"Lo pulang sama siapa?" Tanya naura merapihkan bukunya.
"Hmm... gak tau! Gue ikut lo ya ra" ucap cathline merangkul naura. "Lo gak bareng sama kak fabian?" "Nggak, ayo jangan bahas dia bawa tas si ola" ujar cathline. Naura mengambil tas ola yang pergi ketoilet sangat lama mereka keluar dari kelas, cathline dan naura berjalan dikoridor untuk pergi keparkiran tak lama ola memanggil mereka berdua. "Guys..." panggilnya sambil berlari kearah mereka berdua. "Lama banget lo" cetus naura memberikan tasnya. "Hahahah, sorry gue sakit perut thanks sudah dibawain tas berharga" ucap ola sambil cengengesan. Mereka berjalan menuju parkiran cathline melihat kearah gerbang sekolah seperti mengenali seseorang, matanya terus menajamkan kearah sana dan benar saja itu adalah jayden kakak nya entah sedang bicara dengan siapa hanya terlihat punggungnya saja. "Ayo lo mau nebeng gak?" Ajak naura. "Gak jadi, kakak gue jemput duluan ya bye" ucapnya pergi. Cathline menghampiri kakaknya yang sedang mengobrol dengan seseoramg berseragam sama dengannya, saat dia mendekatinya ternyata jayden tengah asyik berbincang. "Kakak ngapain disini?" Tanya cathline melirik tajam pada davino. "Kakak lagi jemput kamu, terus ketemu davino. Kenapa gak boleh?" Ucap jayden. "Kenapa gak chat dulu mau kesini, mana segala ngobrol sama dia lagi" cetus cathline. Davino memutar bola mata malasnya kalau tidak ada jayden ia sudah membalas ucapan cathline, davino hanya bersikap tenang tak ingin membuat masalah didepan jayden. "Kamu jangan kaya gitu dek, dulu kamu kemana-mana bareng terus" goda jayden. Cathline membekap mulut jayden dia tak ingin semua orang tahu jika dia dulu pernah sangat akrab dengan davino, "kakak pelan-pelan ngomongnya, dia itu musuh aku disini" bisik cathline. Jayden melepaskan tangan cathline "kenapa kalau semua orang tau, faktanya memang benarkan" celetuk jayden menoleh kearah cathline. Davino memperhatikan celotehan mereka berdua yang sedang membicarakannya, sebenarnya dia tak perduli jika dulu pernah dekat dengan cathline. "Ayo kak pulang" tarik cathline. "Sabar dong" ucap jayden. "Gue balik dulu dav nanti main kemarkas lo" "Okay bang, gue tunggu lo disana" sahut davino dengan ramah. Cathline berdengus kesal pada davino yang terlihat akrab dengan kakaknya, "sudahkan ayo pergi" Cathline dan jayden masuk kedalam mobil dia menoleh kebelakang mengulurkan lidahnya untuk mengejek davino, davino melihat itu ia memberikan jari tengahnya pada cathline. "Loser" ucap cathline tanpa bersuara ia segera menutup pintu mobil. "Awas lo" kesal davino. ****** Fabian terburu-buru jalan dilorong rumah sakit dia dapat kabar jika laura pingsan dan masuk kerumah sakit, fabian langsung membuka pintu VIP lalu masuk kedalam ia melihat laura yang sedang terbaring diranjang rumah sakit dengan wajah begitu pucat "Fabian.." ucap wanita paruh bayah yang bukan lain adalah ibunya laura. "Tante, kenapa laura bisa pingsan?" Tanya dengan khawatir. "Dia sedang berjalan kaki didekat rumah saat hendak pulang laura dikejar-kejar seekor anjing" ucap ratna. Fabian membelai wajah cantik laura yang belum sadarkan diri ia begitu khawatir mendengar kabar laura masuk kerumah sakit, fabian duduk disebelah laura terus menggenggam dan menciumi punggung tangan gadisnya itu. "Bangun sayang aku disini" ucap fabian. Laura perlahan membuka matanya ia melihat fabian duduk disampingnya, laura tersenyum manis pada