Share

Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

Penulis: Apple Cherry
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 23:05:35

Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus.

"Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?"

Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih.

"Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen."

Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya.

"Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat."

Senyum tipis Albani menyisakan misteri bagi Aileen. Dia belum mengenal dengan baik pria itu. Tidak ada yang tau, apakah semuanya akan berjalan lancar atau tidak. "Tenang saja, Nona. Selama Nona tetap menjunjung tinggi kesepakatan yang kita buat. Maka tak ada hal buruk yang akan terjadi. Satu tahun waktu yang kita punya. Setelah itu, kita akan hidup terpisah dan saya jamin Nona akan mendapatkan lebih dari yang Nona bayangkan."

Sejujurnya bukan untuk uang. Aileen hanya ingin melepaskan bayang-bayang Rio dalam kehidupannya. "Oke, kalau begitu saya harap dalam dua tahun ke depan kita bisa bekerja sama dengan baik, Tuan."

"Ya, tentu saja. Omong-omong, jangan bicara terlalu formal, bisa? Saya akan panggil Aileen, dan kamu bisa panggil saya Al saja."

"Tapi itu agak kurang sopan. Bagaimana kalau Mas?"

Albani tersenyum. "Boleh."

"Baik, Mas Al. Semoga kita bisa saling menguntungkan satu sama lain. Yang aku butuhkan bukan uang. Meski aku tidak sekaya dirimu, Al. Tapi, yang kubutuhkan sekarng hanyalah status untuk membalas dendam pada seseorang."

"Itu hal yang mudah, dan juga sangat menarik, Aileen. Saya akan bantu kamu dengan syarat kamu bisa bersikap memuaskan di hadapan orang tua saya. Setidaknya buat mereka bungkam, dan tak banyak ikut campur lagi untuk urusan saya."

"Hem, urusan mengambil hati orang tua serahkan pada saya."

Begitulah kesepakatan yang terjadi antara Aileen dan Albani. Sekarang, Aileen malah takut dan cemas dengan keputusannya itu. "Kalau nggak berhasil, dan malah berantakan gimana? Kalau mamah dan papah tau gimana? Apa mereka akan kecewa? Kalau orang tua Mas Al tau, apa dia juga akan kecewa sama aku?"

***

Di tempat lain, Rio yang sempat merasa hidupnya akan lebih bahagia bersama Lenka mendadak gusar. Dia mulai dihinggapi rasa bersalah terhadap Aileen.

"Kamu kenapa, Beb? Kok keliatannya banyak pikiran gitu?" Lenka baru saja keluar dari kamar mandi, dia mengusap dada bidang Rio sambil sesekali memberikan ciuman kecil di bibir pria itu. "Masih kurang? Mau satu ronde lagi?"

"Sayang, aku …" ucap Rio terputus. Dia ragu, apakah setelah memberitahu keresahan nya, Lenka dapat menerima?

"Tunggu dulu. Jangan-jangan, kamu masih kepikiran sama mantan kamu yang culun itu?"

Lenka yang hanya mengenakan bra dan underwear itu segera mengambil pakaiannya. "Jawab jujur, Rio. Aku nggak mau ya, kamu masih mikirin dia. Buat apa sih?" ujarnya sembari mengenakan celana panjangnya.

"Aku heran, apa yang bikin kamu berat banget ninggalin dia dulu. Dilihat dari ujung sedotan pun dia nggak menarik sama sekali loh. Kamu punya nafsu liat dia telanjang? Kayaknya nggak deh."

Lenka berdecih, seolah wanita yang pernah dicintai Rio itu tak ada harganya sama sekali. "Lenka, biar gimana pun dia punya jasa sampai aku bisa lulus kuliah."

"Berapa sih yang dia keluarin buat bantu kamu, hem? Sini biar aku bayar semuanya!"

Rio menggeleng. "Bukan itu, setidaknya aku mungkin harus minta maaf sama dia. Karena dia bisa aja dendam sama aku, Sayang."

"Persetan mau dia dendam kek, apa kek, bukan urusan kamu lagi, Beb. Udah, aku nggak mau ya, denger kamu bahas dia, mikirin dia. Males tau nggak!"

Lenka mengenakan blazer berwarna brown miliknya, tak lupa mengenakan kembali anting-anting dan perhiasannya. "Aku harus balik ke kantor. Tadi, ada meeting dadakan. Kamu ademin pikiran dulu deh, kalau nggak mood ngantor, nggak perlu maksa. Minggu depan sepupuku menikah, aku harus datang ke acara itu. Kamu juga, oke?"

