Home / Romansa / My Villain Gentleman / Chapter 1: Bidding

Share

My Villain Gentleman
My Villain Gentleman
Author: saltedcaramel

Chapter 1: Bidding

Author: saltedcaramel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Enjoy!

-----

Gulita seolah mencoba merenggut seorang wanita yang sedang terpojok ketakutan di sebuah gang sempit. Tubuh itu merapat pada dinding bata yang lembap, seakan ingin dinding itu menyembunyikan ia dari seorang pria yang menghimpitnya.

Bagian bawah sepatu tanpa haknya kini terendam oleh genangan bekas air hujan. Ia tak lagi memedulikan dan memikirkan, meski mungkin itu adalah sepatu kesayangannya.

Terlebih ketika mata wanita berambut panjang itu semakin membulat saat sebuah pistol menempel di pipinya. Bibir tipis itu langsung gemetaran kala mengucapkan kalimat-kalimat yang serupa permohonan. Namun, pria berjaket hitam itu menggeleng, tampak tak puas atau mungkin tak peduli.

Muzzle pistol itu pun kian menusuk pipi wanita tersebut kala sang pria membentak dan membuat si wanita muda tersentak, semakin ketakutan. Bibirnya kembali berujar dengan tarikan napas berat yang terlihat dari pundak yang meninggi sesaat, mencoba menenangkan pria itu. Lalu, wanita berkaus putih dengan lapisan mantel cokelat itu melirik pada tangan sang pria yang rupanya juga gemetaran.

Mereka berpandangan beberapa saat, sebelum akhirnya wanita itu menebalkan keberanian dengan berusaha menyingkirkan pistol tersebut. Sang pria berjaket hitam itu pun berusaha mempertahankan pistol di tangannya, lalu ....

DOR!

Suara tembakan seketika menyibak sunyi malam dan membuat wanita itu seketika terjatuh ke tanah yang basah dengan mata lebar dan darah yang keluar dari tubuhnya. Sementara si pria dengan cepat bergegas mengambil tas wanita tersebut dan melarikan diri.

Jemari wanita tersebut dengan gemetaran menyentuh tubuhnya dan melihat telapak tangannya yang bersimbah darah. Sekian detik kemudian seorang wanita lain tiba di gang sempit itu dan berlari panik menghampiri sang korban. Wanita yang baru tiba itu dengan segera merogoh ponsel di tas dan menghubungi seseorang.

Tak berselang lama kemudian, para petugas medis datang dan kejadian mengenaskan dari rekaman CCTV itu pun terhenti dari tampilan layar laptop yang sedang ditonton oleh seorang pria. Ia dengan kasar penutup laptop itu, menyisahkan tangan yang terkepal erat, penuh amarah.

*****

Sepuluh Bulan Kemudian ....

Quinton Resource Corp, Madison-Winconsin, USA

"Tidak, Mr. Daniel." 

Liora, wanita dua puluh delapan tahun itu menegakkan pandangannya setelah beberapa saat membaca berkas penawaran bisnis yang diajukan pria berparas Asia Timur yang sedang duduk di hadapannya. Liora kemudian menyandarkan punggung pada kursi kerjanya yang tinggi. Jemarinya saling terjalin. Siku yang terbungkus blouse satin putih itu bertumpu pada armrest. Sedang mata peraknya yang indah, tetapi tajam itu, menatap lurus pada pria bernama Daniel tersebut.

Tak ada seberkas senyum yang Liora tawarkan di wajahnya sedari tadi. Hanya ada dagu yang terangkat dan cara pandang yang selalu dingin, khas seorang Liora Quinton.

Keduanya sedang berada di ruang kerja Liora yang megah dan luas. Plakat kaca bertuliskan Chief Executive Officer tampak menghiasi meja lebar yang memisahkan mereka.

Di sisi kiri meja tampak sebuah pigura dengan foto bayi perempuan yang sangat menggemaskan. Bagi orang yang belum mengenal Liora, mereka tak akan mengira wanita muda tersebut telah memiliki seorang anak. Meski sayangnya bayi mungil tersebut tak memiliki ayah. Liora tak menikah dan memutuskan merawat anaknya seorang diri.

