Share

Majikan Jahat

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-29 11:04:06

“Hei, Erika.” Lydia melirik ke belakang sahabatnya dengan ragu-ragu. Ada rasa risih terlihat jelas di wajahnya.

“Kenapa Kaisar harus berdiri di belakangmu?” bisik Lydia melanjutkan apa yang ingin dia katakan.

Erika tak langsung menjawab. Dia menoleh terlebih dulu dan menatap lelaki yang berdiri di belakangnya, sebelum mengangguk sebagai jawaban.

“Ya. Memang harus seperti itu. Dia kan bodyguard-ku.”

“HAH?” Vanessa langsung memekik mendengar jawaban sahabatnya itu.

Saat ini, Erika dan para sahabatnya sedang duduk manis untuk makan pagi menjelang sore di sebuah cafe. Hal yang sudah agak lama direncanakan, namun baru terlaksana sekarang. Tenttu saja sebagai bodyguard, Kaisar harus ikut.

Kaisar yang sudah mendapat briefing singkat dari Hadi-pengawal pribadi milik sahabatnya-Reino, sudah cukup tahu apa yang perlu dia lakukan. Dalam kondisi makan siang seperti ini, Kaisar bisa mengambil tempat duduk yang dekat dengan Erika. Sayangnya perempuan itu menolak. Dia ingin Kaisar berdiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Cemburu

    “Anda masih ingin belanja lagi?” tanya Kaisar dengan wajah kusut. “Yup.” Erika melangkah keluar dari toko sepatu dengan langkah cepat, membuat Kaisar terburu mengikutinya. Makan siang di cafe tadi pada akhirnya berakhir lebih cepat. Sesuai dugaan, suasananya jadi lebih canggung. Terlebih karena Kaisar benar-benar sangat kaku. Erika tentu saja sudah dimarahi oleh teman-temannya yang lain, tapi dia masih keras kepala. Perempuan itu juga sudah menceritakan rencananya, tapi tetap saja dia dimarahi. Namun Erika tetaplah Erika. Walau dia tahu rencananya jahat, dia tetap melakukannya. Sama seperti saat misi balas dendamnya dulu. Jadilah setelah makan siang yang gagal, Erika pergi berbelanja, tanpa memberikan waktu makan siang untuk Kaisar. Salahkan pria kaku yang tidak ingin ikut makan siang itu. Tapi walau judulnya shopping, Erika tidak benar-benar belanja. Dia akan membeli barang-barang yang dibutuhkan, selebihnya hanya lihat-lihat saja dan sesekali meladeni orang yang mengenalinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Masih Ada Harapan

    Erika menatap senang kedua lelaki yang berdiri di depannya. Mereka saling menatap dengan raut wajah tak suka yang sangat kentara. “Kalian berdua kenapa sih? Lagi lomba menatap ya?” Erika bertanya setelah cukup lama menikmati pemandangan itu. “Tidak apa-apa.” Kedua pria itu berpaling dan menjawab secara nyaris bersamaan. Kekompakan itu membuat Erika tertawa riang. Tawa kecil yang membuat dua pria di depannya terpana, sekaligus hal yang membuat dia senang. Provokasinya berhasil “Kalau begitu ya sudah. Aku ambil yang ini ya, Ga.” Erika memberikan kembali setelah yang dia pegang, tak lupa meminta diambilkan yang baru dan dengan ukuran Kaisar. Lelaki dengan papan nama Angga tersemat di kantong kemejanya, itu dengan terpaksa harus pergi. Dia mengambil setelan yang dipilih Erika dengan ekspresi tidak rela. Semtara itu Kaisar, menatap punggung pria itu dengan kesal. Tatapannya kentara sekali menusuk dan bisa dirasakan pria itu, namun Angga terus melangkah pergi. “Kau kenal denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Terluka

    Kaisar melirik ke arah ruang tamu yang bisa dia lihat jelas dari dapur tempatnya berdiri. Di ruang tamu, ada Erika yang tengah menatap ponsel sambil tertawa keras. Tawa yang sangat keras dan riang, sampai Kaisar jadi penasaran siapa yang perempuan itu hubungi. Tidak perlu waktu lama, sampai akhirnya dia tahu siapa yang membuat Erika tertawa begitu keras. “Ya, Ga?” Erika bertanya dengan ponsel menempel di telinga. “Hm ... malam ini ya? Sepertinya sih gaka da janji.” Tangan Kaisar yang sedang memegang gelas kaca, mengeratkan cengkramannya. Dia tahu siapa ‘Ga’ yang dimaksud Erika. Itu pastilah pegawai toko yang kemarin mereka temui. Cemburu? Tentu saja Kaisar merasa cemburu. Sangat cemburu malah, tapi lagi-lagi pemikiran bodohnya lebih menguasai isi pikiran lelaki itu. Kaisar lebih memilih Erika bahagia dengan orang lain selain dirinya. Sayangnya, hatinya tak bisa berbohong. “Oke. Aku akan berdandan yang cantik dan menunggumu menjemputku.” Begitu Erika selesai mengatakan itu, jem

