Share

Diary Ara

Author: Nafadila
last update Last Updated: 2021-07-29 15:28:22

Narendra masuk kedalam kamarnya setelah Adelia selesai mengeringkan rambut dan mengaplikasikan krim malam diwajahnya, dari wajahnya terlihat sekali kalau Narendra sangat muak melihat Adel duduk di depan meja rias.

“Jangan senang dulu, besok pagi aku akan mengatakan semuanya pada ayahku kalau kita akan berpisah,” ucap Narendra dingin seperti biasanya.

Adelia tersenyum mendengar perkataan Narendra. “Silahkan Mas, kalau Mas butuh bantuan aku siap membantu Mas Rendra bicara pada Pak Wijaya.”

Kemarahan Narendra yang sudah sampai ubun-ubun langsung lenyap ketika mendengar perkataan Adelia. “Apa kau bilang?”

Adelia membalik tubuhnya menghadap Narendra yang masih berdiri sambil berkacak pinggang. “Aku akan membantu Mas Rendra bicara ke Pak Wijaya kalau kita tidak cocok dan memutuskan untuk berpisah setelah Mas Rendra kembali dari USA,” jawab Adelia lembut sambil tersenyum.

Selama beberapa detik Narendra terhipnotis dengan senyuman Adelia, malam ini Adelia nampak berbeda di mata Narendra. Dengan rambut yang dibiarkan tergerai dan hanya memakai bathrobe membuat Adelia seperti bukan Adelia.

“K-kenapa tiba-tiba kau setuju untuk berpisah?” tanya Narendra terbata.

Adelia menaikkan satu alisnya. “Bukankah sejak awal Mas Rendra tidak menginginkan pernikahan ini, ya? Lalu kenapa Mas memberikan pertanyaan itu padaku?”

“Adel,” geram Narendra memperingatkan.

“Aku hanya tidak mau menjadi perusak masa depan seseorang Mas, aku juga tidak mau membuat masalah muncul di tengah-tengah keluarga Utama. Jadi aku menyetujui keinginan Mas untuk berpisah,” ucap Adelia pelan dengan suara sedikit bergetar, menahan diri untuk tidak mengatakan alasan sebenarnya.

Tiba-tiba dada Narendra terasa sesak, ucapan Adelia begitu menyakitkan ketika sampai dikedua telinganya. Padahal biasanya selama ini Narendra-lah yang memegang kendali atas Adelia.

“Dan Mas Rendra tidak usah khawatir, setelah semua orang tidur aku akan pindah ke kamarku di bawah,” imbuh Adelia kembali.

Narendra menurunkan kedua tangannya dari dada dan menajamkan tatapannya pada Adelia yang berjarak dua meter darinya tanpa berkedip. “Apa kekasihmu yang mendesakmu untuk segera berpisah dariku, Adel?” OMG Narendra, pertanyaan macam apa ini? Jesus...

Adelia terkekeh geli mendengar pertanyaan Narendra. Sungguh ingin sekali rasanya Adelia membalik ucapan itu pada Narendra saat ini juga, namun karena Adelia teringat akan rencana pembalasan dendamnya Adelia menahan diri.

“Bukankah Mas Rendra tahu kalau aku tidak punya kekasih, lalu kenapa Mas bisa bicara seperti itu? Oh mungkinkah...,” Adelia langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya dengan memasang ekspresi terkejut.

Wajah Narendra langsung merah padam. “A-apa maksudmu, Adel? Kau tidak sedang menuduhku, bukan? Ara baru meninggal dan kau tahu bukan betapa besar cintaku untuk Ara.”

Adelia menggelengkan kepalanya. “Tentu saja aku tahu, Mas. Karena itu aku keberatan menikah denganmu, aku tidak mau melukai perasaan Kak Ara.”

“Lalu maksud perkataanmu tadi apa?”

“Perkataan yang mana Mas?” tanya Adelia pura-pura bodoh.

Narendra menggeram. “Sudah lupakan, aku juga sudah lupa.”

