Beranda / Fantasi / NIGHTALE / Blue Candle

Share

Blue Candle

Boo pagi-pagi sekali telah berada di taman belakang. Ia mengamati sekitar saat flowerblast berbisik-bisik mengenai dirinya. Ia bahkan sempat mendengar bahwa salah satunya akan melukai dirinya. Tentu saja itu tak membuatnya bergeming. 

Ia hanya ingin menikmati pagi akhir pekan. Setelah beberapa hari sebelumnya cedera punggung membuatnya susah tidur. 

Sesekali ia menghirup udara sejuk saat hembusan angin melewatinya. Cuaca saat ini tak begitu buruk. Rasanya ia ingin berkeliling lebih dalam hingga hutan yang berada di perbatasan rumah William ini. 

Ini menyenangkan.

Melangkah ringan, kakinya ia bawa menuju ke ujung taman. Di sana terasa lebih dingin dan gelap. Bahkan ia hampir menyangka jika saja, hari berganti begitu cepat. Terlalu dalam dan gelap. Ia bisa merasakan jika suara burung yang sejak tadi berkicauan menjadi sunyi. .

Apa ini yang dimaksud dengan "Disembunyikan alam"? 

Ia sungguh menyesal tak membangunkan salah satu dari ke tujuh pria itu. Boo belum menghapal dengan baik sudut-sudut di tempat ini. 

Kemarin saja saat ia ingin menyusul Hosea, ia tak bisa membedakan dapur dan kamar pria itu. Payah sekali!

Yang ia tahu adalah bahwa kini, tak ada jalan lain selain ke arah hutan. Tentu saja William tak akan senang mendengar ia mencari masalah lebih banyak lagi. Meski, itu terbilang mustahil.

"Jangan ke sana, berbahaya!" 

Boo terhenyak, ia segera menoleh ke sumber suara. 

Nihil, ia tak menemukan sosoknya. 

Gadis itu kembali bergerak dan mengamati sekitar. Mengingat-ingat jalan kembali. 

"Berhenti, jangan ke sana!" 

Lagi, suara itu terdengar seperti di belakangnya. Lebih dekat sedikit lagi, seperti tengah berbisik padanya.

Saat ia menoleh, sesuatu yang bercahaya terlihat memutarinya dan sesekali mengeluarkan percikan berwarna kuning terang. Percikan ketiga mengenai wajahnya.

Sosok itu kemudian hinggap di hidungnya. Tentu itu membuatnya terkejut karena sesosok makhluk itu kini terlihat seperti gadis kecil. Begitu kecil hingga ia harus mengamatinya dengan baik.

Tubuhnya seperti kumbang kecil di rumahnya terdahulu. Bising, suka berkeliling dan juga mengganggu. Namun, hanya gadis kelewat kecil ini yang bisa membantunya kini. 

"Jangan pergi ke hutan sendirian. Di sana banyak makhluk yang kejam. Aku saja hanya berani di ujung taman ini," ucap gadis mungil itu, masih setia berada di atas hidungnya. 

"Kau yang tadi memanggilku?" Boo masih terkejut karena bertemu dengan makhluk selain ketujuh pria itu di sini.

Oh, apakah masih banyak yang belum ia ketahui setelah belasan tahun pergi?

"Panggil aku gadis kunang-kunang. Aku diperintahkan Ketua William untuk berjaga-jaga di taman ini. Kau sendiri, siapa? Aku belum pernah melihatmu."

Oh, si William lagi. 

SebenarnyaWilliam itu pria macam apa hingga membuat seluruh penghuni takluk padanya? 

Saat ia lengah, gadis mungil itu mengamatinya begitu rinci. Ia jadi ikut mengamati gaun tidurnya sendiri. Apa yang salah dari penampilannya?

"Aku diminta tinggal di sini oleh si kepa- ah, maksudku si ketuamu itu. Aku Boo."

"Oh, kau penghuni baru. Senang melayanimu. Jika ada sesuatu yang kau inginkan, jangan sungkan untuk memerintahku." Gadis mungil itu tersenyum lembut akhirnya.

"Ah, kau berlebihan sekali. Aku hanya ingin kembali ke ruang utama. Kau tahu, istilah tersesat? Ya begitulah aku, hehe."

Sepertinya gadis mungil ini mengerti keresahannya. Ia bergerak melewatinya dan melayang-layang sebelum berseru, "Ikuti aku."