fabian mengelus wajah tampannya itu. "Kamu kenapa disini?" Tanya laura dengan lemas. "Kamu buat aku khawatir, jangan seperti ini sayang" ucap fabian terus menciumi tangan laura. Laura tersenyum bahagia fabian selalu ada disisinya ia juga takut jika suatu saat nanti akan pergi dari kehidupannya, laura terus menatap sendu wajah tampan fabian terasa sakit jika harus melihat kenyataan. "Jangan sedih sayang aku baik-baik saja, aku mau makan cake strawberry boleh?" Pinta laura dengan lembut. "Tentu, aku pesankan cake strawberry untuk kamu ya" ujar fabian mencubit gemas laura. Dimobil cathline terus mengomel karena kakaknya selalu akrab dan baik pada davino, jayden hanya tertawa mendengar setiap ocehan cathline yang terasa panas ditelinga. "Sudah kamu ngomelnya, hmm?" Ucap jayden. "Kakak kenapa sih selalu baik sama dia, sudah tau adik mu ini musuhan!" Cetus cathline. "Kenapa? Dari dulu kakak memang dekat dengan davino salah kalau kakak menyapanya, adik kakak yang cantik" Cathline mengembungkan pipinya "bodo, aku sebel sama kaka". Jayden mengambil paper bag dibelakang dan memberikan pada cathline "buka". Cathline langsung membuka isi paper bag matanya berbinar melihat tas yang sangat cantik, senyuman diwajah cathline terlihat sangat manis jayden mengelus pucuk kepala cathline. "Jangan ngomel terus, itu kado buat kamu" ucap jayden dengan lembut. "Okay! Aku maafin kakak tapi ingat jangan sebut davino lagi, aku sama dia musuhan kak ingat itu" "Iya kakak akan ingat kalau gak lupa" celetuknya diselingi tawa khasnya. "Kakak.." teriak cathline. "Jangan teriak dek, sakit telinga kakak" keluh jayden. ~o0o~ Davino duduk dibalkon markasnya menatap langit berwarna orange yang indah, ia mengingat waktu kecil bersama cathline sering sekali melihat sunset dipantai saat liburan bersama keluarganya. "Dulu dia menggemaskan, sekarang malah cewe rese' yang suka cari masalah" omel davino. Ponsel fabian terus bergetar ada banyak notifikasi pesan masuk ia tak memperdulikan sama sekali, laura menyadari ponsel davino terus bergetar banyak pesan masuk laura segera mengambil dan melihat beberapa pesan itu. "Wah banyak banget asrama cewe" laura membaca satu persatu pesan masuk. "Apa sih aku gak meresponnya, buka mulutnya". "Aaa" "Cathline siapa?" Tanya laura. "Itu wakil ketua osis aku" jawabnya dengan singkat. Laura beria o "gadis yang sedang tranding lagi dekat sama kamu kan" ucap laura. "Iya, aku gak ada rasa sama dia ini semua kemauan kamu bukan. Gadis nakal" fabian menarik hidung mancung laura. "Sakit fabian" keluh laura mengusap hidungnya. "Apa fabian? Gak salah dengar tuh" pekik fabian dengan kesal. Laura tersenyum manis pada fabian yang kesal jika dia memanggilnya dengan nama bukan 'sayang', laura mencium pipi fabian dengan sangat cepat. Cup "Sebelah sini belum" fabian menepuk pipi sebelah kirinya. "Gak mau" goda laura. "Ayo cium lagi" rengek fabian seperti anak kecil. Cup Fabian tersenyum senang ia menatap sendu wajah pucat kekasihnya itu ia membelai rambut laura dengan lembut, "kamu kenapa?" Tanya laura. "Enggak sayang, ayo makan lagi cake nya" Cathline menunggu pesan fabian namun sama sekali tak membalas pesannya sama sekali, pikirannya semakin rumit dengan tingkah fabian hari ini membuatnya sedikit bingung. "Kemana dia kok gak ada kabar, atau marah sama gue ya?" Guman cathline. "Gara-gara davino, awas aja dia." Cathline membaringkan tubuhnya diataa ranjang