Adelia tersenyum samar melihat Narendra terlihat serba salah malam ini, hanya karena dia lebih proaktif sikap Narendra langsung berubah drastis. Adelia pun langsung merasa kasihan pada mendiang kakaknya yang bisa dibodoh-bodohi Narendra selama hampir satu tahun mereka menikah, mengingat nasib malang sang kakak membuat dada Adelia kembali bergemuruh. Niatnya untuk membalas dendam pada Narendra dan Irene pun semakin berkobar saat ini.

“Baiklah kalau begitu aku turun ya, Mas. Sepertinya semua keluarga Mas Rendra sudah tidur,” ucap Adelia pelan mencoba mengganti topik pembicaraan.

Narendra tak merespon perkataan Adelia, lelaki itu cukup terhipnotis dengan sisi lain Adelia yang menyenangkan. Selama menikah dengan Aralia hubungan Narendra dan Adelia tidaklah dekat, karena Adelia selalu menolak berinteraksi dengan lelaki itu. Maka dari itu Narendra tidak tahu banyak tentang Adelia, yang dia tahu Adelia adalah seorang gadis kutu buku yang kurang pergaulan dan tidak mengikuti perkembangan jaman. Karena itulah saat ini Narendra cukup terkejut ketika berbicara dengan Adelia yang terlihat berbeda malam ini.

Hingga akhirnya Adelia mengucapkan selamat malam, Narendra masih tidak membuka bibirnya. Lelaki itu sepertinya sudah terlarut dalam permainan yang sedang Adelia jalankan. Adelia sendiri langsung merubah ekspresi wajahnya ketika keluar dari kamar Narendra, gadis itu berjalan dengan hati-hati menuruni anak tangga untuk kembali ke kamar pembantu yang menjadi kamarnya.

Sebagai anak orang paling kaya di Solo bukan hal sulit untuk Narendra memiliki apartmen mewah seperti yang sedang ditempati mereka saat ini, karena itu ketika semua keluarganya datang mereka bisa tidur nyenyak di kamar masing-masing tanpa harus berdesak-desakkan.

Begitu sampai di kamar Adelia mengeluarkan sebuah note usang yang baru ia temukan di belakang meja rias, terletak antara dinding dan kaca. Jika dilihat sekilas tidak akan terlihat, namun karena tadi Adelia tak sengaja menggeser meja rias akhirnya note itu terjatuh ke lantai. Pada saat akan mengembalikan kembali note itu secara tak sengaja Adelia melihat inisial nama sang kakak di sampul note berwarna biru itu, Adelia pun mengambil kesimpulan kalau note itu adalah milik kakaknya.

“A. Fransisca,” ucap Gina lirih mengeja tulisan yang berada dibagian bawah sampul note yang kini berada dalam pangkuannya.

Adelia menahan nafasnya selama beberapa detik, berusaha untuk menguatkan diri bahwa apa yang dilakukannya benar. Setelah menghela nafas, Adelia kemudian membuka sampul note itu dan mulai fokus membaca tulisan yang terdapat didalamnya. Seperti tebakan Adelia sebelumnya, note itu benar-benar milik Aralia.

Note yang ternyata adalah buku harian itu ternyata milik Aralia, hanya saja yang membuat bingung adalah kenapa Ara harus menyimpan buku berharganya itu ditempat yang sangat mudah sekali dilihat orang. Menyadari kecerobohan kakaknya dalam menyimpan barang pribadinya seperti itu membuat Adelia semakin curiga, sepertinya kehidupan pernikahan kakaknya tidak sebahagia yang selama ini mereka katakan.

Memikirkan hal itu membuat detak jantung Adel berpacu dengan cepat, suhu kamarnya yang dingin kini berubah menjadi panas secara tiba-tiba. Adelia berniat untuk membaca buku harian kakaknya sampai tuntas malam ini, dia harus mencari tahu apa alasan kakaknya menyimpan buku penting itu dibalik meja riasnya.