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Bantuan Angga

    “Bagaimana kau bisa terluka?” Angga segera mendatangi Erika dengan wajah panik. “Aku tidak terluka,” jawab perempuan cantik itu dengan wajah bingung. “Lalu?” Lelaki yang baru datang dengan setelan jas semi formal itu ikut bingung. Erika yang akhirnya tersadar, meringis sambil melirik ke arah Kaisar. Angga pun melakukan hal yang sama, tanpa bisa dia cegah. Dalam sekali lihat, lelaki itu tahu kalau bukan pujaan hatinya yang terluka. Jujur saja, Angga merasa tersaingi. Bagaimana mungkin seorang pengawal pribadi lebih penting dari pada janji mereka? “Sepertinya kau benar-benar melupakanku ya?” gumam Angga dengan senyum miris. “Maafkan aku.” Erika benar-benar jadi tidak enak hati. “Soalnya tadi telapak tangan Kai terluka dan itu bisa infeksi kalau tidak segera ditangani.” “Tidak masalah. Aku bisa mengerti.” Angga mengangguk pelan, sepertinya dia sudah mengerti kalau dirinya memang tak dianggap. “Tapi aku hanya ingin memastikan satu hal karena itu, boleh aku mengantarmu pulang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Keputusan Angga

    “Dasar gila.” Erika membisikkan kalimat itu. “Maaf, Mbak?” Pelayan yang berdiri di sebelah Erika bertanya dengan wajah melongo. Dia kaget karena bisa mendengar apa yang dikatakan perempuan cantik itu. Sekarang ini, Erika memang sedang duduk di sebuah cafe. Dia ada janji dengan Angga, setelah mengiyakan apa yang ditawarkan lelaki itu beberapa hari lalu. Teman lama Erika itu menawarkan untuk membatunya membuat hati Kaisar luluh. Sebenarnya, Erika sudah memikirkan rencana yang serupa. Itu yang membuat dia mendekati Angga, tapi bukankah lebih baik kalau lelaki itu bisa diajak kerja sama? Hanya saja, ada yang membuat Erika bingung. “Hai.” Tiba-tiba saja Angga muncul. “Maaf, apa kau menunggu lama? Soalnya tadi ada masalah sedikit di store. Maaf juga karena memintamu datang ke tempat yang dekat dari tempat kerjaku.” “Tidak masalah. Aku juga baru datang.” Erika memaksakan senyumnya. “Pesanlah dulu.” “Di mana Kaisar?” Angga bertanya setelah menerima buku menu dari perempuan di depannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Retno dan Erika

    “Mau ke mana lagi?” Kaisar yang tengah menyetir mobil bertanya, dengan mata melirik Erika yang duduk di kursi penumpang sebelahnya. “Ke hotel saja deh.” Erika memutuskan dengan cepat. “Ke hotel mana?” Kaisar kembali bertanya dengan kening berkerut. “Kau mau ke hotel mana?” Alih-alih menjawab, Erika malah bertanya. “Kenapa saya yang menentukan?” Kaisar makin bingung saja dengan kelakuan perempuan di sebelaahnya itu. Tadi katanya mau pergi kencan. Padahal tadi Kaisar sudah cemburu melihat kedekatan Erika dan Angga, tapi rupanya pertemuan itu hanya berlangsung sebentar saja. Yang paling mengherankan, dua orang itu tampak sedang bertengkar. Setidaknya, itu yang dipikirkan Kaisar. Dia sampai berpikir kalau Erika ternyata ketahuan hanya ingin memanfaatkan Angga. “Karena aku sedang ingin bercinta denganmu.” Erika yang tiba-tiba menjawab setelah lama terdiam, membuat Kaisar terkejut. Lelaki itu bahkan sampai mengerem mendadak saking terkejutnya, bahkan sampai menimbulkan suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Rencana Erika

