Share

Rumah sakit

"Lo pulang sama siapa?" Tanya naura merapihkan bukunya.

"Hmm... gak tau! Gue ikut lo ya ra" ucap cathline merangkul naura.

"Lo gak bareng sama kak fabian?"

"Nggak, ayo jangan bahas dia bawa tas si ola" ujar cathline.

Naura mengambil tas ola yang pergi ketoilet sangat lama mereka keluar dari kelas, cathline dan naura berjalan dikoridor untuk pergi keparkiran tak lama ola memanggil mereka berdua.

"Guys..." panggilnya sambil berlari kearah mereka berdua.

"Lama banget lo" cetus naura memberikan tasnya.

"Hahahah, sorry gue sakit perut thanks sudah dibawain tas berharga" ucap ola sambil cengengesan.

Mereka berjalan menuju parkiran cathline melihat kearah gerbang sekolah seperti mengenali seseorang, matanya terus menajamkan kearah sana dan benar saja itu adalah jayden kakak nya entah sedang bicara dengan siapa hanya terlihat punggungnya saja.

"Ayo lo mau nebeng gak?" Ajak naura.

"Gak jadi, kakak gue jemput duluan ya bye" ucapnya pergi.

Cathline menghampiri kakaknya yang sedang mengobrol dengan seseoramg berseragam sama dengannya, saat dia mendekatinya ternyata jayden tengah asyik berbincang.

"Kakak ngapain disini?" Tanya cathline melirik tajam pada davino.

"Kakak lagi jemput kamu, terus ketemu davino. Kenapa gak boleh?" Ucap jayden.

"Kenapa gak chat dulu mau kesini, mana segala ngobrol sama dia lagi" cetus cathline.

Davino memutar bola mata malasnya kalau tidak ada jayden ia sudah membalas ucapan cathline, davino hanya bersikap tenang tak ingin membuat masalah didepan jayden.

"Kamu jangan kaya gitu dek, dulu kamu kemana-mana bareng terus" goda jayden.

Cathline membekap mulut jayden dia tak ingin semua orang tahu jika dia dulu pernah sangat akrab dengan davino, "kakak pelan-pelan ngomongnya, dia itu musuh aku disini" bisik cathline.

Jayden melepaskan tangan cathline "kenapa kalau semua orang tau, faktanya memang benarkan" celetuk jayden menoleh kearah cathline.

Davino memperhatikan celotehan mereka berdua yang sedang membicarakannya, sebenarnya dia tak perduli jika dulu pernah dekat dengan cathline.

"Ayo kak pulang" tarik cathline.

"Sabar dong" ucap jayden. "Gue balik dulu dav nanti main kemarkas lo"

"Okay bang, gue tunggu lo disana" sahut davino dengan ramah.

Cathline berdengus kesal pada davino yang terlihat akrab dengan kakaknya, "sudahkan ayo pergi"

Cathline dan jayden masuk kedalam mobil dia menoleh kebelakang mengulurkan lidahnya untuk mengejek davino, davino melihat itu ia memberikan jari tengahnya pada cathline.

"Loser" ucap cathline tanpa bersuara ia segera menutup pintu mobil.

"Awas lo" kesal davino.

******

Fabian terburu-buru jalan dilorong rumah sakit dia dapat kabar jika laura pingsan dan masuk kerumah sakit, fabian langsung membuka pintu VIP lalu masuk kedalam ia melihat laura yang sedang terbaring diranjang rumah sakit dengan wajah begitu pucat

"Fabian.." ucap wanita paruh bayah yang bukan lain adalah ibunya laura.

"Tante, kenapa laura bisa pingsan?" Tanya dengan khawatir.

"Dia sedang berjalan kaki didekat rumah saat hendak pulang laura dikejar-kejar seekor anjing" ucap ratna.

Fabian membelai wajah cantik laura yang belum sadarkan diri ia begitu khawatir mendengar kabar laura masuk kerumah sakit, fabian duduk disebelah laura terus menggenggam dan menciumi punggung tangan gadisnya itu.

"Bangun sayang aku disini" ucap fabian.

Laura perlahan membuka matanya ia melihat fabian duduk disampingnya, laura tersenyum manis pada fabian mengelus wajah tampannya itu.

