Home / Rumah Tangga / Nikah Kontrak Demi Balas Dendam / Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

Share

Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

Author: Apple Cherry
last update Huling Na-update: 2025-02-27 20:17:51

"Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik.

"Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu.

Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang."

"Gimana caranya, Tante?"

"Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?"

"Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante."

"Udah pernah coba?"

Aileen menggeleng. "Belum sih."

"Nah, kamu aja belum coba, gimana kamu bisa tau kalau itu nggak nyaman. Ai, ngga mungkin di hari pernikahan kamu nanti, kamu pakai kacamata, kan? Lucu aja gitu liatnya."

Mia tertawa pelan. "Kamu lepas ya. Sini biar Tante bantu."

Gadis yang terbiasa dengan kaca mata tebalnya itu, menyipitkan pandangan yang terlihat agak kabur. Dia memang tak terbiasa tanpa benda di matanya itu. "Tante, tapi aku nggak jelas lihat apa pun sekarang."

"No problem. Tante udah tau berapa minus kamu, karena mama kamu udah cerita. Udah tante sediakan lensa kontak yang cocok buat kamu, Sayang."

Mia mengambil sebuah kotak, mengeluarkan isinya. Itu adalah kontak lens berwarna hitam. "Kamu nanti bisa ganti warna lain juga, lucu loh. Aileen, kalau kamu udah terbiasa make up nanti kamu akan merasa, make up itu mudah."

Aileen tidak tertarik dengan make up sampai akhirnya dia terngiang ucapan Lenka, selingkuhan Rio yang bilang dirinya tidak menarik dan culun.

Akhirnya Aileen membiarkan Mia memasangkan kontak lensa di matanya. Rupanya itu tidaklah buruk juga, penglihatannya mulai membaik, dia bisa melihat dengan benda itu.

"Gimana, Sayang? Kamu bisa lihat dengan lensa kontaknya, kan?"

"Iya, Tante. Ternyata nggak terasa apa pun, ya?"

Mia menggeleng. Dia heran, padahal Aileen bisa dibilang memiliki segalanya. Tapi, kenapa hanya hal yang sepele begini saja, Aileen bahkan baru mencobanya. Memakai kontak lens itu adalah hal yang lumrah di zaman sekarang, dan itu bisa mempercantik tampilan mata perempuan. "Aileen, apa kamu emang nggak tertarik sama sekali dengan make up?"

Sejujurnya iya. Tapi, sekarang mendadak keinginan untuk tampil cantik dan berubah berkobar dalam dirinya. "Aileen mau belajar, Tante. Boleh, kan?"

Mia terlihat antusias. "Boleh dong! Aileen, apalagi kamu akan menikah, ini penting untuk kamu, Sayang. Tenang aja, di tangan Tante, kamu akan menjadi pengantin tercantik. Tante juga akan ajarin kamu gimana caranya make up supaya kamu bisa dengan mudah memulainya. Nggak perlu cara yang susah, yang simpel aja dulu. Make up terpenting supaya kamu nggak kelihatan pucat, dan tetap segar, cantik, natural-look pasti cocok untuk kamu."

Aileen merasa bersemangat. Dia memang ingin menunjukkan siapa dirinya pada Rio dan mantan kekasihnya. Meskipun dia belum tau kapan akan bertemu dengan mantan brengseknya itu.

Berbeda dengan Aileen, Albani justru terkenal dengan style nya yang menawan dan mahal. Bahkan Albani bolak-balik jadi model sampul majalah bisnis dengan look berkelas. Anugerah itu dimilikinya. Apa pun yang dikenakan Al, semuanya tampak bagus. Mengapa sampai ada yang bilang, Albani lebih cocok menjadi model, dan sudah pasti dia akan digandrungi oleh banyak wanita di luar sana.

"Selesai, tidak butuh waktu lama. Kamu sudah luar biasa, Al."

"Thanks, Bro."

