Share

Beneran Amnesia atau hanya Pura-Pura?

Keesoka harinya, Jani lebih dulu bangun dari Rayhan sebab lelaki itu masih menutup matanya. Tak lama setelahnya, Fadly masuk ke dalam dan duduk di samping bangsal Rayhan.

“Om.” Jani menyapa Fadly lalu tersenyum tipis.

“Jani. Sebaiknya kamu pulang dulu dan ganti baju juga mandi. Jangan lupa sarapan. Saya yang akan menunggu Rayhan di sini.”

Jani mengangguk patuh. “Baik, Om. Kalau begitu aku aku pamit pulang dulu. Nanti ke sini lagi kalau sudah mandi dan sarapan,” ucapnya lalu pergi dari kamar rawat karena ia memang tidak membawa apa-apa ke sana.

“Gue antar lo ke apartemen. Lo nggak bawa mobil, kan?” Samuel datang membuat Jani sedikit terkejut.

“Kak! Sejak kapan Kakak peduli sama aku?” tanyanya dengan wajah bingungnya.

Samuel menaikan alisnya sebelah. “Bukan saat yang tepat buat jawab pertanyaan gak penting dari elo itu.”

Jani menghela napas kasar. Samuel, sang kakak memang selalu membuatnya kesal. Namun, karena sudah biasa membuatnya kesal, kali ini pun ia maklumi karena akan diant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status