"Bisakah Anda membantuku menjelaskan mengapa Anda menolaknya, Miss Quinton?" tanya Daniel sopan dan tenang. Rambut hitamnya tertata begitu rapi dan berkilau dengan garis di sisi kepala yang memisahkan tatanan rambut tersebut.

"Apa yang bisa saya katakan?"

Liora mendesah samar seraya menarik punggungnya dari sandaran kursi yang nyaman. Ia menutup map berwarna hitam itu dan mendorongnya menggunakan dua jari pada Daniel.

"Anda datang pada saya dengan menawarkan GStrom Company sebagai pembeli ekslusif batu kristal orpiment kami dengan harga serendah itu? Anda pasti bercanda, Mr. Daniel." Liora menggeleng pelan, membuat rambut golden blonde panjangnya yang menjuntai menutupi sisi bahu itu turut bergerak indah.

Daniel tersenyum. "Jadi ini karena harga yang kami tawarkan tidak sesuai dengan Anda? Kita bisa mendiskusikannya." 

"Tidak hanya itu."

Liora bangkit dari duduk ketika sekretarisnya tiba dengan membawakan dua cangkir teh dan diletakkan di meja rendah di sisi ruangan. Liora mengayunkan tangannya, mempersilakan Daniel untuk berpindah duduk bersamanya di sofa dan menikmati teh.

"Anda berkata orpiment akan GStrom Company olah menjadi bahan baku telekomunikasi."

"Tepat sekali, Miss Quinton." Lagi, Daniel tersenyum seraya mengangkat cangkir teh setelah melihat Liora menyesap teh itu lebih dahulu.

Mata perak Liora kembali menajam pada Daniel. "Mungkin saya dapat mengingatkan Anda bahwa orpiment adalah salah satu batu kristal berbahaya. Anda pasti tahu bahwa dia terbuat dari campuran arsenik dan sulfur yang sangat reaktif. Hanya dengan memegangnya sudah mampu membuat saraf seseorang keracunan arsenik dan menimbulkan kanker."

"Dan kami dapat mengolahnya dengan hasil ekstrak yang dapat digunakan sebagai bahan baku yang aman."

Liora meletakkan cangkir tehnya dengan gerakan anggun dan tenang, meski ia semakin tak percaya dengan perkataan pria itu. Ia tahu ada beberapa perusahaan yang dapat menangani batu kristal itu dengan baik, tetapi entah mengapa Liora tetap meragukan GStrom Company.

Mungkin kata meragukan tidak benar-benar tepat ketika Liora justru menyadari bahwa dirinya meletakkan kecurigaan yang belum ia ketahui mengapa pada perusahaan itu. Terkadang firasatnya tepat.

Lagi pula, terlalu berisiko ketika ia membiarkan perusahaannya terikat kontrak dalam menjual batu kristal itu hanya pada satu pembeli seperti yang diinginkan GStrom Company.

"Maafkan saya, Mr. Daniel. Keputusan saya sudah final. Mungkin kita dapat bekerja sama di lain kesempatan," kata Liora datar dan dingin, meski sesungguhnya ia memiliki suara yang lembut.

Liora bangkit dari duduknya yang membawa Daniel turut beranjak seraya mengangguk, menerima. Keduanya saling berjabat tangan setelah Daniel mengancingkan jas.

"Sabtu ini ada pembukaan restoran milik bos saya." Daniel mengeluarkan sebuah kertas kecil serupa kartu nama dari dalam saku jasnya dan diberikan pada Liora. "Mungkin Anda dapat meluangkan waktu untuk berkunjung. Saya dengar Anda memiliki sensitivitas rasa yang baik. Akan menjadi suatu kehormatan bagi bos saya ketika Anda mau memberikan penilaian pada restoran tersebut."

Liora menatap kertas bertintakan emas dengan dasar hitam itu beberapa saat. Di sana tertulis nama sebuah restoran Italia dengan alamat yang rupanya hanya beberapa blok dari gedung ini.

"Saya akan menyempatkan untuk datang," jawab Liora akhirnya dengan nada datar.

