Share

Mulai dekat

Pagi ini cathline sudah berdadan sangat cantik karena fabian sudah berjanji kemarin akan menjemputnya, cathline turun kebawah berjalan menuju meja makan melihat kedua orang tuanya sedang sarapan pagi dirumah.

"Mommy daddy" panggil cathline berlari kearah mereka berdua dengan tersenyum bahagia.

"Hai my sweetheart" sapa carlos mencium kening putri kecilnya.

"Daddy i'm really miss you" cathline memeluk sang ayah.

"Ya, i miss you too girl"

"Sweety, i'm sorry" ucap emily menatap cathline dengan sendu.

"No mom, cathline ngerti mommy bekerja sebagai dokter ahli bedah itu pekerjaan mulia harus menolong semua orang." Ujar cathline dengan tersenyum.

"Thank you sweety" emily mencium kening putrinya.

Cathline duduk dimeja makan bersama kedua orang tuanya dia begitu sangat bahagia sekali, cathline tak henti-henti tersenyum diwajah cantiknya dia mengambil ponselnya memberikan pesan pada fabian tak usah menjemputnya. Dan kebetulan juga fabian tak bisa menjemput cathline yang membuatnya sedikit sangat lega.

"Sayang daddy antar kamu kesekolah ya" ucap carlos.

Cathline dengan senang dia menganggukan kepalanya lalu menarik tangan papanya untuk segera keluar menuju mobil, tak lupa dia berpamitan dengan emily dan mencium mamanya sangat lembut.

"Bye mom" pamit cathline.

Cathline masuk kedalam mobil bersama papanya dia banyak bercerita pada carlos mengenai sekolahnya, carlos hanya bisa tersenyum meligat putri kecilnya sangat berantusias menceritakan kesehariannya.

"Maafin daddy selalu sibuk bekerja ya, setelah liburan nanti kita pergi ke new zeland" ucap carlos.

"Really? Daddy gak bohong kan berarti aku bisa ketemu kak jayden" ujarnya dengan senang.

"Tentu sayang, daddy janji" carlos dan putrinya membuat janji kelingking.

Mobil cathline pun sudah sampai didepan sekolahnya "Aku sekolah dulu ya bye dad" pamit cathline mencium pipi sang papa.

"Bye girl" sahut carlos melambaikan tangannya.

Carlos tersenyum senang melihat putrinya sudah mulai dewasa ada penyesalan dalam dirinya karena tak bisa membagi waktunya bersama cathline, "Jalan pak"

Cathline dengan senang masuk kedalam sekolah senyuman manisnya tak pernah padam diwajahnya, fabian melihat cathline sedang berjalan dikoridor sekilah dia mencoba menjahili gadis itu.

"Dorr...."

"Astaga" sentak cathline terkejut menoleh kesamping. "Kak fabian ngapain sih"

"Maaf, lagian kamu bahagia banget" ucap fabian sambil tersenyum.

"Bahagia karena hari ini sangat cerah" ujarnya.

"Ayo bahagia kenapa" fabian mencubit kedua pipi cathline yang sangat menggemaskan.

"Kak lepasin malu dilihat orang ish" celetuk cathline yang malu karena banyak siswa yang memperhatikan mereka berdua.

"Kenapa harus malu? Biar mereka tau kalau kita lagi dekat cathline" ucap fabian mengacak rambut cathline dengan gemas.

"Tapi kak jangan berantakin rambut aku" dengus cathline sedikit kesal karena dia berdadan sangat lama.

"Iya deh maaf, ayo aku antar kekelas" ajak fabian menaril tangan cathline.

Sepanjang dikoridor semua mata tertuju pada mereka fabian terus menggenggam tangan cathline, gadis itu benar-benar salah tingkah act to service fabian padanya.

"Akh... padahal belum pacaran tapi sudah kaya orang pacaran, buat gue salah tingkah aja" teriak batin cathline.

Fabian mengantarkan cathline sampai depan kelasnya ola dan naura yang berada didalam kelas mereka saling tukar pandang, melihat moment fabian mengantarkan cathline sampai depan kelasnya.

"Aku kekelas ya belajar yang rajin" ucap fabian mengelus pucuk kepala cathline.

"Iya kak, semangat belajarnya sebentar lagi kakak ujian" cathline tersenyum manis pada fabian, pemuda itu pun pergi dari kelasnya.

Cathline dengan wajah memerah berjalan masuk kedalam kelas lalu duduk dimejanya, naura dan ola menaikan sebelah alis mereka melihat cathline tersenyum sendiri.

"Ck, yang lagi berbunga-bunga nih" celetuk ola menggoda cathline.

"Apa sih enggak kok" ucap cathline dengan malu-malu.

"Yakin wajah lo merah tau cath" naura menyentuh wajah cathline yang memerah seperti tomat.

"Iyakah? Ish malu banget gue" cathline langsung menutup wajahnya karena malu.

"Hahaha"

Ola dan naura hanya tertawa melihat sahabatnya salah tingkah "Resiko punya wajah putih mulus, jadi kalau salah tingkah kelihatan" bisik ola.

"Ola.. stop malu" celetuk cathline.

"Cie mulai go public nih" naura menggoda cathline yang membuat gadis itu semakin memerah wajahnya.

*****

"Kamu sudah datang?" Ucap james duduk dimeja kerjanya.