yang empuk ia melihat galery diponselnya, ada sebuah foto yang membuatnya teringat kembali masa lalunya..Mau kemana?" Tanya adam yang sedang bermain billiard."Ada abang gue depan markas" ucap davino segera keluar."Abang, sejak kapan dia punya abang?" Celetuk adam yang bingung.Davino menghampiri jayden yang sedang bersender dimotor sportnya dengan ramah davino menyapanya. "Bang lo nunggu lama?""Nggak, gue baru datang ini markas lo seperti rumah pada umumnya" ucap jayden melihat depan rumah yang disebut markas."Masuk aja lo akan lihat bagimana isinya, jangan judge covernya" celetuk davino.Jayden terkekeh mendengar celetukan davino ia mengikutinya masuk kedalam markas black wolves, ternyata benar didalam sangat unik disana semua kebutuhan sudah tersedia.Semua anggota black wolves memperhatikan jayden mereka bertanya-tanya siapa dia, adam menatap jayden dari atas sampai bawah ia terpesona dengan ketampanan jayden sama seperti davino."Kenalin ini jayden abang gue" davino memperkenalkan jayden pada semua anggota black wolves."Halo bang" ucap semua orang.Davino mempersilahkan jayden u
Tuk.. tuk.. tuk.. "Non cathline" panggil mbok mirna yang mengutuk pintu kamar cathline. Cathline bangun dari tempat tidur membuka pintu kamarnya melihat mbok mirna didepan kamarnya. "Ada apa mbok?" Tanya cathline. "Ada yang cari non" ucap mbok mirna. "Siapa mbok?" Mbok mirna bingung karena jayden berpesan untuk tak memberitahu cathline siapa yang mencarinya, cathline menjentikan jarinya karena mbok mirna mendadak melamun. "Mbok..." "Anu non, mbok lupa matikan kompor permisi dulu ya" mbok mirna langsung turun kebawah. Cathline yang bingung dan juga penasaran siapa yang mencarinya ia berpikir kemungkinan ola atau naura, dia langsung turun kebawah namun tak melihat orang sama sekali dia berjalan keluar melihat motor sport dihalaman rumahnya. Cathline melihat punggung cowo dengan jaket kulitnya yang sedang merokok. "Siapa itu, apa kak fabian?" Guman cathline. Dia berjalan perlahan menghampiri pemuda itu cathline menyentuh pelan bahunya yang kekar, sontak ia menoleh kebelakang w
Pagi yang cerah cathline diantar sekolah oleh jayden banyak siswi disekolahnya memperhatikan ketampan jayden, cathline menyadari jika kakaknya menjadi pusat perhatian dia segera mendorong jayden masuk kedalam mobil."Jangan jemput aku" pinta cathline."Kenapa? Kakak melakukan kesalahan lagi bukan?" Tanya jayden.Cathline tak menjawab dia lekas segera pergi masuk kedalam sekolah, didalam mobil jayden tersenyum manis pada adik kecilnya itu.Davino sudah berada disekolah ia berjalan menuju kelasnya tak sengaja menyenggol cathline yang akan pergi kekelasnya juga."Kenapa selalu ada lo sih dimana-dimana" kesal cathline.Davino menyentil kening cathline "sadar ini jalan umum" Cathline menyentuh keningnya yang sakit "sakit bodoh!" Sentak cathline.Davino tak mengatakan apapun dia langsung pergi meninggalkan cathline, davino sedang malas bertengkar dengannya. Cathline menggerutu sepanjang jalan dia menyumpahi davino jomblo seumur hidupnya."Cathline..."Cathline menoleh ternyata fabian meman
