Share

Serpihan Masa Lalu

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 18:31:42

Erika dan Kaisar pada akhirnya duduk berhadapan di sebuah café, tak jauh dari tempat wawancara tadi. Tak ada yang bicara dan itu membuat suasana makin canggung, terutama setelah apa yang tadi Erika katakan di lift.

“Apa kau akan terus diam?” Erika yang akhirnya duluan berbicara, masih dengan raut wajah sedih dan sakit hati.

“Memangnya apa yang perlu kita bicarakan?” Kaisar balas bertanya, kemudian menyesap smoothies yang tadi dia pesan.

“Apa yang perlu dibicarakan?” Kedua alis Erika terangkat naik. “Kau serius bertanya soal itu?”

Kaisar tidak menjawab. Dia hanya mengedikkan bahu, menccoba untuk terlihat santai saja. Padahal sesungguhnya Kaisar sedang menahan diri untuk tak memeluk atau mencium Erika. Jujur saja dia rindu, namun lagi-lagi pikiran konyolnya lebih mendominasi.

Rasa bersalah kini memaksa Kaisar untuk tidak mengharapkan yang muluk-muluk. Hal yang selalu ditertawakan kedua sahabatnya, tapi itulah yang selalu Kaisar tekankan agar tidak lagi membuat Erika terluka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kontrak

    Erika merasa benar-benar merasa kesal. Perempuan yang baru sampai di rumah itu, melempar tasnya dengan sembarangan gara-gara emosi. Padahal tadi Erika sudah sempat pergi menenangkan diri dengan spa, tapi tidak mempan. Erika sungguh tak habis pikir dengan apa yang dipikirkan Kaisar, ditambah dengan kemacetan. Itu sungguh membuat dia sudah ingin memukul kepala pria itu dengan ujung heels-nya. “Tenang Erika, tenang. Kau masih punya rencana cadangan untuk membuatnya sedikit menderita,” gumam Erika pada dirinya sendiri. Tepat setelah Erika selesai bicara, ponselnya berbunyi. Walau sedang kesal, tapi Erika tetap mengangkatnya. Apalagi setelah melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. “Ya, Om? Bagaimana apakah berhasil?” tanya Erika dengan lembut. “Kontrak kerjanya sudah terkirim? Jadi aku bisa mulai per kapan?” Senyum Erika makin merekah mendengar jawaban dari seberang sambungan teleponnya. Dia senang sekali bisa bekerja sama dengan orang ini, apalagi yang dia panggil om itu be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Permintaan Erika

    “Aku tidak mau ikut,” gumam Kaisar malas-malasan. “Yang benar saja, Kai. Kita akan kena denda dalam jumlah yang besar kalau tidak datang,” keluah Reino memelototi sahabatnya. “Itu kan salahmu. Siapa suruh tanda tangan kontrak tanpa melihat baik-baik.” Kaisar yang berbaring di sofa, menghindari pandangan Reino. “Ya, mana aku tahu kalau dia akan berpikiran untuk semena-mena begitu.” Reino membela diri. “Mana mungkin Reino tahu kalau ternyata Erika seiseng itu. Lagi pula ini hanya pertemuan biasa, Kai. Kau tidak akan sendiri ada aku dan Rei juga.” Viktor ikut membujuk sahabatnya itu. “Jangan jadi penakut.” “Aku bukan penakut.” Kaisar langsung bangkit, ketika mendengar ejekan Reino barusan. Kalau hanya bertemu klien sungguhan, Kaisar tentu tidak akan takut. Masalahnya ini adalah Erika. Dia takut kalau tiba-tiba goyah dengan keputusannya, ketika perempuan yang sesungguhnya dia sayangi itu muncul lagi. Lagi pula, Erika sepertinya sudah berniat yang tidak-tidak dengan memanggil mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Bernostalgia

    “Ini gila. Aku tidak mungkin melakukan ini.” Kaisar mengomel, sembari mondar-mandir di dalam ruangan. “Kita tidak punya pilihan lain, Kai. Erika memintamu.” Viktor mengedikkan kedua bahunya. Kaisar mengacak rambutnya dengan frustasi. Walau dia memang tidak punya pilihan lain lagi, tapi masa iya dia tiba-tiba jadi pengawal? Demi apapun, Kaisar sama sekali tidak punya pengalaman. Jangankan pengalaman, Kaisar bahkan tak tahu bela diri. Memegang pistol pun tak pernah. Dia cuma punya modal menyetir mobil. “Kita bayar saja dendanya.” “Apa kau gila?” Reino langsung berteriak mendengar yang barusan dikatakan sahabatnya itu. “Dendanya itu bukan berjumlah puluhan juta, Kai.” Reino masih mengomel dengan nada tinggi. “Bayaran selama setahun saja sudah lebih dari setengah milyar, apalagi dendanya yang 5 kali lipat. Apa kau gila?” Kaisar melempar dirinya ke atas sofa. Angka yang sangat fantastis untuk seorang Erika Wiratama. Kaisar saja bingung dari mana perempuan itu mendapat uang sebanyak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Menggoda Kaisar