Davino tak mengatakan apapun berjalan santai duduk disofa dengan melipatkan kakinya, james melihat tingkah putranya hanya bisa menghela nafasnya.

"Bagas.." panggil james.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya bagas dengan sopan.

"Tolong antarkan davino keruangannya, dan berikan dia project terbaru" perintah james.

"Apa? Bukannya davino kesini cuma belajar kenapa harus menangani project baru" celetuk davino.

"Papa sudah tau kemampuan kamu, jadi kerjakan apa yang papa suruh atau geng motor kamu papa bubarkan!" Ancam james.

Davino berdecak kesal dia pun pergi keluar ruangan james bagas mengantarkan davino menuju ruangannya, tak lupa dia pun memberikan dokumen project terbaru yang diperintahkan james atasannya.

"Ini pak berkasnya" bagas menaruh berkas itu dimeja davino.

"Lo umur berapa?" Tanya davino dengan datar.

"Saya umur 23 tahun pak" jawabnya sambil menundukan kepala.

"Lo gak perlu menundukan kepala kalau lagi bicara sama gue" ujar davino membaca berkas.

"Tapi pak--"

"Gue gak suka kalau lagi ngomong gak menatap wajah, itu namanya tak sopan!" Cetus davino menatap tajam bagas.

"Ba-baik pak, mohon maaf" lirih bagas yang sedikit takut dengan davino.

"Okay, lo boleh keluar dan kerjakan pekerjaan lo" perintah davino.

Bagas pun keluar dari ruangan davino dia merasa merinding melihat aura davino yang sangat menyeramkan.

"Tak beda jauh anak dan papanya, sama-sama menyeramkan auranya" guman bagas pergi menuju tempatnya.

~o0o~

"Kring..." bel istirahat sudah bunyi.

Cathline dan sahabatnya berjalan menuju kantin banyak sekali yang menatap mereka, tak jarang juga mereka membicarakan cathline mereka langsung duduk dimeja kantin dan memesan makanan.

"Gue kesal deh sama mereka kerjaanya gosip mulu" celetuk ola.

"Biarin aja, mungkin gak punya kegiatan kali" ucap cathline dengan santai.

"Lo jangan terlalu baik cath sesekali melawan" ujar naura menatap cathline.

"Betul kata naura, jangan diam aja orang sabar ada batasnya.".

Cathline hanya diam dan menatap kedua sahabatnya ada kala benarnya dia tak seharusnya diam, melainkan sesekali melawan meski dia wakil ketua osis banyak yang tak menyukainya apa lagi para fans black wolves.

"Cath, lihat tuh siapa yang datang" ola menyenggol tubuh cathline.

"Apa sih la, gue lagi makan" ucap cathline.

"Lihat itu" ola langsung memutarkan kepala cathline agar melihat kearah depan.

Cathline melihat fabian yang baru datang kekantin melihat vibes nya sangat keren, cathline sama sekali tak mengedipkan matanya. "Ngedip cath" bisik ola.

Naura terkekeh melihat cathline sama sekali tak berkedip melihat sanga pujaan hatinya, fabian berjalan kearah mereka bertiga dan menyapa para gadis itu.

"Hai semua.." sapa fabian.

"Hai kak, sini duduk sama kita" ucap ola merubah duduknya disamping naura.

Fabian pun duduk disamping cathline yang mendadak menjadi kaku, ola dan naura pura-pura tak melihat mereka hanya fokus pada makanannya.

"Kamu kenapa?" Tanya fabian.

"A-anu kak, aku gak apa-apa" sahutnya.

Naura dan ola saling berbisik membuat cathline sedikit curiga apa yang sedang mereka bicarakan, "kalian kenapa?" Cetus cathline.

"Kenapa sama kita ra?" Ucap ola menoleh kearah naura.

"Perasaan kita gak apa-apa, kamu makan lagi la" ledek naura.

"Iya kamu juga ya ra" sahut ola dengan menahan tawa.

"Kalian berdua lagi godain gue ya" celetuk cathline menatap kedua sahabatnya.

"Kak, kita pergi duluan ya titip cathline takut nyasar dia" celetuk ola yang langsung kabur bersama naura.

"Hei kalian mau kemana?" Teriak cathline yang tak habis pikir pada kedua sahabatnya itu.

Fabian hanya tersenyum melihat cathline bersama sahabatnya, fabian terus menatap cathline dengan lembut membuat gadis itu semakin salah tingkah.

"Ke-kenapa kakak lihat aku kaya gitu?" Tanya cathline yang sangat gugup.

"Nggak kok, kamu cantik" ucap fabian.

Deg jantung cathline semakin berdetak kecang pertama kali dia mendengar fabian berkata dirinya cantik, wajah cathline pun memerah merona seperti tomat yang sudah matang sempurna.

"Wajah kamu kenapa merah lagi demam?" Tanya fabian.

"E-enggak, aku gak demam" cathline langsung memalingkan wajahnya karena malu.

"Mana sini aku lihat" goda fabian yang sudah tahu cathline salah tingkah.

"Ish, kakak jangan gitu aku malu" ucap cathline.

Fabian tertawa renyah melihat cathlije yang benar-benar salah tingkah padanya gadis itu pun tersenyum tipis melihat fabian begitu senang, semua orang memperhatikan mereka dikantin yang sangat begitu dekat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status