Rio tak menjawab. Sebuah ciuman mendarat di bibirnya. "Aku pergi dulu ya. Kalau butuh aku, cukup datang ke ruangan aku. Inget, aku selalu tau apa yang kamu butuhkan, Beby."

Lenka keluar dari kamar apartemen mewah yang dia belikan khusus untuk Rio. Wanita itu memang memiliki segalanya, hal itu juga yang membuat Rio meninggalkan cinta pertamanya, Aileen Haura, yang telah memberinya ketulusan cinta. "Aku memang nggak pantes buat kamu, Ai. Maaf, karena aku telah jatuh ke jurang yang luar biasa dalam. Sampai-sampai, aku nggak tau, apa aku bisa keluar dari jurang itu apa nggak, Ai. Aku tau kamu pasti kecewa banget sama aku."

Satu minggu kemudian…

"Sayang, anak Mama sebentar lagi kamu udah punya suami, Nak. Bunda sedih, Mama belum siap ditinggal sama kamu," ujar mamanya pada Aileen.

Aileen menghela napas panjang. "Ma, bukannya ini juga keinginan mama dan papa, supaya Aileen menikah?"

mamanya memeluk Aileen. Meski begitu pasti tetap saja ada rasa sedih, sesak, dan tak rela jika putrinya akan diambil orang. Tapi, mamanya yakin, itu demi kebaikan, dan kebahagiaan Aileen nantinya. "Mama nggak mau kamu sedih karena putus dari pacar kamu, Ai. Kamu kira Mama nggak tau. Kamu dekat sama siapa, dan kamu kenapa mengurung diri di kamar? Mama tau semuanya, Nak."

Aileen tersentak. Dia kira, dia telah menyembunyikan semuanya dengan rapat. Tapi dia salah, mama nya tau itu semua. "Maafin Ai, ya, Ma."

Tatapan sendu dan hela napas berat, Aileen merasa sangat bersalah karena menyembunyikan itu semua selama ini, dari kedua orang tuanya.

"Mama mengerti, seumuran kamu wajar kalau mengalami pasang surut dalam dunia percintaan. Tapi, kamu nggak boleh larut dalam kesedihan, patah hati berkepanjangan. Albani, dia pria yang benar-benar luar biasa, Ai. Bunda bahagia, kamu bisa menikah dengannya. Kamu, sudah merasa cocok belum sama dia?"

Pertanyaan itu, mana mungkin Aileen merasakan kecocokan secepat itu pada pria yang baru dia kenal? Tapi, bunda nya tak boleh sampai tau, kalau dia menikah dengan Albani hanya karena sebuah kesepakatan tertulis. "Ya, lumayan, lah, Ma. Tapi, pasti tetap butuh proses."

Mamanya tersenyum. "Nggak masalah. Lambat laun, pasti semuanya berubah kok. Kamu akan menemukan kecocokan dengan sendirinya. Yang terpenting, kamu jangan menutup diri ya. Kamu harus terbuka sama Albani. Ngerti?"

"Iya, Ma. Aileen akan coba."

Ketakutan makin menjadi-jadi. Dia takut mama nya tau kesepakatan yang dia buat dengan Albani. Kalau sampai itu terjadi, Aileen tidak tahu apakah ada yang lebih buruk dari sekedar dimusuhi oleh orang tuanya? Atau dia akan dicoret namanya dari kartu keluarga? Aileen mengerjapkan mata, tak mau kalau sampai itu terjadi padanya. Kedua orang tuanya tak boleh tau fakta sebenarnya.

**

Albani mengusap kasar wajahnya. Mimpi buruk itu datang lagi. Begitu mimpi itu menghantui tidurnya, Albani sontak kembali teringat dengan kemarahannya terhadap wanita di masa lalunya. "Sial! Kenapa harus mimpi itu lagi, sih?"

"Al, kamu di dalam?"

Suara ketukan pintu segera menyadarkan Albani, dia harus melupakan mimpi itu. "Iya, Ma, ada apa?"

"Mama mau bicara, Nak, ini tentang pesta pernikahanmu."

"Ya, sebentar, Saya ganti baju dulu."

"Mama tunggu di ruang tengah ya."

"Ya."

Mamanya menunggu di ruang tengah sembari menyesap secangkir teh yang disajikan di cangkir ukiran berwarna keemasan. Dia begitu santai, terlihat bahagia karena sebentar lagi putra tunggalnya akan segera menikah.

