Flashback pengakuan Melissa
Rendy menggenggam lembut kedua tangan Melissa. Seolah menyalurkan keberanian dan keyakinan akan perasaannya. Ia mengulas senyum termanis yang selalu ditunjukkan kala bersama Melissa.
Melissa menghela nafas dalam-dalam. Menenangkan gejolak yang tiba-tiba saja menguasai pikirannya. Keyakinan yang sudah ia susun sejak semalam, terkikis oleh ketakutan. Ia takut jika ditinggalkan setelah ini. Namun, ia tidak punya pilihan.
Bicara sekarang atau tidak sama sekali!
Bukankah sebelum menikah kita harus saling jujur kepada pasangan?
Itulah yang dipikirkan Melissa jauh-jauh hari. Sebelum hari ini terjadi. Ia tidak menginginkan pernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan malah sebaliknya. Menjadi luka dan saling menyakiti. Ia sudah menguatkan hatinya bila sesuatu yang tidak inginkan terjadi.
Sebenarnya Rendy bukan tipe laki-laki yang penyabar. Namun,
Kejujuran dalam menjalin kasih sangat diperlukan. Apalagi dalam berumah tangga. Setiap kejujuran akan membawamu mendapatkan kebahagiaan yang abadi.*****AR_Merry *****Setelah selesai mengganti pakaiannya Melissa tampak mengoleskan sedikit krim wajah sebelum ia tidur. Ini adalah ritual malam yang tak pernah ia lewatkan. Kecuali jika memang benar-benar kelelahan.Ia kembali tersenyum geli mengingat wajah merajuk Rendy yang enggan berpisah dengannya. Tak bisa di elak, ia pun merasakan hal yang sama. Entah mengapa ia ingin selalu menempel pada Rendy. Hanya saja ia malu untuk mengutarakan. Bisa-bisa laki-laki Bucin itu makin besar kepala dong?Melissa terkekeh pelan. Namun suara notifikasi pesan masuk membuat gadis itu segera meraih ponselnya.>>Mas Rendy Jika aku adalah tempat yang kau pilih untuk bersandar,
Rasa cemburu wajar dirasakan oleh laki-laki atau perempuan yang sedang di mabuk cinta. Dan banyak sekali hal-hal kecil yang bisa menjadi pemicu rasa cemburu itu muncul.Kebanyakan yang terjadi saat ini tak sengaja memandang pun bisa menjadi pemicunya. Dan rasa itu sendiri benar-benar membingungkan. Karena efek yang ditimbulkan sangat besar.Seperti yang dirasakan Melissa pagi ini. Beberapa minggu lalu ia tampak biasa saja saat mendengar bisik-bisik di kalangan mahasiswi senior ataupun yang baru. Namun tidak dengan pagi ini.Entah mengapa telinganya begitu sensitif sekali. Dan benar saja, pagi ini ia hampir saja menjambak rambut seorang mahasiswi baru yang terang-terangan mengatakan bila dirinya tak cocok bersanding dengan Rendy.Jikalau saja Mita tidak cepat datang maka sudah bisa dipastikan akan terjadi sesuatu yang memalukan. Tidak ada yang tidak tahu jika Melissa Saraswati adalah tunangan dari Rendy Arya Pratama. Karena pertunangannya waktu itu disiark
Warning 21++“Siang ini Mas harus berangkat ke Singapura.”Melissa langsung menoleh ke arah sumber suara. Kini Rendy baru saja memarkirkan mobilnya di tempat biasanya.“A-apa tadi Mas bilang?”Rendy mengulas senyum manisnya. Senyum yang mampu membuat hati Melissa menghangat.“Mas harus ke Singapura siang nanti.” Rendy menarik tangan kanan Melissa. Menjatuhkan kecupan di sana.“S-Singapura? S-siang nanti?” Rendy mengangguk. Membuat Melissa seketika murung.Apa Mas Rendy menghindari Lissa?Apa karena sikap Lissa kemarin ?Apa ...“Kamu mikirin apa coba?” Rendy menarik dagu Melissa agar menghadap ke arahnya. Menatap kedua bola mata bening Melissa yang kini bergerak gelisah.“Mas Rendy mau menghindari L-Lissa, ya?” Tanyanya gelisah. Tanpa ia sadari satu t
Suasana di Singapura siang ini tampak cerah. Matahari tampak menampakkan diri dengan memancarkan sinar terang. Menerangi seluruh penjuru kota di Negeri Singa yang begitu indah.Rendy beserta beberapa Dewan Direksi yang terbang dari Indonesia mendarat dengan aman dan selamat sejak tiga puluh menit yang lalu. Mereka di sambut ramah oleh Manager yang menghandle kantor cabang di sana.Setelah mendapat penyambutan dari beberapa karyawan pilihan Sang Manager. Kini Rendy beserta perwakilan Dewan Direksi masuk ke salah satu ruangan besar. Tempat di mana rapat akan dilaksanakan. Suasana di ruang rapat begitu tenang ketika Rendy duduk di tempatnya. Tak lama kemudian Sang Manager memberi satu anggukan kepada salah satu Kepala Departemen Analis untuk memulai rapat siang ini.Rendy tampak fokus memperhatikan penjelasan Sang Manager setelah Kepala Departemen Analis selesai mempresentasikan tugasnya. Namun tiba-tiba fokusnya beralih pada ponselnya yang bergetar d