    Kaisar mondar mandir di dalam kamar yang dia pilih. Dia dengan terpaksa memilih kamar yang di lantai bawah. Inginnya sih di lantai atas saja untuk menghindari Erika yang harusnya tidur di lantai bawah, tapi percuma. Perempuan itu akan mengekori. “Kau harus mengawalku selama 24 jam. Akan lebih efisien jika kamar kita berdekatan. Kau harusnya bersyukur aku tidak memintamu tidur di kamarku.” Itu yang tadi Erika katakan. Ya. Harusnya Kaisar bersyukur. Karena kalau dia tidur di kamar perempuan itu, dia tak yakin bisa menahan diri. “Lama-lama aku bisa gila,” gumam pria itu mengacak rambutnya. Kaisar kemudian menatap sekitarnya. Dia kini menempati kamar bekas ruangan balas dendam Erika. Kini kamar itu telah menjelma menjadi kamar yang lebih normal dari sebelumnya. Tak ada lagi kertas rencana balas dendam yang tertempel di temboknya. “Setidaknya dia sudah jadi lebih baik.” Kaisar masih bergumam sendiri. Merasa sudah perlu pergi mandi, Kaisar keluar dari kamar. Kebetulan di kamar i

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Majikan Jahat

    “Hei, Erika.” Lydia melirik ke belakang sahabatnya dengan ragu-ragu. Ada rasa risih terlihat jelas di wajahnya. “Kenapa Kaisar harus berdiri di belakangmu?” bisik Lydia melanjutkan apa yang ingin dia katakan. Erika tak langsung menjawab. Dia menoleh terlebih dulu dan menatap lelaki yang berdiri di belakangnya, sebelum mengangguk sebagai jawaban. “Ya. Memang harus seperti itu. Dia kan bodyguard-ku.” “HAH?” Vanessa langsung memekik mendengar jawaban sahabatnya itu. Saat ini, Erika dan para sahabatnya sedang duduk manis untuk makan pagi menjelang sore di sebuah cafe. Hal yang sudah agak lama direncanakan, namun baru terlaksana sekarang. Tenttu saja sebagai bodyguard, Kaisar harus ikut. Kaisar yang sudah mendapat briefing singkat dari Hadi-pengawal pribadi milik sahabatnya-Reino, sudah cukup tahu apa yang perlu dia lakukan. Dalam kondisi makan siang seperti ini, Kaisar bisa mengambil tempat duduk yang dekat dengan Erika. Sayangnya perempuan itu menolak. Dia ingin Kaisar berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Cemburu

    “Anda masih ingin belanja lagi?” tanya Kaisar dengan wajah kusut. “Yup.” Erika melangkah keluar dari toko sepatu dengan langkah cepat, membuat Kaisar terburu mengikutinya. Makan siang di cafe tadi pada akhirnya berakhir lebih cepat. Sesuai dugaan, suasananya jadi lebih canggung. Terlebih karena Kaisar benar-benar sangat kaku. Erika tentu saja sudah dimarahi oleh teman-temannya yang lain, tapi dia masih keras kepala. Perempuan itu juga sudah menceritakan rencananya, tapi tetap saja dia dimarahi. Namun Erika tetaplah Erika. Walau dia tahu rencananya jahat, dia tetap melakukannya. Sama seperti saat misi balas dendamnya dulu. Jadilah setelah makan siang yang gagal, Erika pergi berbelanja, tanpa memberikan waktu makan siang untuk Kaisar. Salahkan pria kaku yang tidak ingin ikut makan siang itu. Tapi walau judulnya shopping, Erika tidak benar-benar belanja. Dia akan membeli barang-barang yang dibutuhkan, selebihnya hanya lihat-lihat saja dan sesekali meladeni orang yang mengenalinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Masih Ada Harapan