"Ekhem."

"Duduk, Sayang."

Albani pun duduk di hadapan mamanya. Dia tau, pasti mamanya akan meminta sesuatu darinya.

"Al, persiapan pernikahanmu sudah selesai. Mama juga sudah undang semua kolega, keluarga, dan juga kerabat kita."

"Hem, Ya. Baguslah, kalau memang semuanya sudah beres."

Albani juga tak merasakan beban. Sebab yang dinikahinya adalah Aileen, wanita yang memiliki visi misi serupa dengannya.

"Kamu keliahatan sangat santai, Al. Mama penasaran, apakah kamu benar-benar tertarik dengan Aileen?"

Albani berdecih, lalu dia menghela nafas panjang. "Bukannya mau Anda seperti itu? Saya hanya berusaha mengikuti keinginan Anda."

Mamanya tersenyum, begitulah Albani, selalu kaku dan dingin.

"Berarti hanya karena keinginan Mama? Bukan karena kamu tertarik dengan dia?"

Bukan Melanie namanya jika tak membuat Albani kepusingan dengan permainan kata-kata yang diajukan. "Sudahlah, bukankah masalah tertarik atau tidaknya itu belakangan? Yang terpenting bagi Anda, pendapat Anda. Saya menikah, dan calon yang saya nikahi juga sesuai dengan kriteria keluarga ini, kan?"

Mamanya tersenyum. "Al, memang benar begitu. Tapi, Aileen adalah gadis yang lumayan."

Albani berdecih. "Sudah selesai?"

"Albani, pernikahan ini bukan sekedar pernikahan biasa. Kau tau itu, bukan."

Albani menatap mamanya serius. "Saya istirahat dulu."

"Mama harap kau tidak mengecewakan keluarga ini, Al."

Tangan Albani mengepal. Ia berusaha untuk yang terbaik. Kalau bukan demi keluarga, lalu untuk siapa lagi semua pengorbanan yang ia lakukan selama ini. Bisa-bisanya ia selalu dituntut lebih.

Kemudian ia pergi ke kemarnya tanpa menanggapi perkataan mamanya lagi.

Bab terkait

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Memutuskan Menerima

    Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik. "Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan. "Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.**"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.” Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.“Baiklah saya akan menemuinya.” Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.“Al Sayang!” “Astaga.” Albani menggeram. “Al kamu habis dari mana saja si?” “Tolong lepaskan saya.” “Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?” Bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13

Bab terbaru

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Malam Pertama

    Diambilnya rokok dari dalam dasbor mobil, lalu Rio keluar untuk menyalakan api. Lenka mengusap wajah, tak mengerti dengan kemarahan pacarnya. "Dia kenapa sih? Padahal, dia sendiri yang bilang, dia nggak betah punya pacar yang benar-benar norak, dan nggak menggairahkan? Kenapa sekarang dia mendadak begitu? Atau jangan-jangan, dia beneran terpukau karena mantannya itu mulai merubah penampilannya?" Lenka mengatakan itu sembari menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. "Tapi, dia sama sekali bukan tandingan ku." Rio masih menenangkan diri dengan sebatang rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya. Sambil mengepul kan asap ke udara, berusaha untuk bisa menghilangkan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya kala terbayang bibir merah Aileen, yang ternyata sangat sexy dengan polesan gincu berwarna merah muda tadi. "Fuck!!" "Rio, kamu sampai kapan merokok? Kita pulang, yuk. Sepertinya kamu harus mengademkan pikiran kamu yang mulai aneh itu. Kamu nggak perlu punya perasaan kesal do

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 8 : Pria Yang Tak Layak

    "Kalian berdua resmi sebagai suami istri." "Benarkah," desah Aileen pelan. "Senyumlah." Albani memegang tangan Aileen. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Albani. Begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Meski dengan perasaan bercampur aduk, antara cemas, takut, dan tidak dapat dideskripsikan oleh Aileen. Dia sudah resmi dan sah menjadi istri seorang Albani Raditya. Kini Aileen terngiang perkataan Albani barusan, ini tentang balas dendam. "Kau benar Mas Al." "Hem?" "Aku harus balas dendam, kan." Albani menganggukkan kepala. "Ah, tepat." "Silakan untuk pengantin pria diperbolehkan jika ingin mencium pengantin wanita." Ucapan pembawa acara itu membuat Aileen berdegup gugup. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah Albani akan menciumnya sungguhan di depan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak itu. Tapi tadi Albani bilang dia tidak boleh menolak, malah menyuruhnya melakukan improvisasi. Albani tersenyum penuh arti, menatap Aileen sembari mengelus punggung tangan wani