Bersambung

Related chapters

  • My Posesif Husband   Berpamitan

    Adelia menatap wajahnya di cermin untuk memastikan riasan wajahnya terpoles dengan sempurna, tidak tidur selama semalam suntuk karena membaca buku harian milik sang kakak membuat lingkar hitam yang sangat jelas dibawah mata Adelia. Karena itu Adelia memilih menggunakan sedikit riasan untuk menutupi lingkaran hitam itu ketimbang harus terbaring diranjang dan pura-pura sakit."Semangat Adel, demi Kak Ara. Kau pasti bisa." Adelia bergumam lirih, mencoba untuk memberikan semangat untuk dirinya sendiri.Setelah merasa semuanya siap, Adelia lalu keluar dari kamarnya dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan pagi keluarga Utama. Pekerjaan Adel tidak terlalu berat pagi ini, dia hanya membuatkan teh hangat di jar besar dan memanggang roti dan membuat sunny upside egg menu khusus untuk Narendra. Adelia tahu kalau Narendra suka sunny upside egg dari buku harian Ara yang dibacanya tadi malam.Kurang dari lima belas menit semua menu makan pagi tersaji di meja makan, m

    Last Updated : 2021-07-29
  • My Posesif Husband   Sekretaris Pribadi

    Sydney, Australia. 10.00 PM.Suasana tidak nyaman terjadi di kantor CEO William Corp pasca didatangi seorang wanita paruh baya yang datang membawa pengacara, wanita paruh baya itu adalah Rachel Simpson ibu sang mantan mertua CEO William Corp yang bernama Jarvis Alexander William.“Uang kompensasi yang kau berikan pada putriku sangat sedikit, Jarvis. Seharusnya kau malu dengan jabatanmu di kantor ini, orang-orang diluar sana akan menertawakanmu!” hardik Nyonya Rachel dengan nada tinggi.Jarvis yang sejak sepuluh menit yang lalu hanya diam, kini tersenyum menatap mantan ibu mertuanya yang sudah menyinggung soal uang kompensasi yang diberikannya pada Valentina mantan istrinya.“Lima juta dolar itu angka yang sangat kecil untuk putriku, apa kau sudah gila, Jarvis!” imbuh Nyonya Rachel menyinggung soal uang yang didapatkan Valentina dari Jarvis atas perceraian mereka. “Kau seorang CEO perusahaan besar, William Corp m

    Last Updated : 2021-07-29
  • My Posesif Husband   Pesona Jarvis

    Adelia memejamkan kedua matanya saat pertama kali menginjakkan kaki di bandara, meski sudah menguatkan hati untuk tidak terbawa perasaan tetap saja air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya yang sedikit pucat. Berusaha tegar sejak masih berada di bandara Soekarno-Hatta kini Adelia meneteskan air matanya dengan deras."Kau harus kuat, Adel. Saat ini kau benar-benar seorang diri, sebelum Narendra menceraikanmu sepuluh bulan lagi kau harus sudah punya pekerjaan dan tabungan untuk melanjutkan hidup. Semangat, Adelia. Kau pasti bisa!"Adelia bicara dalam hati, menguatkan dirinya saat berjalan keluar dari bandara. Kedua mata bulatnya bergerak-gerak mencari taksi untuk segera pergi ke hotel yang sudah dibooking tadi malam saat masih berada di Jakarta, tidak mendapatkan kesulitan yang berarti akhirnya Adelia berhasil mendapatkan sebuah taksi yang dibawa seorang drive

    Last Updated : 2021-08-19
  • My Posesif Husband   Terpesona

    Menikmati wine di saat matahari masih tinggi ternyata bukan ide yang buruk, Jarvis terlihat sangat menikmati suasana bar yang dipilih Calvin hari ini. Beberapa kali Jarvis mengumbar senyum memikatnya pada beberapa pelayan wanita yang berlalu lalang di hadapannya. Calvin hanya tersenyum kecil melihat tingkah sang tuan, seperti biasanya.“Bar ini cukup lumayan,” ucap Jarvis pelan memberikan penilaian pada bar yang sedang menjadi tempatnya minum, cukup lumayan untuk ukuran seorang Jarvis tentunya berbeda dengan standar orang lain. Dan hanya Calvin yang sangat paham dengan selera seorang Jarvis Alexandre William.Rencana Jarvis untuk hanya menikmati beberapa gelas wine berubah total, keadaan bar yang menjadi semakin ramai membuat niat Jarvis untuk pulang cepat hilang. Kemunculan beberapa orang yang pernah datang ke William Corp-lah yang menjadi alasan J