Kring.... suara bel pulang bunyi semua murid SMA Cakrawala berhamburan keluar dari kelas, cathline mengirim pesan pada kakaknya namun tak ada balasan ia berjalan menuju kegerbang sekolah berharap ada taxi yang lewat."Kemana sih kak jayden, jangan bilang dia lagi caro cewe" gerutu cathline yang terus menghubungi jayden.Motor davino berhenti tepat disamping cathline ia menoleh kearah davino yang masih memakai helmnya, davino membuka kaca helmnya hanya terlihat mata berwana coklat dan bulu mata panjang. Cathline sedikit terpesona dengan sorotan mata davino yang terlihat cantik."Gila sejak kapan dia punya mata bagus kaya gitu" batin cathline.Davino menaikan alisnya dia menoyor kepala cathline sehingga lamunannya buyar, cathline menatap tajam davino dia membalas davino dengan pukulan yang tak terasa apapun buatnya."Brengsek lo, berhenti cuman buat noyor gue" kesal cathline."Gue tau lo terpesona bukan sama mata coklat dan bulu mata panjang gue" cibir davino.Cathline memutarkan bola m
Cathline berjalan mundar mandir dikamarnya dia menyesali dengan ucapannya tadi sore, jika karena bukan harga diri dia takkan mengiyakan tantangan davino. "Gue emang bodoh, harusnya pas kak jayden nolak gue jangan kemakan omongan davino! Sudah jelas tuh anak ketua geng pasti jago boxing dong" gerutu olivia. Jayden mengetuk pintu olivia namun tak ada jawaban dia segera membuka pintu kamar adiknya dengan perlahan. Jayden melihat olivia sedang mundar mandir didalam kamarnya dengan rambut begitu acak-acakan, jayden perlahan berjalan kearah adiknya dan duduk dipinggir ranjang. "Kamu ngapain sih?" Tanya jayden. Olivia terhenti dia menoleh tajam pada jayden membuatnya tersedak salivanya yang terkejut. "Kenapa?" Tanya jayden sekali lagi. "Karena kakak aku jadi babu davino selama satu minggu, kenapa kakak gak bilang kalau dia jago boxing" keluh cathline. "Kakak sudah tolak ya kamunya aja yang terlalu meremehkan davino" celetuk jayden. "Kok kakak malah membela davino, nyebelin banget si
Cathline benar-benar disibukan oleh davino yang terus menyuruhnya membelikan makanan, sahabatnya sangat kebingungan dengan cathline yang begitu sibuk sampai lupa dengan perutnya sendiri. "Kenapa sih tuh anak" tanya ola "Gue gak tau, kayanya ada sesuatu kita ikutin dia ayo" ajak naura. Naura ola mengikuti cathline menuju gudang tempat black wolf disana entah apa yang membuatnya bisa disana. "Nih gue sudah belikan semua, jadi jangan suruh-suruh gue lagi" cetus cathline. Davino menaikan alisnya dia tak perduli karena menurutnya cathline sekarang babunya. "Sana lo pergi kalau gue butuh lo gue akan telpon, jadi ponsel lo terus bawa kemana pun" pinta davino. Cathline berdecak kesal keluar dari sana dengan raut wajah kesal "davino brengsek...." teriaknya dengan sangat keras. Naura ola yang berdiri disamping cathline hanya memperhatikan sahabatnya begitu kesal pada davino, ola menyentuh bahu cathline membuat gadis itu menjerit. "Akh......" "Ini gue ola cath" ucap ola. Cathline memba
Cathline masih tak percaya dengan ucapan davino kedua sahabatnya terus bertanya namun ia sama sekali pertanyaam mereka satu pun. "Cathline...." teriak ola. Brak!! Cathline bangun dari duduknya, dia menatap ola dengan tajam meraih tas nya pergi dari kelas. "Kenapa dia ra? Apa gue salah ngomong" tanya ola yang bingung. "Lo terlalu berisik, ayo balik mau gue antar atau pulang sendiri!" Cetus naura keluar dari kelas. Ola segera menyusul naura dia akan bertanya lagi pada cathline ketika gadis itu sudah bisa diajak bicara karena telihat masih syok atas tindakan davino. Dilorong koridor sekolah banyak memperhatikannya karena sudah jadi tranding besar disekolah, tak jarang mendukung dan menghujat cathline ia terus melangkah keluar sekolah. Naomi serta kedua temannya menghadang jalan cathline namun ia sama sekali tak memperdulikan mereka, dengan malas hanya melewatinya lalu naomi mendorong tubuh cathline. Ia menatap tajam dengan penuh kebencian cathline yang malas bertengkar mau tak ma