"Saya nggak nyangka, kamu akhirnya menikah juga, Al. Padahal, siapa yang bilang tidak mau berkomitmen seperti itu. Kamu, kan? Atau saya yang salah dengar waktu itu?" ujar Mike, dia adalah stylist sekaligus sahabat dari Albani.

Al hanya menggeleng dengan senyuman tipisnya. "Entahlah."

Mike duduk di sebelah Albani sambil menatap wajah sahabatnya yang tampak menakjubkan dengan pakaian formal untuk upacara pernikahan yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi.

"Apa kamu mencintai wanita itu, Al?"

Albani menoleh. Keduanya saling pandang. "Hem?"

"Ya, maksud saya, apa kamu mencintai calon istri kamu itu? Aneh juga, karena ini menurut saya sangat ajaib, Al."

Albani tidak akan menceritakan yang sebenarnya terhadap Mike. "Tidak, ini semua karena perjodohan. Jadi, mustahil ada cinta di awal. Hanya saja, tidak menutup kemungkinan nantinya. Siapa yang tahu, iya, kan?"

Padahal Albani yakin dia tidak mungkin punya rasa semacam itu untuk Aileen. Baik sekarang maupun nanti.

Mike menepuk bahu Albani. "Rupanya begitu. Ya, tapi tetap saja ini bagus, Al. Awal yang bagus untuk kamu memulai semuanya. Jaga perasaan wanita itu, tidak semua wanita sama dengan Marsha."

"Jangan sebut nama wanita menjijikkan itu. Aileen, jauh lebih baik, dari sudut manapun."

Mike baru kali ini melihat Albani memuji wanita. Padahal, menurutnya rasa sakit hati akibat ulah Marsha sangat membekas hingga Albani terkesan tidak percaya ada wanita yang tulus di dunia ini. "Baguslah, kalau kamu merasa begitu. Kamu benar, hanya dia wanita yang menjijikkan. Ada banyak wanita baik, mungkin saja, Aileen lah salah satunya. Semangat, Bro!"

Albani tak sadar baru saja memuji Aileen. Padahal jelas sekali dia menikahi Aileen pun bukan karena cinta. Entahlah, yang jelas Albani membenci Marsha dan tak pernah ada wanita yang lebih menjijikkan baginya melebihi Marsha, mantan kekasihnya.

"Tidak mungkin, sebelumnya kurasa semua wanita sama saja. Jika itu Aileen sekalipun, aku tetap harus waspada."

**

"Beby, kamu lagi ngapain sih di dalem? Buruan dong, kita sebentar lagi harus udah stay di lokasi acara. Mami papi aku udah ngehubungin aku terus nih. Mereka bawel nanya aku datang jam berapa."

"Ya, sebentar," jawab Rio dari dalam.

Lenka sibuk mengoleskan lipstik ke bibirnya. Seperti biasa, warna merah terang dengan style bold dan seksi melekat di diri kekasih Rio itu.

"Sori, aku tadi agak kesulitan pasang dasi." Rio tampak berkarisma dengan penampilannya di hari itu.

"You're so handsome, Baby." Lenka langsung menarik kerah baju Rio, kemudian mencium bibir nya. "Aku jadi mau cium kamu terus!"

Rio mendorong pelan tubuh Lenka. Biasanya dia tidak pernah tahan jika hanya berciuman dengan Lenka tanpa melakukan making love atau setidaknya hanya making out saja. Tapi sekarang, di pikirannya mulai terbayang wajah Aileen. "Lenka, ayo kita jalan sekarang. Kamu bilang kita bisa telat, kan?"

Lenka merasakan keanehan di diri kekasihnya. "Beby, ini entah perasaan aku aja, atau emang kamu tuh agak beda? Kamu berubah deh kayaknya. Kenapa sih? Kamu jadi pendiam, terus nggak biasanya banget, kamu nggak balas ciuman dari aku?"