    Last Updated : 2021-08-22
  • My Posesif Husband   First meeting

    William Corp, 9.00 AMDatang lebih cepat dari waktu yang ditentukan membuat Adelia merasa lebih tenang, menjadi satu-satunya warga negara asing yang mendaftar di perusahaan lokal membuat Adelia menjadi pusat perhatian para pelamar lainnya. Beberapa dari mereka bahkan sampai memberikan tatapan tidak sukanya secara terang-terangan pada Adelia dengan langsung memalingkan wajah saat Adelia mencoba untuk membuka percakapan.“Asian huh, kenapa orang asia bisa mendaftar di William Corp? Tidak tahu malu sekali.”“Iya kau benar, perusahaan ini adalah perusahaan besar. Asian girl sepertinya tidak pantas menginjakkan kaki di perusahaan ini.”“Lihat wajahnya, percaya diri sekali dia. Aku ingin lihat b

    Last Updated : 2021-08-23
  • My Posesif Husband   Your boss

    “Apa pendapatmu tentang tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan, Nona?”Sialan!Pertanyaan yang diajukan Jarvis Alexander William terus berputar dalam kepala Adelia meski sesi interview dengan Jarvis sudah berlalu tiga jam yang lalu, Adelia yang memutuskan untuk langsung mundur dari sesi interview saat itu juga langsung bergegas pergi dari William Corp. Adelia punya firasat jelek dengan perusahaan itu.“Sepertinya wajah tampan, kekayaan berlimpah dan nama besar tidak membuat orang bisa punya pikiran yang waras,” gerutu Adelia jengkel, tanpa sadar tangannya meremas kuat botol air mineral yang sedang dipegangnya.Saat ini Adelia tengah berada disebuah restoran Indonesia yang ditemukannya secara tidak sengaja, karena itu Adelia bebas mengeluarkan sem

    Last Updated : 2021-08-24
  • My Posesif Husband   Khawatir

    Menggunakan pakaian terbaiknya Adelia berangkat menuju William Corp, selama berada di dalam bus Adelia terus mengutuk Jarvis yang sejak kemarin terus menerornya. Adelia awalnya menolak untuk bekerja di William Corp, namun setelah Jarvis mengancamnya dengan denda yang harus dibayar karena melanggar kontrak akhirnya Adelia pun mengalah dan memutuskan menerima tawaran Jarvis untuk menjadi sekretarisnya. Menyadari tujuannya hampir sampai, Adelia kemudian bersiap. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Adelia kemudian berdiri dan menunggu didepan pintu keluar bersama para penumpang lainnya yang akan turun. Menjadi satu-satunya orang asia di dalam bus membuat Adelia sedikit waspada, setelah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para pelamar di William Corp kemarin Adelia menjadi lebih hati-hati. Sampai akhirnya bus berhenti dan semua orang turun Adeli

    Last Updated : 2021-09-03
  • My Posesif Husband   First day

    William Corp, 8.00 AM.Kembali menginjakkan kaki di William Corp membuat Adelia sedikit gugup, meskipun yang memanggilnya untuk bekerja adalah sang pemilik perusahaan. Adelia masih sedikit terusik dengan pertanyaan terakhir Jarvis saat menginterview dirinya dua hari yang lalu,“Nona Adelia Fransisca?”“Adelia Fransia.” Adelia membenarkan ucapan seorang wanita yang baru saja memanggil namanya.“Ups my bad, maafkan aku.”Adelia menggeleng. “Tidak apa-apa, Fransisca dan Fransia memang sedikit mirip.”“Namaku Berta, aku manager human resource department di William Corp. Ayo

