Share

Bab 123

Hidup akan bahagia bila hati dipenuhi rasa syukur dan bersih dari sifat iri.

***

Lampu toilet berkedip-kedip. Sesekali terdengar bunyi mendesis kala cahaya di toilet itu menggelap, seolah-olah menjadi pertanda hadirnya makhluk astral, mengiring langkah tiga orang wanita yang mendekati Qeiza.

Aleta, bersama dua orang anak buahnya, berdiri tiga langkah di hadapan Qeiza. Seringai mengejeknya tampak menyeramkan di bawah keremangan cahaya.

Qeiza menengadah pada salah satu lampu yang berhenti berpijar. Keanehan tersebut bertepatan sekali dengan kemunculan tiga wanita beraura jelek itu. Saking buruknya jiwa mereka, lampu pun tak lagi bisa menyala.

Qeiza pura-pura tak terpengaruh dengan kehadiran mereka. Dia menyambar tasnya dari atas meja wastafel.

“Akh!” Aleta menjerit kesakitan. “Berengsek! Kau sengaja ya melukaiku?”

Mata Aleta melotot pada Qeiza. Dia tidak menyangka gadis yang dibencinya itu akan melempar tasnya ke punggung, tepat pada saat dia bermaksud untuk menarik bahunya.

“Su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status