Home / Romansa / Nikah Non Exclusive / Insiden Dengan Gadis Culun

Share

Insiden Dengan Gadis Culun

Author: Nunraqila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ibu, apa kau sibuk akhir pekan ini?”

Di sebuah kamar berukuran empat kali lima meter itu, Amy merebahkan diri sekadar untuk melepaskan penat. Benda pipih canggih melekat di antara daun telinga yang diapit jemari lentiknya.

“Tentu saja, warung akan ramai di akhir pekan!” sahut seorang yang dipanggilnya ibu dari seberang telepon.

“Ah, kukira kau bisa berlibur denganku, ke Bali,” ucapnya berharap sang ibu mengubah keputusan.

“Ah, ibu tidak ada waktu untuk itu, kau pergi saja sana. Liburan bagus untuk anak muda sepertimu!”

”Begini, Bu—”

“Sudah dulu, ya, ibu sibuk dan harus melayani pelanggan,” pungkas sang ibu sebelum Amy berhasil menjelaskan semuanya.

Amy mendengkus, diembuskannya napas perlahan dan tidak beraturan. Bibirnya mengerucut dan benar-benar frustrasi. Siapa yang akan menemaninya nanti. Dia pun tak mungkin datang tanpa membawa seorang teman.

Sembari meluruhkan lelah, Amy berselancar di media sosial berlogo F. Dia mengecek list pertemanan yang tak banyak itu. Masih berusaha untuk mendapatkan teman untuk berlibur. Nahas, tak sedikit pun keberanian muncul dari dirinya.

“Apa aku pasang status saja, ya?” gumamnya.

Setelah beberapa saat termenung, Amy pun melakukan niatnya. Dia mengetik sebuah kalimat yang tertulis; temans, ayok temani aku liburan ke Bali. Setelah selesai mengetiknya, Amy pun mengklik opsi posting di beranda akunnya.

Tak lama kemudian sebuah notifikasi muncul di layar, 'selamat anda telah memposting untuk pertama kali, postingan anda berhasil.'

Amy lantas meletakkan ponsel di kasur, dia merentangkan tangan seraya menghela napas. Kali ini usaha terakhirnya, gadis bergaya rambut blonde itu berharap akan mendapat hal yang baik. Beberapa menit berlalu, ponselnya masih sepi.

Amy bangkit dari tidur, lagi dia mengembuskan napas berat dan begitu putus asa. Tak ingin menunggu lama, Amy berniat untuk menghapus postingan itu kembali. Namun, sejurus kemudian. Notifikasi di bilah layar ponselnya menunjukkan seorang teman lama—semasa SMA—berkomentar di statusnya.

“Boleh aku yang ikut, kapan itu, Am?”

Begitu komentar itu tertulis.

“Akhir pekan ini, Kha!” balas Amy.

“Lanjut di inbok ya, Am!” Begitulah komentar terakhir dari akun bernama Sakha itu.

Amy tersenyum riang, dia sudah mendapat solusi untuk masalahnya.

***

Hari yang ditunggu pun telah tiba, mereka berangkat terpisah meski jadwal bersamaan. Amy pun ditemankan Sakha. Amy tampak gugup dan kaku, sebab baru pertama kali dia bepergian dengan seorang pria. Meskipun begitu, sekuat tenaga Amy berusaha menyembunyikan hal itu. Mereka semua telah sampai di Bali dan dipesankan hotel yang sama.

Keduanya lantas pergi ke kamar yang telah perusahaan Amy siapkan. Ya, hanya satu kamar untuk mereka berdua. Jantung Amy sudah berdetak tak karuan. Ritmenya sudah kacau, terlebih pria yang bernama Sakha itu merupakan salah satu teman yang pernah Amy taksir di masa sekolah dulu. Sakha pun tahu itu, sebab Amy sempat menyatakannya.

“Am, ayok masuk, kenapa bengong, tenang aja,” ajak Sakha.

“Iya,” sahut Amy, masih tak tahu harus bersikap bagaimana.

