Share

Bab 86

"Masakanmu selalu enak. Makanya aku malas mau makan di luaran sekarang," ujar Rayyan ketika telah selesai makan malam. Pria tampan itu saat ini memang sudah sering memuji sang istri dan biasanya Lestari tetap saja akan selalu merasa tersanjung.

Namun, kali ini hati Lestari sedang resah. Pikirannya sedang kalut sekali. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya sejak bertemu Burhan tadi pagi.

Wanita muda nan cantik itu berusaha menyunggingkan senyumannya. Namun, ia tidak dapat menyembunyikan kegusaran di wajah cantik tersebut.

"Kenapa, Sayang? Kamu baik-baik aja?" tanya Rayyan sembari memegang tangan sang istri.

"Eh, hu um, akuu ... baik, Mas. Cuma aku kepikiran ayah aja."

Rayyan menarik napas panjang seraya menarik kembali tangannya. Ia merasa sebal apabila mengingat Dinar. Ya, rasa dendamnya kepada orang tua itu masih terus saja mencengkeram hatinya.

Lestari selalu melihat gelagat seperti itu jika ia membahas ayahnya. Bahkan kemarin ketika ia bercerita dengan antusias tentang perkem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status