Share

Nikah Kontrak Demi Balas Dendam
Nikah Kontrak Demi Balas Dendam
Author: Apple Cherry

Bab 1 : Kesialan Aileen

Author: Apple Cherry
last update Last Updated: 2023-07-13 20:01:31

“Dia ini adalah tunanganku, Ai.”

Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan.

“Tunangan?”

Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta.

Namun, ternyata dugaan itu salah.

“Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan.

Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya?

“Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu.

Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen.

“Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanita itu mencemooh.

“Cukup, Lenka.” Rio lalu menarik tangan Aileen.

Aileen sudah berkaca-kaca. Dia sakit hati bukan karena cemoohan wanita yang bersama Rio. Tapi dia sangat percaya pada Rio dan tidak mengira akan sesakit ini menyadari fakta bahwa pria yang ia cintai telah berkhianat.

“Aileen aku minta—”

Aileen memotong perkataan Rio dengan satu tamparan cukup keras.

“Kau beneran begini, Rio?” tanya Aileen dengan air mata yang tumpah tanpa dapat dicegah. Ia benci mempercayai bahwa laki-laki didepannya benar-benar mengkhianatinya.

Rio memegang sebelah pipinya sambil menghela napas kasar. “Aku terima tamparan—”

Aileen amat muak hingga dia menampar Rio di sisi yang lain. “Diam kamu, brengsek!"

Meski menangis sekalipun, semuanya takkan berubah, kan. Dia sedang tak bermimpi sekarang. Terbukti, telapak tangannya serasa pedih saat menampar Rio barusan.

"Menjijikkan!!" Aileen menutup matanya, ia tak ingin menangis tapi malah jadi sangat memalukan.

Rio tak dapat berbicara lagi. Kemarahan Aileen membuatnya membeku. Dia memang salah, tapi Lenka, wanita itu lebih segala-galanya dibandingkan Aileen. Lenka punya apa yang ia butuhkan, sedangkan Aileen, gadis itu hanya terlalu naif.

"Maaf."

“Ternyata aku sangat menyedihkan." Aileen menatap Rio dengan rasa benci yang bermunculan.

"Semua yang kau katakan palsu, kau menganggapku bodoh, kan," lirih Aileen. "Sialan!"

“Aileen, kau tau aku serius waktu bilang aku mencintaimu. Tapi—"

“Cukup!” Pekik Aileen. “Kau gila, hah! Kau masih berani berkata cinta? Kau mengasihaniku sampai segitunya!"

“Tidak Aileen, aku memang mencintaimu. Kau baik, aku hanya terlalu buruk."

Aileen menggelengkan kepalanya. Ia lalu menyeka air mata di pipinya dengan rasa sakit yang luar biasa. “Ah pria sialan. Kau hanya membuatku makin terlihat bodoh, tau. Ini menyebalkan."

“Karena itu kita akhiri saja, ya, Aileen.”

"Apa kau bilang?"

"Ya, kita putus saja, Aileen."

**

Hidup Aileen berjalan normal. Sejak sekolah dia selalu mendapatkan banyak pencapaian yang luar biasa. Meski Ailleen terlahir dari keluarga yang berada. Tapi orang tua Aileen selalu mengajarkan kemandirian padanya. Tak lupa juga untuk membantu sesama dan tidak bertindak semuanya apalagi sombong. Karena itulah, Aileen tumbuh menjadi gadis yang sederhana.

Menjadi cantik seperti hal yang di agung-agungkan oleh hampir sebagian besar perempuan. Tidak semuanya, buktinya Aileen tidak begitu. Baginya hidup dengan wajah standar tidak masalah, karena dia beruntung memiliki kekasih yang sangat sayang padanya.

“Benar kata orang. Tidak ada tempat untuk wanita jelek sepertiku. Anganku terlalu tinggi saat bersamanya yang kukira tulus mencintaiku apa adanya,” gumam Aileen dengan nada putus asa.

Segalanya telah Aileen berikan untuk Rio. Termasuk ciuman pertamanya yang ia jaga dengan sekuat tenaga hanya ingin dia berikan untuk jodohnya kelak. Aileen berharap Rio orangnya. Tapi ternyata yang terjadi sekarang membuatnya amat menyesal. Bahkan ia nyaris memberikan keperawanannya pada pria itu.

“Namanya Lenka, dia memang cantik. Siapa yang peduli dengan mulut pedasnya, ataupun sikap buruknya. Yang terpenting, dia cantik, bukan?” Saat itu Aileen menyadari bahwa benar yang Rio katakan, dia hanya terlalu baik. Walau ia lebih suka menyebutnya terlalu bodoh.

