Beranda / Rumah Tangga / Nikah Kontrak Demi Balas Dendam / Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

Share

Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

Penulis: Apple Cherry
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 05:43:37

"Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar.

Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik.

Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya.

Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen.

"Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang."

Aileen hanya tersenyum tipis. Tapi, apakah dia memang cantik alami? Dia pun berdebar, merasa senang dan bahagia di puji oleh yang paling dia sayang. "Kamu yakin?"

"Hem, tentu. Emangnya kamu tidak sadar, Sayang. Kamu itu cantik alami, kamu itu nggak sama dengan wanita lain."

Aileen dengan polosnya percaya. Dia benar-benar percaya setiap pujian yang terlontar dari mulut manis pria bernama Rio. "Oke, kalau itu mau kamu. Aku beneran nggak sabar, ingin segera bertemu dengan waktu di mana aku berdiri di samping ayah. Lalu menghampiri kamu, berjalan di altar, menuju kamu yang ada di seberang sana, yang sedang menunggu aku."

"Tentu, sama, Ai. Hanya kamu yang akan aku nikahi. Tidak ada wanita lain."

Gadis itu menghela napas berat, ia tak boleh mengingatnya lagi.

Aileen meringis pilu meratapi kebodohannya dulu. Dia sangat percaya, jika yang dikatakan Rio adalah tulus dari hatinya. Ternyata, justru dia ditinggalkan dengan alasan dia tidak menarik. Jadi, persetan dengan penilaian munafik seperti itu. Mulai hari ini, Aileen bukan lagi Aileen yang polos. Melainkan Aileen yang dipenuhi dendam.

"Rio, buruan dong, Beby. Lihat itu pengantin wanita nya sudah berjalan di altar. Kita nggak boleh ketinggalan."

"Iya, Sayang." Rio yang dari awal memang tidak bersemangat, duduk di samping Lenka.

"Sayang, aku juga nggak sabar, sebentar lagi kita berdua akan seperti itu."

Rio mengangkat wajahnya, lalu melihat pengantin wanita sedang berjalan dengan anggun nya. Kemudian mendadak dia tersentak, begitu melihat pria yang ada di sebelah wanita itu. "Itu, kan? Nggak, Astaga! Nggak mungkin!"

"Beby, kenapa? Ada apa? Apanya yang nggak mungkin?"

Lenka terheran karena seketika wajah Rio berubah pucat. "Kamu liat apa, sih? Kamu kenal sama pihak pengantin wanitanya? Jangan-jangan kamu kenal sama calon istri Al ya?"

Lenka bilang Al dan dirinya adalah sepupu. Tapi tidak mungkin wanita yang dinikahi sepupu Lenka adalah...

"Nggak mungkin. Lenka, siapa nama pengantin wanitanya?" Desak Rio. Ia mulai berharap, itu pasti salah. Penglihatannya salah. Lagipula pengantin wanitanya sangat cantik, meskipun begitu sekilas memang mirip dengan yang dipikirkan Rio.

Lenka agak memekik saat tangan Rio terlalu kuat mencengkeram kedua bahunya. "Sabar dong, sakit tau!"

Rio terlihat gelagapan, sekarang dia juga berkeringat. "Cepat kamu kasih tau aku, Len. Aku beneran pengin tau."

Semoga bukan, batinnya terus begitu.

"Aku emang nggak sempat tanya siapa namanya. Tau sendiri, 'kan, aku sibuk banget. Sebentar, aku lihat dulu undangannya ya."

Lenka mencari tau, Rio tak sabar ingin tau.

"Papa Mama kasih ke aku, tapi aku malas bacanya. Ada salinan undangan online nya juga deh kalau nggak salah."

Rio makin pucat, dia menatap wajah pengantin wanita itu dengan mata membola. Wanita yang tengah berjalan pelan di altar itu terlihat sangat sangat berbeda. Dia terlalu cantik untuk dideskripsikan.

"Shit!" Rio mengumpat pelan.

Orang-orang juga sangat terlihat kagum dengan wajah Aileen. Gadis yang semula berpenampilan culun, terkesan kampungan itu berubah menjelma bak bidadari, atau malaikat tak bersayap. Rio mengira ini mimpi sampai Lenka ikut terkejut.

"Astaga? Calon istri Albani, namanya Aileen?"

Lenka menutup mulutnya. "Aileen bukannya nama cewek culun itu?"

Deg.

Jantung Rio seolah dipukul kuat hingga membuatnya sangat sakit.

"Jadi, benar-benar Aileen?"

Pengantin wanita itu adalah Aileen. Tapi, kenapa secepat itu Aileen menikah. Apakah Aileen sebenarnya tidak bersedih karena putus darinya.

"Wah gila. Si culun itu, nggak mungkin lah! Al segila itu?" Lenka terus menerus takjub tak percaya.