Davino memarkirkan motornya dengan rapih didepan markas dia berjalan masuk melihat setiap sudut ruang begitu banyak pernak pernik. "Ada apa ini?" Tanya davino dengan datar. Anak-anak black wolves menoleh kearah davino yang sedang berdiri didepan pintu dengan ekspresi datar. "Wih datang juga yang ditunggu-tunggu" ucap bastian. Bastian merangkul davino untuk duduk bersama anak-anak black wolves, dia masih bingung dengan kondisi markas mereka sedang mengadakan perayaan apa. "Ini kenapa markas jadi kaya tempat acara ulang tahun?" Tanya davino. "Kita lagi merayakan hari jadian lo sama cathline" celetuk bastian. Davino terdiam tak mengatakan apapun pergi keatas dia tak ingin menanggapi anggotanya melakukan hal konyol seperti itu. "Mau kemana lo?" Teriak bastian. Adam terkekeh melirik bastian dengan mengejek "gue bilang apa si davino gak akan respect ke lo" "Awas ya lo ikut makan kue nya" ancam bastian. Adam mengambil donat lalu pergi naik keatas ditangga dia mengejek bastian deng
Cathline melirik davino yang sedang fokus memainkan ponselnya, dia sangat penasaran apa yang davino lakukan."Dia lagi ngapain sih sibuk banget" gerutu pelan cathline yang sesekalu melirik davino.Davino tersenyum tipis ia tahu jika cathline begitu penasaran dengan apa yang sedang dia lakukan. Davino menggeser duduknya sedikit lebih dekat dengan cathline membuat cathline sedikit terkejut"Ngapain sih lo deket-deket gue" cetus cathline sambil makan camilan nya."Bukannya lo penasaran gue lagi chatan sama siapa, hmmm?" Sahut davino dengan nada sedikit mengejek.Cathline memalingkan wajahnya dan memang benar dia sangat penasaran dengan apa yang davino lakukan.Tak lama ponselnya berdering ada telpon masuk dari naura.Natasha is calling..."Ngapain dia nelpon gue" ucap cathline.Saat cathline hendak ingin menerima panggilan dari natasha, dengan cepat davino meraih ponsel cathline dan menolak panggilan natasha."Ish kenapa lo tolak sih, nanti tuh ulet bulu ngoceh lagi besok!" Protes cathli
Cathline membaringkan tubuh nya melihat langit-langit kamar nya. "Kenapa davino jadi lembut gitu? Terus kenapa setiap gue dekat sama dia pasti jantung selalu deg-degan gak jelas" ucap cathline."Ngapain gue mikirin dia sih, mungkin gue takut sama davino secara dia badboy" guman cathline.Ada notifikasi pesan masuk di ponsel milik nya dia meraih ponsel nya wajah nya mendadak menengang membaca pesan tersebut.Davino baru sampai dirumah nya dia berjalan masuk kedalam rumah, saat dia hendak ingin pergi kekamar nya di ruang tamu sudah ada james duduk disana.Davino memasang wajah datar dia sangat tak senang jika papa nya berada dikediaman nya saat ini."Ngapain kesini?" Tanya davino dingin."Duduk, papa mau bicara sama kamu" jawab james.Davino dengan malas berjalan kearah nya dan duduk menghadap kearah james, james begitu tenang menatap putra tunggal satu-satu nya itu."Cepat mau ngomong apa" ucap davino yang sudah mulai tak nyaman."Kamu masih mau berhubungan dengan cathline? Apa kamu ga
