@Galaxy_inhighschool : Davino lagi bully wakil ketos kita (Foto davino menyiram jus alpukat ke cathline)
@Netizen : Wah badboy galaxy emang parah. @Netizen : Lagi juga cari masalah terus sih tuh cewe! @Netizen : Kasian banget cathline. Ola melihat update terbaru dibase sekolahnya terkejut melihat cathline sedang dibully oleh davino, ola tanpa mengatakan apapun dia langsung menarik naura menuju kelapangan untuk membantu sahabatnya meski dia takut dengan badboy sekolahnya tersebut. "Ada apa la?" Tanya naura yang bingung. "Cathline dibully sama davino" ucapnya. "Apa?" Sentak naura. Mereka segera menuju lapangan melihat davino dan fabian saling memukul ola dan naura melihat cathline yang berada ditengah-tengah kedua pemuda itu, cathline mencoba menghalangi mereka terkena pukulan dan jatuh pingsan. Ola dan naura sangat terkejut mereka langsung menghampiri cathline yang sudah digendong bridal style oleh fabian. Cathline pun dibawa ke uks dengan perlahan fabian meletakan gadis cantik itu dibankar, "PMR tolongin sahabat gue" ucap ola yang khawatir. "Oke kalian minggir dulu biar dokter uks lihat kondisi cathline" ucap ketua pmr. "Kak lo obatin dulu luka diwajah lo itu" ujar naura. Fabian pun dibantu salah satu pmr untuk mengobati luka fabian yang sedikit parah sesekali fabian melirik cathline yang belum sadar, memang pukulan davino sangat keras fabian pun mengakui itu bagaimana cathline seorang wanita mendapatkan pukulan seperti itu. Sementara digudang sekolah davino diam dengan santai menghisap rokoknya adam dan bastian yang baru datang, melihat davino tak percaya bagaimana mungkin dia bersikap sejauh itu pada cathline yang seorang wanita. "Lo gila dav, tinggalin cathline pingsan kaya gitu?" Celetuk adam. "Salah dia" jawabnya dengan singkat. "Dia cewe dav, lo segitu benci sama tuh cewe" cetus adam yang kesal dengan davino. "Mau lo apa hah!" Tanya davino dengan ketus. "Minta maaf" adam menatap tajam davino. "Gak sudi!" "Lo sebenarnya kenapa sih? Biasanya si cathline bersikap kaya gitu lo gak akan bully dia berlebihan kaya tadi" tanya bastian. "Gue gak bisa kontrol emosi gue" "Apa karena calvin dekat sama cathline, sebenarnya lo sama dia ada apa hubungan apa?" Celetuk bastian yang penasaran dengan sahabatnya tersebut. "Gak ada, lo semua mending pergi gue mau sendirian" pinta davino. Adam dan bastian sudah lelah menghadapi sifat keras kepalanya davino, mereka memilih pergi meninggalkannya sendirian digudang. Davino hanya menghela nafasnya dia menatap langit-langit gudang entah apa yang dia pikirkan. Flashback on "Kamu tunggu disini ya" ucap davino. "Iya kamu jangan lama-lama ya" Davino pergi meninggalkan gadis kecil itu ditaman sendirian untuk membeli minuman untuk mereka berdua, davino yang berusia 6 tahun pergi sendirian kemini market terdekat dekat sekolahnya dia membeli beberapa cemilan dan minuman untuk teman sekaligus gadis yang dia sukai itu. Davino berjalan ketaman itu melihat gadis kecil tersebut tidak ada disana saat dia mencarinya melihatnya bersama anak laki-laki lain, yang begitu sangat akrab bermain dengan anak laki-laki tersebut davino merasa cemburu karena ditinggalkan dia memilih untuk pergi dari sana dengan perasaan kesal. Flashback off "Gue benci masa lalu" guman davino. ***** Cathline membuka matanya dengan perlahan dia melihat sekeliling ternyata dia berada diuks, ola dan naura yang menunggunya disana langsung menghampiri sahabatnya sangat khawatir. "Cathline..." ucap ola memeluknya. "Gue gak apa-apa kok" ujar cathline menepuk pelan punggung ola. "Gak apa-apa gimana? Lo kena pukul davino" cetus ola. "Itu gue..." lirih cathline. "Lain kali jangan gitu cath, kalau lo lebih parah gimana gak lihat tuh wajah memar