Share

Confess

Ding dong mbok sumi langsung membuka pintu rumah dan melihat adam serta bastian berkunjung kerumah davino.

"Pagi menjelang siang mbok" sapa bastian.

"Kirain simbok siapa, ayo masuk den davino ada dikamar" ajak mbok sumi.

Mereka berdua pun masuk kedalam rumah dan berjalan kekamar davino tanpa mengetuk mereka langsung masuk kekamar davino, bastian langsung menyalakan PS dikamar davino sedangkan adam berjalan kebalkon melihat davino begitu santai duduk disana.

"Ngapain lo kesini?" Tanya davino.

"Ya bolos ngapain lagi" celetuk adam duduk disamping davino.

"Emang gak ada tempat lain buat bolos?" Ucap davino.

"Banyak, cuman lagi mau kesini kasihan lo sendirian takut loncat dari balkon!" Celoteh adam dengan tertawa.

Davino memukul kepala adam dengan kasar membuat pemuda itu meringis kesakitan "Sakit ogeb"

Davino hanya diam tak mengatakan apapun "Dasar kardus" dengus adam.

Pemuda itu tak memperdulikan ucapan adam dia langsung masuk kedalam kamarnya melihat bastian sedang asyik bermain PS, davino langsung menendang bastian sehingga terjatuh dan duduk disampingnya tanpa berdosa.

"Sial lo dav" umpat bastian yang kesal.

Adam hanya tertawa melihat davino menendang bastian jarang sekali davino akan bersikap seperti itu pada sahabat satunya itu, "Jangan ketawa lo" dengus bastian.

"Bodo emang gue perduli" celetuk adam yang suka sekali menggoda bastian.

"Sini lo, berantem sama gue" ajak bastian yang hendak berdiri namun ditarik oleh davino untuk duduk.

"Mampus!" Ucap adam tak bersuara dia duduk disamping davino.

Davino langsung memukul kepala adam "Kenapa lo pukul gue lagi sih" cetus adam menoleh kearah davino dengan ekspresi datarnya.

"Hahaha, syukurin" ledek bastian, davino pun memukul bastian dia langsung menatap tajam pada davino.

"Lo punya dendam sama kita ya" celetuk bastian memegangi kepalanya.

"Gak ada tuh cuman bercanda, cepat main gamenya" perintah davino.

Bastian berdengus kesal bisa-bisanya davino bercanda dengan ekspresi datar membuat bastian dan adam menggelengkan kepala mereka berdua. "Dasar kardus!" Cetus adam.

*****

Kring bel pulang sekolah sudah bunyi.

"Semangat bestie" celetuk ola menyemangati cathline.

"Semangat pasti lo bisa kok" ucap naura menepuk bahu cathline.

Cathline menganggukan kepalanya dia melambaikan tangannya kepada kedua sahabatnya berjalan menuju ruang osis, karena pemuda yang dia cari sedang berada diruang osis cathline dengan pelan-pelan membuka pintu osis dan melihat tak ada fabian disana.

"Kok gak ada?" Guman cathline.

Fabian yang baru saja dari toilet dia melihat cathline didepan pintu ruang osis seperti seorang maling, pemuda itu berjalan kearah sana dan berdiri disampingnya dia ikut melihat kedalam ruangan osis.

"Gak ada siapa-siapa" celetuk fabian.

Cathline menoleh kesamping terkejut fabian sudah berada disampingnya "Kak fabian..." ucapnya.

Fabian tersenyum manis melihat wajah cathline yang panik "Lo ngapain disini gadis nakal" fabian mengelus pucuk kepala cathline.

"Gu-gue mau..." ucap cathline yang mendadak kaku.

"Ayo mau ngapain disini? Mau ngintip orang ya" ujar fabian.

Cathline langsung membekap mulut fabian pemuda itu hanya diam dan pasrah mulutnya dibekap oleh cathline, gadis itu langsung melepaskan tangannya karena malu.

"Bukan loh kak, jangan asal bicara nanti orang menyangka gue penguntit" lirihnya.

"Hahaha"

Fabian tertawa renyah "Maaf ya, lo ngapain disini?" Tanyanya.

"Gue kesini mau ketemu lo kak" jawabnya dengan pelan.

"Lalu?"

"Kakak, jangan kaya gitu lihatnya gue jadi malu" ucap cathline yang malu karena fabian memperhatikannya sangat intens.

