Share

Pengakuan fabian

Sepulang sekolah cathline menjalani hukumannya bersama teman-temannya dilangsung melanjukan hukuman untuk membersihkan toilet sekolah, selesai menyelesaikan hukuman dia beranjak pergi untuk pulang kerumah karena hari sudah mulai sore.

Saat dia berjalan ingin keluar dari sekolah mobil fabian berhenti disampaingnya dan menurunkan jendela mobilnya tersebut, "Naik"

"Apa?" Cathline dengan bingung.

"Masuk cathline gue antar lo pulang" ucap fabian.

Cathline pun langsung masuk kedalam mobil fabian disepanjang perjalanan dia hanya diam tak mengatakan apapun, sedangkan fabian hanya fokus menyetir cathline ingin sekali mengobrol dengannya namun dia tak berani.

"Lo laper gak?" Tanya fabian.

"Ha..?"

"Lo laper gak briana cathline bartles" ucap fabian menyebut nama cathline dengan lengkap.

"A-anu, gue laper juga kak tapi nanti aja dirumah pasti mbok mirna masak" ujarnya dengan gugup karena pertama kalinya fabian menyebut namanya dengan lengkap.

Fabian tak mengatakan apapun dia langsung membelokan mobilnya ketempat makan, mobil fabian berhenti didepan tempat makan yang biasa dia makan bersama keluarganya.

"Kok kita kesini kak?" Tanya cathline yang bingung.

"Ayo turun" ajak fabian.

"Tapi kak---"

"Sudah ayo gue laper banget cathline" potong fabian yang turun dari mobilnya dan diikuti oleh cathline.

Mereka pun masuk kedalam tempat makan yang sederhana itu fabian memesan makanan yang biasa dia pesan bersama keluarganya, "Cobain ini enak"

Fabian memberikan ayam goreng mentega kepiring cathline gadis itu terkejut dengan masakan ditempat makan tersebut sangat enak. "Enak banget kak"

"Makan yang banyak ya" ucap fabian dengan tersenyum.

Cathline menganggukan kepalanya menikmati makanan disana yang memang sangat enak, fabian hanya tersenyum melihat cathline begitu menggemaskan saat sedang makan.

"Cathline.." panggil fabian.

Cathline mendongakan wajahnya menatap fabian "Kenapwa kak"

"Telan dulu makanannya" fabian terkekeh dengan cathline dengan mulutnya penuh makanan seperti ikan buntal.

"Iya deh, kakak kenapa manggil?" Tanyanya.

"Soal confess lo kemarin, boleh gue jawab sekarang?" Ucapnya.

Deg jantung cathline langsung berdetak dia tahu pastinya akan ditolak oleh fabian, dia hanya harus menyiapkan diri agar tak menangis meski akan kecewa dengan kejujuran fabian.

"Bo-boleh kok kak"

"Gue belum bisa terima lo cath, gue harus fokus belajar" ucapnya.

Dada cathline merasa sesak dengan pengakuan fabian namun sebisa mungkin dia tak ingin menangis, "I-iya kak gak apa-apa kok, gue paham"

"Tapi lo mau tunggu gue sampai lulus sekolah?" Ujar fabian menatap cathline.

"Ma-maksud kakak gimana?" Cathline sangat bingung dengan fabian.

"Setelah gue lulus, kita bisa pacaran lo mau tunggu gue?" Pinta fabian, cathline tanpa berpikir dia langsung menganggukan kepalanya.

"Tunggu ya, cuman satu bulan lagi" fabian mengelus pucuk kepala cathline dengan lembut.

****

Davino pulang kerumah disana sudah ada sang ibu duduk bersama papanya, davino menatap mereka berjalan menuju kamarnya namun jesicca memanggil putra kesayangannya itu.

"Davino sayang.." panggilnya.

Davino menghentikan langkahnya dia langsung menoleh kearah sang ibu dan memasamg wajah datar, "Ada apa?"

"Sini sayang makan malam bersama, mama sama papa kesini menyempatkan waktu untuk kamu"

"Masih ingat anak ternyata" ketus davino.

"Jaga bicara kamu davino sama mama kandung mu" tegur james.

Davino hanya berdecak kesal dia berjalan kemeja makan dan menatap james begitu tajam, dia masih mengingat bagaimana papanya menamparnya tadi pagi disekolah. Jesicca sudah mengetahui jika suaminya menampar putra satu-satunya dia begitu marah dia menyempatkan waktunya untuk bertemu dengan davino dirumahnya.