Tak ada salahnya menerima ajakan itu sebagai formalitas dan sopan santun, pikir Liora. Daniel pun melebarkan senyumnya dan mengangguk, sebelum ia berlalu pergi meninggalkan ruang kerja Liora.

Mungkin bagi Liora penawaran kerja sama bisnis itu sudah berakhir setelah ia menolaknya, tetapi tidak bagi Daniel. Tak akan ada yang lolos dari kerjasama yang ditawarkan oleh GStrom Company, termasuk Quinton Resource Corp. Ini hanya perkara waktu dan tampaknya keputusan Liora untuk datang ke restoran itu dengan landasan formalitas, hanya akan membawanya bertemu dengan seseorang yang akan ia sesali sepanjang hidup atau mungkin justru sebaliknya? 

...To Be Continued...

Selamat datang di novel keempat saltedcaramel! Makasi banyak sudah baca. Jangan lupa tinggalkan ulasanmu di kolom luar ya.

Info dan Visual cek

di IG @saltedcaramely_

Comments (26)
goodnovel comment avatar
Desi Sri Rahayu Yusuf
meski aku team baru baca aku suka bgt sama cerita si Author
goodnovel comment avatar
Desi Sri Rahayu Yusuf
setelah baca kisah Dexter dan Vello di sebelah aku lsung otw ksini
goodnovel comment avatar
Yuli Anik
Bikin penasaran...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Villain Gentleman   Chapter 2: Meet A Handsome Devil

    Hallo again :) Apakah di bab ini akan ada lebih dari 10 komen di paragraf?Jika ya, next chapter bakal segera publish hari ini :*(Cara komen di paragraf tinggal tekan lama di bagian paragraf yang dimau)Enjoy!-----Sebuah Cadillac Escalade hitam melaju mulus di tengah jalanan kota Madison. Sinar terik matahari telah perlahan redup, demi menyambut langit senja yang siap menjadi pengiring mobil tersebut.Di dalam kabin belakang mobil berinterior mewah serta berdominasi warna cream itu tengah duduk Liora dan wanita muda lain yang bertugas menjadi babysitter. Liora duduk dengan menjelujurkan kakinya pada penyangga kaki di bagian bawah kursi.Senyum di wajah Liora terlukis lembut nan hangat bersama mata peraknya yang berkilau pada sang bayi di gendongannya. Sebuah senyuman yang hanya akan ditemui kala Liora sedang bersama bayinya atau dengan keluar

  • My Villain Gentleman   Chapter 3: Gavriel's Offer

    Sesuai janji, bab ini meluncur! :*Ramein bab ini juga dengan taburan komenmu di paragraf yaa(Cara komen di paragraf tinggal tekan lama di bagian paragraf yang dimau)Enjoy!-----Gavriel dapat dengan jelas melihat bagaimana pupil di mata perak itu melebar ketika ia menyebutkan namanya. Menyingkap sinar mata yang sejak tadi tanpa sadar telah Gavriel nikmati.Sebagai seorang pria, Gavriel tak akan bisa melarikan pandangannya dengan mudah dari sosok CEO muda yang tak pernah Gavriel perkirakan akan sememesona ini. Gavriel pikir, Daniel hanya membual ketika menceritakan tentang kecantikan yang dimiliki seorang Liora. Namun, rupanya Liora jauh di atas bayangan Gavriel.Meski wanita itu memberikan ia tatapan dingin. Tidak, sejak kedatangan wanita itu, Gavriel melihat Liora menaburkan wajah dingin pada seluruh pria di sini. Tatapan dingin itu membuat jiwa Gavriel terusik. Ia

  • My Villain Gentleman   Chapter 4: Prospero And Arvezio Families

    Enjoy!-----Seluruh orang berpakaian serba hitam memenuhi area sebuah pemakaman keluarga milik Arvezio di sudut kota Madison. Isak tangis menjadi pengiring suara seorang pemuka agama yang tengah memimpin doa di depan sebuah batu nisan besar bertuliskan ‘Dario Arvezio’.Tak jauh dari area pemakanan, beberapa orang berjaga ketat dengan megang senapan. Pandangan mereka begitu awas, demi menjaga kehikmatan prosesi pemakaman underboss Prospero tersebut dari segala macam gangguan.Sementara itu, mata Gavriel mengamati satu persatu orang yang hadir di sana. Mencari wajah-wajah pengkhianat yang mungkin saja tampak dari kematian saudara sepupunya.Matanya kemudian bertabrakan beberapa saat pada anggota keluarga Crossleight yang turut hadir. Mereka mengangguk dan dibalas hal serupa oleh Gavriel, menghargai kedatangan mereka. Bersama dengan itu, tangan Gavriel tak lelah mengusap punggung wanita yang seda