Aileen sampai di depan mesin atm. Ia hanya ingin memeriksa tabungannya yang sempat dipegang oleh Rio. Pria yang sudah resmi menyandang status mantan pacar itu mengembalikan kartu atm Aileen tadi. Ia meremas benda pipih itu lalu memasukkannya ke mesin dan terkejut melihat nilai saldo yang tertulis di sana.

Uang yang selama ini dia kumpulkan dari pemberian orang tuanya, juga dari usahanya berbisnis hilang dan hanya disisakan beberapa ratus ribu saja.

“D-Dia mengurasnya?”

Meskipun keluarganya kaya raya tapi tetap saja ia tidak ikhlas jika uang itu diambil oleh Rio. “Argh!” Lagi-lagi ia yang bodoh. Jelas kesalahan ada padanya karena dia yang memberikan kartu tersebut pada Rio. “Kau sangat payah Aileen!”

Kini rasa sakit hati yang ia rasakan berubah menjadi sebuah dendam. Padahal ia hanya menitipkan kartu atmnya pada Rio untuk sebatas jaga-jaga. Kalau Rio butuh dana untuk biaya kuliah Pascasarjana. Tidak disangka, Rio malah menguras isinya dengan sesuka hati. Lalu ia bingung harus melakukan apa, apakah ia harus menuntut Rio.

Dibandingkan sakit hati karena patah hati, kini Aileen lebih merasakan kemarahan dan dendam yang membuncah. “Kau harus mengembalikannya!”

Nomor Rio yang telah ia blokir lantas ia buka kembali. Aileen menelepon Rio untuk meminta kembali tabungannya. “Rio kembalikan uangku yang kau ambil!”

“Halo, kau si culun itu ya?” Terdengar tawa sumbang dari seorang wanita. Itu pasti Lenka, yang katanya tunangan Rio.

“Berikan pada Rio! Aku ingin bicara dengannya!” tegas Aileen dari sambungan telepon.

“Uh, kau mengganggu aku yang sedang bercinta dengannya. Telepon lagi nanti, ya.” Sambungannya langsung terputus begitu saja.

“B-Bercinta? Apa dia gila?”

Saat itu tubuh Aileen sontak layu. Ia terhuyung sambil berpegangan pada mesin atm di depannya.

“Maaf, apa Anda sudah selesai?” Seorang ibu mengetuk pintu mesin atm. Ia sudah mengantre sejak tadi, dan Aileen kelamaan di dalamnya.

Aileen pun keluar. “M-Maaf.”

Apa yang Aileen sempat harapkan? Dia berharap Rio menyesali perbuatannya dan memintanya kembali. Mungkin dengan ia menagih uangnya, Rio akan menyadari nilainya sebagai kekasih. Tapi ternyata dia malah mendengar hal yang menjijikkan.

“Jadi Rio sudah tidur dengan wanita itu?”

Tak disangka pria yang dulunya selembut sutra saat memperlakukan dirinya. Ternyata amat menjijikkan. Kini takkan pernah Aileen berharap Rio menyadari arti dirinya lagi. Aileen jijik dan sangat benci dengan kelakuan brengsek orang itu. Namun, ia juga tak rela jika harga dirinya diinjak-injak secara hina begitu dengan orang yang dulunya dinafkahi olehnya.

“Aku akan buktikan bahwa aku juga bisa membalasmu, Rio. Uang lima ratus juta yang kau keruk dariku, kau harus mengembalikannya secara utuh!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Aileen kau memang terlalu bodoh!” Gadis malang itu mengumpat menyaksikan kebodohan dirinya sendiri. Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Namun semua tidak mungkin, semuanya telah terlanjur. Di saat hatinya sedang kacau, mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Sialan!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum, mungkin juga merasa terhibu

    Last Updated : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Keinginan Untuk Balas Dendam

    Aileen membaringkan tubuhnya di kasur. Ini hari kedua ia berada di kota, jauh dari kedua orang tuanya. Seharusnya saat ini ia sedang bersama Rio, tapi semuanya sudah berantakan. Rencana itu hanya menjadi kenangan pahit yang harus ia telan bersama pengkhianat bernama Rio. "Mama daritadi telepon," ucap Aileen saat melihat panggilan tak terjawab berulangkali dari sang mama. "Halo, Ma." Aileen menatap sapu tangan abu-abu yang tertinggal di dalam tasnya. Ia baru ingat, benda itu milik pria yang memberi tumpangan tadi. "Ai tadi tidak lihat mama telepon, maaf ya." Mamanya pasti cemas, apalagi selama ini Aileen tidak pernah cerita kalau ia berpacaran dengan seseorang yang ada di kota. "Ya, Aileen belum tau, tapi sementara Aileen akan kost di sini, Ma." Aileen terkejut saat mamanya bilang akan pindah ke kota untuk urusan bisnis. Mamanya jug bilang agar Aileen tidak perlu kost, ia bisa tinggal dengan mamanya. "Ah, begitu. Baik, Ma, atur saja." Aileen lelah, ia ingin memejamk