    Erika menatap senang kedua lelaki yang berdiri di depannya. Mereka saling menatap dengan raut wajah tak suka yang sangat kentara. “Kalian berdua kenapa sih? Lagi lomba menatap ya?” Erika bertanya setelah cukup lama menikmati pemandangan itu. “Tidak apa-apa.” Kedua pria itu berpaling dan menjawab secara nyaris bersamaan. Kekompakan itu membuat Erika tertawa riang. Tawa kecil yang membuat dua pria di depannya terpana, sekaligus hal yang membuat dia senang. Provokasinya berhasil “Kalau begitu ya sudah. Aku ambil yang ini ya, Ga.” Erika memberikan kembali setelah yang dia pegang, tak lupa meminta diambilkan yang baru dan dengan ukuran Kaisar. Lelaki dengan papan nama Angga tersemat di kantong kemejanya, itu dengan terpaksa harus pergi. Dia mengambil setelan yang dipilih Erika dengan ekspresi tidak rela. Semtara itu Kaisar, menatap punggung pria itu dengan kesal. Tatapannya kentara sekali menusuk dan bisa dirasakan pria itu, namun Angga terus melangkah pergi. “Kau kenal denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Terluka

    Kaisar melirik ke arah ruang tamu yang bisa dia lihat jelas dari dapur tempatnya berdiri. Di ruang tamu, ada Erika yang tengah menatap ponsel sambil tertawa keras. Tawa yang sangat keras dan riang, sampai Kaisar jadi penasaran siapa yang perempuan itu hubungi. Tidak perlu waktu lama, sampai akhirnya dia tahu siapa yang membuat Erika tertawa begitu keras. “Ya, Ga?” Erika bertanya dengan ponsel menempel di telinga. “Hm ... malam ini ya? Sepertinya sih gaka da janji.” Tangan Kaisar yang sedang memegang gelas kaca, mengeratkan cengkramannya. Dia tahu siapa ‘Ga’ yang dimaksud Erika. Itu pastilah pegawai toko yang kemarin mereka temui. Cemburu? Tentu saja Kaisar merasa cemburu. Sangat cemburu malah, tapi lagi-lagi pemikiran bodohnya lebih menguasai isi pikiran lelaki itu. Kaisar lebih memilih Erika bahagia dengan orang lain selain dirinya. Sayangnya, hatinya tak bisa berbohong. “Oke. Aku akan berdandan yang cantik dan menunggumu menjemputku.” Begitu Erika selesai mengatakan itu, jem

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05

Bab terbaru

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Rikai (Ending)

    “Apa kau baik-baik saja?” “Tidak ada yang akan baik-baik saja, setelah keguguran, Nes.” Erika tersenyum pada sahabatnya. “Sorry.” Vanessa yang tadi bertanya, meringis dan merasa bersalah. “Tidak usah merasa bersalah. Itu tidak akan mengubah apa pun,” balas perempuan cantik yang baru saja memotong rambutnya jadi bob itu. “Tumben kau bisa bijak begitu.” Kali ini Lydia yang mengejek Erika. “Sebenarnya itu bukan kata-kataku, tapi kata-kata si dokter.” Kali ini, giliran Erika yang meringis. “Lagi pula, kantungnya juga kosong. Belum ada bayi di dalamnya.” “Bener juga sih, tapi kan harus tetap nunggu beberapa lama dulu kan?” Giliran Cinta yang bertanya. Empat perempuan yang bersahabat itu, kini tengah berkumpul di salah satu kafe kesukaan mereka. Walau semua sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing, tapi mereka menyempatkan diri berkumpul untuk menghibur Erika. “Ya, apalagi aku cuma diberikan obat dan bukan kuret. Jadi mungkin aku harus bertahan minimal tujuh bulan lagi.

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil 2

    “Erika.” Kaisar meneriakkan nama sang istri ketika dia tiba di rumah. “Sayang, kamu di mana?” Lelaki dengan pakaian kerja yang sudah berantakan itu, berlari menaiki tangga karena tidak mendapat jawaban. Dia juga tidak melihat sang istri di ruang tamu, maupun di dapur. Tinggal kamar yang belum diperiksa. “Sayang.” Kaisar langsung mendesah lega melihat istrinya meringkuk di atas ranjang. “Kamu kenapa?” Tidak ada jawaban dari Erika. Perempuan cantik itu bahkan tidak melepas pelukan pada lututnya. Dia bahkan belum mengganti baju, sejak pulang dari mengantar Queenie. “Erika.” Kaisar segera memeluk istrinya karena tahu ada yang tidak beres. Setidaknya, itu yang dikatakan sang kakak ipar. Lelaki yang terlihat makin matang itu, memang buru-buru pulang setelah mendapat pesan dari Queenie. Iparnya itu tidak mengatakan sesuatu yang spesifik, tapi Kaisar tahu ada yang salah. “Queenie ternyata hamil.” Akhirnya Erika bersuara dan mendongak, setelah cukup lama berdiam diri. “Padahal dia tidak