Davino berjalan dilorong koridor sekolah tak sengaja bertemu dengan natasha, dia menatap dingin kearah gadis itu dengan ekspresi wajah begitu datar."Davino... kebetulan kita ketemu disini gue mau ngo--""Ikut gue.." potong davino.Natasha menganggukan kepala mengikuti langkah kaki davino menuju rooftop, natasha sesekali dia menatap punggung davino yang begitu kekar dan gagah.Davino berjalan menuju kursi yang biasa dia sering duduk disana, tak lupa ia mengeluarkan rokok nya dan menghisap dengan santai.Natasha duduk dihadapan davino dengan tersenyum manis kearah nya, namun sayang nya davino mengacuhkan nya."Lo ngomong apa aja sama cathline?" Tanya davino.Natasha menatap davino dengan perasaan kesal seharusnya dia tak menanyakan cathline disaat mereka sedang berduaan saat ini."Cuman ngobrol biasa, kenapa lo nanya dia sekarang kita lagi berduaan dav." Jawab natasha kesal.Davino tersenyum sinis pasal nya dia memang tak perduli dengan natasha sama sekali. "Ck..." "Gue mau lo terima
"Kringgg..." bel pertanda jam istirahat sudah berdering, cathline merapihkan buku-bukan nya dengan rapih. Natasha menarik tangan cathline dengan sangat kasar.Cathline sedikit terkejut atas tindakan nastasha terhadap nya, naura segera melepaskan genggaman tangan natasha dari cathline."Lo apa-apan hah!" Sentak naura menatap tajam kearah natasha.Ola segera bangun dari duduk nya menjauhkan cathline dari natasha, cathline menoleh kearah naura yang sedang menatap tajam natasha. Ia takut jika naura dan natasha akan bertengkar karena dirinya."Ra..." paggil lembut cathline.Naura menoleh dengan wajah datar. "Maksud lo apa tarik tangan cathline kaya gitu, lo ada masalah apa sama sahabat gue?" Tanya naura.Natasha mengepalkan tangan nya ingin sekali menampar wajah naura yang begitu sombong menatap remeh dirinya."Gue ada urusan sama cathline jadi gak perlu ikut campur" jawab natasha.Adam yang hendak ingin menghampiri naura ditahan oleh davino. "Jangan kesana kita liat dulu" ucap davino.Ada
Pagi ini cathline sudah rapih dengan seragam sekolah nya dengan perasaan yang baik, dia berjalan turun kebawah untuk sarapan pagi.Saat dia berjalan kemeja makan tampak sudah ada davino yang tengah menikmati sarapan paginya."Ngapain lo disini?" Tanya cathline.Davino menoleh kearah cathline lalu melanjutkan makan nya kembali, cathline berdengus kesal dia duduk dimeja makan dan sarapan bersama davino.Cathline terus melirik davino sambil menyantap sarapan nya, davino yang merasa dari tadi cathline terus menatap nya. Ia segera menatap balik wajah cathline dengan cepat cathline memalingkan wajahnya."Ada apa?" Tanya davino dingin.Cathline berdecak "ck, harus nya gue yang tanya ada apa dia kesini?" Guman cathline.Davino terus menatap cathline dengan datar cathline mendongakan wajah nya, dengan bibir mengerucut kesal melihat ekspresi davino."Apa liatin gue hah!" Cetus cathline."Bukan nya lo duluan yang liatin gue terus" ucap davino.Cathline sedikit kesal dengan jawaban davino memang
Cathline turun dari taxi tampak sudah melihat davino berada didepan teras rumah nya, cathline berjalan menghampirinya."Ngapain disini?" Tanya cathline dengan nada tak suka.Davino mematikan rokok nya menatap kearah cathline, dia menepuk lantai menyuruh cathline agar duduk disamping nya.Cathline menaikan alis nya merasa bingung dengan sikap davino, dia mengacuhkan davino namun tangan nya ditarik paksa agar duduk disamping davino."Ngapain sih suruh gue duduk dilantai, kaya gak ada kursi aja" kesal cathline."Lo habis dari mana?" Tanya davino.Cathline memutarkan bola matanya tak "ngapain lo nanya gur habis dari mana? Kepo banget jadi cowo sih" jawab ketus cathline.Davino menghela nafas nya dia tak ingin marah pada cathline mencoba bertanya sekali pada cathline."Habis dari mana, hmmm?"Cathline menoleh kearah davino dengan ekspresi tak seperti biasanya, cathline sangat bingung dengan sikap davino. Dia menempelkan tangan nya dikening milik davino."Gak panas kok" celetuk cathline.Da