    “Sorry?” Kaisar menaikkan sebelah alisnya karena agak terkejut dengan yang dikatakan Erika. “Hari ini aku ingin pergi sendiri, jadi kau boleh melakukan apa pun yang kau mau,” jawab Erika dengan santainya, sebelum melambai dan pergi begitu saja. Untuk kali ini, Kaisar benar-benar tercengang. Biasanya Erika tidak pernah membiarkan dirinya pergi sendiri, tapi hari ini berbeda. Entah perempuan itu sedang dalam suasana hati gembira atau apa. “Mungkin saja dia sedang ingin pergi kencan berdua dengan Angga,” gumam Kaisar seorang diri dan itu membuatnya sakit hati. “Sudahlah.” Lelaki itu kemudian menggeleng pelan. “Dari pada memikirkan itu, lebih baik aku pergi membantu mama.” Niatnya Kaisar sih begitu, tapi siapa sangka kalau hal itu tidak bisa dia lakukan. Sesampainya di rumah, dia hanya bisa bertemu dengan Bima yang baru saja mau pergi kerja. “Barusan mama sudah pergi diantar sama Queenie.” Itu yang dikatakan Bima. “Hah? Kok bisa Queenie?” Tentu saja Kaisar bingung. “Tadi dia data

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Memanfaatkan

    “Erika. Queenie.” Retno memanggil nama dua orang perempuan yang berdiri di depannya itu. “Kalian nga ....” “Ya, ampun.” Belum selesai Retno berbicara, seseorang tiba-tiba saja menyela. “Bukankah kau Erika Wiratama?” Erika tidak langsung menjawab perempuan paruh baya yang kini sedang berdiri di sampingnya dan memuji tiada henti. Dia jelas adalah penggemar, tapi kali ini Erika memilih untuk tidak peduli. “Tante Retno.” Erika menoleh pada perempuan paruh baya yang sedang dibersihkan dari remahan makanan oleh sang kakak. “Kok ada di sini?” “Tante ... tadi datang diantar Queenie. Buat antar pesanan,” jawab Retno agak bingung juga dengan kedatangan dua perempuan muda itu. Retno bisa menebak kalau Queenie mungkin menungguinya, walau tadi sudah diminta pulang duluan. Tapi kalau Erika? Masa iya kalau kebetulan perempuan itu ada di kafe yang sama. “Ah, iya. Padahal kemarin Tante sudah bilang mau ke sini buat ngantar pesanan.” Erika pura-pura terkejut. “Ini yang pesan?” Yang bisa dilak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Rikai (Ending)

    “Apa kau baik-baik saja?” “Tidak ada yang akan baik-baik saja, setelah keguguran, Nes.” Erika tersenyum pada sahabatnya. “Sorry.” Vanessa yang tadi bertanya, meringis dan merasa bersalah. “Tidak usah merasa bersalah. Itu tidak akan mengubah apa pun,” balas perempuan cantik yang baru saja memotong rambutnya jadi bob itu. “Tumben kau bisa bijak begitu.” Kali ini Lydia yang mengejek Erika. “Sebenarnya itu bukan kata-kataku, tapi kata-kata si dokter.” Kali ini, giliran Erika yang meringis. “Lagi pula, kantungnya juga kosong. Belum ada bayi di dalamnya.” “Bener juga sih, tapi kan harus tetap nunggu beberapa lama dulu kan?” Giliran Cinta yang bertanya. Empat perempuan yang bersahabat itu, kini tengah berkumpul di salah satu kafe kesukaan mereka. Walau semua sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing, tapi mereka menyempatkan diri berkumpul untuk menghibur Erika. “Ya, apalagi aku cuma diberikan obat dan bukan kuret. Jadi mungkin aku harus bertahan minimal tujuh bulan lagi.

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil 2

    “Erika.” Kaisar meneriakkan nama sang istri ketika dia tiba di rumah. “Sayang, kamu di mana?” Lelaki dengan pakaian kerja yang sudah berantakan itu, berlari menaiki tangga karena tidak mendapat jawaban. Dia juga tidak melihat sang istri di ruang tamu, maupun di dapur. Tinggal kamar yang belum diperiksa. “Sayang.” Kaisar langsung mendesah lega melihat istrinya meringkuk di atas ranjang. “Kamu kenapa?” Tidak ada jawaban dari Erika. Perempuan cantik itu bahkan tidak melepas pelukan pada lututnya. Dia bahkan belum mengganti baju, sejak pulang dari mengantar Queenie. “Erika.” Kaisar segera memeluk istrinya karena tahu ada yang tidak beres. Setidaknya, itu yang dikatakan sang kakak ipar. Lelaki yang terlihat makin matang itu, memang buru-buru pulang setelah mendapat pesan dari Queenie. Iparnya itu tidak mengatakan sesuatu yang spesifik, tapi Kaisar tahu ada yang salah. “Queenie ternyata hamil.” Akhirnya Erika bersuara dan mendongak, setelah cukup lama berdiam diri. “Padahal dia tidak