  • My Villain Gentleman   Chapter 5: The Father-Daughter Relationship

    Makasi untuk antusiasnya di bab 4 :* Ti amo!Enjoy!-----Langkah kaki berbalut sepatu scarpin hitam milik Liora seketika terhenti ketika ia baru saja tiba di ruang tengah penthouse-nya. Vierra yang berada di gendongan sang ibu segera memekik menggemaskan, mengetahui kedatangan pria dewasa yang sedang berdiri di tengah ruangan tersebut.Pria dewasa dengan gurat keriput di wajahnya itu pun mengembangkan senyum pada Vierra. Dengan pakaian jas biru gelapnya, ia berjalan menghampiri Liora.Mata Liora melirik pada sebuah amplop di tangan pria itu. Lalu ia berdecak.“Kapan Dydy sampai kemari?” tanya Liora sekadar basa-basi pada sang ayah.Hubungan keduanya yang tak begitu bagus membuat Liora tak tertarik dengan kunjungan ayahnya kemari. Meski ia tahu sang ayah datang jauh-jauh dari Manhattan.“Sekretarismu berkata kau bertemu dengan Gavriel Arvezio beberapa hari la

  • My Villain Gentleman   Chapter 6: Tough Offer?

    Enjoy!-----Denver, Colorado-USALiora melangkah dengan dagu terangkat memasuki suasana pesta di salah satu mansion milik Arvezio. Pandangannya lurus membelah keramaian, meski ekor mata perak itu tak bisa lari dari pemandangan menjijikkan para tamu yang hadir.Ia tak terkejut dan tidak pula berharap ini seperti layaknya pesta elegan pada umumnya yang biasa ia datangi. Meski pada awalnya ia sempat terkecoh dengan suasana berkelas dan musik opera, tetapi ketika ia memasuki mansion ini lebih dalam, pesta sesungguhnya baru terlihat. Ini lebih tepat dikatakan sebagai pesta seks.Sepanjang langkah Liora, sepanjang itu pula ia melihat para tamu yang saling bercinta tanpa mengenal tempat. Di tengah mereka yang berpakaian gaun dan tuxedo mahal, beberapa di antaranya ada yang mengenakan seragam berpangkat dan beberapa yang lainnya juga Liora kenal sebagai politisi terkenal.Pemandangan itu s

  • My Villain Gentleman   Chapter 7: Can't Refuse

    Enjoy!-----Liora menyandarkan punggungnya pada kursi tinggi. Kedua tangan itu saling tertaut dengan siku bertumpu pada armrest. “Terdengar seperti seseorang yang baru saja bersusah payah mencari tahu informasi tentang CEO Quinton Resource Corp,” ujarnya datar. Ia mengendalikan diri dengan cepat.“Sayangnya aku tak perlu bersusah payah.” Seringai di bibir Gavriel kembali berubah menjadi senyum lembut. Berbanding terbalik dengan nada bicaranya yang justru terdengar sombong bagi Liora.Gavrial memutar armrest kursi Liora hingga tubuh itu menghadap padanya. Lalu tangan Gavriel bertumpu pada kedua armrest itu. Ia membawa wajahnya semakin dekat dengan wanita cantik bergaun merah tersebut.“Kau selalu membawa kejutan Liora,” ujar Gavriel penuh makna dengan matanya yang jatuh pada bibir bawah Liora yang sedang wanita itu gigit, menahan gejolak emosi.Meski demi