Melissa mengerjapkan kedua matanya berulang kali ketika kesadaran mulai menghampirinya. Suara-suara hewan malam yang silih berganti membuatnya ketakutan. Apalagi saat ini kedua tangan dan kakinya di ikat dengan tali tambang yang cukup besar. Membuatnya sulit untuk bergerak. Ia pun terisak. Tak lama kemudian ada dua suara yang sangat di kenal olehnya bergerak mendekat. Melissa yang sudah sadar pun berpura-pura memejamkan mata. Ia ingin mendengarkan siapa gerangan yang melakukan ini padanya. “Kelihatannya tidurmu pulas sekali tikus kecil?” Ucap wanita yang tak lain adalah Vera. Gadis yang tergila-gila kepada Rendy, calon suami Melissa. Dan gadis ini pula yang sempat melakukan pembullyan kepada Melissa saat itu. “Puaskan tidurmu malam ini. Karena setelah malam ini berakhir, kau akan menjadi milik laki-laki lain. Dan aku akan memiliki Rendy untuk diriku sendiri.” Vera beranjak dari tempat Melissa terikat. Ia menghampiri laki-laki yang tak lain adalah salah satu D
Warning 21++Wira dan Vera kelelahan akibat percintaan panasnya yang baru selesai 1 jam yang lalu. Mereka tampak saling memeluk di atas meja yang menjadi saksi percintaan keduanya. Nafas mereka terengah-engah hebat.Wira menjatuhkan kecupan di pelipis Vera sebelum ia beranjak memakai pakaiannya. Pria itu membiarkan tubuh telanjang Vera di sana. Entah apa yang merasuki dirinya, ia menghampiri Melissa yang kini menatapnya ketakutan.“Kau melihatnya, Sayang?” Bisik Wira di dekat telinga Melissa. “Tenang saja! Setelah ini kau yang akan menjadi satu-satunya pemilik diriku.”“DALAM MIMPIMU!!! AKU TAK AKAN PERNAH SUDI MENJADI MILIKMU. AKU SUDAH BERTUNANGAN DAN AKAN SEGERA MENIKAH!!!” Seru Melissa dengan lantang.“HAHAHAHAHA....”Tawa Wira menggelegar memenuhi gedung tua. Membuat Vera bangkit dari posisinya sambil tersenyum miring. Wira menarik dagu Melissa. Melihat bibir p
Waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Rendy masih setia menunggu Melissa yang masih terlelap karena pengaruh obat penenang. Orang tua Rendy dan Melissa sendiri telah pulang ke rumah, setelah Rendy memohon untuk diizinkan menjaga Melissa.Rendy tak melepaskan genggaman tangannya sejak tadi. Sesekali ia berbicara kepada Melissa, meskipun tidak mendapat respon darinya.Di saat Rendy mulai memejamkan mata, jemari Melissa yang berada dalam genggaman Rendy bergerak. Melissa membuka matanya pelan. Mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya di sekitarnya. Ia menolehkan sedikit kepalanya. Melihat ke arah Rendy yang duduk di kursi dengan kepala di atas genggaman tangannya. Ia menarik kedua sudut bibirnya. Membentuk satu senyuman tipis.Tiba-tiba kilas kejadian yang dialaminya kemarin melintas di benaknya. Membuat dirinya kalut dan takut. Ia mengeratkan jemarinya yang berada di dalam genggaman Rendy.Pergerakan spontan Melissa membuat Rendy terbangun. L
Kedua orang tua Rendy dan Melissa saling berpandangan ketika masuk ke ruang rawat Melissa sore ini. Mereka saling melemparkan senyum dan anggukan singkat. Seolah menentukan sesuatu hanya dengan isyarat tanpa suara. Mereka pun memilih duduk di sofa yang berada di sana. Tanpa membangunkan Rendy ataupun Melissa.*Melissa merasakan kecupan berulang-ulang ke puncak kepalanya. Gadis yang baru saja mengumpulkan kesadarannya itu semakin mengeratkan tangannya di atas perut Rendy. Seakan ingin selamanya berada dalam pelukan hangat Rendy yang membuatnya merasa aman dan nyaman.Begitu juga dengan Rendy. Laki-laki dengan kepekaan di atas rata-rata itu mengetahui apa yang diinginkan calon istrinya. Ia pun semakin mengeratkan pelukan hangatnya. Menyalurkan kenyamanan untuk Melissa agar ia menjadi tenang. Tanpa mereka tahu, empat pasang mata sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya dalam diam.Sebenarnya Ningrum sudah gatal untuk membangunkan Rendy sejak kedata