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 7 : Pernikahan Yang Diatur

    "Apa ini benar-benar terjadi?" gumam Aileen berdebar. Tibalah hari yang menegangkan bagi Aileen. Sekarang, dia sedang berdiri, menggandeng tangan ayahnya dengan jantung berdentum kuat. Tak pernah dia bayangkan, pesta megah yang sekarang sedang berlangsung, adalah pesta pernikahannya dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama di ibukota. Albani Raditya, pria itu berdiri di seberang sana, melihat ku dengan tatapan yang tidak terlalu jelas, apakah dia datar, muram, atau malah terkejut. Ternyata itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang sangat cantik. Aileen belum pernah berdandan sampai sedetail ini. Dia juga tak berencana untuk menikah dengan gaya yang mewah, terkesan sensual dengan pakaian pengantin yang sekarang sedang di kenakannya. Ingatan itu pernah menjadi hal terindah bagi Aileen. "Ai, kamu kalau nikah nanti sama aku. Janji, ya. Kamu nggak perlu dandan yang terlalu berlebihan. Cukup tunjukkan kamu cantik alami, seperti sekarang." Aileen hanya tersenyu

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 6 : Gadis Culun itu Bisa Berubah

    "Aileen, coba buka kacamata kamu, Sayang. Tante mau lihat mata kamu tanpa benda itu," ujar Mia, dia adalah kenalan mamanya yang bekerja sebagai make up artist. Hari itu, Mia diberikan tanggung jawab untuk mengubah penampilan Aileen yang awalnya terkesan kuno, menjadi lebih modern, elegan, dan pastinya cantik. "Kacamata? Hem, kenapa harus dilepas, Tante? Aileen selama ini nggak melepas kacamata karena penglihatan tidak terlalu jelas tanpa kacamata ini," jawab Aileen agak ragu-ragu. Mia tersenyum lalu mengusap dua bahu Aileen sambil menatap pantulan di cermin. "Aileen, kulit kamu bagus, hidung kamu juga mancung, rambut kamu juga indah dan lembut. Tante rasa, kamu cantik alami. Tapi, penampilan kamu akan bertambah cantik, kalau kamu mengganti kacamata kamu itu, Sayang." "Gimana caranya, Tante?" "Mana mungkin kamu nggak tau kalau ada yang namanya lensa kontak?" "Ah, itu, Aileen tau. Tapi, Aileen nggak nyaman, Tante." "Udah pernah coba?" Aileen menggeleng. "Belum sih." "Nah,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 5 : Kontrak Kesepakatan

    Aileen mungkin sudah gila atau karena saking putus asa nya, hingga dia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan Albani padanya. Tapi di satu sisi Aileen benar-benar benci dengan Rio, apalagi setelah Rio menguras tabungannya padahal keduanya sudah putus. "Tidak, kamu beneran udah parah, Ai. Kamu setuju nikah kontrak sama dia? Asli padahal kamu sama dia belum lama kenal. Kok bisa sih kamu mau aja?" Namun semua sudah kepalang basah. Aileen telah menandatangani kesepakatan itu hitam di atas putih. "Silakan tanda tangan disini, Nona Aileen." Aileen yang awalnya ragu, tapi dia bertekad melakukan itu demi membalas kan sakit hatinya pada Rio. Akhirnya Aileen membubuhi beberapa lembar dokumen yang ada di depannya dengan tanda tangannya. "Oke, semua sudah ditandatangani secara sah di atas materai dan di saksikan oleh dua orang saksi yang saya bawa. Nona Aileen, saya sangat senang dan berterima kasih karena Nona memilih hal yang sangat tepat." Senyum tipis Albani menyisakan misteri bag