  • My Villain Gentleman   Chapter 8: About Alex

    Enjoy!-----Gavriel dan Daniel hanya menatap lurus pada Liora dan akhirnya membuat wanita itu kembali memaksakan diri untuk menatap foto dalam map itu. Liora menggeleng beberapa kali.“Ini bukan dirinya,” gumamnya gusar.Di dalam foto itu tampak sebuah tubuh di dalam galian liang lahat dengan wajah yang telah sukar dikenali karena termakan binatang tanah. Namun, jaket dan kaus yang dikenakan oleh mayat pria di dalam foto itu terasa begitu familiar. Meski pun tanah membuat pakaian itu tampak begitu lusuh.Namun, bukankah orang lain juga bisa saja mengenakan pakaian yang sama? Pabrik pakaian membuat potongan yang sama begitu banyak. Liora menjejalkan otaknya dengan segala kemungkinan.“Mayat ini bukan Alex, bukan Alex,” gumamnya lagi.Namun, gumaman itu seketika menghilang ditelan keterkejutan kala ia melihat mayat itu tak memiliki kelingking kiri. Liora akhirnya tak bisa lagi m

  • My Villain Gentleman   Chapter 9: Black Gown

    Enjoy!-----“Sayang apakah kau baik-baik saja? Mommy dari kemarin tak bisa berhenti memikirkanmu,” ujar Vello, ibu Liora di sambungan telepon. Suaranya begitu gusar sejak panggilan itu terangkat.“Aku baik-baik saja, Mom. Jangan khawatir,” jawab Liora dengan helaan napas kasar.“Liora Brylee Quinton!” sentak Vello yang seketika membuat Liora memejamkan mata. Jika sang ibu sudah menyebut nama lengkap yang jarang diketahui orang seperti ini, itu berarti ibunya sedang benar-benar marah. “Jangan coba-coba membohongi Mommy.”Liora kembali mendesah, kali ini pelan, lalu menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia menoleh pada jendela kaca mobil yang sedang melaju. Berandai ia dapat melarikan diri dari kenyataan pahit.“Alex telah meninggal, Mom,” terang Liora akhirnya.“Apa? Dari mana kau tahu?” Vello yang sedang

Latest chapter

  • My Villain Gentleman   Extra Part: VII

    Happy Reading----- Liora seketika melipat bibir menahan tawa mendengar istilah yang selalu dipakai anak bungsunya tersebut setiap kali ada yang menyebutnya anak-anak. “Oke, pria bal—” Gavriel menutup mulut, sama-sama menahan tawa. Jika ia dan Liora sampai tertawa di depan Lanxer, anak bungsu mereka itu pasti akan sangat kesal. Ia kemudian cepat-cepat mengembalikan gestur wibawanya untuk menasihati sang anak. “Pria dewasa tak membentak dan mengentak kaki seperti anak kecil seperti ini.” Mata biru Gavriel menilik tingkah sang anak dari bawah dari atas. “Pria dewasa berkata sopan dan hormat pada orang lain, terlebih pada orang tuanya.” “Maaf, Daddy.” Lanxer langsung menunduk menyesal. Ia menarik napas dalam lalu menegakkan pandangan dan pundak, meniru gaya ayahnya yang selalu tegap dan keren di matanya. Gavriel mengangguk. “Pria dewasa sejati tidak takut mengakui perbuatannya sendiri.

  • My Villain Gentleman   Extra Part: VI

    Happy Reading----- “Tuan Muda, tolong jangan bermain ini lagi,” pinta seorang made guy yang sedang berlari kencang terbirit-birit di tengah kandang yang luas. “Tidak mau! Ini terlalu menyenangkan!” seru anak laki-laki berusia empat tahun sembari terbahak-bahak. Ia berada di atas punggung harimau putih yang sedang mengejar made guy di depan sana. Tangan mungilnya menggenggam collar kulit di leher binatang buas tersebut. “Wah larimu lebih cepat dari kemari. Ayo Carlo, kita jangan mau kalah, kejar dia!” katanya semakin semangat. “Ya Tuhan! Dari semua tugas, kenapa aku yang ditugaskan menjaga Tuan Muda Lanxer saat bermain seperti ini!” rutuknya semakin panik mendengar auman menyeramkan harimau putih di belakangnya. Ia cepat-cepat berlari menuju pohon terdekat dan buru-buru memanjatnya. Carlo, si harimau putih itu mengaum mengerikan karena kesal mangsanya naik ke atas pohon. “Yaaaah ...