Rio menghela napas, lalu memeluk Lenka. "Maafin aku, Sayang. Kayaknya aku benar-benar kecapekan dan butuh banyak istirahat. Jadi aku nggak fokus berpikir. Beneran, deh. Aku nggak ada maksud apa-apa," jawabnya.

Lenka melepaskan pelukan Rio, menatap tajam mata kekasihnya itu. "Yakin? Hanya karena kamu capek? Bukan karena kamu mikirin mantan kamu yang jelek itu, kan?"

"Lenka, kamu nggak boleh menghina fisik orang."

"Bulshit! Sejak kapan sih kamu nggak setuju dengan pendapat aku. Waktu itu kamu sendiri yang bilang sama aku. Kamu nggak ada nafsu di dekat wanita itu, kan, Rio! Jangan bilang kamu lupa kamu pernah bilang gitu ke aku, hem?"

Rio mengusap kasar wajahnya lalu duduk di atas ranjang dengan perasaan makin tak jelas.

"Udahlah, intinya aku nggak mau kita bahas dia lagi. Aku bener-bener nggak bisa remehin tuh cewek culun ya. Kamu ternyata bisa juga ke bayang-bayang wanita itu. Sekarang kamu mau ikut ke pesta apa enggak? Atau kamu mau istirahat?"

Rio beranjak dari duduk. "Aku temenin kamu, Sayang."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tanga

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 9 : Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal don

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 10 : Gadis Kampungan

    Memang tak akan ada yang terjadi antara Albani dan Aileen di momen bulan madu mereka. Keduanya diberikan waktu satu minggu untuk liburan di hotel dan segala fasilitas mewah. Namun karena mereka bukan menikah selayaknya pasangan suami istri yang normal. Tak ada yang terjadi, entah itu aktivitas kontak fisik dan semacamnya. Aileen sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang penulis novel. Sedangkan Albani pun sama, sibuk dengan pekerjaannya yang dia bawa dari kantor. "Aileen." "Ya, Mas?" Albani mengenakan arloji mahalnya. Dia lalu memberikan sebuah kartu berwarna hitam pada Aileen. "Ini untuk kamu." Aileen menatap benda itu, dan agak terkejut. Aileen belum pernah memiliki benda Sultan tersebut. Tapi dia cukup tau, bahwa itu adalah black card. "Black card? Untuk apa, Mas Al?" "Untuk kamu gunakan. Ini termasuk fasilitas yang saya janjikan. Kamu bisa pakai untuk membeli berbagai macam kebutuhan kamu. Mulai dari pakaian, perhiasan, sepatu, tas dan lain-lain." Aileen menggeleng, menolak

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 11 : Perempuan Menjijikkan

    "Maaf apa ada orang di dalam?" Aileen mendengar suara itu saat dia tengah berada di kamar mandi butik. Dia lalu keluar dan kaget mdlihat bahwa yang ada di luar itu adalah Lenka. Bagaimana bisa dia ada di tempat itu. Aileen seolah kehabisan kata-kata, ia segera melewati Lenka begitu saja. Tapi, Lenka berdecih, membuatnya menghentikan langkah kaki. "Sekali jelek tetap saja jelek. Kamu tidak perlu bersusah payah memperbaiki penampilan kamu, Aileen. Karena kamu tetap saja jelek, tidak menarik, dan kamu juga bukan saingan ku." Sekali lagi, Lenka merendahkan Aileen. "Apa kamu bilang?" kata Aileen, lalu dia tersenyum miring, berjalan ke hadapan Lenka dengan tatapan mencibir. "Kamu kira aku memerlukan pengakun mu? Tidak. Lagi pula, menurutku, kamu tidak sebanding denganku, jadi jangan merasa kamu layak bersaing dengan ku. Bagus kalau kamu menyadari, bahwa kamu bukan saingan ku." Lenka tak mengira jika Aileen akan menjawabnya. Kemudian Aileen pergi meninggalkan Lenka yang membisu, ber