"Oke, lo mau ketemu gue ada apa?"

"Ada yang mau gue bicarakan, tapi jangan disini" ujar cathline yang gugup.

Fabian langsung menarik tangan cathline masuk kedalam ruang osis gadis itu tak kuasa menahan rasa gugup, karena pertama kalinya mengungkapkan perasaanya pada crushnya selama ini dia sukai.

"Mau ngomong apa? Disini gak ada orang" ucap fabian.

"Tapi gue malu kak" lirih cathline menundukan kepalanya karena sangat gugup.

Fabian mendekatkan wajahnya sehingga wajah mereka saling dekat cathline hanya terpaki diam melihat wajah tampan fabian, detak jantungnya terus berdetak begitu sangat kencang fabian menatap wajanya dan mengelus pipi mulus cathline.

"Mau bicara apa, mmm?" Ucap fabian dengan lembut membuat cathline merasa terlena dengan suara khas fabian.

"Kak gue suka sama lo" terlontar dari mulut cathline.

Fabian hanya memasang wajah datarnya yang membuat cathline sedikit sedih dia tahu jika dirinya ditolak oleh fabian, "Gue cuman hanya mau confess aja, lo gak perlu jawab kok"

Namun fabian hanya diam tak mengatakan apapun dia berjalan kemejanya dan mengambil tasnya "Ayo pulang, gue antar lo pulang" ajak fabian.

Punggung cathline melemas dia perasaanya campur aduk meski fabian tak mengatakan apapun dia sudah tahu jelas jika dirinya ditolak oleh fabian, cathline mengikuti langkah fabian dibelakang menuju parkiran pemuda tersebut membukakan pintu mobilnya untuk cathline.

"Kalau nolak kenapa harus act to service bikin gue salah paham" batin cathline melihat kearah jendela mobil.

Fabian langsung masuk kedalam mobilnya dan pergi dari area sekolah dia sama sekali tak bicara, cathline pun ikut diam tak berani bicara apapun pada fabian.

~o0o~

Ola charlotte : Gimana? Sudah confess

Naura oswland : Jawaban kak fabian gimana cath?

Cathline membaca isi pesan grup bersama sahabatnya bingung harus menjawab apa karena fabian sama sekali tak mengatakan apapun saat dia mengungkapan perasaanya pada pemuda tersebut, cathline merasa malu bagaimana mungkin besok dia bertemu dengan fabian harus bertingkah seperti apa?

"Gue bingung" celetuk cathline.

Cathline : Gue ditolak

Ola charlotte : What? Serius.

Naura oswland : Jangan sedih masih ada kita.

Cathline : Tapi gue malu besok disekolah ketemu sama kak fabian, nyesal confess kedia jadinya (Emoticon sedih)

Ola charlotte : Don't worry lo tetap bersikap seperti biasanya aja.

Cathline hanya bisa mengikuti saran kedua sahabatnya tersebut "Gue harus bersikap biasa aja besok disekolah" ucapnya.

~o0o~

Davino dan kedua sahabatnya berkeliling ibu kota jakarta untuk menghilangkan rasa penat mereka bertiga, saat mereka berhenti dilampu merah arah kerumah cathline mata davino melihat mobil fabian disamping motornya. Didalam mobil fabian dia bersama seorang gadis namun itu bukan cathline melainkan gadis lain.

"Cowo gak guna!" Ucap davino yang sudah tahu sifat fabian seperti apa.

Fabian melihat davino disampinya dia langsung menurunkan jendela kaca mobilnya tersebut, lalu menyapa adik sepupunya dengan sangat ramah.

"Lo disini dav?" Ucap fabian.

Namun davino tak merespon fabian sama sekali dia memilih diam dan menatap lurus lampu pun berganti hijau dia dengan kecepatan tinggi pergi dari sana, fabian hanya diam tak bisa berkata apapun dengan sikap davino seperti itu.

"Itu adik sepupu bukan?" Tanya laura gadis yang berada disampingnya.

"Iya dia davino" ucapnya melajukan mobilnya.

Cathline masih bingung bagaimana cara menghadapi fabian nanti disekolah dan takut ada seseorang yang mendengar confessnya tadi siang, cathline mencari cara untuk menghindari fabian disekolah.

"Tuhan tolong cathline harus bagaimana?" Lirihnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status