karena pukulan davino" celetuk naura. Cathline pun hanya diam pasrah ketika sahabatnya memarahinya "Maaf guys" "Sudah lo istirahat, nih makan dulu" naura menyuapi cathline. Tak lama fabian pun masuk kedalam sana melihat cathline sudah sadar dan menghampiri gadis cantik itu, "Lo sudah sadar cath?" Cathline tersentak sekaligus terkejut menoleh kearah fabian yang berdiri disana dengan wajah penuh luka akibat pertengkaran tadi, cathline merasa bersalah jika bukan karenanya mungkin wajah tampan fabian takkan terluka akibat pukulan davino. "Su-sudah kak, gu-gue minta maaf" ucapnya dengan pelan. "Gak apa-apa, kalau dibiarkan mungkin davino akan kelewatan batas" sahut fabian tersenyum. "Yaudah gue kesini cuma mau lihat lo aja, kalau gitu gue permisi dulu ya" pamit fabian dia mengelus pucuk kepala cathline. Cathline hanya diam terpaku dengan sikap lembut fabian padanya, dia langsung teringat kemarin jika dirinya sudah ditolak oleh pemuda tersebut. "Cathline.." panggil ola. Cathline tersentak dari lamunannya dia menoleh kearah ola "Ke-kenapa la?" "Sudah pergi gak perlu diperhatiin terus kali" cibir ola. "E-enggak kok" sahut cathline yang gugup. "Bilang aja iya apa susahnya sih" ledek ola. "Ola..." sentak cathline yang malu. Naura hanya menggelengkan kepalanya melihay tingkah kedua sahabatnya itu, "Sudah jangan bercanda terus, kita kekelas ayo kalau lo masih pusing disini aja dulu cath" "Gue it's oke" ucapnya, naura membatu cathline untuk turun dari bankar uks dan berjalan menuju kelasnya. ~o0o~ "Bicara pada ibu siapa yang mulai duluan?" Tanya meli menatap kedua muridnya. "Davino duluan bu" sahut fabian melirik davino. "Ck, gue gak akan pukul wajah jelek lo itu kalai bukan lo duluan" cibir davino. "Kalian ini saudara kenapa bisa bertengkar seperti ini?" Meli melihat keduanya saling tatap tajam membuatnya pusing. "Saya gak pernah punya saudara kaya dia tuh" cetus davino. "Davino.." tegur meli yang sudah pusing dengan ulah davino. "Davino membully cathline bu saya hanya membantunya tapi davino memukul cathline hingga pingsan" adu fabian. "Dasar tukang adu" guman davino. "Davino" tegur meli sekali lagi, davino pun langsung diam. Tuk.. tuk.. tukk suara ketukan pintu terdengar cathline pun berjalan masuk kedalam ruang bk, disana sudah ada davino dan fabian dia duduk disamping fabian. "Kebetulan kamu sudah ada disini, boleh jelasin ke ibu kejadiannya seperti apa?" Tanya meli. Cathline melirik davino yang sangat begitu acuh fabian langsung memegang tangan cathline "Jangan takut" bisik fabian. Davino melihat itu hanya tersenyum sinis "Sebenarnya mau dihukum atau mau lihat drama percintaan sih, buang-buang waktu aja" cetus davino yang hendak ingin pergi. "Davino diam dan duduk" perintah meli. Davino berdengus kesal dia pun mengikuti perintah kepala sekolahnya tersebut, cathline membuang wajahnya saat davino melihat kearahnya. "Ck" "Coba jelasin cathline tolong" pinta meli. "Awalnya davino buat saya terjatuh bu kami sempat cekcok karena saya kesal melempar sepatu saya pada davino, itu kesalahan saya juga" lirih cathline. "Davino kesal dia membawa saya kelapangan dan menumpahkan jus pada saya, saat saya ingin membalas davino kak fabian datang membela saya dan mereka berdua bertengkar saling pukul karena saya" "Ck, gue berantem sama dia bukan karena lo ya jangan kepede'an deh! Emang gue gak pernah suka sama manusia satu ini" cetus davino. "Davino kamu bisa diam sebentar" meli sedikit kesal dengan davino ada saja yang dia ucapkan. "Jadi kalian bertiga sama-sama salah, untuk kamu cathline dan fabian selama satu minggu bersihkan toilet" ucap meli. Davino tersenyum sinis karena kedua orang yang dia tak sukai itu mendapat hukuman. "Sudah selesai bukan