Sakha membereskan barang-barangnya di kamar, sementara Amy yang cukup tak terbiasa berinteraksi dengan seseorang terlalu lama itu. Memilih untuk pergi ke luar untuk mencari angin.

Amy berjalan di koridor hotel sembari melihat-lihat keindahan pesona di pulau tersebut. Beberapa kali dia berdecak kagum. Hingga tanpa terasa, saking menikmati keindahan di tempat tersebut Amy tiba di aula yang akan dijadikan tempat untuk lamaran sang presdir pada kekasihnya.

Amy tersenyum melihat persiapan itu begitu matang, dekorasi modern dan romantis menjadi kesan tersendiri buat gadis berkacamata besar itu. Tebersit keinginan untuk mengalami hal serupa suatu saat nanti. Meski terdengar berlebihan, setidaknya tak ada larangan untuk bermimpi.

“Ah, cantiknya,” decak Amy seraya tersenyum dan menatap sekeliling dengan bahagia.

Cukup lama dia terdiam di tempat tersebut, memerhatikan pekerja dekorasi sedang merampungkan pekerjaan mereka. Sebab tepat satu jam lagi, Tan akan melamar gadisnya.

Amy pun memilih untuk kembali ke kamar dan bersiap untuk menghadiri acara tersebut. Buru-buru Amy berbalik badan berniat untuk beranjak dari sana. Sejurus kemudian, tanpa diduga dari arah belakang Tan dam Sham datang, sehingga tanpa sengaja Amy dan Tan bertabrakan. Amy yang mengenakan sepatu hak tinggi itu, kehilangan keseimbangan setelah bertabrakan dengan tubuh Tan.

Tubuh mungil Amy gontai dan seakan melayang, dia kan terjatuh. Tan sempat mengulurkan tangan, nyaris menarik tangan Amy seperti adegan dalam drama. Akan tetapi, setelah melihat wajah dan penampilan Amy, pria yang disebut presdir gila itu mengurungkan niat. Lantas, membiarkan Amy terjatuh begitu saja.

Brugh!

“Aw!" rintih Amy.

Amy terduduk beberapa saat di lantai, dilihatnya hak sepatunya patah. Dia mendengkus, beberapa kali. Dipikirnya pria yang baru saja menabraknya akan mengulurkan tangan untuk membantu bangun. Nahas, pria itu justru melewati Amy begitu saja. Seolah tak pernah melakukan kesalahan.

Amy menatap langkah pria itu. Dia tak berani menengadahkan wajah dan menatap langsung ke dalam matanya. Tan terlalu menyeramkan.

“Maaf, Nona Amy,” bisik Sham seraya berlalu melewati Amy.

Amy tersenyum polos, dia menatap punggung kedua pria berkelas itu pergi dari hadapannya. Perlahan Amy mencoba bangkit dan melanjutkan niatnya. Saat gadis itu mencoba berdiri, kakinya terasa sakit. Ternyata pergelangan kakinya keseleo.

Amy membuka sepatu yang sudah rusak itu, dia menguatkan diri untuk tetap pergi ke kamar dan berganti baju sesuai rencana. Tamu undangan lain yang merupakan karyawan K Company, sudah mulai berdatangan ke tempat tersebut. Ada beberapa yang Amy kenal. Namun, melihatnya kesulitan seperti itu, tak ada satu pun rekannya yang peduli. Mereka justru asyik menggunjingnya.

Di sisi lain, Tan yang merasa kelakuannya berlebihan menatap Amy dari jauh. Dia melihat gadis yang bertabrakan dengannya sesaat yang lalu berjalan tertatih dan terlihat begitu kesakitan. Rasa ibanya muncul, ketika seluruh mata kejam tertuju pada Amy dengan sorot mengintimidasi.

Sejurus kemudian Tan tertawa terbahak seperti biasa, yang membuat semua atensi terarah padanya. Hal itu pun membuat Amy selamat dari tatapan buruk karyawan lainnya.