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 4 : Pura-pura Menikah

    "Jadi, kamu memutuskan ini dengan pikiran jernih?" "Ya, setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus terus meratap." "Nona Aileen, kau aneh sekali." Albani tertawa di saat Aileen sedang tidak berselera diajak bercanda. "Apanya yang lucu." Aileen mengerutkan kening. "Tentu kau, Aileen." "Apanya yang lucu. Aku sedang kesal, bukan melucu." "Untuk apa kau meratapi pria tidak berguna. Bukannya itu lucu." Albani berkata santai sambil menyesap secangkir kopi di tangannya. "Kau seharusnya memaki dia sepuasnya. Ketimbang meratapinya, bukan." Aileen langsung diam. Benar yang dikatakan Albani, untuk apa dia meratapi pria brengsek seperti mantan pacarnya. "Baguslah kalau kau sudah memutuskan menerima tawaran ini." Aileen menghela napas. "Lalu setelah ini apa?" "Kita hanya perlu berpura-pura." "Pura-pura?" "Hem, pura-pura menikah." "Tetap saja, kita benar-benar menikah. Tidak ada yang namanya menikah pura-pura tapi tercatat di kementerian agama," pungkas Aileen

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 3 : Memutuskan Menerima

    Menurut Albani gadis itu cukup menarik. Ia tidak mengira jika kepribadian yang ditunjukkan oleh gadis bernama Aileen itu sangat unik. "Bisa-bisanya dia pingsan, apa katanya?" Albani heran, setelah pingsan karena terkejut, dengan mudahnya Aileen berkata ia kelaparan seharian belum makan. "Siapa pria yang membuatmu sampai lupa makan, Nona Bukankah pria itu harus diberi pelajaran," gumam Albani sambil mengendarai mobil menuju pulang dari rumah Aileen.**"Tuan muda, ada Nyonya di luar menunggu Anda.” Albani menghela napas berat. Padahal ia baru saja membaringkan tubuh, tapi kehadiran wanita itu tak dapat diabaikan olehnya.“Baiklah saya akan menemuinya.” Baru beberapa langkah kakinya berjalan. Wanita setengah baya berlarian kearahnya.“Al Sayang!” “Astaga.” Albani menggeram. “Al kamu habis dari mana saja si?” “Tolong lepaskan saya.” “Tidak mau! Kamu tak tahu aku sedari tadi sudah menunggumu? Tadi aku sampai mengantuk dan ketiduran di ruang baca. Kenapa kamu tidak ke sana?” Bia

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 2 : Pria Asing Membuat Kejutan

    Pipi putihnya kelihatan pucat sekarang. Aileen menatap pantulan wajahnya dari kubangan air tempat ia berteduh. Hujan turun cukup lebat, aroma hujan bercampur asap knalpot kendaraan menusuk ke penciuman. Aileen berdiri dengan pandangan kosong, sambil menghela napas berat berusaha menghilangkan pikiran tentang kejadian memuakkan beberapa waktu lalu. “Ah, bodohnya aku.” Rasanya ingin memutar kembali waktu untuk menghajar laki-laki brengsek yang sudah membuat hatinya hancur. Di saat hatinya sedang kacau, sebuah mobil melaju kencang hingga membuat genangan air mengenai dirinya. Aileen memejamkan mata, ia hanya ingin teriak sekuatnya. “Kenapa tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku!!!” Aileen menarik napas panjang. “Kenapa aku sangat sial!!!” “Kenapa, Tuhan!!!” Seorang pria yang tak sengaja melihat pemandangan gadis berteriak di tengah hujan deras pun tersenyum. “Sebentar,” katanya pada sopir pribadinya. “Baik, Tuan.” Ia membuka kaca jendela mobilnya lalu menatap wajah ga

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 1 - Kesialan Aileen

    “Dia ini adalah tunanganku, Ai.” Aileen berniat mengejutkan pria yang dipacarinya selama sekian tahun dengan perasaan tak sabar ingin bertemu sang kekasih karena rindu. Namun, ternyata sesampainya di sana, ia justru disuguhi pemandangan mengejutkan. “Tunangan?” Awalnya Aileen menyangkal pemandangan mesra di hadapannya. Ia mengira wanita yang bersama Rio itu hanya teman kuliah Rio. Bukankah sudah biasa, terkadang teman juga bergandengan tangan, walau hanya sebatas teman. Sikap polosnya itu selalu membuatnya berpikiran positif dengan sang pacar tercinta. Namun, ternyata dugaan itu salah. “Siapa sih cewek culun ini?” ketus wanita di sebelah Rio sambil bergandengan tangan. Aileen berdiri dengan kebodohannya. Ya, dia telah dibodohi oleh Rio. Jadi, pria yang selama ini dia percaya selingkuh di belakangnya? “Dia pacar kamu itu, Rio?” ujar wanita itu. Rio hanya diam sambil tak berani menatap wajah Aileen. “Bisa-bisanya cewek culun kayak gini kamu jadiin pacar,” kata wanit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status