Share

Bab 122

Ansel mendesah. “Ini pertama kalinya aku jatuh cinta,” kata Ansel.

Lelaki itu kembali menepuk bahu Ansel. “Manjakan dia dengan perhatian dan hadiah!” sarannya.

“Apa itu akan berhasil?”

“Kau tidak akan pernah tahu hasilnya sebelum mencoba.”

Sejenak tercipta keheningan di antara mereka. Sepertinya mereka sedang terhanyut dalam kisah kegagalan cinta pertama mereka.

“Hal tersulit dalam mencintai seorang wanita,” kata lelaki itu. “… adalah menjaga perasaannya.”

Ansel tercenung, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Selama ini dia hanya memikirkan perasaannya.

“Jangan pernah mengecewakannya!” tambah lelaki itu. “Sekali seorang wanita merasa kecewa, dia akan menganggapmu sudah mati.”

Ansel batal menyeruput sisa kopinya. Pernyataan lelaki itu seperti sebuah peluru yang menembus tepat ke jantungnya. Mengerikan sekali. Dia tak bisa bernapas selama beberapa detik.

Lelaki itu bangkit dari lantai. Udara semakin dingin. Tulangnya sudah tidak sekuat waktu muda dalam melawan hawa dingin.

“Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status