Share

Bukan Akhir dari Segalanya

Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Di ruang tengah, Jani tampak menatap kosong entah apa yang dia pikirkan.

Rayhan yang baru saja membuatkan susu hamil untuk perempuan itu kemudian menghampirinya dan memberikan gelas tersebut seraya duduk di sampingnya.

"Ada apa, hm?" tanyanya dengan lembut.

Jani sedikit terkejut kemudian menggeleng dengan pelan. "Maaf, Mas. Aku hanya rindu Mama dan Papa saja."

"Wanna hug?" tanyanya sembari merentangkan tangannya mempersilakan Jani agar masuk ke dalam dekapannya.

Perempuan itu kemudian tersenyum lirih dan masuk ke dalam pelukan itu. "Aku sangat merindukan mereka. Entah apa yang buat aku jadi seperti ini, tiba-tiba saja kangen."

Rayhan mengusapi punggungnya dengan lembut. "Besok, kita ke Jakarta lagi dan ziarah ke makam Mama dan Papa, yaa. Aku juga mau ke kantor polisi. Papa ingin bicara denganku. Dan besok baru bisa ditemui."

Jani mengangguk dengan pelan. Air matanya kini sudah turun karena tidak bisa menahannya. Sangat merindukan kedua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status