    Last Updated : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Menikah Dengan Perjanjian

    Matanya masih terasa berat, sebab ia baru saja tertidur dini hari karena meski mengantuk ia tetap tak bisa tidur dengan nyenyak. "Halo, Ma." Aileen melotot. "Apa? Mama kok tiba-tiba sekali sih? Tapi, Ma..." Panggilan terputus begitu saja. Aileen dibuat terkejut dengan panggilan dari sang mama. "Ini gila, apa aku akan dinikahkan paksa?" gumam Aileen gugup, takut, sekaligus was-was. "Nggak, nggak! Aku nggak mau menikah paksa dengan orang yang nggak jelas!!" Aileen mengusap kasar wajahnya frustrasi. Namun mamanya tidak membiarkan ia menolak. Mamanya buru-buru mematikan panggilan dan mengirimkan alamat tempat Aileen harus menemui pria kenalan orang tuanya itu. "Sial!" Aileen panik karena bahkan mamanya sudah menyiapkan meja di sebuah restoran atas namanya dan ia tak bisa lagi menghentikan langkah mendadak sang mama itu. ** "Lenka, apa kau semalam menelepon Aileen?" tanya Rio. "Hem, memangnya kenapa kalau aku telepon cewek culun itu?" sahut Lenka, wanita itu tengah sibuk

    Last Updated : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

    Last Updated : 2025-01-16
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

    Last Updated : 2025-02-27
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

    Last Updated : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tanga

    Last Updated : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 9 : Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal don

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 23 : Bisnis Yang Lebih Penting.

    "Rio, dari mana saja kamu tidak pulang ke apartement beberapa hari? Kamu pasti sedang sibuk main dengan perempuan, kan?" ucap Lenka. Dia seperti biasa, selalu saja mengintimidasi Rio. Tapi, kata-kata Lenka itu benar, dia memang pergi untuk mencari kesenangan dengan perempuan lain. "Kalau iya, apa itu masalah untuk kamu?" "Rio, kamu akhir-akhir ini banyak berubah. Katakan jujur, apa ini semua karena mantan pacar kamu itu?" "Hentikan, Lenka. Ini semua tidak ada urusannya dengan Aileen.." "Ya, ya, kamu menyebut namanya dengan ringan. Aku jadi curiga. Kamu masih punya rasa untuknya. Iya kan!" "Kamu tau Lenka, aku capek kita sering bertengkar." Lenka yang tadinya akan marah mendadak melemah. "Maaf." "Ini semua sama sekali nggak ada hubungannya dengan siapa pun, dengan orang lain. Ini semua tentang kamu, Lenka. Sikap kamu belakangan makin menjadi-jadi. Aku sudah bilang, aku ingin kita segera menikah. Tapi aku masih ingin menundanya. Itu kenapa, aku jadi malas berbicara deng

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 22 : Semua Tentang Kesepakatan

    "Ada apa, Aileen?" tanya Albani begitu keluar dari toilet. "Papa mengajak main catur," ucap Aileen. "Ah, begitu." Albani lalu pergi begitu saja meninggalkan Aileen. Namun kemudian ia berbalik lagi. "Aileen." "Ya?" "Maaf karena yang tadi pagi," ucap Albani. "Oh, ya, aku tau Mas tidak sengaja." Aileen mengangguk. "Terima kasih karena sudah mau akrab dengan papa," kata Albani tiba-tiba. "Ah, itu, sudah seharusnya kan. Tidak masalah, Mas." "Tenang saja, kesepakatan tetap berjalan." Albani lalu pergi meninggalkan Aileen. "Hem, kenapa mas Al sering mengulangi kata-kata kesepakatan. Seolah dia mulai tak nyaman," ucap Aileen. "Al, kenapa lama sekali." Mario menunggu di depan meja catur. "Pa, jangan sekarang. Saya sedang tidak ingin main catur." "Sebentar saja, lagipula lihatlah istrimu saja mau menemaniku," kata Mario saat Aileen muncul. Gadis itu duduk di dekat Mario dengan tenang. Albani menghela napas. "Ya, baiklah hanya sebentar." Mario tersenyum. "Tidak apa,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 21 : Papa Mertua Yang Baik