Davino baru saja sampai dimarkas black wolves dia melangkahkan kaki nya masuk kedalam, sedikit terkejut markas nya sudah berantakan."Dav.." panggil adam."Ulah siapa ini?" Tanya davino."Ini ulah bodyguard bokap lo, tadi pagi acak-acak markas kita" jawab adam.Davino mengepalkan tangannya sangat kesal dengan papa nya. "Beresin semua kalau ada yang rusak kasih tau gue" ucap davino."Lo mau kemana?" Tany bastian."Mau kasih perhitungan ke si tua bangka!" Cetus davino.Davino melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi untuk pergi menuju kediaman keluarga lewis, sesampainya dimansion milik keluarga nya dia berjalan masuk dengan ekspresi dingin.Para maid mansion nya menyabut hangat tuan muda keluarga lewis, kepala pelayan bernama adi keluar menghampiri davino."Tuan muda..." ucap adi."Mana james suruh dia keluar!" Titah davino dengan marah."Tapi tuan muda maaf, tuan james sedang ada sibuk beliau tak bisa diganggu" ucap adi."Gue bilang panggil dia keluar atau gue hajar lo disini adi"
Fabian berpamitan untuk pulang namun dia tak pulang kerumah melainkan kerumah cathline, sebelum nya fabian sudah mengirim pesan pada cathline.Mobil fabian sudah berada didepan rumah cathline ia segera menghubungi nya, cathline menyandari jika fabian sudah didepan rumahnya."Gue harus bersikap biasa aja jangan terlihat seperti orang abis nangis" ucap cathline.Cathline segera turun kebawah dia berjalan keluar rumah untuk menghampiri fabian, fabian melihat cathline berjalan kearah nya dia segera turun dari mobil nya."Maaf ganggu kamu malam-malam" ucap fabian.Cathline sedikit terkejut dengan wajah fabian yang penuh luka, dengan refleks tangan cathline menyentuh wajahnya."Sss, sakit jangan dipegang" lirih fabian menjauhkan tangan cathline."Maaf kak aku gak tau.." jawab cathline."It's okay, aku mau bicara sesuatu sama kamu tapi gak disini" ucap fabian.Davino yang sengaja datang kerumah cathline rahang dia mengeras melihat fabian berada dirumah cathline, motor davino terpakir disampi
Cathline melirik davino yang tengah tertidur dikelas meski pelajar sedang berlangsung, ponsel cathline terus bergetar ada pesan masuk dari natasha.Cathline melirik sekilas padanya. "Tau nomor gue dari mana dia?" Guman cathline.Naura yang sedikit penasaran dia melirik ponsel cathline sedikit terkejut, jika natasha terus menyuruh cathline agar davino menerima perjodohannya."Ini seriusan?" Celetuk naura."Sssutt, jangan keras-keras nanti kita diomelin pak bagus" ucap cathline."Sorry, ini seriusan?" Tanya naura sekali lagi.Cathline mengangguk pelan "gila sih gue gak nyangka banget!" Ucap naura.Pak bagus melihat naura dan cathline sedang mengobrol ia memukul papan tulis sedikit keras.Brak!!!!"Naura cathline, kalian bicarain apa saat dalam pelajaran saya!" Tegur pak bagus."Maaf pak saya lagi nanya soal yang bapak jelasin tadi masih kurang paham, jadi saya nanya ke cathline." Bohong naura."Apa betul cathline?" Tanya pak bagus."Be-benar pak" jawab cathline gugup."Baik kalian fokus