bu saya pamit". "Kamu tetap disini davino, bukan kalian berdua silahkan keluar" perintah meli. Fabian dan cathline keluar dari ruangan kepala sekolah tak sengaja bertemu dengan james paman dari davino, "Fabian" "Om james" fabian dengan ramah membungkuk. "Wajah kamu sudah diobati? Maaf karena davino kamu jadi terluka seperti ini" "Gak apa-apa om, kalau gitu fabian pamit dulu" ujar fabian berpamitan. Cathline dari tadi diam hanya menatap wajah james papanya davino yang sangat tampan dia mengakui ketampan davino memang keturunan dari papanya, "Tampan banget" "Cath, lo kenapa?" Tanya fabian. "Apa kak? Gu-gue gak apa-apa kok" ucaonya yang terkejut. ***** James masuk kedalam ruangan kepala sekolah dia melihat putranya yang begitu urak-urakan seperti brandalan, pria paruh baya itu duduk disamping putranya davino hanya memasang wajah datar dia sebenarnya malas bertemu dengan papanya tersebut. "Siang bu meli.." sapa james. "Maaf pak saya panggil anda kesini" ucapnya. "Tidak apa-apa bu, apa anak ini membuat masalah lagi?" Tanya james. "Benar pak, davino berkelahi dengan fabian dan membuat cathline pingsan karena pukulannya" sahut meli. James mendengar itu dia menatap tajam davino karena dia tak mengajarkan putranya memukul seorang gadis, james ingin sekali menampar davino namun dia harus menahan emosinya disana. "Salah siapa sok mau misahain" cibir davino dengan malas. "Davino" tegur james dengan tegas. "Selama disekolah davino selalu membuat masalah ditambah hari ini, mungkin saya akan skorsing davino selama 3 hari pak" ucap meli. "Baik bu, kalau bisa di DO aja sekalian" sahut james yang sudah kesal dengan putranya membuat masalah. "Bagus kalau di DO jadi davino bisa sekolah ditempat lain" celetuk davino tanpa rasa takut. "Baik pak saya hanya mau membicarakan itu saja" "Terimakasih bu" ujar james. Davino dan papanya keluar dari ruangan kepala sekolah james dari tadi menahan emosinya didalam sana ingin sekali sekarang menampar putra satu-satunya itu. "Kamu akan papa pindahkan keparis!" Ucap james dengan datar. "Kenapa apa papa malu punya anak bodoh kaya davino, hmmm" ujar davino. "Apa kamu bisa sopan pada papa kamu davino" tegur james. "Karena papa tak pernah mengajarkan anaknya, malah lebih sayang sama anak lain" cetus davino. Plak satu tamparan mendarat dipipi kanan davino namun pemuda itu hanya tersenyum james menamparnya. "Hahaha, ini namanya orang tua ya" cetus davino pergi dari hadapan papanya. Cathline yang hendak keruang guru melihat kejadian itu dia langsung bersembunyi, ternyata davino tak pernah dekat dengan papanya itu james hanya melihat tangannya yang menampar putranya. Dia sangat menyesali itu dan menatap punggung davino yang sudah pergi menjauh.Berita mengenai davino diskors pun sudah tersebar banyak yang menyalahkan cathline maupun davino."Lo sudah dengar davino diskors?" Tanya ola pada cathline."Iyakah gue belum tau" celetuk naura langsung melihat berita dibase sekolahnya."Wah benar, biarin itu salahnya kenapa cari masalah terus" ucap naura.Sementara cathline hanya diam dia tahu ini kesalahannya juga naura dan ola memperhatikan cathline yang hanya diam, mereka tau cathline memikirkan permasalahannya bersama davino."Ini bukan salah lo kok" ucap naura meyakinkan cathline."Tapi seharusnya gue kena skors juga, kalau saja gue gak buat davino marah gak akan terjadi seperti tadi pagi" ujarnya dengan lesu."Enggak kok, ini kesalahan davino yang tak bisa mengontrol emosinya cath. Jangan menyalahkan diri lo" ola mencoba membujuk cathline agar tak menyalakan dirinya sendiri atas hukuman davino.Naomi bersama kedua temannya datang kekelas cathline dan menggebrak mejanya cathline. "Brak""Apa-apaan sih lo" sentak ola yang kesal.