Tak lama kemudian Amy bergegas menuju kamar, berusaha sekuat tenaga untuk menahan sakit di kakinya. Namun, setibanya di ambang pintu. Dia mendengar suara aneh dari dalam sana. Akan tetapi, saat melihat benda silver yang melingkar di pergelangan tangan, dia menerobos masuk tanpa memedulikan hal tersebut.

Dengan pikiran polos Amy, masuk perlahan. Suara aneh itu semakin terdengar jelas saat Amy melangkah semakin dalam. Saat Amy berada tepat di depan ranjang, pemandangan mengejutkan pun terpindai oleh netranya.

Sontak dia terkejut dan menarik langkah mundur, ketika melihat dua sejoli sedang bergumul di atas kasur berbalut kain putih itu.

“Apa yang kalian lakukan di kamarku?” tanya Amy dengan wajah datar.

Sontak kedua orang yang sedang asyik dalam permainannya tersebut terusik, lalu terhenyak dan berteriak kaget.

“Wua!”

“Amy!”

Amy termenung, baru kali ini dia melihat hal seperti itu selama hidupnya.

Amy termenung, baru kali ini dia melihat hal seperti itu selama hidupnya.

“Apa yang kalian lakukan?” Sekali lagi Amy bertanya dengan intonasi tinggi.

“Aish! Apa kau tidak lihat, aku sedang bersenang-senang!" teriak si pria menjawab pertanyaan Amy seraya mengehentikan permainan gila dengan gadis lain.

“Tapi ini kamarku!” hardik Amy, kesal.

Dia menahan segala sesak, ini kali pertama dia meluapkan amarah setelah sekian banyak luka yang didapat.

“Kamar gratisan saja, kok, sombong!" seloroh pria tersebut.

Kini, dia menyingkirkan sosok cantik yang berada di atas tubuhnya. Pria itu—Shaka—sudah kehilangan selera, sebab kedatangan Amy.

Dia mengenakan kemejanya kembali, seraya terus merutuk dan memaki gadis berkacamata besar yang telah mengganggu kesenangannya.

Amy pikir, kedua orang itu akan pergi. Nahas, setelah memberi waktu beberapa lama, Shaka dan wanitanya justru kembali melanjutkan permainan kotor itu dengan begitu bergairah, tepat di depan mata Amy. Tanpa rasa malu sedikit pun.

Amy yang merasa jijik sekaligus malu, merasakan mual, hingga seluruh isi perut seakan tengah mencapai kerongkongannya. Gadis berpenampilan sederhana dan jauh dari kata cantik itu, memilih keluar dari kamar hotel seraya menyeret koper miliknya.

***

Related chapters

  • Nikah Non Exclusive    Kutukan Terindah

    Setelah terpaku beberapa saat pasca menyaksikan kejadian di luar dugaannya. Amy, terkesiap dan tersadar. Rasa sakit pada pergelangan kaki seakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit luar biasa mendapati pemandangan menyakitkan itu. Hatinya bagai teriris. Perih dan menyesakkan.Sementara Sakha yang kepalang tanggung dengan aktivitasnya memilih tak mengindahkan gadis culun, yang membawanya ke sana. Ternyata pria itu hanya menumpang pada tiket gratis yang ditawarkan Amy, dia punya rencana tersendiri di balik itu semua.“Lanjutkan sayang ...," desahnya pada gadis yang saat ini begitu liar menjamah seluruh tubuhnya.Gadis cantik yang melayaninya dengan penuh semangat tersebut semakin menaikan permainan tatkala pria yang terkujur di atas kasur itu memintanya. Terus dan terus memohon dilayani bagai seorang seorang raja. Padahal, jika mengingat perbuatannya terhadap gadis lugu yang membawanya ke sana, dia hanya seonggok sampah yang licik, sehingga pandai memanfaatkan situasi.Amy mer

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Gadis Culun, Si Kekasih Pengganti

