“Kau begitu wangi, aku tidak tahan,” desis Tan seraya terus menciumi leher hingga tengkuk Amy.Amy sempat merasa tidak nyaman, dia berubah posisi, yang tadinya telentang menjadi membelakangi Tan. Dengan tingkat kesadaran yang tak maksimal, Tan mengikuti pergerakan Amy. Dia membenarkan selimut, menutupi tubuhnya dan tubuh Amy.“Sara, maukah kau menjadi milikku?" gumam Tan.Lagi, lengan kekarnya memeluk erat tubuh Amy. Lantas, mengembalikan posisi tubuh Amy menjadi telentang. Sejurus kemudian, Tan membuka piyama yang dikenakannya. Tangannya

  • Nikah Non Exclusive    Teman

    “Sekarang apa rencanamu?” Setelah mendapatkan insiden tak mengenakan itu, Tan tidak tega meninggalkan Amy sendirian. Pria tampan itu memilih menemani Amy, keduanya duduk di taman seraya menikmati udara malam.“Oey, Gacul, apa rencanamu?" tanya Tan sekali lagi.“Saya ingin pulang, Tuan,” ucapnya.“Berhenti memanggilku tuan, anggap saja aku ini temanmu, aku juga akan melakukan hal sama," seloroh Tan.“Kau memang sudah melakukan hal itu sejak lama,” sahut Amy.“Ah, kau benar, aku sudah lebih dulu melakukannya,” jawab Tan terkekeh kemudian tertawa lepas.”Berhentilah tertawa, itu terdengar mengerikan!" protes Amy.“Gacul, boleh aku bertanya? Aku penasaran akan satu hal," ujar Tan sembari menatap ke arah Amy yang sedang asyik mengayun-ayun kakinya.“Apa itu?” “Kenapa kau tidak marah dan memaki pria yang sudah menjahatimu? Kau tidak sakit hati?” selidik Tan.“Mengapa Tuan peduli?” Amy balik bertanya, kemudian membalas tatapan Tan.“Aku hanya penasaran saja,” sahut Tan, lantas berpaling da

  • Nikah Non Exclusive    Manusia Sampah

    Tim kesehatan yang membawa ambulans, menggeleng saat mendapati Amy hanya keseleo. Namun, bisa-bisanya pria kaya itu memanggil mereka seolah ada kasus darurat saja. Amy lagi-lagi tersenyum kikuk. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.Kaki Amy berhasil dikompres dan dibalut oleh petugas kesehatan itu. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih Sham memberikan uang lebih kepada mereka, dan mengakhiri tugas para pelayan masyarakat tersebut.Amy masih terduduk di kursi yang berada di depan hotel. Dia menelisik pergelangan kakinya yang sudah diobati itu.“Kau tidur di kamar berapa? Biar kuantar ke sana," tawar Tan. “Di, anu, eum. Biar aku sendiri saja,” racaunya. Amy tak tahu harus menjawab apa.“Kakimu sakit, Gacul, lagi pula ini salahku, aku yang menabrakmu tadi,” sesal Tan.“Tidak, tidak apa-apa, aku baik-baik saja,” elak Amy, dia tak ingin bosnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Ini perintah, di mana kamarmu, biar kuantar,” sentak Tan sudah tak sabar.“Kalau tidak salah kam

  • Nikah Non Exclusive    Gadis Culun, Si Kekasih Pengganti

    Acara berlangsung begitu meriah. Pada akhirnya Tan dan Amy selesai melakukan acara pertunangan atau lamaran yang disebutkan. Hal ini justru bagai mimpi bagi Amy. Sorak ramai begitu seru terdengar dari para audien yang hadir.“Bagaimana ini?" gumam Amy seraya menatap nanar ke arah orang-orang yang berdiri di depan sana.“Oi, kau harus terus melanjutkan ini, bertahanlah sebentar lagi!" ucap Tan mencoba menyadarkan stafnya itu.Tan juga merasakan hal yang sama, dia pun merasa hal ini bagai mimpi. Entah mimpi indah atau mimpi buruk, Tan tidak bisa memutuskan. Hanya saja, untuk saat ini dia bisa selamat dari amukan Wang dan para kolega, berkat Amy. Meski dalam hatinya masih mengharapkan Sara yang berada di sana bersamanya.Kaki Amy semakin terasa sakit, tetapi dia tetap berusaha berdiri di samping Tan dan tak mengacuhkan keadaannya sendiri. Berkali-kali gadis itu meringis kesakitan, bahkan keringat dingin mulai timbul di pelipis dan dahinya.Tan merasakan ada gerak-gerik aneh dari gadis di