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 12 : Perasaan Bergairah

    Aileen berdiri di depan Albani dengan perasaan senang. Akhirnya, dia bisa bersikap tegas di hadapan Lenka. Padahal, sebelumnya Aileen tak bisa bertindak banyak, apalagi untuk menunjukkan dirinya yang lebih dari sekedar gadis bodoh. Dia merasa, kalau bukan karena Albani, mana mungkin dia bisa begitu. "Kenapa? Kamu tersenyum seperti itu?" tanya Albani. "Enggak. Aku cuman mau ngomong, makasih, ya, Mas. Karena tadi Mas udah bantu aku. Makasih juga untuk barang-barang yang Mas belikan untuk aku." "Oh. Kenapa hanya karena hal itu saja kamu terlihat sangat senang. Sekarang, saya harap kamu bisa pikirkan hal apa yang sangat kamu inginkan. Entah itu apa pun, sampaikan pada saya, akan saya kabulkan." Aileen tertawa geli, dia melihat Albani seperti sebuah keajaiban. "Kamu kayak jin lampu, Mas. Yang bisa mengabulkan keinginan." "Hah? Kamu, kenapa terkadang kamu seperti anak-anak, Aileen." "Ya, tapi dulu aku pernah berpikir, mungkin saja kalah aku punya jin lampu, maka hidupku akan lebih muda

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 13 : Gairah Yang Parah

    "Eh, tidak kok." Albani menggaruk tengkuk. "Oh. Mas, aku cocok pakai baju ini, nggak?" Albani tersentak. "Kok tanya saya?" "Eh, emang nggak boleh tanya?" "B-Bukan gitu, kalau kamu nyaman itu tidak masalah." "Hem, agak kurang nyaman sih." "Kenapa?" "Soalnya, ini agak terbuka menurutku," ucap Aileen polos, gadis itu bahkan menunjuk dadanya sendiri. "Lihat, terlalu terbuka." Albani menggeram tertahan. "Apa kamu tidak waspada, Ai?" Aileen menautkan alisnya, "Waspada?" Aileen menatap Albani yang terus melihat ke arah dadanya. "Mas Al lihatin apa?" Albani terkejut. "Saya tidak lihat apa-apa, maaf Aileen, saya ke kamar dulu." Mereka masih di hotel, karena besok mereka baru akan pindah ke rumah keluarga Albani. Sesuai tradisi, satu bulan pertama pihak wanita harus menyesuaikan diri dengan keluarga pihak laki-laki, jadi dia akan tinggal di sana dan harus tidur dalam satu kamar. Tapi, Aileen tak cemas, karena dia percaya Albani tak akan menyentuhnya. "Kenap

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 14 : Bertemu Mertua

    "Pagi, Aileen." Aileen hanya mengangguk pelan, lalu menjawabnya singkat. "Pagi, Mas." Albani mengambil secangkir kopi dan tak lupa sambil mengecek pekerjaannya lewat ponsel. Aileen mengambil sepotong roti, dengan perlahan mengoleskan selai ke atasnya. "Hari ini saya mulai bekerja. Sebelum itu saya akan antar kamu ke rumah." Aileen mengangguk, lalu memakan roti isi di tangannya. "Maaf, karena saya mungkin tidak pulang malam ini." Albani meletakkan cangkir yang sudah kosong di tangannya. "Oh, baiklah." "Apa terjadi sesuatu? Kenapa kamu terlihat tidak leluasa?" tanya Albani, karena Aileen lebih pendiam dari sebelumnya. Padahal hubungan keduanya mulai dekat, dalam artian dekat sebagai partner bisnis. Kontrak yang mereka tandatangani merupakan bisnis yang keduanya sepakati. "Tidak. Aku baik-baik saja, kok, Mas." Sebenarnya Aileen masih merasa kesal dengan dirinya sendiri, sebab yang dia lakukan semalam. Belum pernah Aileen memikirkan laki-laki sampai dia terangsang. Bahkan, dulu s

    Huling Na-update : 2025-03-02

Pinakabagong kabanata

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 23 : Bisnis Yang Lebih Penting.