    Acara berlangsung begitu meriah. Pada akhirnya Tan dan Amy selesai melakukan acara pertunangan atau lamaran yang disebutkan. Hal ini justru bagai mimpi bagi Amy. Sorak ramai begitu seru terdengar dari para audien yang hadir.“Bagaimana ini?" gumam Amy seraya menatap nanar ke arah orang-orang yang berdiri di depan sana.“Oi, kau harus terus melanjutkan ini, bertahanlah sebentar lagi!" ucap Tan mencoba menyadarkan stafnya itu.Tan juga merasakan hal yang sama, dia pun merasa hal ini bagai mimpi. Entah mimpi indah atau mimpi buruk, Tan tidak bisa memutuskan. Hanya saja, untuk saat ini dia bisa selamat dari amukan Wang dan para kolega, berkat Amy. Meski dalam hatinya masih mengharapkan Sara yang berada di sana bersamanya.Kaki Amy semakin terasa sakit, tetapi dia tetap berusaha berdiri di samping Tan dan tak mengacuhkan keadaannya sendiri. Berkali-kali gadis itu meringis kesakitan, bahkan keringat dingin mulai timbul di pelipis dan dahinya.Tan merasakan ada gerak-gerik aneh dari gadis di

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Manusia Sampah

    Tim kesehatan yang membawa ambulans, menggeleng saat mendapati Amy hanya keseleo. Namun, bisa-bisanya pria kaya itu memanggil mereka seolah ada kasus darurat saja. Amy lagi-lagi tersenyum kikuk. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.Kaki Amy berhasil dikompres dan dibalut oleh petugas kesehatan itu. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih Sham memberikan uang lebih kepada mereka, dan mengakhiri tugas para pelayan masyarakat tersebut.Amy masih terduduk di kursi yang berada di depan hotel. Dia menelisik pergelangan kakinya yang sudah diobati itu.“Kau tidur di kamar berapa? Biar kuantar ke sana," tawar Tan. “Di, anu, eum. Biar aku sendiri saja,” racaunya. Amy tak tahu harus menjawab apa.“Kakimu sakit, Gacul, lagi pula ini salahku, aku yang menabrakmu tadi,” sesal Tan.“Tidak, tidak apa-apa, aku baik-baik saja,” elak Amy, dia tak ingin bosnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Ini perintah, di mana kamarmu, biar kuantar,” sentak Tan sudah tak sabar.“Kalau tidak salah kam

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Teman

    “Sekarang apa rencanamu?” Setelah mendapatkan insiden tak mengenakan itu, Tan tidak tega meninggalkan Amy sendirian. Pria tampan itu memilih menemani Amy, keduanya duduk di taman seraya menikmati udara malam.“Oey, Gacul, apa rencanamu?" tanya Tan sekali lagi.“Saya ingin pulang, Tuan,” ucapnya.“Berhenti memanggilku tuan, anggap saja aku ini temanmu, aku juga akan melakukan hal sama," seloroh Tan.“Kau memang sudah melakukan hal itu sejak lama,” sahut Amy.“Ah, kau benar, aku sudah lebih dulu melakukannya,” jawab Tan terkekeh kemudian tertawa lepas.”Berhentilah tertawa, itu terdengar mengerikan!" protes Amy.“Gacul, boleh aku bertanya? Aku penasaran akan satu hal," ujar Tan sembari menatap ke arah Amy yang sedang asyik mengayun-ayun kakinya.“Apa itu?” “Kenapa kau tidak marah dan memaki pria yang sudah menjahatimu? Kau tidak sakit hati?” selidik Tan.“Mengapa Tuan peduli?” Amy balik bertanya, kemudian membalas tatapan Tan.“Aku hanya penasaran saja,” sahut Tan, lantas berpaling da