  • Nikah Non Exclusive    Kutukan Terindah

    Setelah terpaku beberapa saat pasca menyaksikan kejadian di luar dugaannya. Amy, terkesiap dan tersadar. Rasa sakit pada pergelangan kaki seakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit luar biasa mendapati pemandangan menyakitkan itu. Hatinya bagai teriris. Perih dan menyesakkan.Sementara Sakha yang kepalang tanggung dengan aktivitasnya memilih tak mengindahkan gadis culun, yang membawanya ke sana. Ternyata pria itu hanya menumpang pada tiket gratis yang ditawarkan Amy, dia punya rencana tersendiri di balik itu semua.“Lanjutkan sayang ...," desahnya pada gadis yang saat ini begitu liar menjamah seluruh tubuhnya.Gadis cantik yang melayaninya dengan penuh semangat tersebut semakin menaikan permainan tatkala pria yang terkujur di atas kasur itu memintanya. Terus dan terus memohon dilayani bagai seorang seorang raja. Padahal, jika mengingat perbuatannya terhadap gadis lugu yang membawanya ke sana, dia hanya seonggok sampah yang licik, sehingga pandai memanfaatkan situasi.Amy mer

  • Nikah Non Exclusive    Insiden Dengan Gadis Culun

    “Ibu, apa kau sibuk akhir pekan ini?”Di sebuah kamar berukuran empat kali lima meter itu, Amy merebahkan diri sekadar untuk melepaskan penat. Benda pipih canggih melekat di antara daun telinga yang diapit jemari lentiknya.“Tentu saja, warung akan ramai di akhir pekan!” sahut seorang yang dipanggilnya ibu dari seberang telepon.“Ah, kukira kau bisa berlibur denganku, ke Bali,” ucapnya berharap sang ibu mengubah keputusan.“Ah, ibu tidak ada waktu untuk itu, kau pergi saja sana. Liburan bagus untuk anak muda sepertimu!””Begini, Bu—”“Sudah dulu, ya, ibu sibuk dan harus melayani pelanggan,” pungkas sang ibu sebelum Amy berhasil menjelaskan semuanya.Amy mendengkus, diembuskannya napas perlahan dan tidak beraturan. Bibirnya mengerucut dan benar-benar frustrasi. Siapa yang akan menemaninya nanti. Dia pun tak mungkin datang tanpa membawa seorang teman.Sembari meluruhkan lelah, Amy berselancar di media sosial berlogo F. Dia mengecek list pertemanan yang tak banyak itu. Masih berusaha unt

  • Nikah Non Exclusive    Rapat Kolega

    Hari ini tepat di mana rapat kolega yang dibahas Wang sebelumnya akan dilaksanakan. Setahun sekali akan ada acara, yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing, sebab perusahaan yang didirikan bersama itu, cukup rentan untuk menjadi rebutan.Setelah pemecatan sepihak yang dilakukan Tan. Membuat para kolega yang memiliki saham di perusahaan tersebut, mengalami kericuhan. Terlebih lagi Tan yang tak kunjung datang, membuat Wang tak tahu harus menyembunyikan muka, di mana lagi.Sebuah ruang mewah di sebuah resort yang sengaja disewa untuk rapat itu, menjadi saksi bagaimana terpojoknya wanita baya itu—karena kelakuan sang cucu.“Dasar anak kurang ajar!” gerutu Wang.Tan memang pria yang menjengkelkan, tetapi kepiawaiannya dalam mengurus perusahaan tak perlu diragukan. Namun, terkadang hal tersebut tertutupi dengan sikapnya yang arogan dan terkesan tak peduli itu, membuat para kolega khawatir akan kehilangan jabatan masing-masing, seperti apa yang telah dilakukan Tan pada Haris.

  • Nikah Non Exclusive    Keturunan Terakhir Konglomerat

    "Kau harus menikah dan segera mendapatkan keturunan, nenek ini sudah tua! Kau menunggu apa lagi?" Seorang wanita baya menatap tajam ke arah sang cucu yang masih dengan santainya duduk seraya acuh tak acuh. Pria yang usianya sudah cukup matang untuk mengarungi bahtera pernikahan itu, seolah enggan menanggapi ocehan sang nenek yang menjadi pelindungnya semenjak dia kehilangan kedua orang tua."Ha ha ha ha ...." Alih-alih menjawab, pria muda itu justru tertawa dengan nada yang menggelikan."Tan!" sentak si nenek dengan wajah yang mulai memerah."Tenanglah, Nyonya Wang, diriku masih muda, masih memiliki banyak waktu untuk itu, haha ... hahaha ...." dalihnya seraya tertawa lagi.Lantas, Tan mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda neneknya. Wang benar-benar dibuat kesal, setiap kali Tan diingatkan tentang pernikahan selalu saja berakhir sama. Pria muda yang masih menjadi keturunan terakhir keluarga Kim ini memang sangat sulit diatur."Hei, anak muda, bukankah kau tahu sendiri mereka akan

DMCA.com Protection Status