Share

BAB 21 - Cinta

"Kamu udah bilang sama Risa belum? Apa dia mau kamu ajak pergi?" kata Bapak. Sedangkan aku sudah terlanjur nyelonong pergi, lantas menyibukkan diri memasukkan buah-buahan tadi ke dalam kulkas sembari menenangkan jantungku yang berdebar cepat. Khusus untuk buah mangga, aku taruh di meja makan. Ada yang aku kupas juga untuk dimakan Bapak, karena itu buah kesukaannya.

"Belum, Om," sahut Boy.

"Kalau gitu, tanya dia. Aku kasih izin kalau Risa mau," ujar Bapak tegas. Kemudian entah Boy menjawab apa, dan Bapak mengatakan apa lagi. Aku tak bisa mendengar mereka sejelas tadi, karena suara mereka berdua hampir seperti gumaman-gumaman saja.

Tepat setelah aku selesai mengupas mangga dan apel, lalu memotong-motongnya menjadi bentuk dadu, aku segera menghidangkannya di depan Bapak dan Boy.

"Makasih," kata Boy saat menerima piring kecil dengan potongan-potongan apel di atasnya.

"Sama-sama," sahutku.

"Ris. Kamu mau nggak besok Sabtu aku ajak jalan-jalan?" tanya Boy. Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status