    Last Updated : 2021-10-11

Latest chapter

  • My Posesif Husband   Tragedi berulang

    “Ouchh…”“Tahan!”Adelia meringis kesakitan saat Jarvis mengoleskan salep pereda memar di tangannya yang sebelumnya ditarik oleh pria mabuk yang ingin memperkosanya secara beramai-ramai.“Ok, sudah selesai,” ucap Jarvis pelan sembari menutup salep pereda memar yang selama dua tahun terakhir ini menjadi teman setianya. “Sekarang katakan padaku bagaimana bisa kau dikejar-kejar para pemabuk itu? Aku sungguh tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padamu jika tadi aku tidak melintas.”Adelia menundukkan kepalanya dalam-dalam, diingatkan kembali perihal kejadian mengerikan yang baru dilaluinya membuat Adelia kembali merasa tidak aman. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, rasa takutnya kembali.

  • My Posesif Husband   Berhutang nyawa

    Tepat pada jarak lima jengkal, mobil yang datang dalam kecepatan tinggi itu berhasil berhenti. Sehingga tubuh Adelia yang basah dengan keringat tidak tertabrak. Dari arah pedestrian terdengar suara teriakan yang cukup keras dari orang-orang yang melihat adegan itu.“Fuck, siapa malam-malam begini cari mati,” ucap sang pengendara mobil dengan kesal, nafasnya naik turun saat berhasil menghentikan mobilnya tepat waktu.Adelia yang merasa baik-baik saja mengangkat kepalanya perlahan ke arah mobil yang sudah berada dekat sekali dengannya itu, namun karena cahaya lampu mobil yang begitu terang Adelia tidak bisa melihat siapa orang yang berada di dalam mobil itu. Saat sedang menimbang-nimbang apa yang harus dilakukan, Adelia dikejutkan dengan cengkraman salah satu pemabuk yang berhasil menyusulnya.“Lepas

  • My Posesif Husband   Menjemput dewa kematian

    Hari pertama kerja yang melelahkan akhirnya berakhir, Adelia bisa meluruskan tulang punggungnya yang terasa sangat sakit setelah mengikuti pergerakkan Jarvis kesana kemari. Berada di proyek rahasia Jarvis selama lebih dari enam jam tanpa istirahat membuat tubuh Adelia terasa sangat kaku.“Jarvis,” geram Adelia kesal. “Dia itu manusia atau robot? Kenapa tenaganya tidak habis-habis, aku bisa kurus kering jika terus begini.” Adelia melirik ke arah jam weker yang berada di samping ranjangnya.Karena sudah malam sekali, Adelia pun memutuskan untuk segera mandi. Sebelum tidur dia harus membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, meskipun saat ini kedua tumitnya terasa perih jika terkena air karena lecet, Adelia tetap memaksakan diri untuk mandi.Tidak memiliki anggota keluarga membuat Adelia tidak bisa

  • My Posesif Husband   Rasa bersalah

    Selama hampir dua jam meeting berlangsung, Adelia benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Menjadi sekretaris bukanlah sebuah hal sulit untuk Adelia, memiliki pengalaman magang di beberapa perusahaan besar di Jakarta memberinya kemampuan yang baik saat ini.“Baiklah Mr William, sesuai kesepakatan kita akan melanjutkan perbincangan ini ke tingkat yang lebih seriu,” ucap seorang pria berkulit hitam bernama Darren Bray dengan hangat. “Segera aku akan mengirim pengacara pribadiku ke kantor anda untuk menyerahkan surat perjanjian kita.”Bibir Jarvis melengkung tipis. “Saya akan menantikan kedatangan pengacara anda dengan sabar, Tuan. Sungguh sebuah kehormatan untuk kami bisa bekerja sama dengan perusahaan anda.”“Jangan menggodaku, Mr William. Kita semua tahu seperti a

  • My Posesif Husband   First day

    William Corp, 8.00 AM.Kembali menginjakkan kaki di William Corp membuat Adelia sedikit gugup, meskipun yang memanggilnya untuk bekerja adalah sang pemilik perusahaan. Adelia masih sedikit terusik dengan pertanyaan terakhir Jarvis saat menginterview dirinya dua hari yang lalu,“Nona Adelia Fransisca?”“Adelia Fransia.” Adelia membenarkan ucapan seorang wanita yang baru saja memanggil namanya.“Ups my bad, maafkan aku.”Adelia menggeleng. “Tidak apa-apa, Fransisca dan Fransia memang sedikit mirip.”“Namaku Berta, aku manager human resource department di William Corp. Ayo