    "Rio, dari mana saja kamu tidak pulang ke apartement beberapa hari? Kamu pasti sedang sibuk main dengan perempuan, kan?" ucap Lenka. Dia seperti biasa, selalu saja mengintimidasi Rio. Tapi, kata-kata Lenka itu benar, dia memang pergi untuk mencari kesenangan dengan perempuan lain. "Kalau iya, apa itu masalah untuk kamu?" "Rio, kamu akhir-akhir ini banyak berubah. Katakan jujur, apa ini semua karena mantan pacar kamu itu?" "Hentikan, Lenka. Ini semua tidak ada urusannya dengan Aileen.." "Ya, ya, kamu menyebut namanya dengan ringan. Aku jadi curiga. Kamu masih punya rasa untuknya. Iya kan!" "Kamu tau Lenka, aku capek kita sering bertengkar." Lenka yang tadinya akan marah mendadak melemah. "Maaf." "Ini semua sama sekali nggak ada hubungannya dengan siapa pun, dengan orang lain. Ini semua tentang kamu, Lenka. Sikap kamu belakangan makin menjadi-jadi. Aku sudah bilang, aku ingin kita segera menikah. Tapi aku masih ingin menundanya. Itu kenapa, aku jadi malas berbicara deng

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 22 : Semua Tentang Kesepakatan

    "Ada apa, Aileen?" tanya Albani begitu keluar dari toilet. "Papa mengajak main catur," ucap Aileen. "Ah, begitu." Albani lalu pergi begitu saja meninggalkan Aileen. Namun kemudian ia berbalik lagi. "Aileen." "Ya?" "Maaf karena yang tadi pagi," ucap Albani. "Oh, ya, aku tau Mas tidak sengaja." Aileen mengangguk. "Terima kasih karena sudah mau akrab dengan papa," kata Albani tiba-tiba. "Ah, itu, sudah seharusnya kan. Tidak masalah, Mas." "Tenang saja, kesepakatan tetap berjalan." Albani lalu pergi meninggalkan Aileen. "Hem, kenapa mas Al sering mengulangi kata-kata kesepakatan. Seolah dia mulai tak nyaman," ucap Aileen. "Al, kenapa lama sekali." Mario menunggu di depan meja catur. "Pa, jangan sekarang. Saya sedang tidak ingin main catur." "Sebentar saja, lagipula lihatlah istrimu saja mau menemaniku," kata Mario saat Aileen muncul. Gadis itu duduk di dekat Mario dengan tenang. Albani menghela napas. "Ya, baiklah hanya sebentar." Mario tersenyum. "Tidak apa,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 21 : Papa Mertua Yang Baik

    Hari ini papa Albani pulang dari luar negeri. Beliau langsung meminta makan bersama dengan Albani dan menantunya, Aileen. Suasana hening, antara Aileen dan Albani terlihat canggung. Melani agak heran, sebab belum lama dia melihat anaknya masih terlihat mesra dengan istrinya. Kecurigaan pun muncul, apakah mereka bertengkar. "Aileen, kamu kenapa?" tanya Melani. Baru saja ia memperkenalkan Aileen pada suaminya, papa mertua Aileen. "Al, kenapa kamu hanya diam saja dengan istrimu. Apa kalian bertengkar?" tanya Mario, papa Albani. "Tidak ada apa-apa." Ia tau penyebab Aileen lebih pendiam, ini pasti karena kejadian pagi tadi. "Oh iya, kenapa papa tidak hadir di pernikahan saya. Apakah papa bisa jelaskan." Albani buru-buru mengganti topiknya. Lagipula ia memang penasaran alasan papanya yang belum diungkapkan. "Maafkan Papa, Nak." Mario melihat ke arah Melani. "Papa mu sakit, belum lama papa menjalani operasi. Maaf Al, karena mama baru bisa bilang." "Apa?" "Ya, papamu sakit

