Home / Rumah Tangga / Nikah Kontrak Demi Balas Dendam / Bab 3 : Memutuskan Menerima

Share

Bab 3 : Memutuskan Menerima

Author: Apple Cherry
last update Last Updated: 2023-07-13 20:06:36

Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik.

"Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan.

"Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.

**

"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.”

Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.

“Baiklah saya akan menemuinya.”

Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.

“Al Sayang!”

“Astaga.” Albani menggeram.

“Al kamu habis dari mana saja si?”

“Tolong lepaskan saya.”

“Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?”

Biasanya Albani memang sering berdiam diri cukup lama di ruang baca kalau sedang di Indonesia. Ia jarang-jarang di rumah karena selama ini lebih sering di luar negeri mengurus bisnisnya.

“Saya cari udara segar. Bosan juga di rumah terus,” jawab Albani datar.

“Wow! Benarkah?” Wanita itu baru melepaskan pelukannya pada Albani.

Cantik nan elegan. Tak akan ada yang percaya jika wanita itu sudah lima puluh tahun lebih usianya. Kesehariannya yang ceria dan energik membuatnya tampak lebih muda.

“Hem. Ada apa?” Albani menatap wanita itu malas.

“Katakan tujuan Anda, saya ingin istirahat.”

Wanita itu cemberut. “Kau ini kenapa ketus sekali, sih? Padahal jarang bertemu Mama, tapi tidak kelihatan kangen atau apa gitu.”

Albani berdecih. “Memangnya apa yang Anda harapkan? Saya sudah dewasa sekarang.”

Mata wanita itu langsung berkaca. “Benar. Albani-nya Mama sudah besar.” Tangan kecilnya mengusap pipi Albani lembut.

Albani menghela napas. Bertahun-tahun ia di luar negeri, tak disangka begitu pulang ke rumah, mamanya masih sama seperti dulu. Tak berubah sama sekali. “Anda masih sama seperti dulu.”

“Hei. Mama memang awet muda, bukan?”

“Salah. Maksud saya, Anda tidak lebih bijak dibandingkan sepuluh tahun lalu. Masih kekanak-kanakan padahal sudah berumur.”

“Apa? Kekanak-kanakan? Berumur katamu?”

“Sudahlah.” Albani lalu berbalik. “Saya tidur dulu, ya.”

“Al tunggu!” Wanita itu berjalan ke hadapan Albani.

Albani hanya mengangkat sebelah alis.

“Kau sudah bertemu dengannya?”

“Siapa?”

“Jangan berpura-pura tak tahu. Kata bibi kau datang ke rumahnya tadi. Katakan bagaimana tanggapanmu tentang wanita pilihan kakek?”

Albani terdiam. Ia takkan memberikan informasi apa pun pada wanita bernama Theresia itu.

“Saya lelah sekali, nanti saja bahas itu.”

“Albani kau ini ya!”

Albani tersenyum sambil berjalan menuju ke kamarnya. “Saya rasa wanita itu cukup menarik. Sorot matanya menggambarkan bahwa ia tak memiliki cinta, hanya dendam semata.”

Albani awalnya ragu, tapi dia kini semakin yakin membutuhkan Aileen untuk menjadi partnernya.

**

Ada banyak pertanyaan yang bersarang di otak Aileen saat ini. Kemunculan pria bernama Albani, sebenarnya siapa dia, batin Aileen. Ia baru saja mandi dan kini sudah merasa lebih baik setelah pingsan.

“Ai, mama masuk, ya.”

Aileen merapikan tumpukan foto-foto yang sudah ia letakkan di dalam kotak lalu menaruhnya di bawah tempat tidur.

“Iya, Ma,” jawab Aileen.

“Sayang, lagi ngapain? Gimana keadaan kamu?” tanya mamanya.

“Em, gak ngapa-ngapain. Ada apa, Ma? Papa udah pulang? Aileen baik-baik aja kok."

“Belum, Sayang. Ada pertemuan mendadak. Besok pagi papamu baru bisa pulang. Maaf, ya. Mama tadi cemas kamu sampai pingsan gitu."

Aileen tersenyum. “Gapapa, Ma. Namanya juga papa kerja,” pungkasnya. "Ai gapapa tadi cuman kelaperan."

“Ai, kamu kelihatan sedih. Ada sesuatu yang terjadi, bukan? Ayo, cerita sama mama.”

Aileen menghela napas, lalu ia menggeleng. “Gak ada, semua baik-baik aja kok. Mama jangan cemas.”

Namun ibu tetaplah ibu. Dia tahu apa yang sedang dirasakan Aileen hanya melihat dari sorot matanya.

“Aileen, anak mama, jangan bohong. Semua baik-baik aja, itu pasti bohong, kan? Kamu sampai nggak makan, pingsan kayak tadi. Pasti ada apa-apanya."

Lalu aku harus apa, Ma? Batin Aileen. Ia pun tak dapat menceritakan semua hal yang menimpanya pada sang mama. Kenyataan ia punya pacar saja, Aileen rahasiakan. Apalagi saat ini Aileen dicampakkan oleh pacarnya itu dengan alasan pacarnya berselingkuh darinya. Menyedihkan, itu hanya akan membuat mamanya ikut sedih akan apa yang menimpanya saat ini.