    Hari ini papa Albani pulang dari luar negeri. Beliau langsung meminta makan bersama dengan Albani dan menantunya, Aileen. Suasana hening, antara Aileen dan Albani terlihat canggung. Melani agak heran, sebab belum lama dia melihat anaknya masih terlihat mesra dengan istrinya. Kecurigaan pun muncul, apakah mereka bertengkar. "Aileen, kamu kenapa?" tanya Melani. Baru saja ia memperkenalkan Aileen pada suaminya, papa mertua Aileen. "Al, kenapa kamu hanya diam saja dengan istrimu. Apa kalian bertengkar?" tanya Mario, papa Albani. "Tidak ada apa-apa." Ia tau penyebab Aileen lebih pendiam, ini pasti karena kejadian pagi tadi. "Oh iya, kenapa papa tidak hadir di pernikahan saya. Apakah papa bisa jelaskan." Albani buru-buru mengganti topiknya. Lagipula ia memang penasaran alasan papanya yang belum diungkapkan. "Maafkan Papa, Nak." Mario melihat ke arah Melani. "Papa mu sakit, belum lama papa menjalani operasi. Maaf Al, karena mama baru bisa bilang." "Apa?" "Ya, papamu sakit

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 20 : Mimpi Basah

    Setelah mengatakan hal itu, Albani langsung membelakangi Aileen. Sementara Aileen masih diam, ia bingung harus bagaimana menanggapi ucapan Albani yang tiba-tiba membahas kontrak pernikahan lagi. "Maaf karena saya mengatakan hal-hal yang tidak penting. Selamat tidur Aileen." Aileen masih tidak menjawab. Baginya itu benar, keduanya memang harus tetap menjaga batasan. Albani masih belum bisa melupakan kebodohannya dengan wanita penghibur itu, dia akat menyesali perbuatannya, tapi sadar semua sudah terlanjur. "Tenang saja, Mas. Aku tau betul kita hanya sebatas menikah kontrak. Jadi, Mas tidak perlu merasa segan jika ingin membahasnya," kata Aileen kemudian. Albani berusaha memejamkan mata, ini harus segera dibuang. Ia tak boleh terus merasa gelisah, lagipula dia tak pernah mengatakan apa pun tentang dirinya pada Aileen bahwa ia pria baik yang tak pernah menyentuh wanita. Jadi, ia tak perlu merasa bersalah. "Ya, terima kasih, Aileen." *** "Terima kasih, Rio. Aku sangat meras

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 19 : Pernikahan Kontrak

    Aileen melihat Albani menatapnya berbeda, seolah menegaskan, atau memberikan kode padanya tentang sesuatu. Kemudian Aileen mengusap tengkuk, sedikit mengedarkan pandangannya, tak sengaja melihat Melani yang sedang mengintip dari kejauhan. Secepatnya, Aileen segera bersikap santai, dia tertawa ringan lalu berdiri sejajar dengan Albani. Benar, Albani tahu keberadaan Melanie yang sedang menguping itu. "Maaf, karena aku belum terbiasa. Maklum, kita juga baru kenal, kan, Mas. Untung saja ada kesepakatan itu, sehingga kita bisa terus komitmen. Meski nggak mudah, karena kita harus menyesuaikan diri padahal sebelumnya kita tidak saling mengenal." Albani meletakkan tangannya ke kepala Aileen, mengusapnya lembut. "Iya, saya juga masih berusaha jadi suami yang baik untuk kamu." Lagi-lagi perasaan Aileen aneh setiap kali merasakan sentuhan Albani. Jantungnya berdebar sama seperti dia sewaktu jatuh cinta pada Rio. Ini tidak mungkin, Aileen membuang segera perasaan aneh itu. "Iya, Mas Al. Kal