Rio benar-benar tidak sadar, jika sakit yang ditorehkan itulah yang membuat Aileen bangkit, sampai memilih menerima perjodohan dengan pria bernama Albani Raditya.

"Acara akan segera kita mulai. Teruntuk para tamu undangan diperkenankan untuk duduk kembali di kursi masing-masing."

Aileen berdiri dengan tatapan fokus menatap Albani yang tersenyum kecil ke arahnya. Aileen tiba-tiba ingin bertanya, apakah menurut Albani penampilanya hari ini cukup cantik. Setidaknya, dia dapat mengartikan tatapan orang-orang yang terfokus padanya hari ini.

Albani seolah tau, apa yang diinginkan Aileen. Pria itu berjalan menghampiri Aileen, meminta tangan Aileen untuk dia genggam. Dengan agak ragu, Aileen memberikan telapak tangannya yang sejak tadi melingkar di lengan ayahnya. Keduanya berdiri berdampingan, lalu berjalan menuju tempat prosesi akad nikah akan dilangsungkan.

"Kamu ratunya hari ini, Aileen." Dia berbisik di telinga Aileen.

"Bukankah kamu ingin sebuah penilaian dariku? Lihatlah, semua orang menatap mu, Aileen."

"Benarkah, begitu, Mas Al?" sahut Aileen seolah tak percaya. "Apa benar aku cantik?"

"Ya, sebenarnya begitu."

Aileen merasakan kelegaan. Tadinya dia berpikir mungkin saja penampilannya kali ini terlihat buruk. Syukurlah, seharusnya dia tidak perlu meragukan penilaian Albani, itu pasti jujur apa adanya. Semoga saja, Albani bukan pria pembual seperti Rio. Tapi, apa yang dia harapkan? Pernikahan yang berlangsung hari ini bukankah hanya sebatas kesepakatan? Tidak lah lebih dari itu.

Sambil menunggu penghulu mempersiapkan akad nikah. Aileen mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Dia lalu terkejut melihat seorang laki-laki dengan wajah muram sedang menatapnya di bangku tamu VVIP.

"Ri-Rio?"

"Siapa?" tanya Albani, dia ikut tersentak, karna yang dia dengar dari intonasi Aileen, gadis itu teramat kaget. "Siapa yang membuat kamu kaget begitu?"

"Tidak mungkin. Kenapa dia bisa ada di tamu VVIP?"

Albani kemudian menatap ke arah yang Aileen tuju. Bangku VVIP dan disitu ada sepupunya, Lenka. Albani tersenyum ke arah Lenka, tapi aneh, wajah Lenka malah lebih mirip orang yang benar-benar terkejut. Sama seperti Aileen.

"Dia sepupuku, Lenka. Apa kamu mengenalnya?"

"Sepupu? Maksud kamu, wanita yang itu adalah sepupumu? Saudaramu?"

"Ya, masih sepupu, dia adalah anak dari kakak tiri ibuku."

Aileen tidak tau apakah kebetulan ini merupakan pertanda sesuatu.

"Tidak." Aileen menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, kini dia makin gemetaran.

Albani melihat itu mendadak cemas. Tidak, kalau Aileen sampai jatuh pingsan, dia bisa mengacaukan rencana pernikahan itu.

"Ai, kamu kenapa? Ini belum waktunya berakting. Kamu kenapa?"

Aileen meneguk ludah, lalu menatap Albani. "Lenka adalah selingkuhan kekasihku, Mas. Bagaimana bisa, jadi dia adalah sepupumu? Orang yang paling aku benci. Masih aku benci sampai saat ini."

"Apa?"

"Saudara Albani Raditya dan Saudari Aileen. Acara akan kita mulai."

Albani lalu menggenggam tangan Aileen, mengecupnya di depan orang-orang sambil tersenyum simpul. Rio juga melihat itu, dan itu memang rencana Albani. Dia sengaja, ingin agar Rio melihatnya.

Hanya Aileen tersentak, kenapa Albani malah mencium tangannya.

"Kita buat dia menyesal, dan kita lihat reaksinya." Albani tersenyum.

"Terima apa pun perlakuan yang akan aku berikan padamu. Jangan menolak, justru kamu boleh melakukan improvisasi."

Aileen menggeleng tak mengerti.

"Kau tau, maksudku ini tentang balas dendam."

Bab terkait

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Memutuskan Menerima

    Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik. "Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan. "Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.**"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.” Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.“Baiklah saya akan menemuinya.” Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.“Al Sayang!” “Astaga.” Albani menggeram. “Al kamu habis dari mana saja si?” “Tolong lepaskan saya.” “Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?” Bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27

Bab terbaru

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Memutuskan Menerima

    Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik. "Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan. "Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.**"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.” Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.“Baiklah saya akan menemuinya.” Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.“Al Sayang!” “Astaga.” Albani menggeram. “Al kamu habis dari mana saja si?” “Tolong lepaskan saya.” “Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?” Bia

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status