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil

    “Aku mohon.” Erika menggumamkan kalimat pendek itu, dengan mata terpejam dan kedua tangan terkatup. “Aku mohon kali ini berhasil.” Setelah sekali lagi menggumamkan kalimat serupa, si cantik itu membuka mata. Dia mengeluarkan stik yang sudah terendam beberapa menit pada cairan kuning dalam wadah kecil. Sayang sekali, hasilnya tidak membuat Erika senang. “Negatif lagi.” Erika mengatakan itu pada suaminya, ketika dia keluar dari kamar mandi. “Kamu tes lagi?” tanya Kaisar disertai dengan wajah prihatin. “Tentu saja aku akan terus melakukan tes, setiap kali kita selesai berhubungan,” jawab Erika dengan jujur. “Maksudku, tidak langsung juga.” “Sayang, tidak perlu buru-buru.” Selesai merapikan dasi, Kaisar langsung pergi memeluk istrinya itu. “Kita masih punya cukup banyak waktu untuk punya anak.” “Tapi ini sudah hampir dua tahun, Kai. Lydia saja sekarang sudah hamil anak kedua.” Tentu saja Erika akan mengeluh. Dia sudah sangat ingin menggendong malaikat kecil yang mirip dirinya atau

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Jangan Pernah Bosan

    “Selamat pagi, Pak.” Kaisar menunduk ramah pada lelaki di depannya. “Halo, Kaisar.” Seorang lelaki pria tinggi besar mengulurkan tangan untuk menjabat. “Saya senang karena masih bisa menghubungi kamu.” “Saya yang harusnya senang karena Pak Herdiyanto masih mau menghubungi saya dan menawarkan pekerjaan.” Tentu saja Kaisar akan menunduk sopan. “Itu karena akan sangat sayang kalau bakat sepertimu hanya bekerja sebagai ojek saja.” Pak Herdiyanto menjawab dengan senyum cerah. “Syukurnya saya melihat postingan tunanganmu kamu dan kebetulan juga ada yang baru mengajukan pengunduran diri.” “Sangat kebetulan, Pak.” Kaisar sedikit meringis ketika mendengar hal itu. “Tapi bagi saya, tidak ada kebetulan di dunia ini.” Melihat lawan bicaranya sedikit canggung, Pak Herdiyanto mengatakan hal itu diiringi dengan kedipan mata. “Semua pasti ada alasannya.” Tak ada lagi yang bisa dikatakan oleh Kaisar, selain mengangguk. Dia kemudian mengikuti pria paruh baya itu ke ruangannya dan melakukan wawanca

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Gara-Gara Media Sosial

    “Kenapa kau tidak pernah bilang tentang pekerjaanmu?” tanya Erika dengan mata melotot, tidak peduli kalau sekarang dia sedang berada di tempat umum. “Tunggu dulu Erika.” Kaisar yang tadinya masih duduk di atas motor, kini turun untuk menjelaskan. “Aku mohon jangan marah dulu. Aku punya alasan untuk semua ini.” “Yang benar saja?” Erika makin melotot. “Bagaimana mungkin aku tidak marah ketika kau menyembunyikan semua ini.” “Aku tidak berniat untuk menyembunyikan apa pun. Aku hanya ....” “Hanya ingin bersenang-senang dengan cara membonceng perempuan lain?” Erika memotong kalimat tunangannya itu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. “Mana mungkin aku seperti itu, aku hanya .... Tunggu dulu.” Kaisar tiba-tiba saja menjadi bingung dengan apa yang dikatakan sang tunangan barusan. “Kau barusan bilang apa?” “Kau mau mengambil kesempatan dari penumpang perempuan kan?” tanya Erika tampak tidak mau menahan diri lagi. “Kau akan dengan sengaja mengerem mendadak agar nanti dada mereka b

