Share

Mohon Keadilan

“Assalamualaikum.” Terdengar suara orang mengucapkan salam di seberang.

“Waalaikumsalam.” Aku pun menjawab salam itu.

“Saya Mudzaki dari pondok pesantren As -Salam. Apakah saya berbicara dengan ibu Nova, orang tua Angga Saputra?”

Aku paham apa yang akan disampaikan oleh orang itu.

“Iya, saya sendiri. Ada apa ya Pak?” Aku pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

“Begini, Bu. Dari kemarin pagi setelah subuh Angga sudah tidak ada di pesantren. Kata teman-temannya ia kabur melompat pagar.”

“Apakah Bapak tahu apa alasannya ia kabur?”

“Katanya habis berantem dengan teman-temannya.”

“Kok bisa berantem nggak ketahuan?”

“Maaf, ini memang kesalahan kami. Kami lemah dalam pengawasan. Apakah Angga pulang ke rumah, Bu?”

“Pak, saya beritahu, Angga memang pulang. Tapi apakah Bapak tahu bagaimana kondisi Angga? Ia terluka, bahkan ada beberapa bekas memar di bagian tubuhnya. Coba tanya dengan Ikhwan dan teman-temannya, apa yang ia lakukan? Kami sudah melakukan visum terhadap luka Angga. Saya mohon kead
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status