"Kamu kenapa disini?" Tanya laura dengan lemas.

"Kamu buat aku khawatir, jangan seperti ini sayang" ucap fabian terus menciumi tangan laura.

Laura tersenyum bahagia fabian selalu ada disisinya ia juga takut jika suatu saat nanti akan pergi dari kehidupannya, laura terus menatap sendu wajah tampan fabian terasa sakit jika harus melihat kenyataan.

"Jangan sedih sayang aku baik-baik saja, aku mau makan cake strawberry boleh?" Pinta laura dengan lembut.

"Tentu, aku pesankan cake strawberry untuk kamu ya" ujar fabian mencubit gemas laura.

Dimobil cathline terus mengomel karena kakaknya selalu akrab dan baik pada davino, jayden hanya tertawa mendengar setiap ocehan cathline yang terasa panas ditelinga.

"Sudah kamu ngomelnya, hmm?" Ucap jayden.

"Kakak kenapa sih selalu baik sama dia, sudah tau adik mu ini musuhan!" Cetus cathline.

"Kenapa? Dari dulu kakak memang dekat dengan davino salah kalau kakak menyapanya, adik kakak yang cantik"

Cathline mengembungkan pipinya "bodo, aku sebel sama kaka".

Jayden mengambil paper bag dibelakang dan memberikan pada cathline "buka".

Cathline langsung membuka isi paper bag matanya berbinar melihat tas yang sangat cantik, senyuman diwajah cathline terlihat sangat manis jayden mengelus pucuk kepala cathline.

"Jangan ngomel terus, itu kado buat kamu" ucap jayden dengan lembut.

"Okay! Aku maafin kakak tapi ingat jangan sebut davino lagi, aku sama dia musuhan kak ingat itu"

"Iya kakak akan ingat kalau gak lupa" celetuknya diselingi tawa khasnya.

"Kakak.." teriak cathline.

"Jangan teriak dek, sakit telinga kakak" keluh jayden.

~o0o~

Davino duduk dibalkon markasnya menatap langit berwarna orange yang indah, ia mengingat waktu kecil bersama cathline sering sekali melihat sunset dipantai saat liburan bersama keluarganya.

"Dulu dia menggemaskan, sekarang malah cewe rese' yang suka cari masalah" omel davino.

Ponsel fabian terus bergetar ada banyak notifikasi pesan masuk ia tak memperdulikan sama sekali, laura menyadari ponsel davino terus bergetar banyak pesan masuk laura segera mengambil dan melihat beberapa pesan itu.

"Wah banyak banget asrama cewe" laura membaca satu persatu pesan masuk.

"Apa sih aku gak meresponnya, buka mulutnya".

"Aaa"

"Cathline siapa?" Tanya laura.

"Itu wakil ketua osis aku" jawabnya dengan singkat.

Laura beria o "gadis yang sedang tranding lagi dekat sama kamu kan" ucap laura.

"Iya, aku gak ada rasa sama dia ini semua kemauan kamu bukan. Gadis nakal" fabian menarik hidung mancung laura.

"Sakit fabian" keluh laura mengusap hidungnya.

"Apa fabian? Gak salah dengar tuh" pekik fabian dengan kesal.

Laura tersenyum manis pada fabian yang kesal jika dia memanggilnya dengan nama bukan 'sayang', laura mencium pipi fabian dengan sangat cepat.

Cup

"Sebelah sini belum" fabian menepuk pipi sebelah kirinya.

"Gak mau" goda laura.

"Ayo cium lagi" rengek fabian seperti anak kecil.

Cup

Fabian tersenyum senang ia menatap sendu wajah pucat kekasihnya itu ia membelai rambut laura dengan lembut, "kamu kenapa?" Tanya laura.

"Enggak sayang, ayo makan lagi cake nya"

Cathline menunggu pesan fabian namun sama sekali tak membalas pesannya sama sekali, pikirannya semakin rumit dengan tingkah fabian hari ini membuatnya sedikit bingung.

"Kemana dia kok gak ada kabar, atau marah sama gue ya?" Guman cathline.

"Gara-gara davino, awas aja dia."

Cathline membaringkan tubuhnya diataa ranjang yang empuk ia melihat galery diponselnya, ada sebuah foto yang membuatnya teringat kembali masa lalunya..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status