  • My Villain Gentleman   Extra Part: V

    Happy Reading----- Liora merintih. Pahanya menjepit kepala Gavriel tanpa ia sadari seiring keliaran tangan Gavriel yang memutarinya, menghancurkan dengan kenikmatan yang berpadu sesapan dan tusukan lidah panas. “Ya, ya ... ini berlebihan. Ya Tuhan, ini sangat nikmat, Gav,” erang Liora tertahan sembari menjambak rambutnya sendiri karena satu tangan Gavriel yang lain mempermainkan puncaknya. “Inilah yang pantas kau dapatkan, Cara mia,” kata Gavriel dengan napasnya yang menderu layaknya hewan buas mematikan. Gavriel memasukkan jarinya dan terus mempermainkan lidahnya, meneguk segala cairan cinta Liora untuk mengisi dahaga hasratnya yang tak berujung. Liora mengigit jarinya sendiri, menahan desahan dan teriakan bahagia karena rasa ini begitu menakjubkan. Ia masih mengingat ada Vierra yang tengah tidur di balik sekat dinding kamar ini. Pinggul Liora kemudian mengejang hebat bersamaan dengan cair

  • My Villain Gentleman   Extra Part: IV

    Happy Reading----- “Mrs. Arvezio." Bisikan Gavriel yang halus, berat dan nakal langsung menggelitik telinga Liora dan membuat dada wanita itu bergenderang. Panggilan itu benar-benar selalu saja berefek dalam. Pria itu memeluk sang istri dari belakang di tengah Liora yang baru saja memindahkan Vierra tidur di baby bassinet. Pelukan itu terasa begitu erat, menuntut janji. Terlebih ketika ujung hidung Gavriel menyapu kulit leher Liora, menciptakan sengatan geli yang meremangkan. Liora menggeliat dan membuat Gavriel terkekeh. “Ssssttt.” Liora cepat-cepat menutup mulut Gavriel. “Maaf,” bisik pria itu lagi. Ia mengecup leher itu, lalu menyandarkan pipinya di pelipis Liora. “Aku tak menyangka sebentar lagi dia akan dua tahun,” gumam Gavriel dengan mata birunya yang menyusuri damainya tidur Vierra. “Ya, seingatku baru kemarin aku menggendongnya keluar dari inkubator.” Liora tersenyum dengan benaknya yang

  • My Villain Gentleman   Extra Part: III

    Happy Reading----- Gavriel tergelak, terlebih Liora yang hendak pergi dari posisi berbaring di atasnya. Cepat-cepat Gavriel menahan pinggang istrinya itu. “Jangan cemburu. Aku bahkan hanya bertemu ia sekali saat masih kecil.” “Namun, nyatanya sangat berbekas, bukan?” Liora menaikkan satu alisnya dingin. “Mau bagaimana lagi? Ia benar-benar mencoreng harga diriku sebagai anak laki-laki dahulu.” Kali ini kedua alis Liora terangkat. Ia pikir tadi sebuah pertemuan masa kecil yang manis. Gavriel menghela napas. “Harus kuakui bahwa hanya ada dua perempuan yang mengubah prinsip hidupku. Pertama gadis kecil yang dahulu pernah kutemui. Lalu kau, Cara mia. Kau mengubahku menjadi lebih bijak, meninggalkan dunia paling gulita dan tak beradab untuk memilah bisnis yang lebih baik.” “Apa yang gadis kecil itu katakan memangnya?” “Katakan? Tidak, Cara mia. Namun, apa yang dia lakukan.” Dahi