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 18 : Kesepakatan Yang Aneh

    "Ah, tapi ini mungkin menganggu privasinya." Aileen mengurungkan niatnya. "Jadi, semua pasti baik-baik saja. Mas Al adalah pekerja keras, dia pasti sedang sangat sibuk. Jika aku menelepon di saat yang tak tepat, bisa-bisa jadi berantakan." Ia lalu meletakkan ponselnya dan berusaha untuk membuang setiap kegelisahan yang menurutnya tidak berarti apa-apa. *** Jarum jam terus saja bergerak, bunyi dentingnya berhasil membuat Aileen tidak bisa tidur. Aileen juga merasa haus, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke dapur mengambil segelas air. Namun, saat dia baru sampai di depan pintu kamar, dia melihat Albani baru saja masuk ke dalam rumah. Sontak ia mendekat dan menegur pria itu dengan suara pelan serupa berbisik, cemas jika ada yang terbangun mengingat waktu sudah larut. Aileen berjalan menuruni anak tangga. Albani terlihat sedang duduk di kursi yang ada di ruang tamu sendirian sambil memijat kening. Sekalian saja, Aileen berinisiatif untuk membuatkan Albani minuman, sekalian dia

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 17 : Tidak Bisa Terpuaskan

    Kemudian keduanya pergi ke sebuah privat room. Albani mengendurkan dasi sambil berjalan menuju ruangan yang disiapkan khusus untuknya. Wanita itu tampak cantik, dan pastinya seksi. Albani langsung mendorong tubuh wanita itu, begitu dia mendapatkan diri pintu telah ditutup rapat oleh wanita tadi. Tanpa membuang waktu, dia memagut kasar bibir wanita itu, membuka bajunya dan meremas tubuh indah yang terpampang setengah terbuka di depan matanya. Wanita itu sangat senang, karena pria gagah seperti Albani yang malam ini sedang menikmati tubuhnya. Tak berjeda, pagutan itu makin dalam nan basah, turun ke bagian lain dan merajai. Albani seolah sangat kehausan, hingga tak butuh waktu lama, tubuhnya sudah bangun dan siap dimanjakan. "Now!"Wanita itu berjongkok, kemudian membuka resleting celana Albani, menikmati peran kotornya dengan panas. Piawainya membuat Al tak kuasa mendesah, menggeram hebat hingga memaksa wanita itu lebih kuat menikmatinya. "Hard! Fast!"Desahan wanita itu terdengar tak

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 16 : Menyalurkan Hasrat Yang Menggebu

    "Aileen.""Ya?""Maaf, tapi bisakah kamu berbohong jika nanti malam dia bertanya saya ada di mana?""Dia?" Aileen sedikit bingung, dia siapa yang dimaksud Albani."Ibu saya," jelas Albani. Aileen tidak mengerti mengapa Albani sangat dingin terhadap ibunya sendiri. Aileen juga tidak mengerti, kenapa dia harus berbohong. "Loh? Memangnya kenapa, Mas?""Begini, saya tadi sudah bilang bahwa malam ini saya tidak bisa pulang." "Ya, lalu?" "Tapi, ya, kamu tau sendiri bagaimana yang orang itu katakan tadi." "Memangnya kenapa Mas. Bukannya itu wajar kalau mamamu bertanya tentang itu." Albani menggeleng malas. "Saya tidak suka." "Hem," sahut Aileen kaku. "Kamu nggak keberatan, kan, kalau saya meminta bantuan kamu? katakan saja, saya sudah tidur di kamar. Karena saya yakin orang itu akan memeriksa dan menanyakan pada kamu nanti."Meski Aileen agak penasaran, sebenarnya ke mana Albani akan pergi. Tapi, dia sadar, posisinya tidak berhak bertanya tentang itu. "Oh, baiklah, Mas." Senyum Aile

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 15 : Suasana Canggung

    "Hem, bulan madu?" ucap Albani. Dia menggaruk tengkuk, agak bingung menjelaskan tentang itu. Keduanya tidak berpikir akan berbulan madu, lagipula itu sama sekali tidak perlu. Aileen hanya senyum canggung. Percakapan antara mereka mulai memanas ke arah yang lebih pribadi. Ia jadi tak nyaman, tapi bagaimana pun itu adalah pertanyaan yang wajar. seorang ibu bertanya tentang bulan madu anaknya yang baru menikah. "Ya, kenapa bingung begitu saat kutanya tentang bulan madu kalian?" tanya Melani. Ia tau, anaknya pasti tidak kepikiran ke arah sana. "Ya, menurutku itu...." Albani menggantungkan ucapannya. "Kau berkeringat, Al." Melanie menatap Albani penuh perhatian. Tanpa sadar itu membuat Albani tertekan. "Biasa saja, wajar sekali orang tua bertanya apakah anaknya dan istrinya akur dan harmonis. Bukan begitu?" "Ya, tapi tidak perlu juga sampai bertanya tentang bulan madu segala," tegas Albani. "Hanya cukup jawab kalian berbulan madu, atau belum?" Melani kian mencecar. Disitula

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status