“Mama, Aileen baik-baik aja. Satu-satunya hal yang membuat Ai merasa tidak baik-baik saja adalah kemunculan pria tadi. Dia itu siapa, Ma? Kenapa dia kenal dengan mama dan papa?”

Mama Aileen terdiam.

“Kenapa mama malah diam?” tanya Aileen malah semakin penasaran.

“Ai, mama tahu sejak kecil kamu anak yang cerdas. Kamu kreatif, mandiri, dan selalu pantang menyerah. Mama dan papa bisa mengandalkan mu.”

Aileen tersenyum sambil memegang tangan sang mama. “Kenapa tiba-tiba? Ai jadi sedih nih. Ada apa, sih?”

“Mama juga tahu, kau pasti bisa menentukan pilihanmu sendiri. Dengan siapa kamu berteman dekat, sampai menentukan jodohmu kelak.”

Saat itu Aileen hanya bisa tersenyum pahit. Nyatanya dia baru saja mengalami kegagalan karna salah memilih cinta dalam hidupnya. Aileen tidak sehebat itu, dia sudah berakhir dalam urusan percintaannya.

“Kok mama tau-tau bicara tentang ini?”

“Aileen, mama ingin kau bahagia, Nak. Tidak ada yang mama harapkan lagi dalam hidup ini selain kebahagiaanmu.”

Aileen hanya tersenyum datar. Ada apa, sih. Tidak biasanya sang mama bicara begitu banyak dan cukup serius kelihatannya.

“Pria itu ... dia baik, Ai. Dia adalah pria yang dewasa, mandiri, dia juga tampan, bukan?”

Kini Aileen semakin bingung dibuat oleh mamanya.

“Setiap orang tua ingin anaknya menikah dengan pria sepadan, begitu juga mama dan papa. Rasanya, Albani ia sepadan denganmu.”

Aileen mengembuskan napas pelan. Jadi rupanya ini tujuan mamanya mengajak Aileen bicara. Ya, seharusnya Aileen sudah dapat menebaknya hanya dari ekspresi sang mama yang begitu menyukai pria bernama Albani itu.

“Ma....” Aileen memegang tangan mamanya. Tapi, mamanya itu malah bangun sambil tersenyum.

“Istirahat, ya. Kelihatannya kamu lelah. Jangan sampai sakit."

“T-Tapi, Ma....” Aileen menatap manik mata mamanya yang berkaca.

“Jangan dijadikan beban. Aileen bebas menentukan pilihan. Maaf kalau mama membuatmu jadi bimbang,” kata mamanya lalu mengusap puncak kepala Aileen.

Aileen jadi tak enak, apa mamanya bisa merasakan gurat keberatan darinya.

“Mama.” Aileen pun turut berdiri. Ia memeluk mamanya dengan hangat. “Maafkan Ai, ya, Ma.”

“Kenapa minta maaf, Aileen nggak salah.” Mamanya menjawab lembut.

“Ai bahagia karena mama selalu mengerti perasaan Aileen.” Aileen tak tahu apa yang dia pikirkan sekarang. Tapi, ia mengerti keinginan mamanya.

“Ai tahu mama ingin Ai bahagia.”

“Ya, Sayang, karena itu jangan menyimpan beban sendirian, ya. Mama akan terluka jika Aileen terluka. Begitupun jika Aileen bahagia, maka mama akan lebih bahagia.”

“Hem, Aileen tahu itu.” Aileen menatap mata mamanya yang indah. Mata itu yang selalu melihat hatinya dengan baik.

“Aileen mau kok mengenal pria itu lebih jauh.”

Tiba-tiba saja itu keluar dari mulut Aileen.

“A-Apa?” Mamanya kelihatan terkejut.

“Em, bukannya tujuan mama ingin membuat Aileen mengatakan itu?” Aileen menyengir seolah itu bukan masalah baginya.

“Mama hanya....”

Aileen terkekeh. “Aileen sudah cukup dewasa untuk mengerti arah pembicaraan mama kok. Jadi, itu sama sekali nggak masalah kok untuk Aileen.”

Seketika raut wajah sang mama berubah. “Astaga, anak Mama. Jadi kau benar-benar tak masalah jika mama dan papa ingin kau dekat dengannya?”

Aileen mengangguk. “Ya, kurasa.”

**

Albani membuka matanya lebar-lebar. Keringat mengucur deras diikuti desah napas yang kuat. Lagi-lagi ingatan buruk tentang masa lalu muncul dimimpinya.

Kemudian ponselnya berdering. Ia pun segera mengambil benda tipis itu di atas meja.

Alisnya mengernyit membaca pesan yang dikirimkan oleh nomor tidak dikenal.

“Aileen? Bukannya ini nama gadis itu."

Entah ini sebuah pertanda atau hanya kebetulan. Tapi pesan dari Aileen membuat Albani merasa amat lega.

Related chapters

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

    Last Updated : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

    Last Updated : 2025-01-16
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

    Last Updated : 2025-02-27
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

    Last Updated : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

    Last Updated : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

    Last Updated : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

    Last Updated : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

    Last Updated : 2023-07-13

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Memutuskan Menerima

    Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik. "Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan. "Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.**"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.” Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.“Baiklah saya akan menemuinya.” Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.“Al Sayang!” “Astaga.” Albani menggeram. “Al kamu habis dari mana saja si?” “Tolong lepaskan saya.” “Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?” Bia

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status