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Cinta Yang Membuat Luka

    Luka“Sara ....“Tan meracau setengah sadar. Lengan kekarnya memeluk erat tubuh langsing yang berbaring di sampingnya itu. Sementara Amy yang sudah terlelap tidur tak menyadari hal tersebut. Dia sudah berada di alam mimpi sejak tadi.Tan mengendus aroma tubuh Amy—yang sebelum tidur sudah membersihkan diri terlebih dulu. Wangi buah delima yang menyita indera penghidu Tan, seakan menghipnotisnya untuk terus tenggelam dan mendekap erat tubuh gadis itu.“Kau begitu wangi, aku tidak tahan,” desis Tan seraya terus menciumi leher hingga tengkuk Amy.Amy sempat merasa tidak nyaman, dia berubah posisi, yang tadinya telentang menjadi membelakangi Tan. Dengan tingkat kesadaran yang tak maksimal, Tan mengikuti pergerakan Amy. Dia membenarkan selimut, menutupi tubuhnya dan tubuh Amy.“Sara, maukah kau menjadi milikku?" gumam Tan.Lagi, lengan kekarnya memeluk erat tubuh Amy. Lantas, mengembalikan posisi tubuh Amy menjadi telentang. Sejurus kemudian, Tan membuka piyama yang dikenakannya. Tangannya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Saling Menyalahkan

    Dengan ragu, Tan mencoba menoleh ke belakang. Tanpa dia duga, suara itu ternyata dengkuran dari gadis yang dicarinya.“Astaga, kukira tadi itu suara macan," oceh Tan seraya mengusap dadanya.Lantas, dia berbalik arah dan menghampiri Amy yang masih tertidur. Posisi Amy layaknya posisi bayi dalam rahim, sepertinya dia sangat kedinginan. Sebab, tubuh mulus gadis itu hanya dibaluti piyama tipis yang berpadu dengan celana pendek saja.Tan terenyuh, dia hendak mengambil selimut untuk Amy. Ada rasa sesal yang mengusik hatinya, perilaku bodohnya sudah menggangu Amy, sampai-sampai gadis berkacamata besar itu harus menderita karenanya.”Dasar bodoh kau, Tan!" rutuknya, seraya mengacak rambut dengan gemas.Tak lama kemudian Tan kembali dengan selimut yang dibawa. Dengan lembut dia menyelimuti tubuh mungil Amy. Dia berusaha tak mengusik tidur gadis tersebut. Sejurus kemudian, netranya tiba-tiba tersita oleh wajah polos itu. Entah apa yang terjadi, tetapi saat Tan memandang wajah lembut Amy. Bibi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Keturunan Terakhir Konglomerat

    "Kau harus menikah dan segera mendapatkan keturunan, nenek ini sudah tua! Kau menunggu apa lagi?" Seorang wanita baya menatap tajam ke arah sang cucu yang masih dengan santainya duduk seraya acuh tak acuh. Pria yang usianya sudah cukup matang untuk mengarungi bahtera pernikahan itu, seolah enggan menanggapi ocehan sang nenek yang menjadi pelindungnya semenjak dia kehilangan kedua orang tua."Ha ha ha ha ...." Alih-alih menjawab, pria muda itu justru tertawa dengan nada yang menggelikan."Tan!" sentak si nenek dengan wajah yang mulai memerah."Tenanglah, Nyonya Wang, diriku masih muda, masih memiliki banyak waktu untuk itu, haha ... hahaha ...." dalihnya seraya tertawa lagi.Lantas, Tan mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda neneknya. Wang benar-benar dibuat kesal, setiap kali Tan diingatkan tentang pernikahan selalu saja berakhir sama. Pria muda yang masih menjadi keturunan terakhir keluarga Kim ini memang sangat sulit diatur."Hei, anak muda, bukankah kau tahu sendiri mereka akan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Nikah Non Exclusive    Rapat Kolega

    Hari ini tepat di mana rapat kolega yang dibahas Wang sebelumnya akan dilaksanakan. Setahun sekali akan ada acara, yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing, sebab perusahaan yang didirikan bersama itu, cukup rentan untuk menjadi rebutan.Setelah pemecatan sepihak yang dilakukan Tan. Membuat para kolega yang memiliki saham di perusahaan tersebut, mengalami kericuhan. Terlebih lagi Tan yang tak kunjung datang, membuat Wang tak tahu harus menyembunyikan muka, di mana lagi.Sebuah ruang mewah di sebuah resort yang sengaja disewa untuk rapat itu, menjadi saksi bagaimana terpojoknya wanita baya itu—karena kelakuan sang cucu.“Dasar anak kurang ajar!” gerutu Wang.Tan memang pria yang menjengkelkan, tetapi kepiawaiannya dalam mengurus perusahaan tak perlu diragukan. Namun, terkadang hal tersebut tertutupi dengan sikapnya yang arogan dan terkesan tak peduli itu, membuat para kolega khawatir akan kehilangan jabatan masing-masing, seperti apa yang telah dilakukan Tan pada Haris.

