Share

30. Kesabaran Olin

Sambil menggoyangkan kakinya, Olin menatap ke arah jalanan yang mulai sepi. Dia melirik jam tangannya dan kembali duduk dengan tenang. Sudah satu jam dia duduk di depan kafe yang sudah tutup, tetapi hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda kedatangan dari seseorang yang ia tunggu. Seseorang sudah berjanji akan menjemputnya hari ini.

"Apa ada operasi mendadak ya?" gumam Olin sambil menunduk.

Jujur saja tubuhnya sangat lelah. Dia ingin segera pulang dan merebahkan diri. Tangannya juga masih terasa panas karena harus memisahkan cabai dari bijinya sebanyak satu ember tadi. Ada sedikit rasa menyesal di hatinya karena tidak membawa kendaraan hari ini.

Merasa jenuh, akhirnya Olin kembali berusaha menghubungi Gevan. Jika tidak bisa menjemput, setidaknya pria itu harus memberi kabar. Olin memang orang yang sabar, tapi bukan berarti dia bisa menunggu tanpa kepastian seperti ini.

"Kok nggak diangkat?" Lagi-lagi Olin menghela napas lelah.

Cahaya dari lampu kendaraan yang mende
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status