"Ini makanan kesukaan kamu, mama tadi masak buat kamu" jesicca menuangkan sapi lada hitam kesukaan davino.

Davino hanya diam dan menikmati makan malamnya dimeja makan hanya ada keheningan, mbok sumi yang melihat itu sedikit sedih dia tahu jika davino ingin sekali makan malam bersama kedua orang tuannya seperti itu.

"Kamu diskors selama tiga hari, datanglah kekantor untuk belajar diperusahaan papa" ucap james.

"Tidak mau, papa jangan menyuruh davino" cetusnya.

"Terus kamu mau ngapain selama 3 hari diskorsing davino!" James menatap davino tajam dan nadanya pun berubah menjadi sangat datar.

"Mas sudah kita ini kesini kamu mau minta maaf sama davino sudah menamparnya" jesicca berusaha menenangkan emosi suaminya karena dia tahu jika davino dan suaminya sama-sama keras kepala.

James menghela nafasnya dia pun meredakan emosinya "Gimana davino?"

Davino berdengus kesal "Okay, asal papa jangan ikut campur urusan geng davino, jangan mata-matai davino!"

"Baik asal kamu bisa bekerja benar diperusahan"

Jesicca menghela nafasnya dia sudah berpikir jika james akan memarahi putranya karena sudah banyak berubah, dia pun sempat mengobrol dengan mbok sumi betapa kesepiannya davino meski ada pengurus rumahnya tetap saja davino seorang anak yang membutuhkan kasih sayang.

"Mulai besok kamu kekantor, jangan telat biar bagas menjemput mu dia akan menjadi asistant mu nanti" ucap james.

"Pa bisa gak kita jangan bicarakan itu, mama lagi mau fokus sama putra kita" pinta jesicca.

"Baik ma, maafkan papa" james meminta maaf pada sang istri dia lupa malam ini untuk menebus kesalahannya pada davino.

"Papa minta maaf sudah tampar kamu tadi pagi"

"Okay!" Jawab davino dengan singkat

Cathline sudah diantarkan pulang oleh fabian dia begitu senang ternyata fabian tak menolaknya, namun menyuruhnya untuk menunggu dirinya lulus sekolah.

"Kakak makasih sudah antar gue pulang" ucapnya dengan malu-malu.

"Iya sama-sama, jangan bergadang ya besok aku jemput kamu" sahut fabian mengelus pucuk kepala cathline.

"A-apa kak? Ke-kenapa kak cara bicaranya berubah"

"Kenapa bukannya kita sudah mulai dekat, jadi harus dibiasakan bukan?" Celetuk fabian.

Cathline tersenyum malu karena fabian mengubah cara panggilannya "Okay kak"

"Aku pamit dulu ya, see you" pamit fabian masuk kedalam mobilnya.

"See you" cathline melambaikan tangannya.

Mobil fabian pun melesat jauh dari perkarangan rumah cathline gadis itu benar-benar sangat bahagia, dia berjalan masuk kedalam rumah dengan wajah yang begitu bahagia mbok mirna yang melihat itu sedikit bingung dengan anak majikannya.

~o0o~

Ola charlotte : Gimana cerita?

Naura oswland : Ada apa? Gue ketinggalan sesuatu.

Ola charlotte : Gini nih yang sok sibuk.

Naura oswland : Sorry lo tau bukan gue harus jadi mentor anak dari teman nyokap.

Ola charlotte : Iya deh, ini mana si cathline katanya mau cerita.

Cathline yang baru selesai mandi melihat ponselnya terua bunyi karena notifikasi pesan masuk dari grupnya bersama kedua sahabatnya, dia membaca pesan mereka tertawa pelan karena ola dan naura begitu penasaran dengan ceritanya.

Cathline : Sorry guys, gue habis mandi nih nungguin ya.

Ola charlotte : Cepat ih ceritain.

Naura oswland : (Emotikon marah)

Cathline : Hehehe sorry, gue gak ditolak sama kak fabian disuruh tunggu lulus baru jadian guys.

Ola charlotte : Gila berita besar, besok traktir pokoknya.

Cathline : Gue belum jadian woy.

Ola charlotte : Bodo, setuju gak ra?

Naura oswland : Setuju.

Cathline : Oke deh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status