Sepulang sekolah cathline menjalani hukumannya bersama teman-temannya dilangsung melanjukan hukuman untuk membersihkan toilet sekolah, selesai menyelesaikan hukuman dia beranjak pergi untuk pulang kerumah karena hari sudah mulai sore.Saat dia berjalan ingin keluar dari sekolah mobil fabian berhenti disampaingnya dan menurunkan jendela mobilnya tersebut, "Naik""Apa?" Cathline dengan bingung."Masuk cathline gue antar lo pulang" ucap fabian.Cathline pun langsung masuk kedalam mobil fabian disepanjang perjalanan dia hanya diam tak mengatakan apapun, sedangkan fabian hanya fokus menyetir cathline ingin sekali mengobrol dengannya namun dia tak berani."Lo laper gak?" Tanya fabian."Ha..?""Lo laper gak briana cathline bartles" ucap fabian menyebut nama cathline dengan lengkap."A-anu, gue laper juga kak tapi nanti aja dirumah pasti mbok mirna masak" ujarnya dengan gugup karena pertama kalinya fabian menyebut namanya dengan lengkap.Fabian tak mengatakan apapun dia langsung membelokan mo
Pagi ini cathline sudah berdadan sangat cantik karena fabian sudah berjanji kemarin akan menjemputnya, cathline turun kebawah berjalan menuju meja makan melihat kedua orang tuanya sedang sarapan pagi dirumah."Mommy daddy" panggil cathline berlari kearah mereka berdua dengan tersenyum bahagia."Hai my sweetheart" sapa carlos mencium kening putri kecilnya."Daddy i'm really miss you" cathline memeluk sang ayah."Ya, i miss you too girl""Sweety, i'm sorry" ucap emily menatap cathline dengan sendu."No mom, cathline ngerti mommy bekerja sebagai dokter ahli bedah itu pekerjaan mulia harus menolong semua orang." Ujar cathline dengan tersenyum."Thank you sweety" emily mencium kening putrinya.Cathline duduk dimeja makan bersama kedua orang tuanya dia begitu sangat bahagia sekali, cathline tak henti-henti tersenyum diwajah cantiknya dia mengambil ponselnya memberikan pesan pada fabian tak usah menjemputnya. Dan kebetulan juga fabian tak bisa menjemput cathline yang membuatnya sedikit sanga
"Davino lagi sibuk diperusahaan papanya, enaknya kita ngapain ya?" Celetuk bastian."Sudah lah mending kita bolos sampai pulang aja" ucap adam yang sedang bermain kartu dengan teman-temannya."Gue masih heran sama si davino, kenapa dia marah banget sama si cathline ya?"Adam mengedipkan bahunya "mana gue tau coba lo tanya si davino""Yang ada gue dijontos sama tuh anak, lagian si cathline cantik kenapa dia gak pacarin aja ya" cibir bastian."Dari pada lo ngomong terus mending gantiin gue main kartu" adam memberikan kartu yang dia pegang ditangannya."Lo mau kemana?" Tanya bastian."Jangan ikut gue mau ketoilet, ngintilin mulu lo" cetus adam beranjak pergi dari gudang."Bilang aja lo mau ngeluarin kecebong lo kan" teriak bastian.Adam hanya menggelengkan kepala mendengar teriakan bastian "otaknya gak pernah benar tuh anak"Bel pulang pun sudah bunyi cathline membereskan buku-bukunya kedalam tas, dia bersama kedua sahabatnya berjalan keluar dari kelas menuju parkiran. Tak disangka the p
