Share

Serpihan Masa Lalu

Erika dan Kaisar pada akhirnya duduk berhadapan di sebuah café, tak jauh dari tempat wawancara tadi. Tak ada yang bicara dan itu membuat suasana makin canggung, terutama setelah apa yang tadi Erika katakan di lift.

“Apa kau akan terus diam?” Erika yang akhirnya duluan berbicara, masih dengan raut wajah sedih dan sakit hati.

“Memangnya apa yang perlu kita bicarakan?” Kaisar balas bertanya, kemudian menyesap smoothies yang tadi dia pesan.

“Apa yang perlu dibicarakan?” Kedua alis Erika terangkat naik. “Kau serius bertanya soal itu?”

Kaisar tidak menjawab. Dia hanya mengedikkan bahu, menccoba untuk terlihat santai saja. Padahal sesungguhnya Kaisar sedang menahan diri untuk tak memeluk atau mencium Erika. Jujur saja dia rindu, namun lagi-lagi pikiran konyolnya lebih mendominasi.

Rasa bersalah kini memaksa Kaisar untuk tidak mengharapkan yang muluk-muluk. Hal yang selalu ditertawakan kedua sahabatnya, tapi itulah yang selalu Kaisar tekankan agar tidak lagi membuat Erika terluka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status