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil

    “Aku mohon.” Erika menggumamkan kalimat pendek itu, dengan mata terpejam dan kedua tangan terkatup. “Aku mohon kali ini berhasil.” Setelah sekali lagi menggumamkan kalimat serupa, si cantik itu membuka mata. Dia mengeluarkan stik yang sudah terendam beberapa menit pada cairan kuning dalam wadah kecil. Sayang sekali, hasilnya tidak membuat Erika senang. “Negatif lagi.” Erika mengatakan itu pada suaminya, ketika dia keluar dari kamar mandi. “Kamu tes lagi?” tanya Kaisar disertai dengan wajah prihatin. “Tentu saja aku akan terus melakukan tes, setiap kali kita selesai berhubungan,” jawab Erika dengan jujur. “Maksudku, tidak langsung juga.” “Sayang, tidak perlu buru-buru.” Selesai merapikan dasi, Kaisar langsung pergi memeluk istrinya itu. “Kita masih punya cukup banyak waktu untuk punya anak.” “Tapi ini sudah hampir dua tahun, Kai. Lydia saja sekarang sudah hamil anak kedua.” Tentu saja Erika akan mengeluh. Dia sudah sangat ingin menggendong malaikat kecil yang mirip dirinya atau

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Jangan Pernah Bosan

    “Selamat pagi, Pak.” Kaisar menunduk ramah pada lelaki di depannya. “Halo, Kaisar.” Seorang lelaki pria tinggi besar mengulurkan tangan untuk menjabat. “Saya senang karena masih bisa menghubungi kamu.” “Saya yang harusnya senang karena Pak Herdiyanto masih mau menghubungi saya dan menawarkan pekerjaan.” Tentu saja Kaisar akan menunduk sopan. “Itu karena akan sangat sayang kalau bakat sepertimu hanya bekerja sebagai ojek saja.” Pak Herdiyanto menjawab dengan senyum cerah. “Syukurnya saya melihat postingan tunanganmu kamu dan kebetulan juga ada yang baru mengajukan pengunduran diri.” “Sangat kebetulan, Pak.” Kaisar sedikit meringis ketika mendengar hal itu. “Tapi bagi saya, tidak ada kebetulan di dunia ini.” Melihat lawan bicaranya sedikit canggung, Pak Herdiyanto mengatakan hal itu diiringi dengan kedipan mata. “Semua pasti ada alasannya.” Tak ada lagi yang bisa dikatakan oleh Kaisar, selain mengangguk. Dia kemudian mengikuti pria paruh baya itu ke ruangannya dan melakukan wawanca

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Gara-Gara Media Sosial

    “Kenapa kau tidak pernah bilang tentang pekerjaanmu?” tanya Erika dengan mata melotot, tidak peduli kalau sekarang dia sedang berada di tempat umum. “Tunggu dulu Erika.” Kaisar yang tadinya masih duduk di atas motor, kini turun untuk menjelaskan. “Aku mohon jangan marah dulu. Aku punya alasan untuk semua ini.” “Yang benar saja?” Erika makin melotot. “Bagaimana mungkin aku tidak marah ketika kau menyembunyikan semua ini.” “Aku tidak berniat untuk menyembunyikan apa pun. Aku hanya ....” “Hanya ingin bersenang-senang dengan cara membonceng perempuan lain?” Erika memotong kalimat tunangannya itu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. “Mana mungkin aku seperti itu, aku hanya .... Tunggu dulu.” Kaisar tiba-tiba saja menjadi bingung dengan apa yang dikatakan sang tunangan barusan. “Kau barusan bilang apa?” “Kau mau mengambil kesempatan dari penumpang perempuan kan?” tanya Erika tampak tidak mau menahan diri lagi. “Kau akan dengan sengaja mengerem mendadak agar nanti dada mereka b