"Den fabian silahkan masuk" ucap pengurus rumah tersebut."Terimakasih bi, lauranya ada?" Tanya fabian."Non laura ada diruangan lukis, den fabian mau dibuatkan apa?""Kalau ada minuman bersoda boleh bi, kalau gitu saya kelaura dulu ya" fabian berjalan menuju ruang lukis biasa gadis bernama laura sering menghabiskan waktunya dia.Fabian dengan perlahan membuka pintu ruang tersebut melihat gadis cantik itu sedang melukis sesuatu, fabian tersenyum manis berjalan masuk menghampiri laura."Kamu lagi lukis apa, mmm?" Tanya fabian melihat lukisan laura."Kamu disini, aku pikir lagi sibuk belajar untuk ujian" ucap laura yang sedang fokus melukis."Emang aku gak boleh kesini, kalau gitu aku mau pulang lagi aja deh" bohong fabian duduk disofa."Yaudah sana pulang, lagi juga kamu sudah ada gadis lain bukan" celetuk laura dengan tersenyum.Wajah fabian mendadak menjadi datar ia pun memeluk laura dari belakang "Tapi aku sayangnya sama kamu" bisik fabian."Dasar gombal" cibir laura.Fabian dengan
Masa skorsing davino sudah berakhir cowo badboy itu kembali kesekolah, banyak siswi yang merindukan sosok badboy penguasa sekolah kembali lagi. "Akhirnya kak davino kembali" "Kak davino makin ganteng" Setiap teriakan siswi di galaxy international high school terdengar memanggil dan memuji peran utama kita, davino dengan gagah berjalan dikoridor sekolah semua mata tertuju pada davino yang sangat terlihat tampan. Cathline yang baru keluar dari ruang osis melihat semua orang memperhatikan sesuatu ia berjalan kearah semua orang tertuju. Cathline melihat davino tengah bermain basket bersama teman-temannya, "pantas aja ramai ternyata sudah mulai sekolah" Naomi dengan sengaja menabrak tubuh cathline "jangan halangi jalan dong" cetus naomi tersenyum miring berjalan menuju lapangan. "Dasar medusa" pekik cathline yang kesal dengan naomi selalu seenaknya. Davino melihat cathline yang berdiri memperhatikannya dengan sengaja dia melemparkan bola pada gadis itu untung saja bola basket tak m
"Lo pulang sama siapa?" Tanya naura merapihkan bukunya."Hmm... gak tau! Gue ikut lo ya ra" ucap cathline merangkul naura."Lo gak bareng sama kak fabian?""Nggak, ayo jangan bahas dia bawa tas si ola" ujar cathline.Naura mengambil tas ola yang pergi ketoilet sangat lama mereka keluar dari kelas, cathline dan naura berjalan dikoridor untuk pergi keparkiran tak lama ola memanggil mereka berdua."Guys..." panggilnya sambil berlari kearah mereka berdua."Lama banget lo" cetus naura memberikan tasnya."Hahahah, sorry gue sakit perut thanks sudah dibawain tas berharga" ucap ola sambil cengengesan.Mereka berjalan menuju parkiran cathline melihat kearah gerbang sekolah seperti mengenali seseorang, matanya terus menajamkan kearah sana dan benar saja itu adalah jayden kakak nya entah sedang bicara dengan siapa hanya terlihat punggungnya saja."Ayo lo mau nebeng gak?" Ajak naura."Gak jadi, kakak gue jemput duluan ya bye" ucapnya pergi.Cathline menghampiri kakaknya yang sedang mengobrol deng
Mau kemana?" Tanya adam yang sedang bermain billiard."Ada abang gue depan markas" ucap davino segera keluar."Abang, sejak kapan dia punya abang?" Celetuk adam yang bingung.Davino menghampiri jayden yang sedang bersender dimotor sportnya dengan ramah davino menyapanya. "Bang lo nunggu lama?""Nggak, gue baru datang ini markas lo seperti rumah pada umumnya" ucap jayden melihat depan rumah yang disebut markas."Masuk aja lo akan lihat bagimana isinya, jangan judge covernya" celetuk davino.Jayden terkekeh mendengar celetukan davino ia mengikutinya masuk kedalam markas black wolves, ternyata benar didalam sangat unik disana semua kebutuhan sudah tersedia.Semua anggota black wolves memperhatikan jayden mereka bertanya-tanya siapa dia, adam menatap jayden dari atas sampai bawah ia terpesona dengan ketampanan jayden sama seperti davino."Kenalin ini jayden abang gue" davino memperkenalkan jayden pada semua anggota black wolves."Halo bang" ucap semua orang.Davino mempersilahkan jayden u