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Nikah Non Exclusive    Saling Menyalahkan

    Dengan ragu, Tan mencoba menoleh ke belakang. Tanpa dia duga, suara itu ternyata dengkuran dari gadis yang dicarinya.“Astaga, kukira tadi itu suara macan," oceh Tan seraya mengusap dadanya.Lantas, dia berbalik arah dan menghampiri Amy yang masih tertidur. Posisi Amy layaknya posisi bayi dalam rahim, sepertinya dia sangat kedinginan. Sebab, tubuh mulus gadis itu hanya dibaluti piyama tipis yang berpadu dengan celana pendek saja.Tan terenyuh, dia hendak mengambil selimut untuk Amy. Ada rasa sesal yang mengusik hatinya, perilaku bodohnya sudah menggangu Amy, sampai-sampai gadis berkacamata besar itu harus menderita karenanya.”Dasar bodoh kau, Tan!" rutuknya, seraya mengacak rambut dengan gemas.Tak lama kemudian Tan kembali dengan selimut yang dibawa. Dengan lembut dia menyelimuti tubuh mungil Amy. Dia berusaha tak mengusik tidur gadis tersebut. Sejurus kemudian, netranya tiba-tiba tersita oleh wajah polos itu. Entah apa yang terjadi, tetapi saat Tan memandang wajah lembut Amy. Bibi

  • Nikah Non Exclusive    Cinta Yang Membuat Luka

    Luka“Sara ....“Tan meracau setengah sadar. Lengan kekarnya memeluk erat tubuh langsing yang berbaring di sampingnya itu. Sementara Amy yang sudah terlelap tidur tak menyadari hal tersebut. Dia sudah berada di alam mimpi sejak tadi.Tan mengendus aroma tubuh Amy—yang sebelum tidur sudah membersihkan diri terlebih dulu. Wangi buah delima yang menyita indera penghidu Tan, seakan menghipnotisnya untuk terus tenggelam dan mendekap erat tubuh gadis itu.“Kau begitu wangi, aku tidak tahan,” desis Tan seraya terus menciumi leher hingga tengkuk Amy.Amy sempat merasa tidak nyaman, dia berubah posisi, yang tadinya telentang menjadi membelakangi Tan. Dengan tingkat kesadaran yang tak maksimal, Tan mengikuti pergerakan Amy. Dia membenarkan selimut, menutupi tubuhnya dan tubuh Amy.“Sara, maukah kau menjadi milikku?" gumam Tan.Lagi, lengan kekarnya memeluk erat tubuh Amy. Lantas, mengembalikan posisi tubuh Amy menjadi telentang. Sejurus kemudian, Tan membuka piyama yang dikenakannya. Tangannya

  • Nikah Non Exclusive    Teman

    “Sekarang apa rencanamu?” Setelah mendapatkan insiden tak mengenakan itu, Tan tidak tega meninggalkan Amy sendirian. Pria tampan itu memilih menemani Amy, keduanya duduk di taman seraya menikmati udara malam.“Oey, Gacul, apa rencanamu?" tanya Tan sekali lagi.“Saya ingin pulang, Tuan,” ucapnya.“Berhenti memanggilku tuan, anggap saja aku ini temanmu, aku juga akan melakukan hal sama," seloroh Tan.“Kau memang sudah melakukan hal itu sejak lama,” sahut Amy.“Ah, kau benar, aku sudah lebih dulu melakukannya,” jawab Tan terkekeh kemudian tertawa lepas.”Berhentilah tertawa, itu terdengar mengerikan!" protes Amy.“Gacul, boleh aku bertanya? Aku penasaran akan satu hal," ujar Tan sembari menatap ke arah Amy yang sedang asyik mengayun-ayun kakinya.“Apa itu?” “Kenapa kau tidak marah dan memaki pria yang sudah menjahatimu? Kau tidak sakit hati?” selidik Tan.“Mengapa Tuan peduli?” Amy balik bertanya, kemudian membalas tatapan Tan.“Aku hanya penasaran saja,” sahut Tan, lantas berpaling da