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 20 : Mimpi Basah

    Setelah mengatakan hal itu, Albani langsung membelakangi Aileen. Sementara Aileen masih diam, ia bingung harus bagaimana menanggapi ucapan Albani yang tiba-tiba membahas kontrak pernikahan lagi. "Maaf karena saya mengatakan hal-hal yang tidak penting. Selamat tidur Aileen." Aileen masih tidak menjawab. Baginya itu benar, keduanya memang harus tetap menjaga batasan. Albani masih belum bisa melupakan kebodohannya dengan wanita penghibur itu, dia akat menyesali perbuatannya, tapi sadar semua sudah terlanjur. "Tenang saja, Mas. Aku tau betul kita hanya sebatas menikah kontrak. Jadi, Mas tidak perlu merasa segan jika ingin membahasnya," kata Aileen kemudian. Albani berusaha memejamkan mata, ini harus segera dibuang. Ia tak boleh terus merasa gelisah, lagipula dia tak pernah mengatakan apa pun tentang dirinya pada Aileen bahwa ia pria baik yang tak pernah menyentuh wanita. Jadi, ia tak perlu merasa bersalah. "Ya, terima kasih, Aileen." *** "Terima kasih, Rio. Aku sangat meras

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 19 : Pernikahan Kontrak

    Aileen melihat Albani menatapnya berbeda, seolah menegaskan, atau memberikan kode padanya tentang sesuatu. Kemudian Aileen mengusap tengkuk, sedikit mengedarkan pandangannya, tak sengaja melihat Melani yang sedang mengintip dari kejauhan. Secepatnya, Aileen segera bersikap santai, dia tertawa ringan lalu berdiri sejajar dengan Albani. Benar, Albani tahu keberadaan Melanie yang sedang menguping itu. "Maaf, karena aku belum terbiasa. Maklum, kita juga baru kenal, kan, Mas. Untung saja ada kesepakatan itu, sehingga kita bisa terus komitmen. Meski nggak mudah, karena kita harus menyesuaikan diri padahal sebelumnya kita tidak saling mengenal." Albani meletakkan tangannya ke kepala Aileen, mengusapnya lembut. "Iya, saya juga masih berusaha jadi suami yang baik untuk kamu." Lagi-lagi perasaan Aileen aneh setiap kali merasakan sentuhan Albani. Jantungnya berdebar sama seperti dia sewaktu jatuh cinta pada Rio. Ini tidak mungkin, Aileen membuang segera perasaan aneh itu. "Iya, Mas Al. Kal

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 18 : Kesepakatan Yang Aneh

    "Ah, tapi ini mungkin menganggu privasinya." Aileen mengurungkan niatnya. "Jadi, semua pasti baik-baik saja. Mas Al adalah pekerja keras, dia pasti sedang sangat sibuk. Jika aku menelepon di saat yang tak tepat, bisa-bisa jadi berantakan." Ia lalu meletakkan ponselnya dan berusaha untuk membuang setiap kegelisahan yang menurutnya tidak berarti apa-apa. *** Jarum jam terus saja bergerak, bunyi dentingnya berhasil membuat Aileen tidak bisa tidur. Aileen juga merasa haus, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke dapur mengambil segelas air. Namun, saat dia baru sampai di depan pintu kamar, dia melihat Albani baru saja masuk ke dalam rumah. Sontak ia mendekat dan menegur pria itu dengan suara pelan serupa berbisik, cemas jika ada yang terbangun mengingat waktu sudah larut. Aileen berjalan menuruni anak tangga. Albani terlihat sedang duduk di kursi yang ada di ruang tamu sendirian sambil memijat kening. Sekalian saja, Aileen berinisiatif untuk membuatkan Albani minuman, sekalian dia