  • My Villain Gentleman   Extra Part: II

    Happy Reading-----“Waaah!”Kali ini Vierra tak bisa menutupi keterpesonaannya dengan banyaknya bunga lonceng di bawah pepohonan tinggi. Sampai hijaunya rumput tergantikan dengan warna ungu kebiruan bunga-bunga itu.Di belakang mereka gemiricik air yang keluar dari tumpukan bebatuan menciptakan air terjun kecil yang memesona di antara aliran air sungai.“Tempat ini sangat cantik,” gumam Liora terpana seraya mengedarkan pandangannya.Gavriel tersenyum. Ia berjongkok dan menurunkan Vierra dari gendongan. “Ambil salah satu bunga itu,” bisik Gavriel.Vierra pun berjalan perlahan mendekati padang bunga lonceng tersebut dengan pengawasan Gavriel dan Liora di belakang.Sementara itu, made guy yang berjaga segera menata karpet piknik dan segala perlengkapan meja kecil dan makanan minuman di dekat batang pohon yang tumbang.“Don Gavriel,” kata salah

  • My Villain Gentleman   Extra Part: I

    Happy Reading----- Liora tersenyum menatap buku kolase album Vierra yang rupanya telah Hunter buat selama ini. Beberapa merupakan foto yang pria itu ambil diam-diam dan beberapa di antaranya adalah foto yang Liora bagikan untuk pria itu. Andai Hunter tak ambisius dengan dendam yang membuatnya berubah mengerikan, mungkin saat ini Hunter masih bisa menimang Vierra. Dari album ini Liora tahu ketulusan Hunter mencintai ponakannya. Liora kemudian menutup album itu dan menyimpannya di kotak kardus. Ada beberapa benda yang telah mengisi kotak kardus itu. Ia sengaja memilahnya untuk ia simpan dan menunjukkan pada Vierra saat sang anak sudah dewasa nanti. Beberapa di antaranya penghargaan dan piagam yang pasti akan membuat Vierra bangga memiliki paman pengacara hebat seperti Hunter. Sama seperti benda-benda dari Alex dan Rose yang ia simpan untuk Vierra. Vierra cukup tahu segala hal yang baik itu. Sebuah aib tak perlu disebar dan diturunka

  • My Villain Gentleman   Chapter 156: Our Promise

    Happy Reading----- “Kau membuat pertanyaan yang jelas tak ingin untuk aku tolak,” erang Liora kesal bercampur suka cita. Gavriel terkekeh begitu juga dengan yang lain mendengar hal itu. “Ya Tuhan, kau benar-benar sudah sadar dari koma.” Mata Liora kembali berkaca-kaca seraya mengusap sisi wajah Gavriel, seolah ini semua hanya ilusinya karena terlalu takut kehilangan Gavriel. Pria itu tersenyum lembut, merasa kembali jatuh cinta berkali-kali mendapati dirinya sangat begitu berarti untuk Liora. Tak ada hal paling membahagiakan bagi seorang manusia biasa sepertinya di saat hidupnya berarti untuk orang lain, terlebih itu wanita yang paling ia cintai. “Kita bisa memulainya kapan pun kalian siap,” bisik seorang pria paruh baya yang menjadi officiant yang baru Liora sadari ada di tengah-tengah mereka sedari tadi. “Oh maaf.” Liora mendadak salah tingkah ditegur seperti ini. “Aku terlalu larut. Tentu, tentu kita bi

  • My Villain Gentleman   Chapter 155: An Unexpected Day

    Happy Reading-----Liora menahan diri sekuat mungkin untuk tak menembak kepala co-pilot itu saat ini juga. Sehingga Liora hanya mengangguk, sementara isi kepalanya mulai memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan diri bersama Vierra saat mendarat nanti. Diam-diam ia merutuk karena selalu melewatkan kesempatan untuk belajar menerbangkan helikopter.Beberapa saat kemudian mereka tiba di Eau Claire. Setidaknya itu yang Liora dengar dari pembicaraan co-pilot dengan menara pengawas. Helikopter mendarat di sebuah helipad di antara bangunan megah kuno dengan taman super luas di sepanjang mata memandang.Pikiran Liora semakin tak menentu. Ini jelas-jelas bukan rumah sakit keluarga Arvezio. Ia kemudian turun dengan tangannya yang terus bersiaga untuk segera mengambil revolver di tas jika terjadi sesuatu.“Sebelah sini, Donna Liora,” kata co-pilot tersebut bersama beberapa orang berseragam hitam yang mengirin

DMCA.com Protection Status