___________________€€

Percayalah, ia tak ingin bertemu dengan gadis kuning itu lagi. Hampir satu jam lamanya ia terus berputar-putar tanpa arah. Ia bilang, ia hapal seluruh sudut rumah besar ini dengan baik, ia juga bilang bahwa banyak kamar rahasia di dalamnya dan celotehan lainnya yang membuat kepalanya pening. 

Kenyataannya gadis mungil itu kebingungan saat diminta mengambil arah jalan. Awalnya bilang lurus saja, kemudian kembali ke kiri dua kali, ke kanan terus. Tapi, akhirnya mereka berdua semakin tersesat.

Bahkan Boo menyimpan rasa kesalnya sendiri begitu tubuh gadis mungil itu bergetar dan menahan tangis. Rasanya begitu kasihan. 

Maka saat keduanya bertemu Valdish dari arah berlawanan, Boo tak banyak berbicara. 

Ia langsung menarik lengan pria itu hingga ke dalam.

"Kau kenapa?" 

Pertanyaan itu tak terjawab. Boo langsung melempar tubuhnya di sofa ruang utama. Ia kelelahan sekali. 

Kepalanya mulai terasa pening dan berat. Tak ada yang ia ingat dengan baik perkataan Valdish. Yang ia bisa dengar adalah "Asapnya begitu tebal. Siapapun coba hentikan dia sebelum Boo merasakan efeknya". 

"Terlambat, sepertinya ia telah merasakannya sekarang..."

Boo merasa penasaran. 

Apa yang mereka bicarakan?

"... Lalu bagaimana? William akan mengamuk nanti."

"Biarkan saja, kita hanya bisa menunggu."

Suara bising dan kacau terdengar, seperti beberapa orang yang berlari. Menekan pijakannya, decitan kursi dan ntah hal apalagi yang sedang berlangsung.

Tunggu dulu, ada apa dengan tubuhnya? Mengapa rasanya ruangan ini begitu berkabut dan melemahkan kerja tubuhnya? 

"Sial, efek Blue candle begitu kuat, aku tak tahan lagi." 

Itu suara Christ yang ia kenal. Apa efek asap ini begitu menyiksanya?

Kepalanya masih pening namun ia mulai bisa menyesuaikan. Bahkan tubuhnya dapat ia gerakan dengan perlahan.

"Bawa dia ke kamarku."

Lagi, ia bisa mendengar bahwa Valdish mencoba membuat keputusan. Suaranya begitu terburu dan sarat akan kekhawatiran. Oh, mungkinkah karena pria itu menyukainya?

"Kau gila? Dengan pengaruh Blue candle sialan iu yang masih mempengaruhi kita? Will akan membunuhmu." 

Itu suara Jackson yang tertangkap olehnya. Pria itu memang selalu merespon spontan. Seperti Hosea. suara protes itu membuatnya merasa lebih baik. Setidaknya akan ada yang mencegah Valdish nantinya.

Sebenarnya mereka tengah membicarakan hal apa? Apa itu blue candle?

Tiba-tiba saja tubuhnya beranjak dan terhuyung bebas. Seseorang dengan sigap menangkap tubuhnya. 

Boo tak dapat mengelak bahkan menjaga beban tubuhnya sendiri. 

Wajahnya memerah dan tubuhnya terasa begitu sesak dan panas. 

Bagaimana bisa Blue candle membuat dirinya seperti ini? Benda sialan apalagi itu?

Seseorang yang ia kenal masih memegangi pinggul Boo dengan kuat. Suara geraman tertahan terdengar saat tubuh kurang ajarnya menyentuh sesuatu yang hangat seperti kulit telanjang. 

Tiba-tiba tubuhnya terangkat dan berpegangan pada bahu seseorang. 

Ia merasa begitu aman namun was-was. Otaknya tak dapat berpikir jernih hanya untuk mengingat siapa dan bagaimana semua ini terjadi. 

Yang ia dapat rasakan adalah detak jantung yang berpacu dan tubuh yang hangat merengkuhnya saat ini.

"Sudah kubilang, 'kan? Boo memilihku."

"Sialan!"

Itu jelas umpatan Judish. Setelah teriakan antara Valdish dan Jackson yang bisa ia dengar terakhir kali sebelum semuanya terasa lenyap perlahan. 

P.s  Blue candle di sini adalah lilin terapi yang bisa mempengaruhi. 

Efek untuk orang yang menghirupnya adalah:

- hilang kesadaran perlahan

- napsu meningkat

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Will bersorak Hore
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status