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kerjaan Baru

    “Kau itu bodoh atau apa?” tanya Viktor dengan kedua alis yang terangkat. “Mana bisa main menikah saja di catatan sipil dengan KTP saja?” “Aku hanya ... terburu-buru,” ringis Kaisar merasa agak malu juga. “Aku lupa kalau banyak yang harus diurus sebelumnya.” “Kau benar-benar bucin.” Viktor pada akhirnya hanya bisa menggeleng melihat temannya itu. “Bisa jangan terus menghina, Kai?” Setelah sekian lama diam, akhirnya Erika ikut berbicara. “Aku hanya mengatakan kenyataan, bukan menghina.” Viktor tentu akan membantah karena memang seperti itu dan membuat Erika mendengus kesal. Erika dan Kaisar memang langsung ke kantor Viktor si pengacara setelah dari DISDUKCAPIL dan ditolak. Tentu saja mereka datang ingin meminta bantuan dan bisa dengan mudah ditebak oleh Viktor. “Jadi mau dibantu nih?” tanya Viktor memainkan kedua alisnya, sekedar hanya untuk menggoda. “Kalau kau tidak sibuk dan mau,” jawab Kaisar rasional. Dia tahu sahabatnya itu cukup sibuk dan sebenarnya punya tarif yang m

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ditolak

    “Aku gak jadi nikah.” Erika meneriakkan itu di depan ponselnya. “Hah? Maksudnya gimana?” Para sahabat Erika yang terhubung melalui panggilan video call, langsung memekik karena terkejut. “Aku udah balikin cincin yang dikasih Kaisar,” jawab Erika dengan wajah cemberut, siap untuk menangis. “Loh? Kenapa?” Cinta yang paling pertama bereaksi. “Perasaan baru berapa hari lalu kamu dilamar.” “Iya, tapi dia hanya asal ngelamar. Gak beneran mau nikah, apalagi dalam waktu dekat.” Erika menjawab dengan ekspresi kesal yang berlebihan. “Bentar-bentar.” Lidya langsung menghentikan sahabatnya yang baru mau menyambung kalimat itu. “Maksudnya gimana sih? Coba cerita yang detail.” Akhirnya, mengalirlah cerita Erika begitu saja. Tentu saja dia menceritakan itu dengan menggebu-gebu karena benar-benar merasa kesal. Tapi ternyata, itu membuat para sahabatnya jadi bingung. “Kenapa kau langsung minta pisah sih?” Vanessa yang bertanya dengan bingung. “Itu kan bisa dibicarakan baik-baik dulu.” “Aku su

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Putus

    “Erika.” Kaisar berteriak, sembari mengetuk pintu. “Kau belum makan.” Tentu saja tidak ada jawaban dari balik pintu. Perempuan cantik itu, bungkam dan tidak ingin berbicara pada sang kekasih. Entah Erika yang terlalu negatif atau apa, tapi dia merasa terkhianati. “Aku bukannya tidak ingin menikah.” Pada akhirnya, Kaisar kembali mencoba menjelaskan. “Aku tidak mempermainkanmu. Aku hanya meminta sedikit waktu, sampai aku cukup stabil untuk menghidupimu.” “Saat ini aku bahkan tidak pekerjaan, loh. Aku hanya bantu-bantu mama buat jualan dan itu pun masih baru merintis. Aku janji tidak akan lama-lama.” Seberapa banyak penjelasan yang diberikan Kaisar, tampaknya Erika enggan mendengar. Perempuan itu tetap bungkam dan mengunci diri di dalam kamar. Itu jelas membuat Kaisar menjadi makin sakit kepala. *** “Kenapa sih perempuan sulit sekali dimengerti?” Gagal membujuk Erika keluar kamar, pada akhirnya Kaisar berkunjung ke rumah temannya. “Kalau mereka mudah dimengerti, bukan perempuan

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Tarik Ulur

    “Kurasa aku akan menikah dalam waktu dekat,” ucap Erika dengan raut wajah riang. “Eh, kok bisa?” Vanessa yang paling pertama menyahut dengan raut wajah kaget. Kebetulan, mereka memang sedang melakukan panggilan video grup. “Lelaki mana yang akhirnya berani melamarmu?” Lydia juga ikut bertanya dengan nada antusias. “Padahal kupikir kau akan menunggu Kaisar sampai tua.” Cinta yang meledek, sambil menyuapi anaknya makan. “Aku dengan Kaisar kok,” jawab Erika masih dengan nada riang. “Tadi pagi dia melamarku.” Seruan bernada kaget langsung terdengar. Satu per satu sahabat Erika, mulai menanyakan banyak hal. Mereka tentu saja penasaran kenapa bisa Kaisar Arya Jayantaka pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Erika Wiratama. Tentu saja Erika tidak keberatan menceritakan lamaran yang sama sekali tidak romantis itu, tapi tetap berhasil membuatnya terharu. Dia bahkan memamerkan cincin tipis yang dibelikan Kaisar. “Cantik kan?” tanya Erika benar-benar tak bisa untuk tidak tersenyum

DMCA.com Protection Status