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kerjaan Baru

    “Kau itu bodoh atau apa?” tanya Viktor dengan kedua alis yang terangkat. “Mana bisa main menikah saja di catatan sipil dengan KTP saja?” “Aku hanya ... terburu-buru,” ringis Kaisar merasa agak malu juga. “Aku lupa kalau banyak yang harus diurus sebelumnya.” “Kau benar-benar bucin.” Viktor pada akhirnya hanya bisa menggeleng melihat temannya itu. “Bisa jangan terus menghina, Kai?” Setelah sekian lama diam, akhirnya Erika ikut berbicara. “Aku hanya mengatakan kenyataan, bukan menghina.” Viktor tentu akan membantah karena memang seperti itu dan membuat Erika mendengus kesal. Erika dan Kaisar memang langsung ke kantor Viktor si pengacara setelah dari DISDUKCAPIL dan ditolak. Tentu saja mereka datang ingin meminta bantuan dan bisa dengan mudah ditebak oleh Viktor. “Jadi mau dibantu nih?” tanya Viktor memainkan kedua alisnya, sekedar hanya untuk menggoda. “Kalau kau tidak sibuk dan mau,” jawab Kaisar rasional. Dia tahu sahabatnya itu cukup sibuk dan sebenarnya punya tarif yang m

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ditolak

    “Aku gak jadi nikah.” Erika meneriakkan itu di depan ponselnya. “Hah? Maksudnya gimana?” Para sahabat Erika yang terhubung melalui panggilan video call, langsung memekik karena terkejut. “Aku udah balikin cincin yang dikasih Kaisar,” jawab Erika dengan wajah cemberut, siap untuk menangis. “Loh? Kenapa?” Cinta yang paling pertama bereaksi. “Perasaan baru berapa hari lalu kamu dilamar.” “Iya, tapi dia hanya asal ngelamar. Gak beneran mau nikah, apalagi dalam waktu dekat.” Erika menjawab dengan ekspresi kesal yang berlebihan. “Bentar-bentar.” Lidya langsung menghentikan sahabatnya yang baru mau menyambung kalimat itu. “Maksudnya gimana sih? Coba cerita yang detail.” Akhirnya, mengalirlah cerita Erika begitu saja. Tentu saja dia menceritakan itu dengan menggebu-gebu karena benar-benar merasa kesal. Tapi ternyata, itu membuat para sahabatnya jadi bingung. “Kenapa kau langsung minta pisah sih?” Vanessa yang bertanya dengan bingung. “Itu kan bisa dibicarakan baik-baik dulu.” “Aku su

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Putus

    “Erika.” Kaisar berteriak, sembari mengetuk pintu. “Kau belum makan.” Tentu saja tidak ada jawaban dari balik pintu. Perempuan cantik itu, bungkam dan tidak ingin berbicara pada sang kekasih. Entah Erika yang terlalu negatif atau apa, tapi dia merasa terkhianati. “Aku bukannya tidak ingin menikah.” Pada akhirnya, Kaisar kembali mencoba menjelaskan. “Aku tidak mempermainkanmu. Aku hanya meminta sedikit waktu, sampai aku cukup stabil untuk menghidupimu.” “Saat ini aku bahkan tidak pekerjaan, loh. Aku hanya bantu-bantu mama buat jualan dan itu pun masih baru merintis. Aku janji tidak akan lama-lama.” Seberapa banyak penjelasan yang diberikan Kaisar, tampaknya Erika enggan mendengar. Perempuan itu tetap bungkam dan mengunci diri di dalam kamar. Itu jelas membuat Kaisar menjadi makin sakit kepala. *** “Kenapa sih perempuan sulit sekali dimengerti?” Gagal membujuk Erika keluar kamar, pada akhirnya Kaisar berkunjung ke rumah temannya. “Kalau mereka mudah dimengerti, bukan perempuan

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Tarik Ulur

    “Kurasa aku akan menikah dalam waktu dekat,” ucap Erika dengan raut wajah riang. “Eh, kok bisa?” Vanessa yang paling pertama menyahut dengan raut wajah kaget. Kebetulan, mereka memang sedang melakukan panggilan video grup. “Lelaki mana yang akhirnya berani melamarmu?” Lydia juga ikut bertanya dengan nada antusias. “Padahal kupikir kau akan menunggu Kaisar sampai tua.” Cinta yang meledek, sambil menyuapi anaknya makan. “Aku dengan Kaisar kok,” jawab Erika masih dengan nada riang. “Tadi pagi dia melamarku.” Seruan bernada kaget langsung terdengar. Satu per satu sahabat Erika, mulai menanyakan banyak hal. Mereka tentu saja penasaran kenapa bisa Kaisar Arya Jayantaka pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Erika Wiratama. Tentu saja Erika tidak keberatan menceritakan lamaran yang sama sekali tidak romantis itu, tapi tetap berhasil membuatnya terharu. Dia bahkan memamerkan cincin tipis yang dibelikan Kaisar. “Cantik kan?” tanya Erika benar-benar tak bisa untuk tidak tersenyum

DMCA.com Protection Status