Share

Trauma

Belum sempat aku menjawab ucapan Dewi, terdengar suara orang berteriak-teriak. Aku dan Dewi hanya saling berpandangan.

Suara teriakan itu terdengar lagi.

“Bu, kayaknya suara itu dari kamar Angga.”

Deg! Aku dan Dewi bergegas lari ke kamar Angga.

“Ampun, sakit….” Suara Angga yang berteriak-teriak dengan mata terpejam.

“Jangan,” teriak Angga lagi.

Aku segera membangunkan Angga.

“Angga, bangun Nak?”

“Angga!” Dewi menggoyang-goyangkan tubuh Angga.

Perlahan Angga membuka mata, ia masih dalam kondisi terisak-isak. Angga langsung duduk, aku dan Dewi segera memeluknya.

“Sayang, tenang, kamu sekarang aman di rumah. Ada Ayah, Ibu dan Mbak Dewi yang akan melindungimu.” Aku berkata dengan mata berkaca-kaca. Sedih melihat Angga seperti ini, sampai terbawa dalam mimpi. Semoga ini tidak menimbulkan trauma mendalam bagi Angga.

Aku melepaskan pelukanku.

“Angga, kami akan selalu melindungimu. Istighfar ya?” kata Dewi sambil meneteskan air mata.

“Angga takut,” sahut Angga disela isakan tangisnya.

“Tenan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status