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 17 : Tidak Bisa Terpuaskan

    Kemudian keduanya pergi ke sebuah privat room. Albani mengendurkan dasi sambil berjalan menuju ruangan yang disiapkan khusus untuknya. Wanita itu tampak cantik, dan pastinya seksi. Albani langsung mendorong tubuh wanita itu, begitu dia mendapatkan diri pintu telah ditutup rapat oleh wanita tadi. Tanpa membuang waktu, dia memagut kasar bibir wanita itu, membuka bajunya dan meremas tubuh indah yang terpampang setengah terbuka di depan matanya. Wanita itu sangat senang, karena pria gagah seperti Albani yang malam ini sedang menikmati tubuhnya. Tak berjeda, pagutan itu makin dalam nan basah, turun ke bagian lain dan merajai. Albani seolah sangat kehausan, hingga tak butuh waktu lama, tubuhnya sudah bangun dan siap dimanjakan. "Now!"Wanita itu berjongkok, kemudian membuka resleting celana Albani, menikmati peran kotornya dengan panas. Piawainya membuat Al tak kuasa mendesah, menggeram hebat hingga memaksa wanita itu lebih kuat menikmatinya. "Hard! Fast!"Desahan wanita itu terdengar tak

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 16 : Menyalurkan Hasrat Yang Menggebu

    "Aileen.""Ya?""Maaf, tapi bisakah kamu berbohong jika nanti malam dia bertanya saya ada di mana?""Dia?" Aileen sedikit bingung, dia siapa yang dimaksud Albani."Ibu saya," jelas Albani. Aileen tidak mengerti mengapa Albani sangat dingin terhadap ibunya sendiri. Aileen juga tidak mengerti, kenapa dia harus berbohong. "Loh? Memangnya kenapa, Mas?""Begini, saya tadi sudah bilang bahwa malam ini saya tidak bisa pulang." "Ya, lalu?" "Tapi, ya, kamu tau sendiri bagaimana yang orang itu katakan tadi." "Memangnya kenapa Mas. Bukannya itu wajar kalau mamamu bertanya tentang itu." Albani menggeleng malas. "Saya tidak suka." "Hem," sahut Aileen kaku. "Kamu nggak keberatan, kan, kalau saya meminta bantuan kamu? katakan saja, saya sudah tidur di kamar. Karena saya yakin orang itu akan memeriksa dan menanyakan pada kamu nanti."Meski Aileen agak penasaran, sebenarnya ke mana Albani akan pergi. Tapi, dia sadar, posisinya tidak berhak bertanya tentang itu. "Oh, baiklah, Mas." Senyum Aile

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 15 : Suasana Canggung

    "Hem, bulan madu?" ucap Albani. Dia menggaruk tengkuk, agak bingung menjelaskan tentang itu. Keduanya tidak berpikir akan berbulan madu, lagipula itu sama sekali tidak perlu. Aileen hanya senyum canggung. Percakapan antara mereka mulai memanas ke arah yang lebih pribadi. Ia jadi tak nyaman, tapi bagaimana pun itu adalah pertanyaan yang wajar. seorang ibu bertanya tentang bulan madu anaknya yang baru menikah. "Ya, kenapa bingung begitu saat kutanya tentang bulan madu kalian?" tanya Melani. Ia tau, anaknya pasti tidak kepikiran ke arah sana. "Ya, menurutku itu...." Albani menggantungkan ucapannya. "Kau berkeringat, Al." Melanie menatap Albani penuh perhatian. Tanpa sadar itu membuat Albani tertekan. "Biasa saja, wajar sekali orang tua bertanya apakah anaknya dan istrinya akur dan harmonis. Bukan begitu?" "Ya, tapi tidak perlu juga sampai bertanya tentang bulan madu segala," tegas Albani. "Hanya cukup jawab kalian berbulan madu, atau belum?" Melani kian mencecar. Disitula

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status