  • Nikah Non Exclusive    Manusia Sampah

    Tim kesehatan yang membawa ambulans, menggeleng saat mendapati Amy hanya keseleo. Namun, bisa-bisanya pria kaya itu memanggil mereka seolah ada kasus darurat saja. Amy lagi-lagi tersenyum kikuk. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.Kaki Amy berhasil dikompres dan dibalut oleh petugas kesehatan itu. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih Sham memberikan uang lebih kepada mereka, dan mengakhiri tugas para pelayan masyarakat tersebut.Amy masih terduduk di kursi yang berada di depan hotel. Dia menelisik pergelangan kakinya yang sudah diobati itu.“Kau tidur di kamar berapa? Biar kuantar ke sana," tawar Tan. “Di, anu, eum. Biar aku sendiri saja,” racaunya. Amy tak tahu harus menjawab apa.“Kakimu sakit, Gacul, lagi pula ini salahku, aku yang menabrakmu tadi,” sesal Tan.“Tidak, tidak apa-apa, aku baik-baik saja,” elak Amy, dia tak ingin bosnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Ini perintah, di mana kamarmu, biar kuantar,” sentak Tan sudah tak sabar.“Kalau tidak salah kam

  • Nikah Non Exclusive    Gadis Culun, Si Kekasih Pengganti

    Acara berlangsung begitu meriah. Pada akhirnya Tan dan Amy selesai melakukan acara pertunangan atau lamaran yang disebutkan. Hal ini justru bagai mimpi bagi Amy. Sorak ramai begitu seru terdengar dari para audien yang hadir.“Bagaimana ini?" gumam Amy seraya menatap nanar ke arah orang-orang yang berdiri di depan sana.“Oi, kau harus terus melanjutkan ini, bertahanlah sebentar lagi!" ucap Tan mencoba menyadarkan stafnya itu.Tan juga merasakan hal yang sama, dia pun merasa hal ini bagai mimpi. Entah mimpi indah atau mimpi buruk, Tan tidak bisa memutuskan. Hanya saja, untuk saat ini dia bisa selamat dari amukan Wang dan para kolega, berkat Amy. Meski dalam hatinya masih mengharapkan Sara yang berada di sana bersamanya.Kaki Amy semakin terasa sakit, tetapi dia tetap berusaha berdiri di samping Tan dan tak mengacuhkan keadaannya sendiri. Berkali-kali gadis itu meringis kesakitan, bahkan keringat dingin mulai timbul di pelipis dan dahinya.Tan merasakan ada gerak-gerik aneh dari gadis di

  • Nikah Non Exclusive    Kutukan Terindah

    Setelah terpaku beberapa saat pasca menyaksikan kejadian di luar dugaannya. Amy, terkesiap dan tersadar. Rasa sakit pada pergelangan kaki seakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit luar biasa mendapati pemandangan menyakitkan itu. Hatinya bagai teriris. Perih dan menyesakkan.Sementara Sakha yang kepalang tanggung dengan aktivitasnya memilih tak mengindahkan gadis culun, yang membawanya ke sana. Ternyata pria itu hanya menumpang pada tiket gratis yang ditawarkan Amy, dia punya rencana tersendiri di balik itu semua.“Lanjutkan sayang ...," desahnya pada gadis yang saat ini begitu liar menjamah seluruh tubuhnya.Gadis cantik yang melayaninya dengan penuh semangat tersebut semakin menaikan permainan tatkala pria yang terkujur di atas kasur itu memintanya. Terus dan terus memohon dilayani bagai seorang seorang raja. Padahal, jika mengingat perbuatannya terhadap gadis lugu yang membawanya ke sana, dia hanya seonggok sampah yang licik, sehingga pandai memanfaatkan situasi.Amy mer