  • My Posesif Husband   Khawatir

    Menggunakan pakaian terbaiknya Adelia berangkat menuju William Corp, selama berada di dalam bus Adelia terus mengutuk Jarvis yang sejak kemarin terus menerornya. Adelia awalnya menolak untuk bekerja di William Corp, namun setelah Jarvis mengancamnya dengan denda yang harus dibayar karena melanggar kontrak akhirnya Adelia pun mengalah dan memutuskan menerima tawaran Jarvis untuk menjadi sekretarisnya. Menyadari tujuannya hampir sampai, Adelia kemudian bersiap. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Adelia kemudian berdiri dan menunggu didepan pintu keluar bersama para penumpang lainnya yang akan turun. Menjadi satu-satunya orang asia di dalam bus membuat Adelia sedikit waspada, setelah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para pelamar di William Corp kemarin Adelia menjadi lebih hati-hati. Sampai akhirnya bus berhenti dan semua orang turun Adeli

  • My Posesif Husband   Your boss

    “Apa pendapatmu tentang tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan, Nona?”Sialan!Pertanyaan yang diajukan Jarvis Alexander William terus berputar dalam kepala Adelia meski sesi interview dengan Jarvis sudah berlalu tiga jam yang lalu, Adelia yang memutuskan untuk langsung mundur dari sesi interview saat itu juga langsung bergegas pergi dari William Corp. Adelia punya firasat jelek dengan perusahaan itu.“Sepertinya wajah tampan, kekayaan berlimpah dan nama besar tidak membuat orang bisa punya pikiran yang waras,” gerutu Adelia jengkel, tanpa sadar tangannya meremas kuat botol air mineral yang sedang dipegangnya.Saat ini Adelia tengah berada disebuah restoran Indonesia yang ditemukannya secara tidak sengaja, karena itu Adelia bebas mengeluarkan sem

  • My Posesif Husband   First meeting

    William Corp, 9.00 AMDatang lebih cepat dari waktu yang ditentukan membuat Adelia merasa lebih tenang, menjadi satu-satunya warga negara asing yang mendaftar di perusahaan lokal membuat Adelia menjadi pusat perhatian para pelamar lainnya. Beberapa dari mereka bahkan sampai memberikan tatapan tidak sukanya secara terang-terangan pada Adelia dengan langsung memalingkan wajah saat Adelia mencoba untuk membuka percakapan.“Asian huh, kenapa orang asia bisa mendaftar di William Corp? Tidak tahu malu sekali.”“Iya kau benar, perusahaan ini adalah perusahaan besar. Asian girl sepertinya tidak pantas menginjakkan kaki di perusahaan ini.”“Lihat wajahnya, percaya diri sekali dia. Aku ingin lihat b

  • My Posesif Husband   Terpesona

    Menikmati wine di saat matahari masih tinggi ternyata bukan ide yang buruk, Jarvis terlihat sangat menikmati suasana bar yang dipilih Calvin hari ini. Beberapa kali Jarvis mengumbar senyum memikatnya pada beberapa pelayan wanita yang berlalu lalang di hadapannya. Calvin hanya tersenyum kecil melihat tingkah sang tuan, seperti biasanya.“Bar ini cukup lumayan,” ucap Jarvis pelan memberikan penilaian pada bar yang sedang menjadi tempatnya minum, cukup lumayan untuk ukuran seorang Jarvis tentunya berbeda dengan standar orang lain. Dan hanya Calvin yang sangat paham dengan selera seorang Jarvis Alexandre William.Rencana Jarvis untuk hanya menikmati beberapa gelas wine berubah total, keadaan bar yang menjadi semakin ramai membuat niat Jarvis untuk pulang cepat hilang. Kemunculan beberapa orang yang pernah datang ke William Corp-lah yang menjadi alasan J

DMCA.com Protection Status