  • Nikah Non Exclusive    Insiden Dengan Gadis Culun

    “Ibu, apa kau sibuk akhir pekan ini?”Di sebuah kamar berukuran empat kali lima meter itu, Amy merebahkan diri sekadar untuk melepaskan penat. Benda pipih canggih melekat di antara daun telinga yang diapit jemari lentiknya.“Tentu saja, warung akan ramai di akhir pekan!” sahut seorang yang dipanggilnya ibu dari seberang telepon.“Ah, kukira kau bisa berlibur denganku, ke Bali,” ucapnya berharap sang ibu mengubah keputusan.“Ah, ibu tidak ada waktu untuk itu, kau pergi saja sana. Liburan bagus untuk anak muda sepertimu!””Begini, Bu—”“Sudah dulu, ya, ibu sibuk dan harus melayani pelanggan,” pungkas sang ibu sebelum Amy berhasil menjelaskan semuanya.Amy mendengkus, diembuskannya napas perlahan dan tidak beraturan. Bibirnya mengerucut dan benar-benar frustrasi. Siapa yang akan menemaninya nanti. Dia pun tak mungkin datang tanpa membawa seorang teman.Sembari meluruhkan lelah, Amy berselancar di media sosial berlogo F. Dia mengecek list pertemanan yang tak banyak itu. Masih berusaha unt

  • Nikah Non Exclusive    Rapat Kolega

    Hari ini tepat di mana rapat kolega yang dibahas Wang sebelumnya akan dilaksanakan. Setahun sekali akan ada acara, yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing, sebab perusahaan yang didirikan bersama itu, cukup rentan untuk menjadi rebutan.Setelah pemecatan sepihak yang dilakukan Tan. Membuat para kolega yang memiliki saham di perusahaan tersebut, mengalami kericuhan. Terlebih lagi Tan yang tak kunjung datang, membuat Wang tak tahu harus menyembunyikan muka, di mana lagi.Sebuah ruang mewah di sebuah resort yang sengaja disewa untuk rapat itu, menjadi saksi bagaimana terpojoknya wanita baya itu—karena kelakuan sang cucu.“Dasar anak kurang ajar!” gerutu Wang.Tan memang pria yang menjengkelkan, tetapi kepiawaiannya dalam mengurus perusahaan tak perlu diragukan. Namun, terkadang hal tersebut tertutupi dengan sikapnya yang arogan dan terkesan tak peduli itu, membuat para kolega khawatir akan kehilangan jabatan masing-masing, seperti apa yang telah dilakukan Tan pada Haris.

  • Nikah Non Exclusive    Keturunan Terakhir Konglomerat

    "Kau harus menikah dan segera mendapatkan keturunan, nenek ini sudah tua! Kau menunggu apa lagi?" Seorang wanita baya menatap tajam ke arah sang cucu yang masih dengan santainya duduk seraya acuh tak acuh. Pria yang usianya sudah cukup matang untuk mengarungi bahtera pernikahan itu, seolah enggan menanggapi ocehan sang nenek yang menjadi pelindungnya semenjak dia kehilangan kedua orang tua."Ha ha ha ha ...." Alih-alih menjawab, pria muda itu justru tertawa dengan nada yang menggelikan."Tan!" sentak si nenek dengan wajah yang mulai memerah."Tenanglah, Nyonya Wang, diriku masih muda, masih memiliki banyak waktu untuk itu, haha ... hahaha ...." dalihnya seraya tertawa lagi.Lantas, Tan mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda neneknya. Wang benar-benar dibuat kesal, setiap kali Tan diingatkan tentang pernikahan selalu saja berakhir sama. Pria muda yang masih menjadi keturunan terakhir keluarga Kim ini memang sangat sulit diatur."Hei, anak muda, bukankah kau tahu sendiri mereka akan

DMCA.com Protection Status